Kabur.

Escape

Soojung hari ini, masih tetap seperti hari-hari yang lalu.

Kesepian,

bosan,

dan, seperti mayat bernafas.

 

Ia sungguh ingin keluar dari kamar bak penjara ini. Ia ingin bertemu teman-teman kampusnya, bercanda tawa bahkan berjalan-jalan bersam teman sekumpulan gengnya. Ah mendengarnya sungguh membuatnya senang apalagi melakukannya. She wanna go out seriously.

Sekarang jam 7.00 tepat shift Jongin dimulai, Soojung mengajaknya berbicara tetapi ya sama saja, dia akan menjawabnya dengan singkat, atau bahkan menghiraukannya. Ia pun ke kamar mandi untuk bersih diri namun terlintas di benalnya untuk kabur. Ternyata benar. Ia bahkan tak sadar di kamar mandinya terdapat jendela yang kemungkinan dapat membuat aksi 'nekat'nya itu berhasil.

 

 

"Untung saja, kamarku berada di lantai bawah. Kalau begini kan aku dapat keluar dengan mudah."

Ketika ia akan menaiki jendela ia hampir saja terpeleset tapi tak menutup kemungkinan ada suara yang telah dibuatnya sehingga Jongin bodyguardnya itu dengar.

 

 

"Nona Jung?"

"Nona Jung? Apa kau mendengarku?"

 

 

Jongin yang tak mendengar ada jawaban dari Soojung segera membuka knob pintu. Tidak terkunci. Segera ia masuk ke dalam dan melihat jendela di kamar mandi tersebut terbuka.

". Ia kabur."

 

 

Jongin secepat klilat keluar melalui jendela tersebut dan melihat sekitar tanda keberadaan Nona-nya itu. Ia menuju daerah kebun, karena kebun adalah tempat terdekat menuju pintu keluar belakang, tempat biasa pekerja keluar.

Dan ternyata benar. Jongin menemukan keberadaan Nona Jung. Sebenarnya tidak sulit menemukan Soojung, karena tampak jelas cardigan merah yang ia pakai terletak di dekat semak-semak.

 

"Nona anda ingin keluar sendiri tanpa saya beritahu pada Presiden, atau saya panggilkan Presiden kesini untuk menjemput anda?"

" this boy!" umpat Soojung.

 

Soojung pun keluar dari tempat persembunyiannya, dan mengepalkan tangannya hendak memukul bodyguardnya itu. Jongin segera menangkis tangan milik Soojung dan meletakkan jari telunjuk di bibirnya.

"Ssst. Waktunya pengecekan malam, Nona bersembunyilah di semak-semak dekat dapur dulu."

 

Soojung tanpa berpikir panjang langsung berlari menuju tempat yang ditunjukkan bodyguarnya. Setelah mengecek kalau keadaan aman Jongin menyusul Soojung. Raut marah terlihat di wajah tampannya, menunjukkan bahwa ia benar-benar kesal akan tingkah Soojung untuk kabur.

"Nona Jung mengapa kabur?"

 

"Aku tak punya pilihan lain Jongin. Aku tidak mau selamanya terkurung di kamar itu!"

"Tetapi itu demi kebaikan Nona sendiri bukan?"

 

 

"This is just a bull Jong. Toh selama 2 bulan aku terkunci di ruangan itu tak terjadi apa-apa."

"Kita ha-"

Arah senter dari penjaga pengecekan malam hampir saja mengenai wajah Jongin yang berbicara dengan Soojung tadi. Jongin langsung membungkukkan tubuhnya hingga berjarak 1 cm dari wajah Soojung. Wajah Soojung mulai memerah karena malu dan wangi parfum Jongin masuk dalam hidungnya. Totally man's scent. Soojung yang sesaat tak sadar karena membayangkan bau Jongin sadar ketika Jongin mulai menjauh dari nya dan mulai melanjutkan kalimatnya yang belum selesai tadi.

"Huh hampir saja. Kalau ketahuan bisa mati aku."

 

 

"Huh Nona. Tolong jangan keras kepala ayo kembali ke kamar karna kalau tidak, saya akan segera di pecat. Dan nanti saya mau makan apa Nona Jung?"

