Tumpangan.

Escape

Burung berkicau di kaca jendela mansion Suho Jung. Setelah melihat-lihat dokumen di atas mejanya, ia hanya bisa menghembuskan nafas dari hidung lalu mengeluarkannya lewat mulut. Masih banyak hang harus ia kerjakan dan ia sebentar lagi harus memimpin rapat hari ini.

"Sekertaris Ahn, tolong cek Soojung untukku. Sudah 2 hari aku tak melihatnya."

 

"Ma-af Tuan,"

"Mengapa???"

"Soojung menghilang sejak kemarin."

"Mengapa kau tidak memberitahunya padaku bodoh!"

"Saya takut penyakit Tuan kambuh dan Tuan malah lebih stres, terlebih karena beberapa bulan yang lalu, CEO Oh datang berkunju-"

 

PRAK!

Suho yang sudah memendam amarahnya membanting vas yang ada di hadapannya

"Cari Soojung sekarang!!"

 

"Sudah saya kerahkan pada Kepala Yoon Tuan. Tapi yang anehnya, Jongin juga menghilang bersamaan dengan hilangnya Soojung."

"Brengsek! Cari mereka berdua, lacak handphonenya sekarang!!"

"Baik tuan."

 

Sekertaris Ahn dengan hati masih terguncang akan marahnya Suho Jung tadi cepat cepat menghubungi orang suruhannya untuk melacak nomer telepon Soojung dan Jongin.

 

---

"Sehun, terimakasih sudah memberi kami tempat menginap untuk sementara."

 

"Terimakasih? Sejak kepan kau pernah berterimakasih padaku Kim Jongin."

"Terserah."

"Ternyata kau memang sama ya seperti dulu SMA, mudah kesal."

"Terserah kau."

 

 

"Bagaimana kalau kau keluar dari rumahku sekarang?"

"Oh Sehun!"

 

Seperti itu pertemanan mereka, tidak pernah berubah dari 20 tahun yang lalu. Oh Sehun yang selalu mencaci dan menjahili Jongin, Kim Jongin yang akan selalu kesal karena ulah Oh Sehun. Tetapi sudah 2 tahun mereka tidak bertemu, karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Oh Sehun anak dari perusahan besar di Korea, menjadi direktur di perusahaan ayahnya, sedangkan Jongin? Menjadi part time saja ia sudah sangat bersyukur. Sehun sebenarnya adalah orang asli Daejeon. Tetapi karena cabang perusahaan ayahnya sedang mengalami kerugian maka ia terpaksa menangani lalu pindah ke Busan.

"Tetapi Jongin, siapa wanita itu? Sepertinya aku tidak pernah melihat sebelumnya."

 

"Ia adalah anak dari bosku."

"Tetapi mengapa kau pergi bersamanya, bahkan ke Busan yang jauh dari Daejeon?"

 

 

"Tempat bosku berada di Seoul. Aku sudah pindah dari Daejeon karena aku ingin bekerja bersama dengan ibuku."

"Kau belum menjawab pertanyaan ku Jongin."

 

 

"Kabur."

"Kau memang gila Jongin."

 

 

"Aku tahu."

"Berarti kau dari Seoul ke Busan? Jauh sekali."

 

 

"Sebenarnya aku ingin ke apartemenku di Daejeon, tetapi kami ketiduran dan turun di stasiun Busan"

"Malang sekali nasibmu Jong, Ah sudahlah yang penting kan aku temanmu yang baik ini sudah memberikanmu tempat sementara."

 

Jongin hanya terkekeh mendengar nada Sehun berbicara, menyindir.

"Mana wanita mainan mu hari ini? Apa kau sudah jarang ke club sekarang?"

 

"Brengsek kau Kim Jongin. Dia sudah kubuang, aku tidak suka wanita yang menyerangku duluan."

"Ah, seperti yang kuduga. Oh ya sampai aku lupa, kenalkan, Soojung; Jung Soojung."

"Dia punya mulut bodoh! Dia bisa mengucapkan namanya sendiri."

