Chapter 51
Never Let Me Go [Indonesian]Aku berhenti bekerja di toko album setelah mengikuti saran Min Jee. Kemudian hari Senin malam, sepulang sekolah, aku siap memberitahu bibiku tentang segalanya. Aku mempersiapkan diri dari hukuman yang akan ia beri sekali aku memberitahunya karena aku tahu saat aku melakukannya, dia pastinya akan mengamuk padaku. Tak terelakkan sangat kalut padaku. Sayangnya, aku mendapat telepon dari bibi Sora, memberitahuku ia akan pergi sebentar untuk urusan bisnis dan ia akan kembali beberapa hari lagi. Aku ingin memberitahu berita itu padanya secara langsung jadi aku hanya berkata padanya aku akan menunggu ia kembali.
Di sekolah, aku sengaja menghindari Jongin sebanyak yang ku bisa. Ini adalah pekerjaan yang cukup sulit mengingat setiap perempuan yang kutemui tidak bisa berhenti berbicara tentangnya. Mereka mengatakan dia berkencan dengan seseorang saat ini, seorang gadis dari agensinya. Yang kulihat di toko album. Terlepas dari itu, aku mencoba mengingat kembali gadis itu seperti apa. Dia cukup cantik dengan tubuh ramping dan mata yang indah. Samar-samar aku ingat dia bersikap baik jadi ku kira tidak apa-apa. Eun Hee jelas marah tentang berita ini. Dia akan melemparkan tatapan maut pada ku setiap kali kami berpapasan. Tapi aku tidak memperhatikan dia lagi. Aku mengurung diriku dengan wawancara terakhir yang akan datang dalam beberapa minggu ini.
Suatu Rabu sore, aku punya tamu yang sangat tak terduga di kantor. Pada awalnya, ku pikir dia sedang mencari seseorang karena aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba meluangkan waktu untuk mengunjungiku. Setelah sekian lama.
"Tidak, aku sedang menunggumu." Kata Yu Jin dengan nada acuh tak acuh saat ia berdiri di pintu. "Bisakah kita bicara sebentar?"
"Tentang apa?" Aku bertanya hati-hati. Maksudku, apa yang perlu dibicarakan di antara kami?
Yu Jin menjilat bibirnya, itu tandanya ia tidak cukup sabar. Lucu sekali bagaimana aku masih ingat kebiasaannya, meskipun kami tidak berbicara hampir selama empat tahun sekarang.
"Tentang kau dan Jongin." Akhirnya ia menjawab, mendaratkan matanya padaku.
Aku mendesah tak sabar. "Aku tidak yakin kalau kau mendapatkan catatannya, tapi Jongin dan aku sudah berakhir."
"Itulah yang ingin aku bicarakan." Kata Yu Jin, berjalan ke arahku. Aku mulai bingung dengan kata-katanya. "Kenapa kau putus dengan dia?"
"Apa?" Aku mendengus. "Kau kira siapa dirimu bertanya tentang kehidupan pribadiku?" Aku bertanya merasa terganggu. "Dan memangnya kau peduli? Kau kehilangan rasa peduli itu sejak kau memilih untuk mengabaikanku selama tahun pertama seolah aku memiliki wabah atau semacamnya. "Aku menyadari kalau aku belum bisa melampiaskan perasaanku padanya karena meninggalkanku begitu saja. "Aku terus bertanya-tanya pada diriku sendiri apa kesalahan yang kulakukan padamu sampai kau bertindak seperti itu padaku karena aku tidak pernah mengatakan apa-apa. Kau mengabaikanku tepat ketika aku membutuhkan seorang teman dan tiba-tiba kau berjalan ke sini seolah-olah tidak ada yang terjadi ?!" Aku membentaknya. Aku menghela napas dengan gemetar dan mengalihkan pandangan darinya.
