Dibalik semua itu.

Escape

Tak terasa sudah 1 bulan lebih Jongin dan Soojung menempati apartemen Sehun, sudah 1 bulan lebih juga Jung Suho gila mencari putri kesayangannya yang tak kunjung ditemukan. Jongin dan Soojung masih belum memutuskan untuk ke Daejeon; apartemen Jongin maupun kembali ke Seoul; kembali ke rumah. Soojung merasa, hanya dengan cara ini dapat membuat ayahnya sadar akan kebebasan dan keegoisan. Soojung tidak mengetahui niat baik Suho mengurungnya untuk apa.

.flash back 15 tahun yang lalu.

Soojung kecil dan ayahnya dibawa rumah sakit untuk memastikan tidak ada luka parah, jika ada akan segera ditangani. Mereka memasuki ruang perawatan, karena sepertinya Soojung terluka dibagian kakinya saat keluar dari mobil Mercedes tak berbentuk yang sekarang sudah terbakar hangus. Soojung di tangani pamannya sendiri Jung Minseok; Ketua Bedah di Rumah Sakit ternama di Seoul. Walau hanya luka di kaki, pamannya sangat khawatir sampai memastikan sendiri bahwa keponakannya tidak apa-apa. Ayah Soojung terbaring lemah di kasur beroda berwarna putih dan tertancap infus di tangannya. Ia masih belum sadar karena efek obat bius yang menjalar di tubuhnya.

---

"APA?? MANUSIA ITU DAN ANAKNYA MASIH HIDUP?"

 

"Maaf kan kami Tuan, ka-"

"Brengsek kalian semua. Kalian hanya berhasil membunuh wanita tak berguna. Yang aku butuhkan adalah, bunuh lelaki busuk itu!"

"Kami sud-"

 

"KELUAR KAU! SEKARANG!"

Seorang lelaki berumuran 35 tahunan membentak ajudan kepercayaannya itu. Walaupun mereka sudah 5 tahun bekerja, tetapi baru sekali ini ajudannya melakukan kesalahan. Kesalahan tidak membunuh lelaki musuh bebuyutan yang kebenciannya sudah berakar di nadi. Lelaki itu segera menelpon seseorang untuk meminta bantuan.

"Jongdae, kau masih ingat dengan aku?"

 

"..........."

"Aku minta tolong."

 

 

"..........."

"Aku minta bantuanmu untuk membunuh seseorang."

 

 

"..........."

"Terimakasih. Aku akan sangat menghargainya."

 

Lelaki itu tersenyum tipis kejam memandang foto yang terdapat 3 orang berpelukan tertawa riang saat akan dipotret.

 

.

 

3 jam berlalu sejak tidak sadar ayah Soojung. Ia mulai membuka matanya pelan-pelan dan berpikir kosong; memikirkan mengapa ia bisa di ruangan serba putih. Ia melihat ke arah kanannya dan mendapati Soojung tertidur dengan balutan di kakinya. Ia memandangi seluruh ruangan, ia memergoki ada seseorang menggunakan pakaian serba hitam mengintip di ruang kamarnya. Mata itu. Begitu tajam dan ada bekas luka di dekat alisnya. Pria itu lalu membuka pintu sedikit demi sedikit. Suho berpura-pura tertidur karena terlalu takut untuk membuka mata melihat apa yang terjadi d sekitarnya.

"Maaf Tuan, apa anda pengunjung kamar ruangan ini?" Suster membawa jarum suntik beralaskan alas besi menanyakan lelaki tadi.

"Tidak. Saya sepertinya salah kamar."
Jawab lelaki itu dengan cepat dan pergi meninggalkan kamar Suho dan Soojung.

Suho merasa lega karena lelaki itu sudah pergi, bertanya-tanya mengapa lelaki itu terus mengintip kearahnya, dan ketika suster bertanya ia segera menyerka keluar kamar.

 

---

 

Suho setelah pulang dari rumah sakit ia memulai aktifitas seperti biasanya. Ia memulai aktifitas pertamanya tanpa di dampingi seorang istri yang biasanya menyiapkan sarapan, kadang mengirim bekal di kantor dan menyambutnya saat pulang kerja. Ia merindukan senyum hangat istrinya.