"Mau mati kau?"

 

Soojung hanya terkekeh kecil sambil menjawab pertanyaan Sehun,

 

"Jung Soojung, 25 tahun."

"Ternyata kau seumuran dengan kami?"

 

"Bisa dibilang begitu, Oh Sehun?"

Sehun mengambilkan beberapa botol bir dengan kadar alkohol rendah sebagai snack coffeebreak. Mereka  mulai bercerita tentang pengalaman mereka, mulai dari cerita yang sedih sampai cerita bodoh karangan seorang makhluk bernama Oh Sehun. Soojung tidak percaya ternyata Jongin adalah orang yang hangat bukan dingin seperti sikapnya saat dulu menjaga di mansionnya. Malam itu terasa sangat mengasyikkan sampai mereka lupa jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 malam. Mereka mulai mengantuk. Jongin dan Sehun terpaksa tidur di luar karena hanya ada 1 kamar di apartemen. Maklum, Sehun tinggal di Busan sementara. Ia hanya membeli apartemen kecil. Bukan karena ia tidak mampu, ia hanya ingin menghabiskan uangnya di club saat malam pekan libur.

 

---

 

Sinar matahari mulai perlahan memasuki celah celah jendela apartemen Sehun. Ini membuat Soojung perlahan lahan membuka matanya yang masih terasa berat karena ia tidur sangat larut tadi malam. Ia melangkahkan kakinya menuju dapur. Soojung mendapati Sehun dan Jongin tertidur pulas tetapi dengan posisi tidak nyaman. Tidur di sofa berukuran lebar sekitar 1m. Bayangkan saja mereka berdua yang memiliki tinggi diatas 180cm tidur berdua di ranjang seperti itu. Soojung memasakkan pancake dengan madu sebagai rasa. Bau khas susu dari pancake mulai menyebar di ruangan tersebut. Ah membayangkan baunya saja sudah membuat ngiler, apalagi mencobanya?

"Jongin, Sehun bangun."

"Eughh"

Sehun membuka matanya dengan setengah sadar langsung menuju dapur. Benar kan? Bau pancake memang benar benar menghipnotis! Setelah mencicipi pancake tersebut, ia langsung memuji Soojung dengan menunjukkan 2 jempol dari tangannya. Sehun juga berniat membangunkan Jongin.

"Hei brengsek, bangun! Mau makan tidak?" Sehun terus menggugah Jongin yang tak ujung bangun dari tidurnya. Karena tidak tahan Sehun langsung membawa air dari kamar mandi lalu memercikkannya pada tepat pada kedua mata Jongin.

"Eeh, hentikan!"

 

"Hahahahahahahaha"

Sehun dan Soojung yang tak kuasa melihat ekspresi Jongin yang seperti pemulung menertawakannya sampai perut Sehun mules.

 

"Sialan brengsek kau OH SEHUN! MATI KAU HARI INI!"

Sehun terus menertawakan Jongin, Jongin menghiraukan sahabatnya itu dan segera menuju ke toilet untuk cuci muka.

 

 

.

 

 

"Nona sepertinya aku harus mencari kerja untuk sementara." 

 

"Untuk?"

"Setidaknya bukankah kita harus menabung untuk ke apartemen saya di Daejeon?"

 

 

"Kau benar. Tapi aku punya modal apa Jong? Kita kan tidak bawa ijazah kita?"

"Sehun bisa membantu."

 

Soojung yang agak sedikit tidak yakin dengan ide Jongin untuk bekerja sementara mau tidak mau meng iya-kan ide Jongin. Lagian uang dari mana lagi untuk membeli tiket? Mau minta Sehun? Benar-benar tidak tau malu. Sudah diberi tempat tinggal, malah meminta uang.

 

---

 

Soojung hari ini berniat untuk mengunjungi tempat Jongin bekerja. Ia diterima bekerja di toko elektronik yang lumayan besar, berkat Sehun tentunya. Soojung yang bosan berada di apartemen terus selama 1 minggu ini membawakan bekal seadanya hasil dari minimalisnya kulkas Sehun. Ia berjalan dengan senyum lebarnya, menunggu bis di halte dan ketika bis datang ia menaikinya tanpa menghilangkan senyum manisnya. 

