Ch 2

So Long
Please Subscribe to read the full chapter

"Ya Sungjae-ya! Sediakan kopi untukku! Ppali!", pekik Eunkwang dari seberang ruangan.

"Ne!" Sungjae menyahut sembari memundurkan kursinya hendak bangkit berdiri.

"Sungjae, tolong masukkan data ini dan jangan lupa hari ini harus selesai ya", ucap Changsub yang duduk tepat di sebelah mejanya. Ia menyodorkan sekitar tiga folder di atas mejanya sembari diakhiri tepukan bahu.

Sungjae otomatis meringis melihat tumpukan folder itu sembari berkata "Ah, ne sunbaenim.."

"Ya Yook Sungjae! Cepat! Kopi-ku mana?", lagi, Eunkwang memekik.

"Baik aku akan segera membuatnya!", sahut Sungjae. Ia pun bergegas menuju ruang kecil tempat membuat kopi dan teh di kantor bagian administrasi itu.

Saat ini masih pagi tapi rasanya lelaki itu seperti sudah bekerja sepanjang hari hingga ia meloloskan hembusan napas berat dan panjang dari mulutnya. Beginilah kesehariannya sebagai pegawai kantoran dan baru bekerja kurang dari setahun.

"Kau lelah?"

Sungjae terlonjak sembari menoleh ke arah suara, dilihatnya Hyunsik sunbae yang merupakan bagian pengawas Perkantoran sekaligus seseorang yang mengetahui dirinya merupakan anak direktur dan memberi laporan secara pribadi pada ayahnya.

"Ah Hyunsik sunbae, tidak kok", sangkal Sungjae segera.

"Kau benar-benar tidak perlu memaksakan diri Sungjae-ya. Kau bahkan bisa menjadi manager—"

'Lagi-lagi pembicaraan ini', batinnya mengeluh.

"Sunbaenim, saya mohon jangan bicarakan itu lagi. Terlebih lagi disini", desisnya sembari melihat sekeliling.

"Ah—Maaf.. Kau sungguh-sungguh dengan ini?", tanya Hyunsik

Sungjae mengangguk yakin.

Hyunsik tersenyum membuatnya kedua matanya menyipit namun raut wajahnya tidak menunjukkan rasa senang melainkan iba terhadap lelaki di hadapannya. "Kalau begitu berjuanglah dan tabahlah Sungjae" ujarnya sembari meninju kepalan tangannya ke udara. "Hwaiting!"

"YOOK SUNGJAE!" pekikan Eunkwang kembali membahana membuat Sungjae segera mengerjakan pekerjaannya membuat kopi.

*

TINGG!

Suara benturan dua gelas berisi minuman beralkohol itu berdentang.

"Untuk Sungjae yang telah seharian bekerja keras sebagai pegawai kantoran!" seru salah seorang lelaki sembari mengacungkan gelasnya.

Sungjae hanya tersenyum lemah menyahutnya, mereka berdua pun segera menegak habis isi gelas masing-masing diakhiri ekspresi puas dan getir akibat rasa minuman itu.

Mereka berdua saling berpandangan dan tertawa.

"Kau tahu? Kurasa kita menikmati soju semakin kebapak-bapak-an akhir-akhir ini?" ujar lelaki bernama Changhyun masih dengan tawaan.

"Jangan begitu, jangan membuat diri kita merasa tua. Kita masih 24 tahun Changhyun-ah"

Changhyun mendengus, "Ya kita masih 20-an tapi kau malah mengobarkan dirimu terjun sebagai pegawai.."

"Kali ini tolong jangan nasihatiku tentang itu lagi Yoo Changhyun, aku menemuimu bukan untuk dicereweti olehmu"

"Maaf maaf! Aku tahu kau mengajakku keluar tiap kali kau kesal dengan para seniormu di kantor", sahut Changhyun.

Sungjae hanya mendesah sembari menuangkan soju ke dalam gelas.

"Kau seharusnya mengajak Namjoo, bukan aku"

Sungjae mengangkat bahu, "Entahlah, dia selalu bilang akan mengerjakan edit ini dan itu dan kebanyakan ia terlalu letih untuk nongkrong sepulang kerja. Tapi ia bilang kali ini akan mengusahakan"

"Hmm... Dia sangat sibuk, ya? Bahkan lebih sibuk darimu yang hampir tiap hari pulang jam 10 malam" sindirnya.