Soojung masih belum mau kembali ke sekolah karena masih belum mau berbicara bahkan berkomunikasi dengan lainnya. Ia hanya bermain boneka teddy bear dan mewarnai buku gambarnya. Suho sudah berusaha membujuk putrinya tersebut. Tetapi usahanya 0. Tak ada hasil sama sekali.

Ia memakai jas yang sudah disiapkan Sekertaris Ahn di atas kasurnya. Ia memaksakan tersenyum untuk memulai hari barunya.

"Ahjumma. Tolong nanti makan siang, Soojung buatkan rebusan kimchi putih ya. Makanan kesukaannya." Suho berucap sambil memakai sepatu mengkilat hitamnya.

"Baik, Tuan Jung."

Ahjumma setelah mengantar Suho keluar, ia mengunci pintu gerbang karena satpam masih mengambil cuti selama 2 hari, otomatis Ahjumma mengambil alih mengurus rumah. Ia segera menyapu halaman belakang, mengepel teras dan mencuci pakaian.

 

.

 

"Selamat datang kembali ke kantor, Presiden Jung." Seketaris Ahn menyambut ramah Suho.

"Ya terimakasih, untuk jas nya juga. Pasti kau kan yang menyiapkannya?" Jawab Suho sambil mengeluarkan berkas di tas kerjanya.

"Iya tuan. Saya sengaja siapkan karena hari ini CEO Oh akan berkunjung menemui tuan."

"Ada apa ia mengunjungiku?"

"Maaf sekali tuan, saya kurang tau. Tetapi mungkin ada hubungannya dengan kerjasama kita dengan mall terbaru mereka."

"Ya, beritahu jika ia sudah dekat menuju ruangan saya, saya masih mau menandatangi berkas yang saya tinggalkan saat sakit."

"Baik, Presiden Jung."

 

.

 

"Presiden Jung, CEO Oh sudah di menunggu di depan pintu." Ucap Sekertaris Ahn melaporkan.

"Biarkan ia masuk."

"Ya."

Setelah di persilahkan masuk, CEO Oh masuk sambil menyeringan memandang ruangan Presiden Jung. Ia tanpa disuruh duduk, sudah menempati dengan nyaman sofa mahal milik kantor Presiden Jung.

"Wah, Suho. Semenjak kecelekaan, kau semakin kaya saja."

"Hah maksudmu? Aku baru hari pertama bekerja kembali disini." Ucap Suho Jung heran.

CEO Oh berdehem kecil, "Hahahaha. Hanya bercanda. Aku ingin membicarakan kontrak terbaru tentang kerja sama mallku. Kau akan menanam saham disana kan, kawan?"

Suho tersenyum simpul sambil membenarkan dasi menjawab pernyataan CEO Oh. "Ya, tentu saja. Aku kan sudah membuat perjanjian denganmu. Bagaimana dengan tanda tangan kontrak? Bisa aku minta kontrak yang sudah diketik tersebut?"

"Tentu saja, sekertaris ku sudah menyiapkannya. Luhan, tolong bawa kesini kontraknya." Jawab CEO Oh dengan agak keras agar sekertarisnya yanh diluar dapat mendengarnya.

"Baik, sebentar Tuan." Jawab Luhan dengan mantap.

Luhan mulai memasuki ruangan Presiden Jung tersebut dengan hati-hati dan senyumnya yang aneh. Presiden Jung memandang dengan perasaan campur aduk, ia memperhatikan tubuh Luhan dari atas sampai bawah.

Mata itu.

Dan bekas luka itu.

Jadi yang menghampiriku di rumah sakit lalu, Luhan?

Suho hanya dapat membatin, dan untuk menghilangkan rasa penasarannya dengan langsung ia bertanya pada CEO Oh setelah Luhan memberikan kontrak yang dibawanya tadi.

"Jongdae-ah, apa yang kau lakukan saat aku sedang di rumah sakit lalu?"

"Aku bekerja lah. Kau mau aku melakukan apa kawan?" Jawab dengan pria bernama Oh Jongdae itu.

"Apa kau selalu bersama dengan sekertarismu?" Tanya Suho lagi.

"Pasti. Ia adalah sekertarisku, ia baru meninggalkan ku setelah pekerjaan ku selesai."

"Kapan kau menyelesaikan pekerjaanmu?"

"Kau tau sendiri lah, pria berbisnis seperti kita hanya akan bisa pulang minimal jam 9 malam." Jawab Jongdae lagi.

