Chapter 16
Give Me Your Love
DEG
"Se-Seunghyun" suaranya bergetar kala melihat lelaki itu ada dihadapannya. 'Apakah Seunghyun melihatnya? Adegan ciumannya?' Melihat tangan lelaki itu mengepal Kyuhyun tahu bahwa tidak ada alasan untuk membantah pemikiran itu. Ia yakin Seunghyun akan kembali mendiamkannya. "A-aku"
"Ke ruanganku" tegasnya.
Semua mata menatap mereka, biasanya mereka akan melihat dua orang itu tertawa saat berjalan bersama. Namun lain halnya saat ini, saat dimana wajah lelaki itu terlihat datar dan angkuh, tatapannya begitu mengintimidasi. Dan wanita yang selalu menjadi bahan keirian mereka hanya merundukkan kepalanya.
GREP
"Seunghyun"
"Sebentar, aku hanya ingin memelukmu. 1 menit saja kumohon" dia masih mematung, namun akhirnya membalas pelukan itu dan mengelus punggung lelaki yang terlihat kuat dari luar namun rapuh didalamnya.
"Maafkan aku"
"Tidak, kau terlihat sangat bahagia. Itu cukup untukku sayang"
Seunghyun menangkup wajah manis itu lalu memberikan kecupan dikeningnya.
"Berbahagialah, aku merelakanmu"
.
.
.
Tap Tap Tap
BRUGHHH
"Ahh"
"Astaga maafkan aku Nona," Changmin berjongkok untuk membantu wanita dihadapannya membereskan berkas-berkas yang berserakan.
"Tidak apa-apa tuan,"
Suara itu mengalun lembut ditelinganya-
mengambil kertas terakhir yang berada dilantai lalu menyerahkannya pada sang pemilik. Terkejut bukan main karena melihat sosok itu.
"Ki-Kibum??"
"Oppa? Changmin Oppa?" wanita itu sama terkejutnya melihat siapa lelaki ini, dia adalah teman masa kecilnya saat masih tinggal di Busan. Changmin sering bermain ke Panti tempatnya tumbuh saat itu, . Changmin seperti sesosok kakak baginya.
"Astaga ini benar kau??" Changmin memeluk erat tubuh mungil itu.
Ia begitu merindukan adik kecilnya- Bagaimana bisa mereka hilang kontak selama 3 tahun ini? Saat itu ia harus mengikuti keinginan orang tuanya untuk pindah ke Seoul. Mereka masih berhubungan sampai menginjak SHS, meski selama kurun waktu mereka berpisah masih melakukan beberapa kali pertemuan.
"Ini aku Changmin Oppa, aku sangat merindukanmu," Kibum membalas pelukan Changmin dengan gembira.
"Oppa juga merindukanmu Bummie, kita harus berbicara," tangannya beralih mengambil ponsel Kibum. Lalu memasukkan nomornya sehingga ponselnya sendiri berdering.
"Simpan nomorku okay, terakhir kali aku menghubungimu nomormu tidak terdaftar,"
"Yaa salahkan pencuri yang mengambil ponselku dulu, aku kehilangan semua kontak termasuk nomormu Oppa"
"Aku sangat ingin mengobrol denganmu Bummie," harapnya.
"Tentu saja Oppa. Tapi hari ini aku sedang sibuk- mungkin aku akan menyempatkan waktu untuk bertemu denganmu lain kali,"
Changmin terdiam tak merespon apapun-
"Aku janji Oppa, aku akan menghubungimu hmm?"
"Haahh~ pastikan kau menepati janjimu,"
"Baiklah Oppaku yang tampan, aku pergi dulu omong-omong, Bye" Setelah bayangan wanita itu tak lagi terlihat Changmin mengulas senyuman, ini benar-benar membahagiakan.
Ia sudah lama mencari wanita pujaan hatinya-
.
.
.
.
"Hai Lisa" sapa Kibum. Meletakan satu cup espresso dimejanya.
"Ohh Nona Choi, selamat siang- ingin bertemu Presdir?" Tanya gadis itu. Mengangkat gelas kopi sebagai ucapan terima kasih. Well mereka sudah dekat karena kunjungannya yang terlalu sering.
"Yeah seperti biasa," jawabnya lalu mereka terkekeh.
