Daejeon.

Escape

"Jadi, makhluk sinting ini kau antarkan sampai apartemen??"

"Ya. Bagaimana aku menolak seorang atasan baru yang hampir saja memecatku, Jongin?"

Jongin masih tertawa terbahak, hingga matanya hampir tak terlihat lagi.

"Berhenti tertawa Kim Jongin." Ketus Sehun sambil memberikan tatapan pokerfacenya.

Percakapan kecil mereka masih berlanjut sampai tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Dan 1 jam lagi kereta Jongin dan Soojung berangkat.

"Hun, Jin, aku akan pergi ke Daejeon sekarang. Aku dan Soojung pamit." Ucap Jongin sambil memeluk mereka satu-satu di ikuti dengan Soojung yang sudah membawa tas bawaan barang mereka.

"Senang bisa berkenalan denganmu Jinri. Semoga kita bisa bertemu lagi dan menjadi teman dekat." Kata Soojung diikuti sunggingan di bibirnya.

"Why not?" Jawab Jinri.

Soojung dan Jongin memakai sepatu mereka dan jaket tebal agar tidak kedinginan diluar sana.

"Kami berangkat!" Jongin keluar apartemen dan mengambil tas yang sebelumnya digenggam tangan Soojung.

Sehun dan Jinri melambaikan tangan mereka ke arah kedua temannya tersebut. Udara di daerah lorong kamar apartemen mulai menggelitik kulit mereka, Sehun memutuskan menyuruh Jinri untuk berada di apartemennya sementara.

"Kau, disini dulu. Nanti aku antar pulang." Sehun berujar sambil mengambil laptopnya untuk mengerjakan beberapa dokumen untuk perusahaannya.

"Kau kira aku bodoh? Kau kan sakit, mana bisa mengantarku." Jinri menjawab diikuti melangkahkan kakinya ke kamar Sehun untuk  mengganti pakaian kerjanya yang cukup ketat tadi dengan pakaian kebesaran Sehun.

"Yasudah." Sehun masih mengetik dengan jari-jari panjangnya di sofa ruang tamu.

"Yasudah? Kau gila?" Walaupun pintu kamarnya telah ditutup Jinri, Sehun masih dapat mendengar celotehan-celotehan yang diucapkan Jinri.

"Tidak." Kali ini Sehun menyeruput beer kalengan sisa tadi teman untuk berincang denganJongin dan Soojung. Setidaknya sebagai penghangat perutnya sementara.

"Aku akan pulang sendiri nanti." Jinri melepaskan pakaian atasnya yang menyisakan bra hitam menggantung di dadanya.

"Apa kau menginap saja?" Ucap Sehun tenang sambil mengetik melanjutkan.

"Hah? Kau memang gila ya!" Perempuan itu menjawab pertanyaan Sehun dengan cepat disusul memakai kaos hitam bertulis "I Love Bangkok" milik Sehun yang dibelinya saat ke Thailand tahun lalu.

Karena Jinri memakai dalaman celana pendek hitam ketika memakai roknya tadi, Jinri memutuskan tidak memakai celana Sehun yang sangat amat longgar di tubuhnya. Toh dengan kaos itu sudah mampu menutup setengah pahanya. Jinri keluar dari kamar Sehun dan segera duduk di sofa ruang tamu yang menghadap TV.

"Mengapa kau tidak memakai celanaku?"

"Kebesaran, toh aku tadi memakai celana pendek." Jawab Jinri santai dan meraih remote TV, TV besar yang berukuran 32 inci dihadapannya.

"Oh." Sehun masih tetap melanjutkan pekerjaannya.

Jinri memencet bolak-balik remote di tangan kanannnya. Tak ada channel yang menarik perhatiannya. Hingga suatu channel yang menyajikan genre drama favoritenya, romcom. Jinri dengan serius mengikuti alur cerita itu, terkadang tertawa karena ulah bodoh lakonnya. Perut Jinri berbunyi dan dengan refleks menuju dapur yang ada di seberang ruang tamu.

