Chapter 15

Never Let Me Go [Indonesian]
Please Subscribe to read the full chapter

Tapi masalahnya adalah, aku masih merasa seperti itu ketika aku bangun keesokan harinya. Aku tersenyum saat aku membuka mata. Aku tahu aku terlihat konyol tapi aku tidak bisa menahan diri. Aku turun dari tempat tidur, mandi dan bersiap-siap untuk pekerjaanku hari ini. Sebuah kabar baik mengejutkanku juga ketika aku turun.

"Hana." Kata Ibu, tersenyum padaku saat aku memasuki dapur kami.

"Ya, Ibu." Kataku, tersenyum ke arahnya. "Selamat pagi."

Mom mengamatiku sejenak. "Kau tampak berbeda hari ini." Ujarnya.

"A-apa?" Aku tergagap, menghindari pandanganku darinya. "Ti-tidak kok." Aku membenarkan topi dan berjalan menuju kulkas. "Aku hanya dalam mood yang baik, itu saja."

"Baguslah." Kata Ibu setelah beberapa saat sambil menatapku penuh arti, "Pokoknya, Ibu punya kabar baik untuk kau ketahui."

Aku berpaling padanya setelah meneguk jus jeruk dari box. "Ibu menemukan pekerjaan?" Aku menggodanya, mengusapkan lengan kardigan kemulutku.

"Ya!" Teriak Ibu, ia bertepuk tangan gembira. "Ya, Sayang, aku telah mendapatkannya!"

Aku benar-benar tidak mengira ia akan mengatakan itu sama sekali, apalagi mencari pekerjaan begitu cepat. Biasanya menghabiskan waktu sebulan untuk menemukan satu pekerjaan. "Ibu, itu benar-benar mengagumkan!" Aku berseru gembira dan menariknya ke dalam pelukan.

"Sekarang, semua harus aku lakukan adalah untuk  mempertahankannya." Kata Ibu setelah kami menarik diri dari satu sama lain.

Aku mengangguk dan tersenyum padanya. "Dan Ibu bisa melakukannya." Aku berkata, "Aku tahu Ibu bisa." Ibu memberiku senyum. "Oh! Kita harus merayakannya! Ayo kita makan sesuatu hari ini, setelah shiftku! Ajak Young Soo keluar!" Usulku penuh semangat.

"Sayang, aku ingin sekali melakukannya." Ibu berkata, "Tapi Ibu tidak bisa hari ini. Ibu harus pergi ke pertemuan hari ini, semacam orientasi."

"Tapi sekarang hari Sabtu?"

Ibu mengangguk seolah-olah dia merasa aneh juga. "Aku tahu." Ujarnya , "Ternyata aku mungkin harus bekerja selama akhir pekan dan hari libur. Kau tidak keberatan, kan?"

"Tentu saja tidak." Jawabku, memberinya senyum. "Mungkin besok, jika Ibu tak ada kerjaan?"

"Benar!" Kata ibu, berseri-seri lagi. "Kita bisa merayakannya besok!"

Setelah beberapa menit, Young Soo dan aku meninggalkan rumah. Ia akan menghabiskan Sabtu denganku di Spines. Ketika aku mengatakan padanya bahwa kami akan menghabiskan hari Minggu dengan ibu, ia begitu gembira dan ia mulai melompat naik turun di jalan. Ketika kami naik bus cepat ke Spines, aku mulai merasa sedikit cemas.

Sejak Senin malam terakhir, aku belum melihat atau berbicara dengan Bibi Sora. Aku tidak tahu bagaimana aku akan bekerja di sekelilingnya dengan ketegangan antara ia dan Ibu. Ini alasan lain mengapa aku membenci mereka berdebat. Mungkin aku bisa mengatakan padanya Ibu telah mendapat pekerjaan, mungkin entah bagaimana, Bibi Sora tidak akan terlalu marah. Tapi ketika Young Soo dan aku tiba di Spines, Bibi Sora tidak menyambut kami dengan postur galak atau suaranya, ia berseri-seri pada kami dan bahkan memelukku dan adikku seperti apa yang ia selalu lakukan ketika kami tiba. Seperti tidak ada yang terjadi Senin malam. Ia menyuruh Yoon Mi mengantar Young Soo ke bagian Anak-Anak di mana ia biasanya menghabiskan waktu sementara aku bekerja.

"Bibi Sora." Aku memulai, mengetahui aku benar-benar tidak bisa bekerja di sekitarnya dengan nyaman tanpa mengungkit insiden terakhir Senin malam. "Tentang Senin malam—"

"Hana," Bibi Sora menyela, ia terlihat dan terdengar tenang. "Apa yang terjadi antara ibumu dan aku ... itu di antara kami. Kau tahu kami. Kami sudah begini sejak sebelumnya. Aku melakukan apa yang aku lakukan karena aku peduli padamu, adikmu dan ibumu."

"Ibu mendapat pekerjaan." Kataku.

"Itu bagus." Kata Bibi Sora sungguh-sungguh tapi tegas pada saat yang sama. "Aku benar-benar berharap dia bertahan kali ini karena aku sungguhan dengan apa yang aku katakan." Aku hanya mengangguk.

Bibi Sora tersenyum padaku hangat dan kemudian segerombolan pelanggan mulai bergegas masuk.

"Aku harus mulai bekerja." Kataku, memberinya senyum dan kemudian aku menyelinap masuk ke ruang ganti dan mengenakan seragam.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
suthchie #1
Chapter 55: Akhirnya selesai juga...

Wahhh ngak nyangka lho kalo ceritanya bakal publish selama itu...
Bersyukur aku dapat rekomendasi ff ini udah selesai... Bahakan aku cuma butuh waktu beberapa hari buat bacanya...
Soalnya aku tuh tipe orang yang ngak berhenti untuk penasaran sama cerita kalo belum selesai...
Pokoknya terima kasih banyak buat temenku yang udah merekomendasikan ff ini...

Secara keseluruhan aku suka cara menyampaikan ceritanya, ngak terburu buru tapi juga ngak ngebosenin...
Apalagi cast nya si jongin...

Pokoknya terimakasih buat authornya
yang udah bikin cerita yang hebat
suthchie #2
Chapter 54: Akhirnya balikan juga...
Jongin orang baik. Hana sangat beruntung memilikinya
suthchie #3
Chapter 53: Kuanggap itu sebagai tanda balikan...
Semoga
suthchie #4
Chapter 52: Cobaan hana terlalu berat...
suthchie #5
Chapter 51: Semoga ibu hana benar2 menjadi baik
suthchie #6
Chapter 49: Minjee trtaplah berada di sisi hana...
suthchie #7
Chapter 50: Untunglah hana punya sahabat baik seperti minjee...
suthchie #8
Chapter 48: Kenapa kau mengambil keputusan iyu hana...
Aku yakin, jongin sangat hancur...
suthchie #9
Chapter 47: Yang aku kawatirkan akhirnya trrjadi...
Pasti daehyun memberi tau hal buruk pada jongin
suthchie #10
Chapter 46: Itu hal baik hana... Semoga