MY LITTLE BUNNY(SUNGMIN STORY)

MY LITTLE SERIES

Sungmin POV

Hankyung hyung sudah kembali ke China. Kami ber  13 lagi. Dari semuanya tinggal aku, Ryeowook, Shindong hyung dan Henry yang belum memiliki wanita yang tetap. Aku iri dengan Leeteuk hyung yang sudah memiliki keluarga kecilnya sendiri. Bersama Arya noona dan bayi mereka Sari.(nama lengkapnya adalah Park Sarang. Tapi noona memanggilnya Sari). Hyung sering selca dengan putrinya itu. Dan kemudian membagi-baginya dengan kami. Zhoumi dan Marin sudah menentukan tanggal pernikahan mereka. Heenim hyung dan Ahra noona sudah dalam tahap akhir. Yesung hyung dan Hanny noona sedang berfikir apakah akan menyusul mereka dengan segera atau menunggu lagi. Tuan muda Choi dalam beberapa minggu lagi akan bertunangan dengan Hyurin. Kangin hyung dengan Mei Lin akan bertunangan juga. Tapi, belum tahu kapan akan diadakan pertunangannya. Eunhyuk dan Kyuhyun, sudah ingin menikahi Reiko dan Angel. Tapi masih dalam proses negosiasi. Apakah akan langsung menikah seperti Zhoumi atau bertunangan dulu. Belum lagi, kesibukan keempatnya yang berjibun.

Aku merasa sedikit kesepian. Setiap pulang ke Dorm, yang kutemui selalu wajah Wookie, Shindong hyung dan Henry.(jika dia tidak sedang kencan dengan salah satu pacar terbarunya). Sekarang kami lebih sering makan malam hanya bertiga. Yang lain kalau tidak sedang kencan bersama tunangan atau pacarnya, pasti sedang bekerja. Setelah terbiasa makan malam dengan orang yang ramai seperti selama ini, lalu tiba-tiba harus makan malam hanya bertiga atau berempat rasanya jadi sepi.

 Malam ini seperti biasanya, aku kembali ke Dorm dengan perasaan malas. Karena Wookie dan Shindong hyung sudah berada di Dorm. Aku keluar dari lift dengan terkejut. Karena lantai menuju Dorm banjir. Kubuka pintu Dorm. Wookie dan Shindong hyung sedang kerja bakti mengeluarkan air kewashtafel dapur. Ternyata pembuangan kamar mandi tersumbat. Sementara kerannya bocor.

 Segera aku membantu mereka menguras kamar mandi.(mereka sudah menelpon Mr Min Suk, manajer gedung SM Apartemen. Mr Min Suk mengatakan akan mengirim orang untuk memperbaiki keran dan saluran pembuangan). Tak lama kemudian Henry pulang dari kencannya.

“Hyung, kalian sedang apa?”serunya dari depan pintu.

“Henry, lekas ganti bajumu dan bantu kami membersihkan air ini”teriak Shindong hyung.

“Ne, tunggu sebentar. OMO!!! AIRNYA SAMPAI KEKAMAR”teriaknya sekuat tenaga. Lama kemudian kami berempat sudah kelelahan. Air sudah dihentikan oleh Mr Min Suk dari sentralnya. Air kotor sudah tidak menggenangi lantai Dorm dan lorong lagi. Kami sudah terduduk lemas di sofa.

Bel pintu Dorm berdering. Segera aku bangkit, melihat siapa yang datang. Kulihat ada seorang namja kecil yang membawa alat pertukangan. Kubuka pintu Dorm.(ternyata bukan namja, tapi seorang yeoja yang manis)

“Annyeonghaseo, Torres imnida. Mr Min Suk memintaku memperbaiki keran dan saluran pembuangan kalian”ujarnya sambil membawa kotak peralatannya dengan santai kedalam Dorm.

“Ayo kuantar kekamar mandi kami”ujarku yang masih terkejut. Dia dengan mudah membawa kotak perkakas yang terlihat berat itu, dan mengikutiku menuju kamar mandi. Shindong hyung, Wookie dan Henry terpana melihat kami berdua saat melawati mereka di ruang tengah. Di kamar mandi aku memperhatikannya mengganti keran, lalu mengeluarkan segumpal bulu, sepotong kain dan sebuah benda yang aku tidak tahu apa itu dari saluran pembaungan kami. Setelah dia memberi tahu Mr Min Suk bahwa keran dan saluran pembuangan sudah diperbaiki , air sudah bisa menyala kembali.

“Torres-ssi, terima kasih”ujarku

“Eng,……, kau Sungmin?”tanyanya ragu.

