Chapter 4
Never Let Me Go [Indonesian]"Jika Min Jee menghilang," kata Jongin, mengikuti di belakang saat kami menuju ke ruang permainan. "Mengapa kita mencari Baekhyun?"
"Karena Min Jee membawa ponselku," kataku pada Jongin, meliriknya sekilas, "katanya dia akan menelepon Baekhyun ketika dia menuju ke sini jadi kita harus menemukan dia."
"Itu dia!" Kata Jongin, menunjuk ke Baekhyun yang berdiri di antara sekelompok orang di ruang permainan. "Baekhyun!"
Baekhyun mendongak. "Hana, Jongin." Katanya segera saat kami menemuinya. "Aku telah mencari kalian ke mana-mana."
"Apakah Min Jee meneleponmu?" Aku bertanya cemas.
"Tidak." Kata Baekhyun, setengah melirik telepon. "Kenapa, ada sesuatu yang terjadi?" Alisnya berkerut.
Aku tidak mengatakan apa-apa tapi Jongin memberitahunya. "Hana pikir dia menghilang."
"Aku pikir dia dengan Jino?" Yixing mengikuti.
"Ya," jawab Jongin lagi, "Tapi dia benar-benar tak berguna sehingga ia meninggalkannya tanpa tahu ke mana dia pergi."
Aku berpaling ke Jongin. "Kau tahu Jino?"
"Keluargaku sedikit mengenalnya..." ia menghentikan ucapanya. Aku ingin mengajukan pertanyaan lain tetapi ponsel Baekhyun tiba-tiba berdering.
"Ini Hana!" Kata Baekhyun, dan menyadari bahwa aku ada di sana, ia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Maksudku, itu Min Jee!" Ia menyerahkan telepon padaku.
"Min Jee? Ini Hana! Dimana kau?!" Kataku, suasananya agak berisik jadi aku mulai berjalan keluar dari ruang tamu dengan tiga anak laki-laki mengikuti di belakang. "Apa?!? Tapi—tidak! Ya ampun ... kau dimana? Kamar Mandi? Ada kamar mandi di setiap lantai di sekolah, Min Jee. Sebuah grafiti dari bunga Cattleya—Halo? Min Jee?" Suara Min Jee menghilang, membuatku jauh lebih cemas.
"Apa yang dia katakan?" Tanya Jongin.
Aku berpaling pada mereka saat aku menutup telepon. "Dia bilang dia terjebak di kamar mandi ..." aku memulai, mencoba untuk mengumpulkan pikiranku dan mengabaikan betapa gugupnya aku sekarang. "Dia mengatakan ada orang yang mencoba untuk mendobrak bilik toiletnya ..."
Anak-anak tampak tertegun. Baekhyun menyumpah serapah.
"Kita harus menemukannya!" Seruku, berusaha menahan diri setenang mungkin tapi tanganku mulai gemetar.
"Tapi di mana dia?" Yixing bertanya, menautkan alisnya.
"Aku mendengar Hana menyebutkan grafiti bunga Cattleya ..." Sehun menyela, tiba-tiba muncul di samping mereka. Dia sedang mengunyah brownies.
"Itulah yang Min Jee katakan ..." kataku, mengalihkan perhatianku padanya.
"Itu di kamar mandi perempuan." Kata Sehun santai. "Di departemen PA."
Anak-anak menatapnya dengan ekspresi bingung di wajah mereka seakan Sehun muncul dengan kepala baru atau semacamnya. "Bagaimana kau— " Yixing memulai tapi aku memotongnya.
"Apa kau yakin?" Aku bertanya, seolah harapan baru tumbuh di dalam perutku.
Sehun mengangguk yakin. "Aku yakin." Katanya, "Aku bisa datang dengan kalian jika tak keberatan."
"Tidak, kau tetap di sini." Sela Baekhyun. "Kami berempat akan pergi, sementara kau Sehun, tinggal di sini dan memantau pesta."
"Tapi—" Sehun memulai.
"Lakukan saja apa yang dia katakan." Kata Yixing mengakhiri. Dan karena teman-temannya lebih tua darinya, Sehun kembali ke ruang tamu dengan wajah kesal.
"Ayo kita pergi menggunakan mobilku." Kata Jongin.
Baekhyun dan Yixing mengangguk dan pergi ke halaman depan. Sebelum Jongin bisa mengikuti mereka, aku mencengkeram lengannya. "Kau ikut juga?" Aku bertanya. Aku tidak benar-benar mengerti mengapa aku tiba-tiba peduli. Mungkin aku sedang memikirkan Eun Hee, pasti ia akan mencarinya dan setelah ia tahu bahwa kami bersama-sama, ia pasti akan marah besar.
"Tentu saja." Kata Jongin seolah-olah itu hal yang paling wajar untuk dilakukan. "Selain itu, kita akan menggunakan mobilku." Dia tersenyum padaku. Dia menarik lengannya lembut dari genggamanku dan meraih tanganku sebagai gantinya. Jongin menarikku keluar dari rumah dan menaiki mobilnya.
------
Yixing mengendarai mobil Jongin dengan Baekhyun duduk di kursi depan. Dia berusaha menelepon ponselku terus-menerus. Sementara itu, aku mulai semakin cemas menit ke menit. Aku tidak bisa berbuat apapun kecuali menyalahkan diriku sendiri. Bagaimana jika sesuatu yang mengerikan terjadi pada sahabatku? Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri—
"Hei ..." kata Jongin. Dia duduk denganku di ku
Comments