Kini ia telah sampai di toko elektronik bodyguardnya itu bekerja. Tapi senyum itu sirna karena ia melihat sekilah wajah anak buah Kepala Yoon, kepala bodyguard di rumahnya. Bekal yang ia bawa jatuh, dengan khawatir serta panik Soojung segera memasuki toko elektronik itu dan berusaha menemukan Jongin, takut mereka akan ketahuan.

Hoop.

Mulut Soojung terkunci karena sebuah tangan menutup mulutnya, jantung Soojung berdegup sangat kencang. Ia sangat amat takut dan tak kuasa menahan tangisannya memohon untuk dilepaskan. Orang itu membawa Soojung ke toilet khusus karyawan, melepaskan tangannya dari mulut Soojung.

"Nona maaf aku membuatmu kaget, saya takut kita akan ketahuan oleh anak buah Kepala Yoon yang tadi berada di dekat bis."

Soojung yang setengah merasa takut tetapi setengah merasa lega bahwa orang yang membungkamnya itu Jongin, reflek memeluk Jongin dengan erat sambil menangis dengan kencang. Jongin yang tidak tau harus apa, memeluk nonanya itu balik.

 

---

 

Malam ini tepat malam minggu. Seperti biasa rutinitas Sehun ke club malam, menggoda wanita disana, bermain jika ia sedang mood, jika tidak? ya hanya menggoda saja. Sehun meminum alkohol berwarna biru itu hanya dalam 2 tegukan. satu tegukan sambil menutup mata, dan satu tegukan lagi sambil melihat wanita aneh di depannya. Perempuan itu menggunakan pakaian tertutup dan celana jeans kedodoran. 

Tidak biasanya ada perempuan memakai pakaian tertutup saat ke club malam, bukankah biasanya pakaian terbuka untuk menggoda laki laki? Ia terus melihat ke arah wanita yang menarik simpatinya itu. Ia menuju tempat karyawan dan berganti dengan pakaian ketat hanya 4 jari dibawah pinggang.

Eh?

Rupanya wanita itu pekerja baru di club malam yang biasanya di datangi Sehun. Pantas saja ia tidak pernah melihat wajah wanita itu sebelumnya. Wajahnya yang tertutup karena gelap membuat Sehun semakin amat tertarik. Wanita itu memasuki salah satu kamar kosong yang tersedia di sana. Mungkin ia sedang menunggu pelanggan.

"Hi Kris, pelayan baru?" Sehun yang bertanya dengan nada ingin tahu menanyakan ke Kris, Manager club malam langganannya.

"Mengapa Hun? Mau mencobanya? Dijamin kau akan rugi besar."

 

"Hah? Maksudmu?"

"Ia menjadi pelayan disini karena terpaksa ingin membayar utang ayahnya. Ayahnya pergi bersama wanita selingkuhannya. Ia hanya tinggal bersama adik lelaki dan ibunya saja,"

 

 

"Lalu?"

"Ia bekerja banting tulang, tetapi apa daya? Ia hanya memiliki ijazah sma dan dikeluarkan dari kerja part-timenya."

 

 

"Mengapa?"

"Suka, huh?"

 

 

"Bukan begitu,"

"Lalu?"

 

 

"Ah sudah, ku sewa ya sampai nanti pagi!"

"Brengsek gila. Kamar 405."

 

"Aku tau, Thanks!"

Sehun menyeringai kecil dan menemukan pintu yang wanita tadi masuki. 405, benar.
Wanita bermakeup tak beraturan bekas menangis itu pun segera membuka dressnya berniat melayani Sehun sambil menangis tanpa ia sadari.

"Jinri?"