Soojung terdiam sesaat sibuk dengan pikirannya sendiri.

 

 

"Bagaimana kau ikut kabur denganku?"

"Nona apa kau serius? Aku tidak mau kehilangan pekerjaanku."

"Kalau kau tidak ikut denganku toh kau juga kehilangan pekerjaanmu bukan? Kau malah kena hukuman dari Ayahku."

 

 

"Tapi Nona Ju-"

"Kau ikut denganku atau Ahjumma di pecat?"

 

 

"Ap-"

Soojung secepatnya menggapai tangan Jongin menuju pintu belakang rumah yang sedikit terbuka itu. Mereka keluar dari rumah Soojung dan segera menuju semak-semak yang jauh jaraknya dari mansionnya tersebut.

 

 

"Aish!"

"Jangan mengumpat Jongin!"

 

 

"Sekarang, kalau sudah keluar begini, kita mau tidur dimana Nona Jung?"

"Rumah temanku."

 

---

 

Terdengar suara alunan lagu disco mengelilingi "Rumah teman Soojung" itu. Bau asap rokok dan alkohol menggebu rumah yang luasnya hampir sama dengan rumah Soojung itu.

 

"Hey Krystal. Wassup?"

"Hey Vict! Its been a long time. Yeah, you are not changed"

 

 

"About what Krys?"

"Everything. Party-ing, seducing, alcohol."

 

 

"You know. Btw who's him?"

"He is my bo- ah, i mean my friend."

"Hi boy, I'm Victoria. Krystal's friend."

 

 

Jongin yang sedari tadi melamun dan tidak memperhatikan Nona nya itu kaget dan segera menyapa balik Victoria.

"Hi I am Jongin. And Krystal??" Jongin yang dari tadi tidak tertarik akan pembicaraan Nona Jung dan temannya itu mulai tertarik karena mendengar nama Krystal. Sebenarnya bukan Jongin tidak tertarik akan hal yang dibicarakan, Jongin tidak begitu mengerti Bahasa Inggris jadi ia hanya bisa melongo.

 

 

"Girl next to you. I thought she brought you here."

Ia tidak mengerti apa maksud gadis bernama Victoria ini, tapi jari telunjuknya mengarah ke samp[ing Jongin. Ia segera melirik sampingnya, dan terlihat seseorang, Nona Jung. Mengapa temannya menyebutnya Krystal?

 

 

"Oh yes yes." Jongin hanya tersenyum malu, sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal itu. Bingung harus menjawab apa, dan bingung mengapa Nona Jung disebut Krystal. Soojung hanya tertawa kecil melihat tingkah boddyguardnya itu.

"I guess i have to enjoy the party right?"

 

 

"Yeah, you must. You dont forget your room right?"

"Why should I?"

 

 

"Have a fun night Krys, and Jongin."

Soojung yang sudah lama tidak meminum alkohol selama 2 bulan itu pun merasa melayang.

 

 

"Nice. Kau tidak mau mencobanya? Lebih enak daripada soju yang biasa kau beli di jalanan loh."

"Memangnya aku hanya meminum soju? Aku juga meminum beer Nona."

 

 

"Beer kalengan."

Jongin tersenyum kecut menandakan jawaban Soojung benar. Memang benar ucapan Nonanya itu, ia hanya bisa minum beer kalengan yang dijual di minimarket. Uang sangunya hanya cukup untuk makan sehari-hari, untuk membeli snack saja kurang apalagi untuk membeli beer. Uang dari hasil part-timenya ia gunakan untuk membayar sewa apartemen. Itu pun masih kurang. Ia kadang mengerjakan tugas temannya, lalu temannya membayar per halaman yang ditulis Jongin. Lumayan walaupun tak sebanding dengan upah part-timenya.

 

 

"Kenapa tidak menjawab? Benar ya jawabanku?"

"Sangat."

 

 

Soojung pun tertawa terbahak-bahak, "Mungkin uang jajanku sehari bisa membelikanmu 20 beer sehari. Tetapi aku tidak begitu menyukai hidupku."

"Mengapa? Bukannya memiliki uang banyak sangat menyenangkan?"

 

 

"Iya, sangat menyenangkan. Hingga membuat Ayah melupakan putri satu-satunya ini."