“Ne, aku Sungmin”jawabku. Wajahnya memerah

“Aku senang bertemu dengan Sungmin oppa. Mungkin oppa suadah lupa. Aku pernah memberikan oppa sebuah boneka kelinci berwaran pink sebesar ini(di tunjuknya setinggi dada)”ujarnya

“Jadi itu darimu?  Torres Camelia. Ayo ikut aku.”ujarku seraya menariknya menuju kamarku dan Kyuhyun. Kutunjukkan boneka yang diberikannya 3 tahun yang lalu.

“Oppa selalu ditemani dia?”tanyanya dengan wajah semakin merah.

“Ne, kecuali saat aku tour dan konser keluar negeri. Selain itu, bunny selalu bersamaku”jawabku

“Camelia, terima kasih memberikan bunny, kepada vitaMinku yang telah memberikan Bunny, apa permintaanmu?”tanyaku. Camelia hanya terdiam menatapku.

“Camelia,apa permintaanmu?”tanyaku dengan lembut.

“Omo, oppa. Suaramu lembut sekali”bisiknya masih dengan menatapku

“Camelia”panggilku lagi.

“Oppa, kalau kau memanggilku seperti itu aku tidak bisa berfikir”ujarnya dengan suara orang yang berkhayal. Aku tersenyum.

“Camelia, aku ingin bertrima kasih dengan memelukmu. Boleh? Tapi, jangan pingsan,ya”pintaku.(aku teringat cerita Siwon. Saat pertama kali memeluk Hyurin)

“Oke. Aku usahakan untuk tidak pingsan”jawabnya. Hati-hati kudekati dia, dan kupeluk dia.

“Terima kasih, Camelia”ujarku. Saat kulepaskan, wajahnya pucat.

“Camelia, tolong jangan pingsan”pintaku khawatir. Beberapa kali dia menghela nafas panjang.

“Oke, aku berhasil”ujarnya penuh kemenangan. Lalu dia memelukku erat

“Terima kasih kembali, oppa”jawabnya tersenyum.

“Boleh aku kesini lagi?”tanyanya.

“Tentu saja. Oh, ya. Shindong hyung, Wookie dan Henry pasti senang bertemu denganmu”ujarku. Lalu kubawa dia ke ruang tengah. Shindong hyung, Wookie dan Henry sedang bersama seorang yeoja yang wajahnya sama persis dengan Camelia. Tapi, dia sedikit lebih mirip laki-laki. Karena lebih tinggi dan lebih berotot.

“Eoni!!”seru Camelia.

“Ternyata benar apa yang di katakan appa. Kalau kau mengambil pekerjaan dan kotak perkakasku. Kau ini nakal sekali”ujar yeoja itu mencubit pipi Camelia.

“Maafkan dongsaengku ini, Sungmin-ssi. Seharusnya aku yang memperbaiki keran dan saluran pembuangan kalian. Tapi anak ini mengambil kotak perkakasku saat aku selesai memparbaiki saluran kamar mandi Dorm Shinee diatas”ucapnya kepadaku.

“Biar kuperiksa dulu pekerjaannya”ujarnya seraya segera menuju kamar mandi yang bermasalah itu. Setelah dia yakin pekerjaan Camelia sempurna barulah dia kembali keluar.

“Kau kakak Camelia?”tanyaku

“Ne, sebenarnya aku kakak tirinya. Ayahku menikah dengan ibunya”ujarnya

“Oh, ya. Namaku Torres Camila. Nanti jika ada masalah lagi pada saluran kalian, panggil saja aku.”ujarnya menyerahkan kartu namanya kepadaku.

“Ne” jawabku pendek. Dia kemudian menarik tangan Camelia

“Dag, oppa. Nanti aku main lagi kesini”seru Camelia melambai kepadaku. Mau tidak mau aku tersenyum melihat tingkah Camelia yang polos. Setelah keduanya menghilang, baru aku tersadar kalau aku tersenyum seperti orang bodoh.(untung saja Wookie, Shindong hyung dan Henry tidak melihatnya. Bisa malu nanti). Lebih baik kutanyakan siapa yeoja itu kepada Arya noona.

Besok sorenya, aku sudah berada di lift menuju apartemen noona. Saat pintu lift terbuka, kulihat Camila sedang menimang Sari diruang tengah apartemen noona.

“Sungmin-ah, kau sudah kenal Camila?”tanya noona.

“Ne noona, aku sudah kenal dengan Camila-ssi tadi malam kami bertemu di Dorm karena saluran air dan keran kamar mandi rusak”jawabku duduk disebelah Camila.(Sari seperti biasanya. Kalau aku ada didekatnya, dia segera memintaku menggendongnya). Otomatis aku segera memegang Sari yang hampir terjatuh dari pelukan Camila.

“Omo, Sari. Jangan terus bergerak begitu. Kau bisa jatuh nanti”seruku kepada Sari. Sementara Camila tersenyum melihat Sari terdiam mendengar suaraku.