Jinri yang tak tahan menahan airmatanya itu pun akhirnya pecah dan duduk sambil memegangi 2 lututnya. Sehun yang tersadar bahwa yang ia lihat sekarang adalah primadona dulu di sekolahnya itu pun segera mencopot kemejanya dan menutupi tubuh Jinri dan membawanya keluar.

 

---

 

"Jongin maaf, bekal yang aku bawakan untukmu tadi jatuh ketika aku melihat anak buah Kepala Yoon."

Jongin hanya tertawa kecil sambil memasak ramen untuk makan malam mereka.

"Jongin? Mengapa kau tidak menjawab."

 

"Hanya ingin."

"Awas kau ya!"

 

"Ampun!!"

Soojung dengan cepat mengambil bantal kecil yang berada di sofa hendak memukul Jongin,

"Nona lempar, atau kita tidak makan malam hari ini?"

Dengan kesal Soojung menaruh bantal tersebut sambil berjalan ke arah Jongin hendak mencicipi ramen sederhana buatan bodyguardnya itu. Soojung tersenyum lebar saat mencoba ramen buatan Jongin. Bukan ramen seperti biasa yang ia makan. Tapi bukankah merk ramen di korea hanya 1? Mengapa rasanya bisa berbeda?

"Aku tambah beberapa perasan air bekas kimchi, makanya ada sedikit rasa kecut dan aku tambahkan sedikit gula dan garam agar rasanya gurih."

Jongin berkata demikian seperti membaca pikiran Soojung. Soojung hanya menyeringai kecil, dan segera mengambil mangkuk untuk memakan ramen tersebut. Malam ini terasa hangat karena mereka makan bersama di apartemen bukan di luar. Maklum kalau mau makan di apartemen kan tidak enak dengan Sehun. Masa yang satu tidak diajak makan? Hehe. Mereka menghabiskan ramen di balkon kecil apartemen Sehun.

"Jongin kau tau tidak kalau aku dulu adalah orang yang pendiam? Aku dulu kehilangan ibuku saat aku berumur 10 tahun. Menyedihkan? Iya memang."

 

"Saya tau."

"Benarkah?"

 

 

"Hm. Saya juga kehilangan ayah saya saat berumur 10 tahun."

"Maaf,"

 

 

"Tidak apa. Sebenarnya nona sudah menceritakan cerita tadi saat nona mabuk di rumah teman nona yang berbicara bahasa aneh itu."

"Hah? Yang benar kau?"

 

 

"Mana mungkin saya berbohong."

"Aku memang melupakan segalanya saat aku mabuk. 1 gelas soju saja sudah membuatku sangat mabuk."

 

 

"Pantas."

"Apakah aku dulu melakukan sesuatu yang bodoh???"

 

 

"Mungkin,"

"Kim Jongin!!"

 

Soojung mengambil sumpitnya lalu memukul kepala Jongin

 

"Ah sakit!"

"Tuhan, tolong hapuslah segala kenangan buruknya dan berilah ingatannya akan kebahagiaan saja. Jangan lupa beri ia tawa dan senyum agar harinya semakin berwarna, Amen."

 

Jongin hanya tertawa kecil sambil melihat bintang yang hari itu entah mengapa sangat banyak. Angin yang berhembus membuat hati terasa tenang, bukan canggung. Sinar bulan yang terang benar benar membuat malam itu sangat berkesan.

 

---

 

Setelah Sehun mengajak Jinri keluar dari club malam tersebut. Sehun bingung ingin memulai pembicaraan mereka bagaimana, sementara Jinri sibuk meratapi mengapa seorang Oh Sehun bisa berada di tempat ia kerja tersebut.

"Se-"

 

"Jin-"

"Kau duluan Jin,"

"Kau saja,"

 

 

"Eh, hnnng, Bagaimana kabarmu setelah lulus?"

Pertanyaan bodoh Oh Sehun! Bodoh!

 

 

"Aku sibuk mengurusi adikku dan bekerja di mini market. Kau?"

"Aku berkuliah di Busan mengambil jurusan Bisnis."

 

"Oh."

Canggung.
Tidak ada yang ingin berkata.