Sungjae hanya mendengus. Memang benar dirinya hampir tiap hari pulang jam 10 malam terpaksa lembur karena banyak pekerjaan yang dibebankan padanya.

"Bicara tentang Namjoo... Kau masih belum mengatakan padanya?"

Sungjae menatap Changhyun sejenak dan menghembuskan napas berat sembari menggeleng.

"Jinjja? Ya! Yook Sungjae! Kau benar-benar tidak bisa dipercaya! Kau orang terdekat dengannya dari siapapun, rumah kalian berseberangan, kalian berteman semenjak SMP, dan sekarang... segalanya akan lebih sulit Sungjae... Kalian sudah bekerja dan sibuk masing-masing. Kesempatanmu semakin menipis kawan" cerocos Changhyun bak laju kereta api.

"Justru itu Changhyun. Kita berdua sangat dekat aku takut segalanya akan lebih sulit ketika aku menyatakan padanya"

Changhyun mendecak, "Ya! Kalau begitu carilah perempuan lain kalau kau berpikiran seperti itu. Sudah berapa tahun semenjak terakhir kali kau berkencan? Tak ada gunanya gaji kerjamu jika kau tidak punya kekasih kau tahu?"

Sungjae hanya menegak soju.

"Dan kenapa kau masih menyukainya, aku yakin masih ada perempuan di luar sana mau jadi pacarmu?"

"Yeah, tetap saja aku ingin bersama dengan seorang yang kusukai"

"Lalu tunggu apa lagi?"

Sungjae terdiam sebelum berbicara, "Aku akan menyatakan padanya oke? Kau tak perlu cerewet mentang-mentang kau berkencan dengan Yewon sekarang"

Changhyun terkekeh, "Mian... Aku hanya kasihan padamu Jae. Jika kau punya kekasih kau tidak perlu sering-sering bertemu denganku kan?"

"Jadi kau tidak ingin menemuiku?"

"Tidak bukan begitu maksudku, kau tahu seumuran kita adalah masa dimana mengenal perempuan untuk dikenal sebagai calon isteri, kan?" ujar Changhyun dan Sungjae hanya terdiam. "Tidak aneh jika kita harus pacaran atau putus berkali-kali, karena kita memang sedang mencari sosok yang tepat"

"dan kau perlu adegan romantis di dalam hidupmu, tidakkah kau merasa berat tiap hari hanya bekerja tanpa adanya kekasih?" sambung Changhyun.

Sungjae tahu Changhyun berkata ini karena dia sekarang menetap bersama dengan kekasihnya Yewon, beralasan untuk menekan biaya hidup sehari-hari. Sungjae juga tahu walau sebagian besar itu benar, sebagian lagi hanya alibi.

"Apa poinnya? Ketika kau bahkan tidak diperbolehkan tinggal sendiri oleh orang tuamu?" ujar Sungjae lemah.

Changhyun mendesah berat, "Yah orang tuamu cukup keras... Aku tahu itu percuma dan kau hanya menyukai Namjoo. Kalau dipikir-pikir sebenarnya sejak kapan kau menyukai Namjoo?" tanyanya.

Sungjae mengangkat alis, tampak berpikir, "Entahlah..."

"Tidak mungkin... Pasti ada momen dimana kau tersadar benar-benar menyukainya kan?"

Sungjae kemudian tertawa kecil sebelum berbicara, "Kurasa saat kita menginjak kelas 2 SMA...."

****

Beberapa tahun yang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Fa1234 #1
Chapter 11: Penasaran sama kelanjutannya ??
momomoguring
#2
Chapter 11: Suka banget sm Taehyung di sini wkwk
Ayo lanjutin lagi hehe
Agustinarofida #3
Chapter 10: Waahhhh makin seruuu ....
Next update please .......
momomoguring
#4
Chapter 10: Wah jadi penasaran gimana reaksi sungjae nanti pas ketemu taehyung wkwk
momomoguring
#5
Chapter 9: Makin seru aja wkwk
Ditunggu kelanjutannya author-nim ;)
momomoguring
#6
Chapter 2: Menarik, menarik ^^
Suka dgn gaya bahasanya :)
dsytw09 #7
Chapter 7: Salah fokus sama hyuk :(((
Sungjae ayok ah ngomong, ntar diduluin sama modelnya namju loh. Makin galau dah lu :((
blue54 #8
Chapter 5: Aaaa pasti sakit tuh si sungjae