Orang itu menghampiriku saat siang hari. Mana mungkin ia bisa keluar kantor sebelum Jongdae pulang? Mungkin ini hanya firasatku saja.

"Hey, Jung Suho. Ada apa kau bertanya tentang sekertarisku??"

"Ah, mungkin kalau kau tidak membutuhkannya lagi aku akan menggantinya untuk menggantikan posisi Sekertaris Ahn. Hahaha." Ucap Suho nada bercanda dibuat-buatnya untuk menutupi kebohongan di depan Jongdae.

"Selera humormu sangat payah. Baik lah karena tidak ada yang bisa aku lakukan, dan tolong besok kembalikan kontrak ini setelah kau tanda tangani. Aku akan berjumpa denganmu saat rapat tentang saham mall terbaruku." Jongdae berbicara sambil membenarkan jasnya dan berdiri lalu berjalan menuju pintu keluar ruangan Presiden Jung.

"Baik."

 

.

 

 

*PLAK*

Suara tamparan keras mendarat di pipi seorang pemuda berumuran 20-an tersebut. Ia menyapu darah yang mengalir dari bibirnya lalu mengadah kembali menghadap tuannya.

 

"BODOH KAU!" Ucap tuan pemuda tadi.

"Maaf tuan, saya tidak tau kalau ia meli-"

*PLAK*

Tamparan mendarat kedua kalinya di pipi pemuda tadi. Pipinya mulai menunjukan warna lebam biru bekas tamparan yang sangat amat tertera.

Suho melanjutkan pekerjaan yang tertunda tadi, ia membuka dokumen-dokumen yang diberikan Sekertaris Ahn. Ia membuka dengan pikiran tak tentu, mungkin lebih tepatnya memikirkan sekertaris Jongdae tadi. Bagaimana bisa seorang sekertaris menghampiri Presiden seperti dirinya tanpa CEO Oh?



 

--------

DAR! Finally setelah berarat2 hari selesai juga chapternya. Buat yg lama nungguin maaf banget muehehe. Jangan lupa comment dan subs ya!

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
potatoria
#1
Chapter 2: Kabur weh mereka akhirnya. Jongin broken english banget bhak:v pas dialog sama vict kok bawaannya jadi ngakak ya? (Aduh. Maafkanaku)

Ff simpel dan panjang lah, lumayan. Aku dah lama nyari epep macam ini wkwkwk. Bikin kepo juga sih, akhir2 chap2 Kaistal malah nyasar ke busan terus ketemu sehun ._.) aku cengo, gabisa nebak2 lagi.
potatoria
#2
Chapter 1: Interaksi jongin sama soojung ucul banget wakakak
Lanjut baca ya~
Youklee #3
Chapter 5: Waaah main cium2 aja sih si jongin ini. Keep writing
dhedho
#4
Chapter 5: Wah makasi ya author buat double updatenya ^^
Jongin udh mulai brni cium" soojung nih hihi.. soojungnya jg udh suka sm jongin ... semoga pas balik ke rmh .. suho ga marah sm jongin.. jgn smpe kalo jongin dipisahin sm soojung >o<

Mereka udh kyak psangan nikah aja tuh hihi.. jongin yg kerja, soojung yg dirumah ^O^

Ditunggu lanjutannya ya author ^^
dhedho
#5
Chapter 3: Hehe akhirnya update baru dr author ^^ skrg jongin sm soojung tmbah dkt nih ^O^ semoga suho appa merestui anaknya sm jongin huhu..
Trs itu ada sesul moment jg.. hehe moga" jinri bisa jd tmn dkt sm soojung , biar mereka berempat hdup bareng aja gpp deh haha \(^O^)/
Ditunggu lanjutannya ya authornim ^^
dhedho
#6
Chapter 2: Akhirnya update jg ^^ thanks buat new updatenya author.. setuju jg kalo judulnya dignti.. pas kok sm isi ceritanya hehe... um kalo sehun mau dipairing sm spa ya.. sulli aja deh hehe jd biar soojung jg pnya tmn dkt cwek hehe
Ditunggu lanjutannya ya author ^^
dhedho
#7
Chapter 1: pertemuan pertama ga galak" bgt si soojung hehe semoga kedepannya lancar aja sm jongin, jd bisa dkt mereka (^.^)
affexions
#8
Chapter 1: update soon please^^
affexions
#9
this is interesting!! please update soon:))
dhedho
#10
Yup, looking forward for this.. (^-^)