Chapter 20
Never Let Me Go [Indonesian]Jadi itu mengapa ia bertindak aneh sejak Sehun mengatakan ia akan menembak gadis itu dan alasan mengapa Jongin sama sekali tidak ingin membantunya ...
Dan kemudian aku merasa hatiku tersentak, walaupun aku tidak sepenuhnya yakin apakah itu karena sorot matanya yang begitu sedih atau karena ia benar-benar terlihat seperti seseorang. Ia sangat menawan, aku ingat ketika ia berbicara sore ini. Dan raut wajahnya yang tampak mual saat Sehun memberitahu kami rencananya untuk menembak gadis itu ...
"Kelihatannya kau sangat menyukai gadis itu." Aku mendengar diriku berkata, menjatuhkan pandanganku ke bawah.
"Ya, aku sangat menyukainya." Katanya, meletakkan tangannya di dalam saku.
"Apa Sehun juga tau kau sangat menyukai gadis itu?" Aku tidak tahan untuk tidak menanyakannya.
Jongin tertawa datar. "Sebenarnya dia dulu yang mengatakannya padaku." Katanya.
"Tapi jika kau sangat menyukainya, kenapa kau tidak menembaknya?" Aku bertanya hati-hati. Kemudian, pikiran lain memukulku dan menatapnya. "Ya Tuhan! Apa kau ragu untuk menembaknya karena rumor yang menyebar tentang kita?" Aku bertanya cemas. "Apakah begitu?"
"Tidak, bukan itu." Kata Jongin, tertawa kecil.
"Oh, baguslah." Aku menghela napas lega. "Karena aku pasti akan merasa tak enak." Dan itulah kebenarannya. Sebanyak apapun aku menyukai Jongin, aku ingin ia bahagia dengan siapa pun gadis yang di sukainya.
"Bolehkah aku menanyakan sesuatu?" Tanya Jongin, menatap ke arah matahari terbenam.
"Ya?"
"Aku hanya berpikir," ia mulai ketika aku melihat kerikil berbentuk hati di tanah dan mengangkatnya. "Bagaimana menurutmu tentang lelucon yang Baekhyun dan lainnya terus lontarkan padaku?"
"Maksudmu 'Kkamjong'?" Aku bertanya, menyeringai menggoda padanya.
"Bukan, bukan itu." Katanya, tersenyum kecil. "Tentang ... hal lainnya. Kau tahu, ketika mereka berkata—" ia tergagap. Aku mengerutkan kening padanya, benar-benar tak mengerti apa yang ia katakan. Jongin menggaruk-garuk kepalanya dan mendesah pada akhirnya. "Bahwa aku menyukaimu ... dan semacamnya?"
Kenapa ia menanyaiku tentang hal ini? Pikirku. Ia mungkin bosan selalu dirumorkan denganku.
"Oh, itu." Kataku, berusaha terdengar acuh tak acuh. "Kenapa?" Aku bertanya sambil memutar kerikil di telapak tanganku.
"W-Well, apa yang kau pikirkan tentang itu?" Ia bertanya dan kemudian ia berdeham.
"Tidak ada." Kataku, mengangkat bahu.
Jongin mengerutkan kening. "Apa maksudmu sebenarnya?" Tanyanya ingin tahu.
"Itu artinya aku tidak mempercayai mereka." Aku berkata padanya sejelas dan sejujur mungkin seperti yang kurasakan sementara aku melirik kerikil di telapak tanganku.
"Mengapa tidak?"
"Karena aku tahu aku bukan tipemu." Kataku. Mengapa kami tiba-tiba membahas tentang ini?
Jongin berjalan ke arahku dan berhenti hanya beberapa meter dari tempat aku duduk, ia masih cemberut padaku. "Seperti apa tepatnya tipeku?" Tanyanya.
Aku menatapnya, mencoba mengamati wajahnya apakah ia sedang serius dengan pertanyaannya. Aku menghela napas dan berdiri dari tempat duduk dan menaruh tanganku di dada, menatapnya dengan cerdas. "Kau suka yang tinggi, kurus dan perempuan dengan ... kau tahu ... " Aku mengangkat bahuku kemudian Jongin mengangkat alisnya, "Dengan tubuh yang sangat bagus. Dan—" Aku mengangkat jari ketika ia dengan mengejek mencoba untuk menggambarkan pantatnya. "Aku ingat kau menandatangani buku teman sekelasku pada tahun kedua dan menulis 'Han Ye Seul' sebagai tipe idealmu yang sangat masuk akal karena beberapa tahun kemudian kau mulai berkencan dengan Park Yu Jin yang sangat kelihatan seperti dia." Aku menyelesaikan, menarik napas dalam-dalam setelahnya.
Jongin menatapku sejenak dan menyipitkan matanya padaku. "Mengapa kau membaca tulisanku pada bukunya, kalau begitu?" Ia menyeringai.
"Jangan menyanjung diri sendiri." Kataku dengan tersenyum pintar. "Aku melihat semua tulisan disana. Dan selain itu semua orang tahu betapa kau sangat menyukai Han Ye Seul."
Aku punya komentar cerdas lain padanya tapi Jongin tidak mengatakan apapun, ia hanya menatapku karena aku terus berbicara. "Aku tidak bisa menyalahkanmu, kurasa. Aku penggemar Han Ye Seul juga. Dia benar-benar cantik dan aktris yang hebat. Cocok untukmu."
"Aku menyukaimu." Kata Jongin dengan jelas.
"Aku tahu, aku bilang aku menyukainya, terlalu—"
"Kau tidak mendengarkan," kata Jongin lembut memegang sisi bahuku dan menatap lurus ke mataku. "Aku bilang aku menyukaimu. Kau."
Sebuah jeda panjang mengikuti dan aku menemukan diriku menatap Jongin dengan terkejut. Pada saat ini, aku tidak tahu persis apa yang aku rasakan, pikiran berpacu dalam kepalaku, lebih cepat dari sebelumnya, dan hatiku berdebar panik didalam dada. Tapi aku tahu aku harus mengatakan sesuatu karena Jongin menatapku seolah-olah, dia bersedia untuk membuka mulutku dan mengatakan sesuatu.
Apakah aku salah dengar? Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, cemas.
"Aku menyukaimu, Hana." Jongin mengatakannya lagi, seolah-olah ia bisa membaca pikiranku. Ia mengatakan kata-kata yang lebih tegas kali ini dan mendaratkan tatapannya padaku saat ia dengan lembut melepaskan bahuku, ujung jarinya dengan lembut menggosok lenganku. "Setelah beberapa waktu lalu sampai sekarang." Ia mengalihkan tatapanya dan aku melihat dahinya mulai berkeringat dan pipinya memerah.
"Oh." Aku berhasil bersuara setelah terdiam lama. A
Comments