PART 5
HOW MUCH I LOVE YOU(Februari 2008)
Jessica meletakkan kue coklat buatannya diloker berlabel Kris Wu didepannya. Senyumnya mengembang penuh kemenangan. Mengingat kembali perkenalan mereka yang unik. Tak perlu waktu lama untuk keduanya saling menjatuhkan hati. Dan 3 kata sakti itu meluncur sekali dari bibir Kris yang dingin. Jessica menyimpan semua kenangan itu rapat-rapat. Jauh dilubuk hatinya, dia menjadikannya sebagai harta karun paling berharga.
Kemudian sepasang lengan merengkuhnya dari belakang. Jessica menyadari lengan siapa itu. Yang dia ingat, Kris tidak suka Public Display Affection seperti ini. Mungkin Kris suka dengan Skinship tapi tidak dengan PDA. “Kenapa Kris?” Tanya Jessica lembut. Kris mempererat rengkuhannya. Jessica mengusap puncak kepala Kris yang kini merebah dibahu kanannya.
“Aku lelah. Ibuku bertengkar lagi.” Ujar Kris, dia menyurukkan wajahnya makin dalam ke antara bahu dan leher Jessica. Jessica menyadari betapa berat hidup Kris. Dan Jessica berjanji dari hatinya bahwa dia akan melindungi Kris, menjaga Kris dan akan selalu berdiri disamping Kris. Mendukungnya.
“Mau membolos kuliah hari ini? Sepertinya ke kangwon-do lumayan deh untuk refreshing.” Tawar Jessica. Kris menggeleng. “Tidak, aku lebih suka disini. Lagipula hari ini aku berjanji pada Juhyun untuk menemaninya minum bubble tea, di Oh Bubble Tea yang baru buka cabang.” Zhang Juhyun, dia selalu menjadi lebih prioritas daripada aku.
“Arraso..” ujar Jessica. Kemudian Kris mengurai pelukannya dan meraih kue coklat buatan Jessica.
“Gomawo. Aku rasa Juhyun dan Lay akan suka kue buatanmu.”
“Tapi Kris…” Kris melangkah pergi meninggalkan Jessica. “…itu kan untuk kamu.” Sambungnya lirih sambil menatap punggung kokoh itu menjauh.
***
(Desember 2013)
Kris masih menatap dua buah gaun yang digantungkan didepannya. Tampak mempertimbangkan keduanya dengan baik. Satu buah gaun warna putih dengan payet dan mutiara, nampak mewah dan elegan. Dan satu lagu gaun panjang warna zamrud dengan aksen pita besar dibagian dada, memberikan kesan elegan dan anggun bila yang menggunakan berkulit putih pucat. Cocok untuk Juhyun.
“Saya ambil yang hijau zamrud.” Ujarnya sambil menyerahkan kartu American expressnya. “Baik tuan muda.” Pelayan itu meraih kartu pemberian Kris dan menyiapkan kotak pembungkus gaun yang sudah dipilih Kris.
Kris menerima kotak besar berisi gaun pilihannya. Labelnya Oscar de la renta.
***
Kris’s POV
“Oppa!!!” panggil gadis berambut coklat yang kini diikat mirip ekor kuda diseberang jalan. Aku tersenyum dan melambaikan tangan kearahnya. “Ppalli! Cepat masuk sebelum kamu membeku, Juhyunnah.” Teriakku. Juhyun tersenyum sambil perlahan menyeberangi zebra cross didepannya.
“Oppa, jadi beli gaun untukku malam ini?” tanyanya. Aku terkekeh sambil menepuk puncak kepalanya. “Tentu saja. Oscar de la renta. Favorit ibuku. Dan aku rasa itu akan cocok untukmu untuk menemaniku menghadiri malam amal yang diselenggarakan ibu dan ayahku.” Jawabku. Malam ini aku bahagia, karena ini adalah malam anniversary yang pertama sejak rujuknya kedua orang tuaku.