"Kau tidak punya makanan?" Jinri bertanya sambil mencari-mencari apa ada sesuatu yang bisa dimakan.

"Ada ramen instan di laci dekat kompor."

"Kau hanya memakan makanan instan seperti ini? Pantas saja kau bodoh karena memakan terlalu banyak MSG."

"Aku tidak bodoh Nona Choi, aku selalu makan di luar, dan makananku bergizi." Sehun menekankan kata bergizi di kalimatnya.

"Temani aku ke supermarket di mall itu, Sehun." Jinri mempoutkan bibirnya yang merah dan tebal.

"Tidak Nona Choi, aku masih banyak pekerjaan."

"Ah, awas kau Oh Sehun! Aku mau pulang! Aku pulang sendiri!" Jinri dengan kesal menggertakkan kakinya ke lantai.

Ia meraih tas dan baju kerjanya yang ia geletakkan di sofa mahal milik Sehun.

Sehun menarik kasar tangan Jinri, yang membuat Jinri terkejut dan duduk tepat di sebelah Sehun. Lelaki itu menipiskan jarak di antara wajah mereka, ia meraih tengkuk Jinri perlahan sambil menutup matanya. Jinri gelagapan dengan tingkah Sehun. Otaknya menyuruh untuk menghindar tetapi tidak dengan hatinya. Tak terasa bibir mereka bertemu, mencium dengan pelan setiap lekuk bibir manusia di hadapannya.

"Stay." Ujar Sehun di sela-sela ciuman mereka.

Jinri hanya mengangguk dan bergumam kecil. Kedua tangan Jinri refleks meraih leher Sehun. Suhu yang menginjak 7' ini tak terasa sama sekali dengan panasnya ciuman mereka. Sehun merasa addicted dan meraih bibir Jinri dengan sedikit kasar.

 

---

 

"Para penumpang dengan arah tujuan stasiun Ulsan, Daejeon, Yongin, Daegu, Mokpo, Incheon, dan Seoul harap segera menaiki kereta."

Soojung yang tadinya tidur dengan sigap kaget mendengar kata 'Daejeon' dari sumber suara tersebut.

"Jongin, sepertinya kereta akan berangkat. Ayo masuk."

"Baru saja saya akan membangunkan nona."

Mereka melangkahkan kaki mereka menuju Gate yang terletak di depan mereka. Kolektor memeriksa satu-satu tiket penumpang. Setelah masuk mereka mencari kursi seat A yang terletak sangat dekat masinis. Soojung tersenyum hingga menunjukkan giginya saat mengetahui posisi duduk mereka dekat dengan masinis yang berarti mendapat tempat yang cukup hangat untuk setidaknya merebahkan diri. Jika ia sudah kembali ke Seoul, ia tidak akan melupakan bagaimana kerasnya mencari uang, mengantri dan menunggu cukup lama untuk sekedar membeli tiket, susahnya mencari tempat untuk setidaknya menghangatkan diri  di kereta dan dinginnya memakai pakaian yang tebalnya sangat kalah dengan pakaian yang ia beli di butik mahal.

Jongin yang tadi membeli kopi di minimarket, meneguknya agar tidak ketiduran lagi di perjalanan seperti dulu. Ia membeli kopi hitam instan kaleng yang tinggal minum saja. Sementara Soojung, walaupun baru jam 7 malam, matanya sudah hampir merekat sempurna sambil bersandar di kaca. Jongin hanya berkekeh kecil. Perjalanan kali ini akan mereka tempuh selama kurang lebih hanya 1 jam, dikarenakan mereka balik arah. Hanya melewati 1 stasiun saja. Jongin memandang sekelilingnya, dan tidak menemukan apapun yang menarik. Jongin ditinggal tidur oleh nonanya. Karena bosan, ia mengambil snack kacang dan memakannya.