“Ne, aku tahu kau memintaku menggendongmu. Tapi sabar sedikit bisa tidak?”sungutku mengambil Sari dari pelukan Camila.(Sari langsung merebahkan kepalanya dilekukan leherku)setelah aku mengusap-usap punggungnya, Sari langsung tertidur.

“Akhirnya tertidur juga dia”ucap noona

“memang kenapa, eoni?”tanya Camila

“Sari tidak akan mau tertidur hingga Sungmin atau appanya menggendongnya seperti itu”ujar noona.

“Mwo?”Camila tersenyum lebar.

“Pantas saja dari tadi Sari geisah. Terus memintaku menuju lift.”ujarnya lagi. Setelah yakin Sari sudah tertidur lelap, kubawa Sari ke tempat tidur bayi yang terletak tidak jauh dari situ. Saat kuletakkan, kausku digenggamnya erat.(Sari tidak mau melepau). Kembali kugendong Sari. Kali ini di lenganku.

“Noona, kenapa Sari tidak mau melepau?”tanyaku kepada noona.

“Sari rindu kepadamu, Sungmin-ah. Tiga hari ini kau tidak pernah mampir kesini. Dia mencari-carimu”ujar noona menikmati tehnya bersama Camila. Camila terus memperhatikanku menggendong Sari dengan tenang.

 

Camila POV

Sungmin-ssi menggendong Sari, sudah seperti berpengalaman bertahun-tahun menggendong bayi. Terasa cocok melihat Sungmin-ssi menggendong bayi begitu.

“Annyeong”seru sebuah suara namja dari pintu lift. Kulihat, ternyata adalah Leeteuk oppa sudah pulang. Eoni langsung menyambut suaminya itu pulang. Berdua mereka berjalan berpelukan menuju ruang tengah. Sungmin-ssi langsung berputar di kursi dapur membelakangi mereka. Saat kulihat kembali, keduanya sedang berciuman dengan sangat panas. (OMO). Aku segera bangkit berjalan menuju Sungmin-ssi.

“Sungmin-ssi, apakah mereka berdua selalu seperti itu?”tanyaku berbisik.

“Ne. malah seringnya lebih parah”jawabnya

“Omona”bisiku mengusap wajah. Lalu terduduk dikursi sebelah Sungmin-ssi.

“Nanti kau akan terbiasa”ujar Sungmin-ssi tersenyum.

“Kalian berdua, tolong jaga Sari dulu, ya”ujar kedua orang yang dimabuk cinta itu.

“Ne”seru Sungmin-ssi melambai tanpa melihat keduanya

“JANGAN LUPA PENGAMAN!!”seru Sungmin-ssi lagi dengan keras. Eoni melemparkan sandalnya menuju Sungmin-ssi. Tapi, Sungmin-ssi dengan mudah mengelakkannya dengan tenang.

“Noona, jangan lempar lagi. Nanti kena Sari”seru Sungmin-ssi.(eoni sudah akan melempar sandalnya yang sebelah lagi). Oppa, sudah tertawa hingga tidak bisa bersuara lagi. Lalu di gendongnya eoni kekamar.

“Camila-ssi, ayo kita ke Dorm saja. Mereka akan lama didalam sana”ujar Sungmin-ssi sambil membawa Sari. Lalu mengambil tas bayi yang terletak di samping pintu lift. Kususul Sungmin-ssi kedalam lift menuju Dorm Super Junior. Sungmin-ssi, kemudian membuka pinu Dorm mereka. Menyuruhku masuk terlebih dahulu. Disana ada seorang yeoja manis dan seorang namja yang tinggi dan berhidung mancung, duduk disofa ruang tengah.

“Marin, Zhoumi, kalian sudah pulang rupanya”seru Sungmin-ssi dari belakangku.

“Ini Camila”ujarnya lagi.

“Anneyong”ujar keduanya

“Oppa, kenapa Sari di ajak kesini?”tanya Marin-ssi.

“Appa dan Eommanya sedang bermesraan”jawab Sungmin-ssi.

“Zhoumi, tolong bantu aku mengeluarkan kasur lipat. Letakkan di ruang tengah saja. Biar Sari kita letakkan disitu”ujarnya lagi. Zhoumi segera mengeluarkan kasur lipat dan meletakkannya di ruang tengah di depan televisi setelah menyingkirkan meja kecil ketepi. Lalu Sungmin-ssi meletakkan Sari disana.(Sari masih tertidur lelap selama kami bawa dari apartemen eoni hingga di letakkan Sungmin-ssi keatas kasur lipat). Sari ternyata sudah melepaskan Sungmin-ssi

“ANNyeong”seru Shindong-ssi, Ryeowook-ssi dan Henry-ssi.

“Oppsss, Sari tidur, ya”bisik ketiganya

“Ne”jawab Sungmin-ssi tersenyum. Ryeowook langsung meraih ponselnya dan mengetik text dengan cepat.

BING!!