"Pasti kau sekarang bingung Oh Sehun, mengapa aku bisa berada di tempat seperti itu."

 

"Huh,"

"Mungkin sekarang aku di matamu hanya seorang perempuan ja-"

 

 

"Tidak."

"Lalu?"

 

 

"Hmmm."

"Apa??"

 

 

"Hmmm."

"Diam! Belikan aku soju Oh Sehun!"

 

 

"Alkohol tidak baik untuk makhluk seperti mu, Choi Jinri."

"Kau benar-benar ya!"

 

"Baik! Tapi untuk kali ini saja."

Jinri tersenyum lebar jauh lebih baik daripada di club tadi. Ia berlari kecil menuju kios kecil berwarna orange tempat soju dan makanan ringan dijual. Mungkin hanya alkohol yang bisa membantu mereka saat ini. Dari kecanggungan, dari kekesalan dan dari rasa penasaran. Sehun menuangkan alkohol dari botol soju ke gelas untuk diminum oleh Jinri. Jinri meraih dengan asal asalan lalu meneguknya dengan cepat.

"Pelan-pelan bodoh!"

"Diam kau Oh Sehun!"

"Ahjumma, tolong 1 porsi dobokki, udang dan cumi pedas. Ah, 2 botol soju lagi juga!"

 

"Choi Jinri, uangku akan habis hanya gara gara membelikanmu makanan murahan seperti ini."

"Diam kau."

 

"Aish!"

Jinri melahap dengan cepat makanan yang ia pesan tadi, ia mengikat rambutnya, ikat poni dan menutup bagian dadanya dengan kemeja yang Sehun berikan tadi. Jinri mulai merasakan kedinginan di daerah paha sampai kakinya. Mungkin ini karena pakaian mini yang ia kenakan. Sehun sadar akan ketidaknyamanan Jinri karena pakaian yang ia kenakan. Ia meraih jas kerjanya dan meletakkan di paha Jinri.

"Setidaknya kau harus memakai pakaian tertutup untuk malam yang dingin ini."

Jinri hanya bisa tersenyum kecil. Ah rasanya hangat, dan lebih baik dari sebelumnya. Ia melanjutkan makannya yang belum selesai dan meneguk 2 botol sendiri soju yang dibelikan Sehun. Efek alkohol membuat ia mabuk dan sedikit pusing.

"Oh Sehun, aku ingin pulang. Kau jangan mengikuti aku ya!"

Jalan Jinri mulai asal-asalan dan hampir saja ia jatuh. Sudah mabuk berat, pakai high heels lagi! Sehun menggendong belakang Jinri sambil membawa high heels di tangannya. Benar benar seperti pelayan saja. Jinri tertidur karena alkohol yang diminumnya di pundak Sehun. Sehun hanya menyeringai sambil membawanya ke hotel terdekat. 

Ia segera memesan kamar, dan langsung membayar administrasinya. Sehun meninggalkan Jinri di kasur empuk berdominan putih dan meninggalkan sepucuk surat untuk Jinri yang ia taruh di meja. Dengan berat hati Sehun kembali ke apartemennya yang letaknya tidak terlalu jauh dari hotel tersebut. Sepanjang perjalan Sehun terus tersenyum sambil membayangkan lucunya wajah Jinri. Ia jadi ingat saat masa masa SMA-nya dulu.

 

 

.Flashback.

Pr fisika sudah, geografi sudah, Bahasa Inggris juga sudah. Ahh, akhirnya aku bisa nganggur sambil membaca komik.
ujar Kim Jongin senang dalam hati.

 

"Eh Kim Jongin! Pinjamkan aku tugasmu, aku ingin menyalinnya!"

 

"Kerjakan sendiri bodoh."

"Ayo lah, kalau kau meminjaminya padaku aku akan memberimu koleksi komik Ultraman terbaruku!"

 

 

"Serius?"

"Iya iyalah masa aku bohong!"