Kereta sudah sampai di stasiun pertama, Ulsan. Banyak orang keluar dan masuk kereta bermuatan besar ini. Jongin masih melanjutkan memakan kacangnya dan memandang kosong ke jendela. Matanya terkunci tatkala melihat wajah lucu Soojung yang menempel di kaca. Ia memberikan bantal kecil yang disediakan oleh kereta dan menaruhnya di samping kepala Soojung.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19:50. 10 atau 15 menit lagi mereka akan keluar dari kereta dan sampai di stasiun Daejeon. Jongin membangunkan Soojung dengan menepuk pundak wanita itu pelan.

"Sampai?" Suara Soojung terdengar parau karena tidur singkatnya tersebut.

"Kira-kira 10 menit lagi. Daripada kita telat, saya bangunkan saja."

Soojung mengecilkan matanya. "Ya."

Jongin berdiri mengambil tas mereka di cabin dan memasukkan kresek jajanan di tas coklat itu. Ia mengemasinya dan mengecek apa ada barang yang tak tertinggal. Jongin kembali duduk dan menunggu pengumuman lagi, tanda kereta sudah sampai di stasiun Daejeon.

"Para penumpang dengan tujuan Daejeon, harap segera turun karena tujuan sudah sampai."

Belum sampai 5 menit dibicarakan, pengumuman tersebut terdengar menggema di kereta. Jongin dan Soojung berdiri dan melangkahkan kaki mereka menuju pintu keluar. Soojung merekatkan syal abu-abu nya dan membiarkan rambutnya tergerai hampir menutupi syal. Jongin dengan tangan kanan menggengam tas coklat sedangkan tangan kirinya menggenggam tangan dingin Soojung.

Dengan langkah cepat mereka menuju dalam stasiun.

Dingin. Walaupun sudah menggunakan pakaian yang tebal, udara tetap saja bersih keras untuk masuk permukaan kulit.

Mereka mencegat taxi karena pada jam saat ini terutama daerah Daejeon utara bis sudah tak beroperasi. Jongin memencet pelan hidungnya yang sudah mulai memerah. Mereka masuk taxi dengan kilat, tak tahan dengan dinginnya malam ini. Soojung merasa lega karena atmosfer berubah menjadi hangat ketika ia masuk taxi.

"Ahjussi, Apartemen Star di dekat mall Daejeon." Kata Jongin dengan lembut.

Perjalanan ini memakan waktu kira-kira 20 menit, karena apartemen yang letaknya di tengah kota. Dengan diam dan sunyi perjalanan ini sungguh terasa, tenang. Bukan canggung. Tetapi tenang. Memandang bangunan disertai lampu-lampu buatan bewarna kuning, hingga kadang manusia lupa tak melihat bintang bersinar dan pantulan cahaya matahari oleh bulan ciptaan Yang Maha Kuasa. Mereka terbalut oleh pikiran masing-masing tak karuan.

"Nona, tuan, sudah sampai." Ujar sopir taxi tersebut.

Saking seriusnya berimajinasi bahkan tak memikirkan apa-apa, tak terasa mereka sudah sampai di tempat tujuan. Bangunan apartemen ini bertinggi hanya 10 meter diatas pohon kelapa. Apartemen gaya klasik, dan tak berpolah. Jongin menuntun Soojung masuk sambil membawa bawaan mereka. Soojung yang baru pertama kali melihat apartemen yang tingginya tak begitu menjulang, padahal apartemen itu berada di pusat kota.

Mereka masuk lift. Jongin memencet tombol angka 2 yang menandakan lift akan menuju lantai 2.

Lorong apartemen benar-benar terlihat sepi dan gelap. Mungkin banyak orang yang keluar atau yang sudah terlelap dalam mimpinya masing-masing, mengingat hari ini hari libur. Jongin berjalan mendahului Soojung dan berhenti tepat pada apartemen nomer 240. Soojung memperhatikan setiap detik gerak-gerik Jongin. Lelaki itu memasukkan pinnya; 0000.