Ponsel Sungmin-ssi berdering. Dia juga mengetik text dengan cepat. Lalu tersenyum senang.

“Camila-ssi, semua anggota SUPER JUNIOR akan datang. Kau akan kuperkenalkan dengan mereka”ujar Sungmin-ssi sambil merebahkan diri di kasur.(Sari segera menarik kaus Sungmin-ssi. Lalu bergerak mendekati Sungmin-ssi). 15 menit kemudian, Sungmin-ssi tertidur memeluk Sari.(OMO,kedua orang ini imut sekali. Lucu!!!). Tiba-tiba Shindong-ssi memotret keduanya.

“Biar kujadikan wallpaper ponselku”ujarnya senang. Tak lama, member SUPER JUNIOR berdatangan. Dan ramai-ramai, mereka memotret Sungmin-ssi dengan Sari yang tertidur di kasur lipat.

“Annyeong, Donghae imnida”

“Siwon”

“Yesung”

“Kyuhyun”

“Eunhyuk imnida”

“Kangin imnida”

“Heechul, panggil aku Heenim”

Satu persatu, mereka memperkenalkan diri.

“Torres Camila imnida”balasku

“Camila-ssi, kami memotret mereka berdua karena keduanya sama-sama lucu. Walau yang satu jauh lebih tua”ujar Kyuhyun(?) dengan senyum setannya. Mau tidak mau, aku terpaksa menyetujui pendapatnya itu.

 

Sungmin POV

Aku terbangun mendengar tangisan Sari.(kemana dia). Kucari kesekelilingku, ternyata berada di pelukan Marin.

“Honeymi, kenapa dia?”tanya Marin bingung pada Zhoumi.

“Hyung, kenapa Sari?”tanya Zhoumi saat melihatku sudah bangun.

“Kemarikan.”pintaku. Marin segera memberikan Sari kpeadaku.(ternyata Sari ngompol). Segera kubersih kan dia. Setelah digantikan popoknya, Sari kembali tenang.

“Nah, kalian main dulu dengannya. Aku mau makan”ujarku berjalan kedapur. Didapur, Camila sedang memasak dengan Wookie. Tangannya sudah terbalut tepung hingga kesiku.

“Kalian membuat apa?”tanyaku kepada keduanya.

“Pasta”jawab Wookie.

“Mwo?? Kenapa pakai tepung?”tanyaku lagi

“Ne. aku membuat pasta segar. Bukan pasta kering.”jawab Camila sambil memotong adonan menjadi gulungan-gulungan. Kemudian di rebusnya di air mendidih di belakangnya. Sementara Wookie sudah siap dengan piring. Setelah beberapa menit di rebus, adonan itu di saring dan ditaruh kepiring.lalu disiram dengan sausnya. Sekejap, 14 piring pasta sudah siap. Kami semua makan pasta buatan Camila.(ternyata enak sekali). Siwon saja hingga meminta resepnya agar koki di rumahnya bisa membuat pasta seperti ini.Sari didudukkan di kursi bayi yang ada di Dorm dan memakan pastanya dengan nikmat.

Pintu Dorm terbuka, menampakkan Arya noona dan Leeteuk hyung yang akan menjemput Sari.

“Kalian makam pasta buatan Camila?”tanya noona.

“Ne, noona. Tapi, sudah habis.”jawab Eunhyuk yang sedang menghadapi piring ke empatnya.

“Aku mau jemput Sari”ujar Leeteuk hyung mendekati putrinya. Tapi, Sari lebih asik dengan pastanya dibandingkan appanya yang berdiri di depannya.(Sari sama sekali tidak menatap Leeteuk hyung. Padahal biasanya Sari lebih memilih appanya dibandingkan apapun).

“Sari-ya, ini appa”bisik hyung lembut. Sari hanya meliriknya, lalu kembali asik dengan pastanya.

“Sari-ya, kenapa? Marah dengan appa?”tanya hyung lemah.

“Sari marah dengan hyung, karena hyung tidak terlihat seharian ini”jelasku sambil memakan pasta.

“Sari-ya, mianhe. Appa tidak akan begitu lagi”ujar hyung merayu putri kecilnya. Kami semua sudah tersenyum geli melihat hyung yang lemah kepada putri kecilnya itu. Sari menatap hyung lama sekali. Barulah dia melepaskan pastanya dan mau di gendong leeteuk hyung. Sari kemudian menyurukkan kepalanya kelekukan leher hyung dengan manja.

“Sari-ya, jangan cuekin appa seperti itu lagi”bisik hyung mengecup puncak kepala Sari dengan lembut. Sementara noona, mengelap kepalan mungil Sari dari sisa-sisa pasta yang di pegangnya. Sari langsung terlelap di pelukan hyung.

