Ch 4 - Some

So Long
Please Subscribe to read the full chapter

Lelaki itu meregangkan kedua tangannya ke udara, kepalanya ia miringkan ke kanan dan kiri yang refleks mengeluarkan bunyi krek keras. Punggungnya terasa kaku dan tegang walau ia sudah berusaha melemaskannya berkali-kali.

"Akhirnyaaaa selesai juga!" serunya pada diri sendiri. Sungjae menutup folder terakhirnya dan menumpukkannya dengan rapi bersama folder lainnya.

Kedua matanya kemudian melihat ke sekeliling yang kini hanya menyisakan kegelapan dan dirinya seorang di dalam ruangan, hening. Pemandangan yang sudah biasa, namun matanya kemudian mengernyit begitu menangkap sosok Seo Eunkwang. Lampu mejanya masih menyala.

"Eunkwang sunbae... Kau masih disini?" tanya Sungjae menghampiri seniornya.

Eunkwang tidak menjawab, rambutnya tampak acak-acakan, kedua matanya merah, dan yang jelas dia tampak letih.

"Saya akan pulang duluan sunbaenim, terima kasih atas kerjasam-?"

"Sungjae!" Eunkwang berseru memotong perkataan Sungjae.

"Ne, sunbaenim?" Sungjae berbalik.

"Merepotkan sekali kepala bagian mendadak menyuruhku membuat laporan bulan ini!" keluhnya.

Sungjae kini terdiam mematung di tempat.

"Dia menyuruhku menyelesaikan laporan ini malam ini juga, gila bukan?"

Segera saja di dalam batin Sungjae, ia merasakan sudah tahu kemana arah pembicaraan ini akan berlanjut.

Eunkwang masih berbicara, "Sungjae bukankah kau lulusan terbaik angkatanmu? Bagaima-"

Sebelum Eunkwang menyelesaikan segala pujian yang Sungjae pikir tidak perlu ia segera menawarkan diri, "Sunbaenim, bagaimana kalau saya saja yang menyelesaikan sisanya? Saya tahu pekerjaan saya barangkali tidak akan sebagus sunba-"

Belum juga Sungjae menyelesaikan perkataannya Eunkwang beranjak berdiri, wajah kusutnya kini menjadi lebih berwarna, dia memotong kalimat Sungjae. "Sungjae! Aku tahu kau adalah juniorku yang paling baik! Kau tahu? Anak-anakku sudah menungguku di rumah--" ucapnya sumringah sembari mengambil jas dan memakaikannya pada tubuhnya dalam gerakan cepat.

"Aku tahu kau cerdas Sungjae! Tolong bantuannya ya! Bahannya sudah ada di meja oke!" sambungnya diakhiri dengan tepukan pada bahu Sungjae, dia menenteng tas kerjanya dan pergi menuju pintu keluar.

Sungjae memandang punggung yang terburu-buru menjauh itu dalam sunyi dan kemudian ia beralih ke layar komputer dan melanjutkan sisa pekerjaan sunbaenya.

*

"Aku pulang" Sungjae berseru sembari menyelipkan kakinya ke dalam sendal rumah.

"Sungjae? Kau baru pulang jam segini? Kau sudah makan?" tanya ibunya begitu ia melewati ruang keluarga, ayah dan ibunya tampak sedang menonton warta berita di televisi.

"Aku sudah makan roti isi di jalan tadi, Eomma" ujarnya memberitahu.

"Eeh, itu tidak sehat- sudah berapa lama kau melewatkan masakan Eomma akhir-akhir ini. Eomma sudah menyisihkan untukmu akan Eomma hangatkan ya?" ibunya sudah bangkit berdiri.

"Eomma tidak perlu, terima kasih. Tapi rasanya aku ingin segera tidur--"

Ibunya tersenyum lemah, "Baiklah kau sungguh terlihat letih sayang... Lebih baik kau segera tidur--"

"Apa kau dikerjai oleh para senior-seniormu itu hingga pulang larut begini?" ayahnya yang sedari tadi diam kini berbicara, matanya tertuju pada Sungjae.

"Tidak, Abeoji... Aku hanya membantu pekerjaan"

"Setiap hari?" sambar ayahnya dengan nada menuduh.

"Aku tidak keberatan membantu senior jika memang mereka sedang berada dalam kesulitan." Sungjae berkata dengan penuh percaya diri.

Ayahnya menatapnya lama sampai kemudian berkata, "Duduk"

"Ayolah Yeobo... Sungjae sekarang sudah lelah sekarang tidakkah kau lihat jam sudah hampir tengah malam?" rajuk ibunya dan ia malah menggestur Sungjae segera pergi dari sana.

"Maaf Abeoji, Eomma, aku akan tidur duluan" ucap Sungjae sembari menunduk dan segera menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Sedetik sebelum Sungjae menutup pintu kamar, ia mendengar sayup-sayup pembicaraan kedua orangtuanya.

"Sungjae sudah letih, kita bicarakan lain kali"

"Itulah alasan mengapa aku tidak mau anakku menjadi bawahan-"

Sungjae menghela napas berat yang panjang, sembari kemudian bersandar di pintu kamar. Kedua matanya merayapi kegelapan kamarnya dalam sunyi. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya, membuka daftar kontak dan menekan layarnya.

Namjoo.

Nama itu tertera di layar ponselnya dan seketika saja pikirannya dibingungkan dengan keputusan untuk menghubungkan ponsel dirinya dengan milik gadis itu.

'Haruskah aku meneleponnya?' batinnya.

Baru saja ia memutuskan akan menekan layar ponsel, sebuah panggilan lebih dulu masuk.

***

"Kau belum menemukan modelmu??!!" suara Junghwa memekik.

"Ya! Sudah kubilang jangan terkejut!" Namjoo segera panik menutup mulut temannya itu sembari memandangi sekeliling kantor.

"Namjoo apa yang kau lakukan? Tinggal empat hari lho! Kau masih belum menemukannya?" seru Junghwa begitu ia berhasil menurunkan tangan Namjoo.

"Yeah bahkan Kwanghee baru saja bilang padaku bahwa aku hanya harus membawanya langsung hari Senin" sahut Namjoo dengan nada frustasi.

"Astaga!"

"Aku tahu! Aku tahu!" sahut Namjoo melihat Junghwa yang tampak tak kalah frustasi dengannya.

"Kau pasti sudah melakukan beberapa wawancara kan? Kenapa tidak ambil salah satu dari mereka?"

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Fa1234 #1
Chapter 11: Penasaran sama kelanjutannya ??
momomoguring
#2
Chapter 11: Suka banget sm Taehyung di sini wkwk
Ayo lanjutin lagi hehe
Agustinarofida #3
Chapter 10: Waahhhh makin seruuu ....
Next update please .......
momomoguring
#4
Chapter 10: Wah jadi penasaran gimana reaksi sungjae nanti pas ketemu taehyung wkwk
momomoguring
#5
Chapter 9: Makin seru aja wkwk
Ditunggu kelanjutannya author-nim ;)
momomoguring
#6
Chapter 2: Menarik, menarik ^^
Suka dgn gaya bahasanya :)
dsytw09 #7
Chapter 7: Salah fokus sama hyuk :(((
Sungjae ayok ah ngomong, ntar diduluin sama modelnya namju loh. Makin galau dah lu :((
blue54 #8
Chapter 5: Aaaa pasti sakit tuh si sungjae