Pin yang bodoh.

Soojung membatin sambil menunjukkan smirk pahitnya.

Terdengar bunyi 'tit' 3kali yang menandakan pin yang di masukkan benar. Mereka masuk dan langsung seketika di sambut dengan baju, sepatu, celana dan beberapa barang yang tergeletak di tengah maupun sudut-sudut ruangan.

"Belum sempat saya bersihkan. Hehe." Jongin terkekeh kecil dan memungut pakaiannya yang dimana-mana. Dengan refleks wanita disebelahnya juga bantu memunguti.

"Ternyata kau punya kolor bergambar spongebob juga ya." Soojung berujar di sela-sela pembersihan mereka. Kaget, yang merasa diajak bicara langsung mengambil paksa boxer di tangan Soojung. Rona merah samar terlihat di pipi Jongin.

"Spongebob warnanya kuning, karena aku suka kuning."Goda Soojung sambil melanjutkan memungut pakaian yang dari mungkin beberapa bulan lalu tak dicuci.

Meskipun belum dicuci, aroma khas mint-vanilla yang tak bisa dijelaskan tidak hilang dan masuk ke rongga hidung Soojung. Soojung tersenyum tulus kali ini.

 

 

----------

huhuhu. sebenernya saya semangat buat ff ini tetapi responnya hanya sedikit. kan saya jadi bingung, mau lanjut atau ngga. yaudahlah.

jangan lupa comment dan vote ya.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
potatoria
#1
Chapter 2: Kabur weh mereka akhirnya. Jongin broken english banget bhak:v pas dialog sama vict kok bawaannya jadi ngakak ya? (Aduh. Maafkanaku)

Ff simpel dan panjang lah, lumayan. Aku dah lama nyari epep macam ini wkwkwk. Bikin kepo juga sih, akhir2 chap2 Kaistal malah nyasar ke busan terus ketemu sehun ._.) aku cengo, gabisa nebak2 lagi.
potatoria
#2
Chapter 1: Interaksi jongin sama soojung ucul banget wakakak
Lanjut baca ya~
Youklee #3
Chapter 5: Waaah main cium2 aja sih si jongin ini. Keep writing
dhedho
#4
Chapter 5: Wah makasi ya author buat double updatenya ^^
Jongin udh mulai brni cium" soojung nih hihi.. soojungnya jg udh suka sm jongin ... semoga pas balik ke rmh .. suho ga marah sm jongin.. jgn smpe kalo jongin dipisahin sm soojung >o<

Mereka udh kyak psangan nikah aja tuh hihi.. jongin yg kerja, soojung yg dirumah ^O^

Ditunggu lanjutannya ya author ^^
dhedho
#5
Chapter 3: Hehe akhirnya update baru dr author ^^ skrg jongin sm soojung tmbah dkt nih ^O^ semoga suho appa merestui anaknya sm jongin huhu..
Trs itu ada sesul moment jg.. hehe moga" jinri bisa jd tmn dkt sm soojung , biar mereka berempat hdup bareng aja gpp deh haha \(^O^)/
Ditunggu lanjutannya ya authornim ^^
dhedho
#6
Chapter 2: Akhirnya update jg ^^ thanks buat new updatenya author.. setuju jg kalo judulnya dignti.. pas kok sm isi ceritanya hehe... um kalo sehun mau dipairing sm spa ya.. sulli aja deh hehe jd biar soojung jg pnya tmn dkt cwek hehe
Ditunggu lanjutannya ya author ^^
dhedho
#7
Chapter 1: pertemuan pertama ga galak" bgt si soojung hehe semoga kedepannya lancar aja sm jongin, jd bisa dkt mereka (^.^)
affexions
#8
Chapter 1: update soon please^^
affexions
#9
this is interesting!! please update soon:))
dhedho
#10
Yup, looking forward for this.. (^-^)