“Kami pulang”seru noona membawa tas bayi milik Sari. Setelah hyung dan noona kembali ke apartemen mereka, Zhoumi, Eunhyuk, Siwon, Yesung hyung, Heechul hyung, Donghae, dan Kangin hyung pergi. Zhoumi, mengantarkan Marin dan akan tidur di apartemennya. Yang lain juga akan menginap di apartemen tunangan dan pacar masing-masing. Aku pergi mengantar Camila pulang kerumahnya.

Dirumahnya, aku bertemu dengan papa dan mamanya Camila dan Camelia. Oleh papanya aku ditanyai macam-macam. Nama lengkap, umur, pekerjaan, siapa orang tuaku, apa pekerjaan mereka, lalu sudah berapa lama aku mengenal Camila, bagaimana perasaanku kepada Camila. Aku menjawab apa adanya. Papanya Camila kemudian mempersilahkan aku pergi. Sampai di Dorm, kutanyai Arya noona lewat pesan text.

Noona, Camila itu siapa? Kenapa papanya Camila menanyaiku macam-macam? Apa pekerjaannya?=send

Sungmin-ah, besok kau kekantorku. Akan kujelaskan siapa mereka=Arya

Ne, noona=send

=BESOKNYA=

Karena hari ini jadwalku mendapat libur, aku segera berangkat kekantor noona. Kujumpai noona di ruang kantornya.

“Annyeong, noona”sapaku kepada noona yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

“Hai, Mini. Duduk dulu, sebentar lagi aku selesai”balasnya tanpa melihatku. Aku lalu duduk di sofa besar tak jauh dari meja kerjanya. 5  menit kemudian, akhirnya noona selesai.

“Akhirnya”serunya

“Ini istirahatku yang pertama sepagian ini”ujar noona seraya duduk di sisiku.(ini sudah jam 11.  4 jam nonstop). Aku salut dengan dedikasi noona pada perusahaannya.

“Mini-ya, kau mau makan siang denganku?”tanya noona.

“Kita pesan dari kantin saja.”ujarnya lagi.

“Oke”jawabku.(walau namanya kantin, sebenarnya itu sebuah restoran bintang lima. Yang hanya melayani pegawai dan penghuni gedung kantor ini). Noona segera menelpon kantin untuk memesan makanan. Tak lama kemudian makanan datang, bersamaan dengan kedatangan dokter Maria, Reiko chan, Hanny noona dan Mei Lin noona.

“Eoni, kami mau makan disini”seru mereka. Noona hanya tersenyum.

“Kalian pesan dulu makanannya. Aku tadi hanya pesan untuk berdua saja”ujar noona kepada mereka.

“Kami sudah bawa sendiri”jawab mereka.

“Kalau begitu ayo, makan” ujar noona kepada mereka.

“Oppa, kau ingin tahu mengenai Camila, ya”tanya Reiko chan dengan serius.

“Ne. karena saat aku mengantarkannya, papanya menayaiku macam-macam”jawabku

“Jadi aku penasaran kenapa bisa begitu. Apa karena aku terlalu paranoid atau apa”sambungku.

“Camila adalah anak dari boss besar mafia Torres”ujar Hanny noona dengan perlahan.

“Mwo?.....uhuk, uhuk,uhuk!!!!!”aku tersedak karena kaget. Segera kuambil air minum dan meneguknya secepat aku bisa. Setelah reda, barulah Hanny noona melanjutkan penjelasannya. Camila, memang anak dari boss besar mafia Torres. Dia pewaris dari jaringn mafia Torres. Hingga dia selalu di ikuti bodyguard kemanapun dia pergi. Kecuali saat keDorm, karena ternyata Arya noona adalah anak angkat dari boss besar Torres dan juga karena Arya noona yang menjaga Dorm.

Camila bekerja sebagai tukang reparasi saluran air di Dorm karena Camila ingin merasakan kehidupan normal. Yang mengetahui hal ini adalah Leeteuk hyung, Arya noona, Reiko, Hanny noona, Mei Lin noona, dan dokter Maria. Makanya Mr Torres menanyaiku macam-macam. Aku menutup wajahku saat menyadari maksudnya.

Tiba-tiba ponsel Arya noona berdering. Setelah melihat siapa yang menelponnya, dia menyuruh Reiko, Hanny noona, Mei Lin noona dan dokter Maria pergi. Sementara aku tetap di suruhnya tinggal.(Mr Torres dalam perjalanan menuju kantor noona). Arya noona segera menyambut ayah angkatnya itu, bersamaku yang mengikutinya.

“Papa, apa kabar?”seru noona yang melompat memeluk Mr Torres. Lalu mencium kedua pipi Mr Torres dengan keras.(Mr Torres seorang pria yang sangat besar dan kuat. Bisa diibaratkan seekor beruang grizly)

“Arya, kau anak yang nakal sekali. Walau kau sudah berada di Korea selama ini, kau tidak mau menemuiku dan mamamu sama sekali. Hanya suamimu yang menemuiku saat akan memintamu menjadi istrinya”ujar Mr Torres dengan suara yang menggelegar, namun tersenyum lebar kepada noona yang masih memeluknya.(Leeteuk hyung menemui Mr Torres sendirian? MWO?? Kapan???).