"Mengapa bisa begitu?"

 

 

"Ibuku meninggal saat aku berumur 10 tahun. Meninggal didepan mataku. Dan gara-gara aku salah satu pemadam kebakaran disana juga mati. Pemadam itu berusaha mengeluarkan Ibuku dari mobil yang aku tumpangi, dan BAAAM!" Omongan Soojung sudah ngelantur karena efek dari alkohol yang diminumnya. Jongin yang tahan alkohol itu mendegarkan dengan seksama ucapan Nonanya tersebut.

"BAAAaaaam! Mobilnya masuk jurang. Ayah dan aku hanya bisa melihat Ibu meninggal. Aku merasa bersalah dengan pemadam itu. Ya Tuhan, saemoga istri dan anak orang itu hidupnya engkau berkahi." Soojung mengatakannya dengan suara asal-asalan, ia pun menghadap wajah Jongin,

 

 

"Bagaimana ceritamu Kim Jongin?"

"Yah. Sebenernya saya juga kebetulan punya ayah seorang pemdam kebakaran meninggal karena menyelamatkan seorang Ibu yang tidak bisa dikeluarkan dari mobil. Semenjak itu hidup saya dan Ibu menderita. Saya harus banting tulang untuk membayar sewa rumah kami yang dulu, Ibu yang hanya seorang pembantu punya penghasilan apa? Mungkin saya sudah 20 kali lebih bergonta-ganti part-time. Masuk kuliah saja harus menabung selama 6 tah-" Jongin yang memotong pembicaraannya karena melihat Soojung terlelap karena efek alkohol yang diminumnya.

 

 

"Perempuan ini."

Jongin pun menggendong punggung Soojung dan melangkahkan kaki menuju Victoria berada. Dengan kemampuan amatir bahasa Inggrisnya ia bertanya kepada Victoria,

 

 

"This girl room where??"

"There's only one room so you guys have to share. Here's the key. Just go to the left. You'll find it."

 

 

"Ddank you. I borrow clothes for me yes?"

Victoria yang kebingungan apa yang akan dikatakan Jongin segera mengerti karena mendengar kata clothes. Ia pun mengambil baju bersih dari kamarnya untuk Jongin dan Soojung.

 

 

"Yes thank you. Where room?"

"Just go to left guy."

 

 

"Huh?"

Victoria yang kesal karena Jongin tidak mengerti perkataannya menunjuk dengan tangannya ke arah kiri. Jongin pun mengerti dan segera menuju kamar Soojung.

 

 

 

---

 

 

Sinar matahari mulai masuk celah jendela kamar VVIP yang di tempati Soojung. Ia terbaring di kasur putih dan Jongin tidur dengan tidak nyaman di lantai berselimut jas kerjanya. Sinar matahari tadi, membuat ia bangun. Soojung bangun dengan keadaan kaget karena menemukan sudah berbaring di kasur dan berganti pakaian.

Jongin.
Ia langsung terpikirkan nama orang itu. Ia mencari tanda keberadaan body guardnya lalu menemukannya tidur di lantai. Karena mendengar gersak gersak yang ditimbulkan Soojung, Jongin bangun sambil merapikan rambutnya dengan tangan.

 

PLAAK!
Tamparan mendarat di pipi mulus Kim Jongin.

 

"Nona J-"

"Kau ya yang menggantikan pakaianku?? Dasar ngeres!"

 

 

"Bu-"

Tanpa mendengar penjelasan Jongin, Soojung segera melemparkan bantal ke arah wajah Jongin.

 

 

"Ahhh Ibu, mengapa aku harus kabur dengan orang ngeres seperti ini??"

Soojung terus meruntuki dirinya sendiri, membuat Jongin gelagapan bingung berbicara apa.

 

"Yang menggantikan bukan aku Nona, tetapi teman Nona yang berbahasa inggris itu,"

 

"Huh?"

 

.FlashBack.

Jongin masuk kekamar yang telah di tunjukkan Victoria tadi. Kamar yang mendominasi warna putih bak hotel berbau wangi pun tiba tiba sirna karena bau muntah Soojung. Alkohol. Baju Soojung pun separuh basah terkena muntah. Jongin yang hanya bisa melihat dari jauh segera memanggil Victoria meminta bantuan,

"She hoek hoek please clothes her, i dont know!!"