"Hana." Kata Yu Jin, jejak suaranya yang tak berubah benar-benar hilang. "Apa kau ... aku ingin memberitahumu mengapa aku melakukan itu." Dia menghela napas dan berkata, "Semenyedihkan kedengarannya, ini tentang Jongin."
Aku mengerutkan kening padanya bingung. "Apa urusan Jongin dengan—"
"Semuanya!" Kata Yu Jin terburu-buru, dia menatapku mantap. "Hana, biarkan aku bicara selama beberapa menit dan dengarkan dengan cermat segala sesuatu yang akan aku katakan."
"Baiklah, silakan." Kataku setelah beberapa saat merenungkannya.
"Jongin menyukaimu sejak sebelumnya. Selama tahun awal, kalau aku tidak salah." Kata Yu Jin dengan jelas. "Dia menyukaimu bahkan sebelum ia tahu namamu, bahkan sebelum kami mulai berkencan. Masalahnya," ia tersenyum pahit mengingat kenangannya. "Dia tidak memberi petunjuk apapun kalau dia tertarik kepadamu, tetapi tindakannya menunjukkan kalau dia begitu. Dan aku melihat semua itu terjadi. Kemudian, aku cemburu. Sangat cemburu karena aku sangat menyukainya dan aku ingin dia untukku. Itu sebabnya aku mulai mengabaikanmu."
Aku benar-benar tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Informasi yang baru saja ia beri ini sepenuhnya tak terduga. Aku tetap diam dan lanjut mendengarkannya.
"Ini menyedihkan, aku tahu." Yu Jin menghela napas dan melanjutkan. "Lalu, aku mengumpulkan keberanian dan menyatakan cinta kepadanya. Aku berharap dia akan menolakku karena dia melakukan itu untuk beberapa gadis sebelumnya. Tapi dengan mengejutkan, dia menerimaku dan kami mulai berkencan. Tetapi bahkan selama hubungan kami, aku bisa melihat kau di matanya. Apa kau tahu kalau dia akan melirikmu setiap kali kami berjalan melewati ruang kelasmu? Dia begitu bersemangat untuk mendapatkan salinan majalah sekolah dan membaca artikelmu berulang-ulang. Dan raut wajahnya, saat ia menemukanmu mulai berkencan dengan Daehyun? Tak ternilai."
"Yu Jin," kataku. "Tolong jangan katakan padaku Jongin pacaran denganmu karena ... aku."
Yu Jin menggeleng. "Sudahlah." Katanya, tertawa muram. "Dia menyukaiku... tapi tidak sebanyak dia menyukaimu. Lalu, aku mengecewakannya... "
Aku menggigit bibir bawahku dan ingat mengapa Jongin putus dengan dia. Kemudian lagi, aku tidak akan mengatakan itu padanya.
"Jadi, kenapa kau putus dengannya?" Yu Jin menuntut.
"Itu urusan pribadi." Kataku.
"Apapun itu, atasi secepatnya dan kembali padanya!"
"Kenapa kau ingin aku kembali dengan dia?" Aku bertanya padanya, merasa sama-sama bingung dan kesal.
"Karena ..." ia mulai agak ragu-ragu, "Aku merasa kalau aku bisa menyatukan kalian berdua, lalu… aku akan tidak begitu merasa seperti orang yang jahat karena telah menjadi teman yang kejam padamu." Dia menghela napas dan menatapku tulus. "Aku benar-benar minta maaf, Hana. Aku tahu aku seharusnya tidak melakukan apa yang ku lakukan ... Aku benar-benar menyesal."
Aku mendesah putus asa karena aku kini terduduk. "Jongin tidak akan pernah kembali denganku." Kataku.
"Itu konyol." Kata Yu Jin, merasa terganggu. "Kalau kau khawatir tentang rumor dia berkencan dengan gadis trainee itu, lupakan saja. Aku yakin rumor itu akan berumur pendek."
"Jangan begitu." Kataku, sambil menat
Comments