"Anda bisa menunggu didalam Nona, sebentar lagi Presdir akan kembali,"
"Okay, terimakasih,"
"Kembali, dan terima kasih kopinya" Kibum hanya menggerlingkan matanya lalu masuk keruangan Seunghyun.
Langkahnya berjalan mengitari ruangan yang sudah beberapa kali ia kunjungi ini. Terkadang bersama atasannya juga, namun lagi-lagi ia mendapat mandat untuk mewakilinya- mengingat pria paruh baya itu sudah bermasalah dengan kesehatannya.
Saking asyiknya mengamati seisi ruangan membuatnya lupa jika ia sudah berada dekat dengan meja si pemilik. Bibirnya mengulum senyum kala melihat beberapa mainan anime yang terpajang di meja kerja.
"kekanakan," fikirnya
Semakin penasaran, lalu meraih bingkai foto yang terletak di sudut meja terhalangi dengan beberapa berkas.
"Astaga"
Tangan yang menutup mulutnya gemetar bukan main, melihat siapa yang berada didalam bingkai foto itu.
Apakah dunia sesempit itu untuk kembali mempertemukan mereka?
Atau karena garis takdir yang memberinya petunjuk untuk menyingkirkan seseorang?
Ia hanya terlalu bingung dan senang sekaligus, tangan gemetar itu bahkan sudah meremas kuat ujung bingkainya. Wajah cantik yang biasanya terlihat seperti malaikatpun lenyap dengan sekejap mata- tergantikan oleh seringaian tajam di sudut bibirnya.
"Cho Kyuhyun? jadi kau? Hmm aku tebak, Seunghyun bahkan tidak tahu kalau kita semua saling berhubungan,"
CKLEK
Refleks Kibum meletakan kembali foto itu kemeja, namun-
PRAANGG
Bingkai kacanya pecah karena ia ceroboh tidak menyimpannya dengan benar. "Se-Seunghyun maafkan aku, aku tidak melakukannya dengan sengaja"
Kali ini ia benar-benar takut melihat raut wajah pria itu yang berubah menjadi suram. Melihat bagaimana Seunghyun mengambil kertas didalamnya dengan hati-hati- seakan goresan sedikit saja akan membuatnya terluka. Mengabaikan jika pecahan kaca itu lebih beresiko pada kulit tangannya.
"Sungguh maafkan aku Seunghyun, a-aku"
"Tidak apa Kibum, aku tau"
"Kau marah?"
"Hmm tidak, hanya takut jika fotonya rusak," meniup dan mengelus fotonya seakan benda itu hidup dan terluka.
Kibum tertegun, mengapa pria ini begitu mencintai Kyuhyun? Hingga ia bahkan sangat menghargai segala tentangnya, bahkan jika itu adalah sebuah foto.
"Aku harus membeli yang baru," gumamnya lalu mencium kertas itu, menyimpannya dengan rapi dilaci kerjanya. Menolehkan wajahnya melihat wanita itu masih berada dalam fikirannya sendiri.
"Ada apa Kibum? apa Tuan Lee mengirimmu lagi?" tanyanya. Sekarang raut wajahnya jauh terlihat lebih tenang.
"Mmm kita harus melakukan Survey lapangan, pihakmu dan pihak Loriz. Apa kau keberatan jika jadwalnya akan dilakukan dalam minggu ini?"
"Tidak , lakukan yang terbaik,"
"Okay, By the way dia gadismu itu?" Tanya Kibum penasaran, sebenarnya hanya siasatnya saja untuk mengetahui lebih lanjut tentang mereka.
"Hmm gadisku, permataku" wajah Seunghyun bahkan berubah menjadi cerah kala ia menanyakan tentang gadisnya.
Ini sebuah keuntungan baginya-
"Maukah kau menceritakannya padaku?" menyerahkan cup Americano yang ia belikan juga untuk pria itu.
"Bukankah kau sudah tahu segalanya?"
"Hanya penasaran bagaimana hatimu saat ini padanya Seunghyun," pria itu hanya terkekeh, lalu beranjak dari kursinya dan menatap keluar jendela.
Mulutnya menyesap kopi ditangannya dengan perasaan nikmat.
"Aku masih sangat mencintainya Kibum, dan akan selalu seperti itu,"
Oke ini semakin menarik- terjebak dengan pertanyaanya.
"Berniat menikahinya?" kedua tangannya bahkan bertumpu di dagunya memandang lekat sosok dihadapannya mencari tahu lebih dalam lagi, j
Comments