 

Dengan bantuan tangan dan bahasa isyarat seadanya, Victoria melangkahkan kakinya menuju kamar Soojung.

"So she was throwing up. I'll change her clothes, you wait outside."

 

Karena merasa sudah ada Victoria, Jongin pun keluar kamar menunggu perempuan itu yang mungkin sedang mengganti baju Soojung.

.End of FlashBack.

"Mengapa kau tidak bilang? Ini memalukan!"

 

"Nona Jung yang tiba-tiba langsung menampar saya, saya kan bingung mau menjelaskannya bagaimana."

"Ah sudah. Mari berkemas saja Jong. Mana bajuku yang terkena muntah?"

"Sedang di cuci sama teman Nona yang kemarin itu."

"Yasudah kita kebawah saja."

Mereka segera ke dapur menemui Victoria yang sedang memasak omelet.

 

"Breakfast Krys?"

"Thanks Vict. Can my friend join too?"

"Sure. Why not?"

Mereka memakan dengan lahap omelet yang sudah di buatkan Victoria, maklum mereka dari malam belum makan hanya meminum alkohol mahal saja.

"Sekarang kita mau kemana Nona? Tidak mungkin kan kalau kita menginap lagi disini?"

 

"Aish!"

"Bagaimana jika kembali ke rumah?"

"Hell no Jong."

"Lalu?"

 

"Kau punya uang? Boleh pinjam tidak?"

 

"Huh? Berapa? Kalau banyak saya tidak mungkin punya lah Nona."

"₩30.000?"

 

 

"Tidak."

"Ayolah."

 

 

"Untuk?"

"Ke apartemenmu di Daejeon."

 

---

Hari ini, Minggu. Kereta sedang penuh apalagi menuju Busan. Banyak yang sedang berlibur ataupun berkunjung ke rumah saudara. Jongin dan Soojung menaiki kereta bisnis dengan harga termurah, ₩28.000 untuk dua orang dan itu pun mereka dapat yang berdiri. Yah lumayan ₩2000 untuk membeli air putih. Miris. Memang. Yah setidaknya sesuai dengan prediksi Soojung untuk membawa ₩30.000. Habis sisa gaji part-time Jongin yang selama ini ia simpan. Yah, mau bagaimana lagi? Masa mau menginap di rumah teman Nona Jung lagi? Ini pun terpaksa membeli tiket arah Busan, karena tiket langsung ke Daejeon habis.

"Nona ada kursi kosong." Soojung yang mendengar perkataan Jongin dengan senyum lebar segera duduk di kursi hangat tersebut. Maklum, kan baru di duduki orang.

Bremmmm.

Kereta mengerem tanda sudah sampai di stasiun kedua, Stasiun Yongin. Masih jauh kurang 4 stasiun lagi. Padahal sepertinya dari pagi tadi berangkat, mengapa bahkan sudah sore begini masih di stasiun kedua? Phew.

"Jongin nenek disebelahku sepertinya sudah mau keluar di Stasiun Mokpo. Kau jangan duduk dimana-mana ya!"

Kereta mengerem lagi untuk ke 4 kalinya, dan benar, nenek disebelah Soojung turun. Jongin yang daritadi kakinya sakit, seketika terobati karena dapat duduk, syukurlah.

Karena sudah malam tanpa terasa Soojung terlelap di pundak Jongin, Jongin yang merasa tidak enak yang seharusnya mendorong pelan kepala Soojung ke arah kanan, malah menyamankan di pundaknya. Jongin ikut terlelap hingga tidak sadar Stasiun Daejeon sudah lewat.

"Dek, sudah sampai stasiun terakhir. Bangun."

01.00 a.m, Jongin melihat jam tangannya.

"Pak, ini di Stasiun Daejeon?"

 

"Stasiun Daejeon sudah lewat dari tadi dek. Memangnya adek tidak dengar di pengumuman tadi?"

"Aish!" Karena masih tidak percaya, ia melihat sekelilingnya. Sudah kosong. Sial, kami sudah tidak punya uang untuk kembali besok ke Daejeon.

