Ch 8 Danger

So Long
Please Subscribe to read the full chapter

"Sungjae, tidakkah seharusnya kau mengajak Sooyoungie berkeliling? Taman di belakang restoran tampak indah, bukan?", terang ayahnya begitu makanan pencuci mulut di atas piring Sungjae terlihat hanya tersentuh- separuh pun tidak. Si punyanya melirik yang lebih tua dengan ekspresi datar dan berkata dalam nada santun,

"Ya, Abeoji".

"Eh tunggu! Biarkan aku menghabiskan ini dulu!". Seru gadis bernama Sooyoung yang duduk tepat di seberang Sungjae.

"Eh Sooyoung tumben-tumbennya kau lahap begitu", ibunya di sampingnya menyahuti dengan nada antusias melihat tingkah puterinya.

"Makanan mahal harus dimakan habis, kan? Sayang sekali kalau kita tidak menikmatinya, Eomma", lanjut Sooyoung sembari tersenyum lebar kepada semua orang di ruangan privat itu sembari melahap sisa puding.

'Apa dia menyindirku?', tanya Sungjae dalam hati begitu Sooyoung melempar pandangan senyumnya yang ia lontarkan berulang kali sepanjang makan siang pertemuan dua keluarga itu.

*

"Kau mau berkeliling?". Tanya Sungjae begitu keluar dari pintu restoran sembari kedua matanya mengedar ke seluruh taman yang memang tampak indah persis seperti yang ayahnya katakan.

Gadis di sebelahnya menimpal singkat, "Kenapa tidak?".

Mau tak mau Sungjae memimpinnya melangkah, menyusuri jalur setapak dari bebatuan yang memang diperuntukkan orang-orang yang berniat mengelilingi taman. Setidaknya berjalan di luar ruangan membuat ketegangan otot-otot tubuhnya sedikit mengendur dan ia bisa sedikit bernapas lega.

Walaupun sebenarnya di saat yang sama perasaannya tidak juga lebih baik.

Sepasang pria dan gadis yang asing itu hanya diam membisu meskipun mereka berdua tampak berjalan berdampingan. Sebelum akhirnya gadis itu berdeham memecahkan keheningan.

Sungjae menoleh padanya.

"Kau tidak tahu bukan?", tanya Sooyoung sembari berhenti melangkah.

Sungjae kini ikut menghentikan langkahnya, "Apa?", tanyanya memastikan.

Gadis itu tertawa kecil sembari melanjutkan, "Kita berdua pernah bertemu sebelumnya?"

Sungjae otomatis mengernyitkan kening sembari berusaha mengingat, "Benarkah? Kapan?"

"Di pesta perusahaan ayahmu, aku datang bersama orang tuaku. Aku masih ingat kau hanya diam berduaan dengan seorang perempuan. Apa dia pacarmu?"

Sungjae masih mengernyit, seingatnya ia tidak pernah ingat mengajak seorangpun pada pesta perusahaan. 'Ah- apa maksud dia Namjoo?', tanyanya dalam batin. Ia ingat bahwa dirinya pernah mengundang Namjoo, hanya karena gadis itu ingin makan makanan lezat dan ikut pesta. Beruntung ibunya mengizinkan dan hari itu seharian Namjoo dan dirinya berlomba untuk makan. Pada akhirnya perut mereka berdua kesakitan. 

Ia otomatis tersenyum dan meloloskan tawa kecil mengingat kejadian itu. Kejadian yang sudah terjadi bertahun-tahun lalu, saat mereka masih menduduki bangku sekolah menengah pertama.

"Ah, sori", ucapnya otomatis ketika menyadari gadis itu tengah memerhatikannya. "Maaf, mungkin waktu itu aku tidak menyadarinya... Kurasa itu sudah cukup lama-"

Sooyoung menatap lelaki itu sejenak sebelum berbicara, "Aku berbohong, kok"

"Apa?", Sungjae mendengarnya dengan alis terangkat.

Ia tertawa sebelum melanjutkan, "Yah.. Aku tidak pernah datang ke pesta perusahaanmu, sebenarnya aku hanya mencoba mencairkan suasana, dan... mungkin mengecek seperti apa situasimu,

Kau tidak ingin semua ini, bukan? Pertemuan dua keluarga ini? Percakapan basa-basi bahkan perjodohan ini?", lanjutnya to the point.

Sooyoung melanjutkan, "Kau sudah punya seseorang, wajar jika kau tampak jelas sekali menolak hal ini walaupun tadi di dalam restoran kau menjadi anak yang baik dan patuh,  mengangguk dan membenarkan semua yang orang tua katakan, bukan?"

Kau sudah punya seseorang. Kalimat itu otomatis terngiang di benaknya. Sungjae lalu menatap gadis itu yang tampak sama sekali tidak terganggu dengan semua kebenaran yang gadis itu sendiri asumsikan. Sungjae merasa bersikap jujur adalah pilihan terbaik yang ia pikirkan sebelum menjawab gadis itu, "Kau benar".

**

Sungjae mengingat kejadian siang tadi, apakah dirinya memang bertingkah terlalu kentara sehingga gadis itu bisa berasumsi demikian? Jika memang begitu, mengapa ayah dan ibunya acuh padanya dan tetap menjalankan skenario mereka?

'Bodoh... Hal ini memang selalu terjadi, kan?', ucapnya dalam batin.

*

"Sama denganku", ucap gadis itu.

Sungjae mendongak dan melempar pandangan bertanya padanya.

"Aneh memang, kedua orang tua kita hanya memanfaatkan anak mereka tanpa mendengar apa yang mereka inginkan lebih dulu".

Sungjae kini merasakan kelegaan mulai menjalari tubuhnya, merasakan posisi yang sama dengan gadis itu ia berkata, "Yeah, kau benar...".

Sooyoung menimpali, "Yang jelas bukan berarti kita akan menikah dalam waktu dekat. Aku belum mencapai gelar kedokteranku dan kupikir orangtuaku tidak akan membiarkanku menikah tanpa lulus kuliah dulu-, kita masih banyak waktu".

Lelaki itu otomatis mengangguk dan kini ketegangannya benar-benar lolos begitu saja. Setidaknya sepersekian bebannya sedikit berkurang dan ia bisa bernapas lebih lega.

"Tapi bukan berarti pilihan orangtua itu buruk... Kau tahu? K

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Fa1234 #1
Chapter 11: Penasaran sama kelanjutannya ??
momomoguring
#2
Chapter 11: Suka banget sm Taehyung di sini wkwk
Ayo lanjutin lagi hehe
Agustinarofida #3
Chapter 10: Waahhhh makin seruuu ....
Next update please .......
momomoguring
#4
Chapter 10: Wah jadi penasaran gimana reaksi sungjae nanti pas ketemu taehyung wkwk
momomoguring
#5
Chapter 9: Makin seru aja wkwk
Ditunggu kelanjutannya author-nim ;)
momomoguring
#6
Chapter 2: Menarik, menarik ^^
Suka dgn gaya bahasanya :)
dsytw09 #7
Chapter 7: Salah fokus sama hyuk :(((
Sungjae ayok ah ngomong, ntar diduluin sama modelnya namju loh. Makin galau dah lu :((
blue54 #8
Chapter 5: Aaaa pasti sakit tuh si sungjae