 

 

"Kalau kau bohong, aku tidak akan mendekatkanmu pada Jinri lagi! Kali ini aku tidak hanya omongan saja loh Oh Sehun."

"Ah kau itu Jongin, mana mungkin aku berbohong padamu, kau kan pacarku..."

 

 

"Jijik!"

Jongin merinding mendengarkan perkataaan Sehun tadi.

 

 

"Mana tugasmu?"

"Di dalam tasku!"

 

 

"Ambilkan."

"Ambil sendiri bodoh!"

 

Sehun yang sudah mengetahui letak tugas Jongin, segera mengambil di tasnya. Ia mengerjakan sambil kadang-kadang mencuri pandang melihat sosok Jinri dari belakang. Rambutnya yang panjang kira-kira 10cm dibawah ketiak membuat siapa saja yang melihatnya akan terkesan. Sudah lama ia suka dengan Jinri. Mungkin sudah sejak kelas 7 SMP. Walaupun di kelas yang berbeda, selalu saja ada cara Sehun untuk melihat gerak gerik apa saja yang dilakukan Jinri setiap hari. Ia sudah lama sebenarnya ingin menembak Jinri. 

Tapi apa daya, dia kurang percaya diri dan takut ditolak. Saat wisuda pelepasan SMA sebenarnya ada niat Sehun untuk mengungkapkan kalau ia suka dengan Jinri tetapi tak dapat di pungkiri, semenjak Ibunya sakit ia terpaksa pindah ke Busan untuk mencari pengobatan yang lebih murah dari pada di Ibukota. Jadi sampai selama ini Sehun belum mengungkapkan perasaannya pada wanita itu.

 

.end of flashback.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
potatoria
#1
Chapter 2: Kabur weh mereka akhirnya. Jongin broken english banget bhak:v pas dialog sama vict kok bawaannya jadi ngakak ya? (Aduh. Maafkanaku)

Ff simpel dan panjang lah, lumayan. Aku dah lama nyari epep macam ini wkwkwk. Bikin kepo juga sih, akhir2 chap2 Kaistal malah nyasar ke busan terus ketemu sehun ._.) aku cengo, gabisa nebak2 lagi.
potatoria
#2
Chapter 1: Interaksi jongin sama soojung ucul banget wakakak
Lanjut baca ya~
Youklee #3
Chapter 5: Waaah main cium2 aja sih si jongin ini. Keep writing
dhedho
#4
Chapter 5: Wah makasi ya author buat double updatenya ^^
Jongin udh mulai brni cium" soojung nih hihi.. soojungnya jg udh suka sm jongin ... semoga pas balik ke rmh .. suho ga marah sm jongin.. jgn smpe kalo jongin dipisahin sm soojung >o<

Mereka udh kyak psangan nikah aja tuh hihi.. jongin yg kerja, soojung yg dirumah ^O^

Ditunggu lanjutannya ya author ^^
dhedho
#5
Chapter 3: Hehe akhirnya update baru dr author ^^ skrg jongin sm soojung tmbah dkt nih ^O^ semoga suho appa merestui anaknya sm jongin huhu..
Trs itu ada sesul moment jg.. hehe moga" jinri bisa jd tmn dkt sm soojung , biar mereka berempat hdup bareng aja gpp deh haha \(^O^)/
Ditunggu lanjutannya ya authornim ^^
dhedho
#6
Chapter 2: Akhirnya update jg ^^ thanks buat new updatenya author.. setuju jg kalo judulnya dignti.. pas kok sm isi ceritanya hehe... um kalo sehun mau dipairing sm spa ya.. sulli aja deh hehe jd biar soojung jg pnya tmn dkt cwek hehe
Ditunggu lanjutannya ya author ^^
dhedho
#7
Chapter 1: pertemuan pertama ga galak" bgt si soojung hehe semoga kedepannya lancar aja sm jongin, jd bisa dkt mereka (^.^)
affexions
#8
Chapter 1: update soon please^^
affexions
#9
this is interesting!! please update soon:))
dhedho
#10
Yup, looking forward for this.. (^-^)