 

 

Kami tersesat di Busan!

Jongin yang terus mengumpat karena bingung, tanpa sadar Soojung mulai membuka matanya.

 

"Jong, kita sudah sampai kan?"

 

"Iya, sampai di Busan Nona Jung."

"Lucu sekali gurauanmu Kim Jongin."

 

"Saya tidak berbohong Nona." Ia tidak percaya dan langsung menuruni kereta dan melihat plang bertuliskan

-Selamat Datang di Stasiun Busan-

"Pasti aku sedang mimpi kan? Pukul aku Jong!"

"Bagaimana kalau kita keluar dulu dari stasiun ini karena sudah mau di tutup?"

Dengan langkah berat Soojung melangkahkan kakinya dan meruntuki kesalahannya tidur di kereta tadi. Jongin yang bingung dimana mereka akan tidur menenangkan Nonanya itu dengan menepuk perlahan punggung Soojung. Mereka berjalan di jalanan yang penuh dengan lampu berwarna kuning kesan mewah, memandang bulan dan bintang, terkadang melirik toko kecil dan club malam seperti orang yang tidak memiliki harapan hidup.

BUUGH!

"Maafkan saya, saya tidak sengaja menabrak anda. Maafkan." Jongin yang merasa bersalah segera meminta maaf pada pemuda yang ia tabrak tadi,

"Jongin?"

"Sehun?"

------------------------------

Chapter selanjutnya bakal ada karakter baru yaitu Sehun. Tapi tenang aja dia bukan pho, nanti mungkin aku pairing sama Sulli, atau ada saran lain mungkin selain Sulli?^^ Dont be silent reader please, kasih comment, saran ataupun kritik biar ff makin kedepan makin bagus. Thank you

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
potatoria
#1
Chapter 2: Kabur weh mereka akhirnya. Jongin broken english banget bhak:v pas dialog sama vict kok bawaannya jadi ngakak ya? (Aduh. Maafkanaku)

Ff simpel dan panjang lah, lumayan. Aku dah lama nyari epep macam ini wkwkwk. Bikin kepo juga sih, akhir2 chap2 Kaistal malah nyasar ke busan terus ketemu sehun ._.) aku cengo, gabisa nebak2 lagi.
potatoria
#2
Chapter 1: Interaksi jongin sama soojung ucul banget wakakak
Lanjut baca ya~
Youklee #3
Chapter 5: Waaah main cium2 aja sih si jongin ini. Keep writing
dhedho
#4
Chapter 5: Wah makasi ya author buat double updatenya ^^
Jongin udh mulai brni cium" soojung nih hihi.. soojungnya jg udh suka sm jongin ... semoga pas balik ke rmh .. suho ga marah sm jongin.. jgn smpe kalo jongin dipisahin sm soojung >o<

Mereka udh kyak psangan nikah aja tuh hihi.. jongin yg kerja, soojung yg dirumah ^O^

Ditunggu lanjutannya ya author ^^
dhedho
#5
Chapter 3: Hehe akhirnya update baru dr author ^^ skrg jongin sm soojung tmbah dkt nih ^O^ semoga suho appa merestui anaknya sm jongin huhu..
Trs itu ada sesul moment jg.. hehe moga" jinri bisa jd tmn dkt sm soojung , biar mereka berempat hdup bareng aja gpp deh haha \(^O^)/
Ditunggu lanjutannya ya authornim ^^
dhedho
#6
Chapter 2: Akhirnya update jg ^^ thanks buat new updatenya author.. setuju jg kalo judulnya dignti.. pas kok sm isi ceritanya hehe... um kalo sehun mau dipairing sm spa ya.. sulli aja deh hehe jd biar soojung jg pnya tmn dkt cwek hehe
Ditunggu lanjutannya ya author ^^
dhedho
#7
Chapter 1: pertemuan pertama ga galak" bgt si soojung hehe semoga kedepannya lancar aja sm jongin, jd bisa dkt mereka (^.^)
affexions
#8
Chapter 1: update soon please^^
affexions
#9
this is interesting!! please update soon:))
dhedho
#10
Yup, looking forward for this.. (^-^)