“Papa, ada apa mencariku? Aku tahu papa memerlukan sesuatu”ujar noona menarik Mr Torres duduk di sofa. Kemudian bersandar manja kepadanya.

“Apa papa tidak boleh mencari dan menemui anak perempuannya. Walau senakal apapun, tanpa butuh sesuatu?”tanya Mr Torres mencubit hidung Arya noona yang tertawa kecil.

“Papa, selama ini aku tidak berani menemui papa. Aku takut papa marah kepadaku”jawab noona sambil cemberut dengan manja.

“Karena aku melepaskan profesiku selama ini”jawabnya halus.

“Arya, walau kau melepaskan profesimu itu, kau tetaplah anakku”ujar Mr Torres lembut dan membelai rambut Arya noona dengan sayang. “Ahh, aku baru ingat. Mana cucuku?”tanya Mr Torres.

“Sari bersama Maria di ruang kesehatan. Akan kupanggil mereka”jawab noona seraya menelpon Ruang kesehatan, meminta dokter Maria membawa Sari ke kantor noona. Mr Torres kemudian menatapku.

“Lee Sungmin, kemari”perintahnya.

“Sini, duduk disini”di suruhnya aku duduk di kursi di dekatnya. Setelah aku duduk;

“Aku tahu kau. Aku tahu keluargamu. Yang aku tidak mengerti, adalah kenapa kau tidak mengelola perusahaanmu saja? Tapi, malah menjadi penyanyi. Yah, kalau sudah terkenal seperti sekarang ini, pasti sudah membuat appamu bangga”ujarnya kepadaku.

“Mr Torres, jujur saja saat ini aku kurang berminat dengan dunia bisnis. Sementara aku sangat suka menyanyi. Jadi aku lebih nyaman berada ditempatku saat ini”jawabku hati-hati(aku tidak mau menyinggungnya. Tapi aku juga harus menerangkan keinginanku).

“Benar. Kalau kita tidak merasa nyaman dengan apa yang kita lakukan, semuanya akan sia-sia saja”ujarnya.

“Papa, aku tahu papa menginginkan suami Camila yang menajadi penerus papa. Tapi, Camelia sangat mampu menjadi penerus papa. Biarlah Camelia yang mengambil alih usaha belakang layar papa. Dan Camila yang mengambil alih usaha papa yang lain. Aku tahu kemampuan mereka”suara noona terdengar dari meja kerjanya.Pintu ruang kantor noona terbuka. Dokter Maria dan Sari masuk kedalam.

“Eoni, Uncle, ini Sari.”ujar dokter Maria. Kemudian menyerahkan Sari kepelukan Mr Torres yang sudah menunggu. Sari dengan pandangan ingin tahu menatap Mr Torres. Lalu tersenyum dan menepuk-nepuk pipi Mr Torres sambil berkata-kata tak jelas.

“Papa, dia menyukaimu”Ujar noona. Sementara mata Mr Torres berkaca-kaca. Kemudian dia memeluk Sari dengan erat. Lalu menciumi pipi, leher dan perutnya, hingga Sari tertawa terkekeh kegelian.

“Sangat mirip denganmu Arya. Anak yang cantik sekali. Bawa dia sering-sering kerumah. Aku tidak mau dia sampai tidak mengenal kakeknya”ujar Mr Torres lagi sebelum menyerahkan Sari kepadaku(?).(Sari seperti biasanya. Begitu berada dalam pelukanku segera mengambil posisinya untuk tidur). Sari merebahkan kepalanya dilekukan leherku dan memelukku. Lalu tidurlah dia dengan tenang.

“Ahh, dia langsung tertidur di pelukanmu?”tanya Mr Torres terkejut.

“Papa, selain appanya, Sungmin merupakan tempat tidur favoritnya”ujar noona tersenyum.

“Benarkah?”tanya Mr Torres lagi.

“Ye, Mr Torres”jawabku. Mr Torres hanya menganggukkan kepalanya. Sari kurubah posisi tidurnya agar lebih nyaman di pelukanku.

“Kau sudah seperti berpengalaman dengan bayi”ujar Mr Torres melihatku menggendong Sari.

“Papa, Sungmin memiliki bakat alami dalam menghadapi bayi”ujar noona terkekeh lirih.

“Sepertimu”godanya kepada Mr Torres.

“Kau ini, Arya. Senang sekali menggodaku”ujar Mr Torres tersenyum lebar.

“Aku harus pulan sekarang. Mamamu pasti sudah mencariku”ujarnya lagi.

“Dan kau Sungmin, kau harus datang lagi kerumahku”ujarnya kepadaku.

