Siwon masih terdiam, ini salahnya. Jika saja ia menunggu Kyuhyun sebentar mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Tapi Kibum membuatnya lupa dengan Kyuhyun karena istri lainnya itu mengajaknya berkeliling untuk mencari pakaian baru bagi Minho. Mereka bahkan baru 1 jam berada dirumah, dan ia tidak tahu kalo Kyuhyun masih menunggunya disana.

"Sudah memanggil dokter?"

"Tentu saja,"

"Baiklah tugasku sudah selesai," pria itu berjalan keluar kamar sebelum langkahnya terhenti tepat disamping Siwon.

"Persiapkan dirimu, jika aku melihatnya seperti ini lagi-" lalu berbisik "Aku akan merebutnya darimu"

BLAM

.

.

.

.

.

Siwon melangkah perlahan mendekati sosok manis yang kini tengah terlelap dalam tidurnya. Dokter Lee menyuntikan obat pada tubuh kurus istrinya itu. Dia bilang Kyuhyun kekurangan nutrisi, kembali Siwon merasa dijatuhkan karena mengurus dan memperhatikan istri tercintanyapun ia telah lalai.

Tangannya mengusap halus peluh yang membanjiri dahi Kyuhyun. Ia terserang demam – dan Siwon merasa bersalah sudah membuatnya seperti ini. Mungkin ia harus berterima kasih kepada Seunghyun yang mengantarkan istrinya kerumah walau hatinya sedikit membara, ya.. ia merasa sangat cemburu. Tapi melihat bagaimana lemahnya Kyuhyun ia memilih bungkam saat pria yang menjadi rivalnya itu memaki dan mengancamnya.

Siwon cukup sadar akan kesalahan yang ia perbuat.

"Maafkan aku sayang," masih mengusap rambut Kyuhyun perlahan. Lalu mengecup dahinya dalam.

"Aku akan menjagamu Kyu, aku tidak akan meninggalkanmu,"

Siwon beringsut membaringkan tubuhnya disebelah Kyuhyun lalu mendekapnya erat- tidak peduli bagaimana panas dari leher gadis itu begitu menyengat saat bersentuhan dengan kulitnya. Siwon tetap memeluknya seakan sosok itu akan menghilang.

.

.

.

.

Kyuhyun membuka matanya perlahan, kepalanya terasa sangat sakit. Ia juga merasakan betapa perih matanya, belum lagi dengan hidung yang menghalangi pernafasannya membuat sedikit sulit untuk menghirup udara.

CKLEK

"kau sudah bangun sayang?" suata berat yang ia kenali terdengar bergetar. Kyuhyun menoleh terkejut melihat betapa raut wajah itu terlihat menyedihkan.

"Wonnie, kau baik-baik saja?"

"Seharusnya itu pertanyaanku sayang," Siwon menyimpan nampan berisi Sup gingseng yang masih mengepul karena panasnya di meja nakas. Ia lalu memeluk erat tubuh lemah istrinya.

"Kau baik? hmm" ucapnya diantara leher dan rahangnya yang masih terasa panas.

"ya aku baik,"

"Kau tidak," Siwon menatap mata merah Kyuhyun lalu mengecupnya satu persatu.

"Soal semalam.."

"Aku tahu, kau tidak usah merasa bersalah okay. Aku baik-baik saja Wonnie, kita tidak perlu membahasnya hmm??"

Siwon tertegun, antara merasa lega dan bersalah. Tapi benar, membahasnya hanya akan membuat mereka berada dalam penyesalan.

"Baiklah, sekarang makan sup ini. Aku ingin kau cepat sembuh- kau tahu Baby Minho terus merengek memanggilmu semalam," ujarnya panjang lebar. Ia merasa lebih baik kala melihat senyuman manis sang istri. Tangannya masih telaten menyuapkan setiap sendok sup itu untuk Kyuhyun.

"Aku tidak ingin menemuinya,"

Siwon mencelos. "Kenapa?"

"Aku sedang sakit Wonnie, aku tidak ingin Minho tertular demamku," gerutunya masih menerima suapan-suapan dari tangan suaminya.

"Kau seorang Ibu yang sempurna Kyuhyun. Selalu mementingkan kami diatas segalanya," pujinya. Baginya Kyuhyun adalah sosok wanita yang sempurna, selalu tulus terhadap siapapun. Bahkan pada anak yang bukan darah dagingnya.

"Cepatlah sembuh baby, kita akan bermain setelahnya-"

"Kita bersama anak kita,"

.

.

.

"Mmi Mmi"

"Hallo Baby Boy ! kau tidak merindukan Daddy heum??" terdengar cekikikan bayi dari si mungil ketika sang ayah menciumi perut gembulnya. Minho sudah berusia 8 bulan dan bayi itu berkembang dengan cepat sekali.

"Dyy Dyy Mmii" celotehnya masih saja memanggil ibunya.

"Okay okay kita akan bertemu Mommy mu. Ck tidak sabaran sekali," Sambil menggendong Minho Siwon menaiki tangga dan membuka kamarnya. Kyuhyun sedang memakai coatnya.

"Ready Mom?" Tanya Siwon dengan suara yang ia buat seperti anak kecil.

"Ready Daddy and My Boy ! Let's Go !" Kyuhyun menggandeng tangan suaminya dan menenteng tas bayi sementara sebelah tangan Siwon ia gunakan untuk menggendong tubuh mungil anaknya.

Hari ini mereka berencana pergi ke Nami Island, Siwon menyarankan mereka untuk ketempat yang lebih privat. Tapi sayangnya Kyuhyun tidak ingin piknik keluarga kecilnya harus berada diantara ruangan yang tertutup dengan layanan istimewa dari orang lain. Ia hanya ingin piknik sederhana disebuah pulau ataupun taman seperti orang lain. Memberikan suaminya masakan rumahan buatannya dan menikmati hari yang cerah disebuah padang rumput dengan alas tikar berukuran kecil, cukup untuk menampung mereka bertiga.

Siwon tidak pernah menyangka jika istrinya juga begitu sederhana, segala kesempurnaan ia sematkan pada gadis itu. Bahkan ia merasa kebersamaanya ini seperti sepasang kekasih yang tengah berkencan.

"Wonnie lihat !" Kyuhyun menunjuk ada sepasang patung yang saling menggenggam.

Winter Sonata-

Betapa melegendanya kisah cinta mereka dalam drama hingga patungnya dibuat dibeberapa tempat. Bahkan patung mereka dijadikan sebagai symbol cinta yang abadi bagi sebagian orang. Seperti di Nami Island ini.

Kyuhyun menarik tangan Siwon dengan antusias menuju patung itu,

"Kita harus berfoto Wonnie,"