Ch 10

So Long
Please Subscribe to read the full chapter

Ketika Namjoo menangis, ia akan seperti anak kecil yang merengek dan mengeluarkan suara keras. Seperti halnya kali ini, ia mengunci diri di kamarnya sembari sesunggukkan.

Di luar kamar, tepatnya di depan pintu, seorang lelaki yang menetap bersamanya hanya diam di tempat sembari sesekali tangannya beberapa kali ia naik dan turunkan dari kenop pintu. Ragu dan kebingungan menghadapi situasi ini.

"Pagi!" seru Taehyung dengan nada gembira seolah malam tadi tidak terjadi sesuatu. Ia melihat Namjoo muncul dari balik pintu kamarnya sembari mengucek matanya yang tampak sembab.

Namjoo hanya mengangguk lemah sembari kemudian duduk di kursi, di hadapannya sudah tersiap makanan lengkap yang asapnya tengah mengepul. Ia langsung meminum air yang disodorkan oleh Taehyung.

"Gomawo," ucapnya serak.

"Kau mau es batu?" Tanya Taehyung membuat Namjoo mengangkat alis padanya. Lelaki itu menunjuk mata sembab Namjoo.

"Ah iya, tolong,"

"Apa tampak sangat buruk?" Namjoo bertanya sembari mulai mengompreskan handuk berisikan es batu ke sisi matanya.

"Sedikit," Taehyung menjawabnya sembari meringis.

"Ayo makan selagi panas," ucap Taehyung kemudian, ia yakin gadis itu akan kelaparan setelah semalaman menangis dan memang benar Namjoo mematuhinya, ia mulai menyendoki nasi dan sup.

Setelah hanya suara denting sendok dan kunyahan yang terdengar, Taehyung pun membuka suara lagi. "Apa kau baik-baik saja?" dengan hati-hati.

Namjoo terdiam melamun dan menggeleng, "Tidak begitu.."

"Kau tidak marah padaku, kan?" tanya Taehyung dengan nada khawatir.

Namjoo mengernyitkan kening dan berkata, "Tentu saja tidak,"

Taehyung terdiam sebelum berkata, "Tapi... kau bertengkar dengannya gara-gara aku, kan? Karena aku berada di sini... Sori- sebelum aku menghampirimu tadi malam aku melihat keadaannya tampak seperti itu," ucapnya menjawab pandangan bertanya gadis itu.

Namjoo menghela napas berat, berpikir dan kemudian menggeleng, "Kau tidak perlu merasa bersalah Taehyung..." Jujur saja Namjoo awalnya agak menyalahkannya, namun tahu hal itu bukanlah hal yang bijak.

"Tapi... tetap saja, sepertinya memang aku bersalah... kau dan pacarmu—"

"Dia bukan pacarku," jawab Namjoo segera.

Taehyung mengernyit merasa aneh walaupun sudah agak menduga kalau Namjoo tidak memiliki kekasih, "Kalian, teman?"

Namjoo menjawab, "Aku sendiri pun tidak tahu mengapa aku dan Sungjae bertengkar—" sahutnya sembari kini memeluk kedua lututnya.

"Kalian hanya teman... dekat?"

Namjoo mendongak dan mengangguk.

Namjoo terdiam lama lalu menjawab, "Yeah, memang salahku juga tidak pernah menceritakan hal ini padanya. Dia, Sungjae benar-benar marah...," sembari membayangkan ekspresi Sungjae tadi malam.

Taehyung membenarkannya memerhatikan Namjoo dengan seksama dalam diam, 'Kenapa mereka bertengkar jika memang mereka hanya teman?'

Ia merasakan ada sesuatu di antara mereka yang tentunya tidak cukup baik untuknya mengorek lebih jauh terlebih lagi dalam posisi dirinya saat ini. Ia kemudian hanya berkata, "Lalu apa yang akan kamu lakukan?"

Gadis itu memandangnya heran, "Apa yang harus aku lakukan? Ya, tidak ada kan? Kau akan tetap tinggal disini sampai kau bisa menyewa apartemen sendiri, bukan?"

"Tidak... maksudku dengan lelaki itu, Sungjae... Kalian akan berbaikkan, bukan?"

Namjoo terdiam sembari melirik ponsel di sampingnya. Berharap mendapat pesan 'Maaf'nya dari Sungjae atau apapun itu yang membuatnya tenang. Tapi nihil. Ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar, semua selalu hal sepele mengingat umur mereka jauh lebih muda daripada saat ini. Dan menurutnya, ini kali pertama Sungjae terlihat semarah itu.

Ia terlonjak dari pikirannya begitu lelaki di hadapannya mulai menumpukkan piring-piring sembari berkata, "Aku akan mencuci piring."

Kemudian Namjoo teringat satu hal lain yang tak kalah penting.

"Ah, aku akan pulang ke rumah."

"Apa?" Taehyung memekik sembari berbalik dari wastafel, terkejut.

"Ini weekend, kan? Mungkin aku akan menginap semalam di sana," jelasnya sembari bangkit menuju kamar mandi, bersiap.

*

"Aku akan mengantarmu—," ujar Taehyung sembari menyelipkan kakinya ke dalam sepatu.

"Apa? Tidak perlu Taehyung-ah."

Taehyung tidak mematuhinya dan mengekori Namjoo keluar apartemen.

"Rumahku tidak begitu jauh, kok!" ucap Namjoo meyakinkan.

Taehyung menarik pergelangan tangan Namjoo membuat gadis itu berbalik sembari memekik kesakitan. "Eh, sori-!" ucap Taehyung segera.

Namjoo mengusapkan pergelangan tangan kanannya, "Kenapa Taehyung? Apa kau k

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Fa1234 #1
Chapter 11: Penasaran sama kelanjutannya ??
momomoguring
#2
Chapter 11: Suka banget sm Taehyung di sini wkwk
Ayo lanjutin lagi hehe
Agustinarofida #3
Chapter 10: Waahhhh makin seruuu ....
Next update please .......
momomoguring
#4
Chapter 10: Wah jadi penasaran gimana reaksi sungjae nanti pas ketemu taehyung wkwk
momomoguring
#5
Chapter 9: Makin seru aja wkwk
Ditunggu kelanjutannya author-nim ;)
momomoguring
#6
Chapter 2: Menarik, menarik ^^
Suka dgn gaya bahasanya :)
dsytw09 #7
Chapter 7: Salah fokus sama hyuk :(((
Sungjae ayok ah ngomong, ntar diduluin sama modelnya namju loh. Makin galau dah lu :((
blue54 #8
Chapter 5: Aaaa pasti sakit tuh si sungjae