“Ye, Mr Torres”jawabku. Mr Torres pun pergi. Dokter Maria dan Arya noona terduduk lemas di sofa.

“Wae, noona?”tanyaku.

“Kau disetujuinya berhubungan dengan Camila”ujar noona.

“HAAH?!?!?”aku heran.

“Untung saja. Kalau tidak, bisa-bisa kau sudah pergi sekarang”bisik dokter Maria.(tulang punggungku serasa tersiram air es).

“Eoni !!!!,”seru Camelia saat muncul di ruang noona.

“Sungmin oppa, papa bilang kau akan menjadi Namcingnya Camila eoni. Apa benar?”tanya dengan mata membulat.

“Kalau kau membolehkan dan jika eonimu setuju”jawabku tersenyum.

“Oppa!! Aku senang sekali”serunya memelukku.

“Camelia, kau ijinkan tidak kalau Sungmin menjadi kakak iparmu”tanya Arya noona.

“Pasti. Aku akan sangat senang sekali memiliki oppa seperti Sungmin oppa”jawabnya memelukku lebih erat.

“Itu janjimu, ya Camelia”ujar noona tegas.

“Ne. Itu sumpahku”jawab Camelia.

“Tapi jika Sungmin oppa membuat Camila eoni menangis, aku tidak segan-segan menyakitimu”ujarnya dengan tegas.

“Oke. Tapi, sepertinya eonimu itu yang akan membuatku menangis”jawabku lembut.

“Oppa, eoni tiadak akan sangup membuatmu menangis”ujarnya dengan pasti. Kuacak rambutnya dengan sayang.(belum-belum aku sudah menyayangi dongsaeng Camila ini seperti dongsaengku sendiri).

“Ahh, aku pulang dulu. Papa sudah menunggu di depan. C U oppa, eoni”serunya seraya berlari keluar ruangan noona. Kepada noona, kuserahkan Sari yang sudah terlelap sebelum pulang ke Dorm.

Saat di lift menuju Dorm, aku menerima pesan text dari Camila.

Sunngmin-ssi, aku di depan Dorm. Aku perlu bicara denganmu=Camila.

Aku sedang di lift. Tunggu, sebentar lagi aku sampai.=send

Ternyata Camila benar-benar sudah menungguku di depan pintu Dorm.

“Annyeong, Camila. Lebih baik kita bicara di luar saja. Di Dorm penuh dengan member SUPER JUNIOR yang sangat ingin tahu”ujarku mengajaknya pegi. Camila hanya mengangguk dan mengikutiku kedalam lift.(dia cantik sekali. Dengan gaun berwarna ungu muda yang lembut seperti awan membalut tubuh langsingnya). Di tempat parkir kuajak dia pergi dengan mobilku. Dua buah sedan mengikuti kami. Kulirik Camila.(dia tenang. Berarti dia mengenali kedua sedan itu). Sesampai di restoran langganan appa, kami berdua turun dan memasuki restoran itu. Segera aku duduk di salah satu meja tempat biasa appaku makan malam bersama ommaku. Kupesan makanan untuk kami berdua. Setelah itu barulah akan kutanyakan apa yang ingin dia bicarakan denganku.

“Sungmin-ssi, apa yang kau bicarakan dengan papa dikantor Arya eoni tadi pagi?”tanya Camila sebelum aku mulai bicara.

“Papamu hanya menanyakan, kenapa aku lebih memilih menyanyi dibandingkan menjadi pengusaha seperti appaku. Yang kujawab aku merasa lebih nyaman dengan yangg kukerjakan sekarang dibanding menjadi pengusaha“ujarku sebelum menyesap wine yang disediakan pelayan, komplimen dari restoran ini. Camila langsung bersandar di kursinya sambil menyentuh pelipisnya.

“Lalu, saat dia memberikan Sari kepadaku. Seperti biasanya, Sari kemudian tertidur di pelukanku”ucapku lagi menatapnya.(Camila sekarang memejamkan matanya sambil memijat batang hidungnya).

“Hanya itu”jawabku.

“Benar?”tanyanya tidak percaya.

“Ne, hanya itu. Lalu papamu memintaku sering-sering kerumahmu”ujarku tenang. Sementara Camila wajahnya menjadi memerah.

“Wae, Camila?”tanyaku

“Tadi malam papa menanyaiku macam-macam”ujarnya berbisik. Aku tersenyum mendengarnya.

“Camila, menurut Arya noona, dokter Maria dan Camelia, papamu mengijinkan aku mendekatimu. Bahkan Camelia juga sudah mengijinkan aku menjadi kakak iparnya”Ujarku dengan jahil.

“omo”bisiknya dengan halus.