Dan ibuku juga ayahku yang juga pengusaha, memutuskan mengadakan malam amal untuk merayakan peringatan itu. Untuk Negara ketiga yang membutuhkan. Aku menyetujui saja keputusan mereka untuk bentuk perayaan ini, termasuk menyetujui keputusan mereka untuk rujuk.
Aku mengantarkan Juhyun menuju salon langganan ibuku, dimana ibu sudah mereservasi untuk Juhyun dan aku. Malam ini, Juhyun akan diperkenalkan sebagai putri bungsu keluarga kami, putri angkat yang merupakan masih kolega bisnis ibu di Korea.
***
Juhyun’s POV
“Astaga, Juhyun, kamu makin cantik dengan gaun ini. Pilihan Kris?” Tanya Mrs.Wu atau kalau boleh dikoreksi, Mrs.Li, ibu angkatku yang baru. Sedari dulu, keluarga Kris oppa selalu menerimaku. Selain karena Kris oppa adalah sahabat dari Lay oppa, ibuku dan ibu Kris oppa bekerja sama membangun butik yang kini memiliki beberapa cabang dibeberapa tempat tidak hanya di Korea tapi juga di beberapa Negara.
“Kamu memang cocok bersanding dengan Kris. Kalau saja mama bisa mengenalkanmu sebagai calon istri Kris.” Ujar Mrs.Wu. aku tersenyum. “Saya sudah sangat beruntung memiliki Kris oppa sebagai kakak saya, ma.”
“Ma, sudahlah. Kami tidak akan bergerak kemana-mana.” Ujar Kris. Aku mencubit lengannya, “Ah… oppa selalu sinis. Saranghaeeee” ujarku sambil sedikit menggodanya. Kris hanya mencubit pipiku. “Ya!! Appeo!” teriakku.
Mama hanya tertawa. “Baiklah, kita mulai saja acaranya.” Kali ini Mr.Li yang menginterupsi perbincangan kami, Ayah angkatku yang baru.
***
(Desember 1998)
Luhan menatap gadis yang duduk disamping Kris dengan tertawa-tawa. Dia tidak pernah melihat tawa renyah seperti itu jika gadis itu didekatnya. Yang dia temukan adalah gadis itu selalu tertunduk dan pergi menjauh darinya. Sebenarnya tidak hanya padanya, tapi juga pada Chen dan Xiumin juga Tao. Dia mungkin hanya sedikit tersenyum jika Chen atau Tao bercanda. Dan tersenyum malu-malu jika Xiumin menggodanya. Lalu tersenyum biasa saat Luhan yang mengajaknya berbicara. Selebihnya dia lebih memilih berada didekat Kris atau Lay, kakaknya.
“Juhyun! Waktunya belajar.” Terdengar suara ibu Lay dan Juhyun memanggil. Juhyun memberengut, “Aku masih membaca dongeng Little mermaid dengan Kris oppa. Aku belajar bahasa inggirs dengan Kris oppa.” Teriaknya. Kris menutup buku dipangkuannya, “Waktunya belajar Juhyun.” Ujarnya lembut. Aku menangkap perhatian Kris itu. Kau menyukainya Kris?
“Ya! Juhyun. Kerjakan PRmu!” kali ini Lay mulai berteriak. Juhyun memberengut lalu menendang kaki Lay, “Oppa menyebalkan.” Ujarnya terus berlari keluar kamar Lay. “Ya! Juhyun!” teriak Lay sambil meringis dan mengusap tulang keringnya. “Aku heran kenapa dia tidak pernah menurut padaku, Kris. Dan dia hanya menuruti kata-katamu.” Kris hanya tersenyum.
“Terlalu kelihatan kan? Siapa yang berani menolakku. Wu Yifan.” Ujar Kris bangga. Kami semua terkekeh mendengar kalimat arogan Kris. Karena Juhyun menyukaimu dan kamu menyukaimu Kris. Itu jawabannya. Batin Luhan.
Comments