“Tapi, tentu saja itu kalau kau setuju untuk kudekati. Karena jujur saja aku menyukaimu. Dan aku ingin lebih dekat denganmu”ujarku

“Kalau memang kita tidak cocok, tidak apa-apa.aku sudah cukup senang berteman denganmu”ujarku lagi. Camila hanya menatapku. Pelayan kemudian datang dan meletakkan makanan kami. Setelah kamu berdua ditinggalkan kembali barulah Camila berbicara.

“Sungmin-ssi, aku tidak keberatan jika kau ingin mendekatiku”ujarnya lembut.

“Kalau begitu, kau harus memanggiku Sungmin saja. Tidak usah pakai –ssi”ujarku tersenyum, sebelum aku menikmati makanan yang ada di hadapanku.

“Ne, Sungmin”jawabnya dengan wajah kembali memerah. Dia kemudian mulai menikmati makanannya juga. Kami mengobrol dengan santai selama makan. Setelah itu, kuantarkan yeoja cantik ini kembali kerumahnya. Mamanya menitipkan 2 buah cheese cake stroberi. 1 untuk di Dorm, 1 lagi untuk Arya noona. Juga makanan untuk di Dorm yang tempatnya saja sudah banyak.(ma, untuk porsi berapa orang?).

 Dari basemen ke Dorm, aku sudah kewalahan membawanya. Untung saja Taemin yang kebetulan tiba bersamaan denganku, berbaik hati membantuku membawa sebahagian bungkusan-bungkusan itu. Lalu setelah sampai di Dorm Eunhyuk yang mengambil alih bungkusan-bungkusan dari tangan Taemin. (Wookie sangat senang karena tebebas dari kewajiban memasak makan malam untuk kami). Makanan dan cheese cakenya sangat enak. Untunglah saat itu, Leeteuk hyung ada di Dorm dan dapat menyelamatkan cheese cake untuk noona. Kalau tidak, Eunhyuk pasti berpesta semalaman makan cheese cake itu.

 

Camila POV

Aku mulai sering di ajak Sungmin oppa makan malam, menonton atau bermain di taman bermain. Kami berusaha tidak mengindahkan para bodyguardku. Oppa juga sering menemani mama dan papa saat dia mendapat jatah libur atau saat menemuiku. Dengan mama, oppa sering menemaninya berljalan-jalan ditaman kami yang luas sambil mengobrol. Sementara dengan papa, oppa sering bertanding catur atau mengajari papa bermain gitar.(untuk merayu mama). Dengan Camelia, oppa selalu bernyanyi dan menari bersamanya.(membuat aku cemburu saja). Saat ini oppa baru selesai bernyanyi untuk Camelia. Aku menemukan keduanya saat aku selesai berdandan untuk kencanku bersama Sungmin oppa. Setelah berpamitan dengan mama, papa dan Camelia, oppa membawaku pergi. Kami tiba di sebuah bukit yang memiliki pemandangan cantik sekali. Dari sana terlihat kota Seoul dan bintang-bintang yang indah(oppa sangat romantis sekali).

 

Sungmin POV

Kubentangkan selimut di dekat mobilku. Hingga kami terhalang dari pandangan para bodyguard Camila yang selalu mengikuti kami kemanapun. Setelah Camila duduk di selimut, kuberikan selimut kedua kepadanya. Lalu kukeluarkan gitarku dari bagasi mobil bersama sekeranjang makanan berserta sebotol wine dari mamanya Camila. Kutuangkan wine untuknya sebelum aku  duduk memangku gitar kesayanganku.

“Camila, selama ini aku sering menyanyi untuk Camelia. Jadi boleh tidak, kalau aku saat ini bernyanyi untukmu?”tanyaku. Dia menganggukkan kepalanya.

“Kau mau lagu apa?”tanyaku lagi.

“Kalau boleh aku ingin lagu What If atau No Other”jawabnya dengan wajah merah. Aku sedikit terkejut, karena dia tahu lagu Super Junior yang sudah lama. Kumainkan juga gitarku mengiringiku menyanyi. Sedikit demi sedikit dia beringsut mendekat kepadaku. Hingga dia bisa menyandarkan kepalanya di bahuku sambil bersenandung, menyanyi bersamaku. Setelah kedua lagu itu selesai, dia hanya diam dan memandangi kota Seoul.

“Camila, tolong jangan cemburu kepada Camelia. Dia hanya memintaku bernyanyi karena aku ini biasnya, oppanya”bisikku sambil memberanikan diri memeluknya.(dia malah dengan tenang mencari posisi nyaman di pelukanku)

“Walau kau itu biasnya Camelia, aku tetap cemburu”ujarnya perlahan.

“Camila, untukmu aku akan melakukan apapun. Kau tahu?”ujarku mengeratkan pelukanku.

“Benar?”tanyanya. aku hanya mengangguk.(itu benar. Aku akan lakukan apapun untuknya. Termasuk bila aku harus meninggalkan Super Junior untuk bersamanya).

“Kalau aku memintamu meninggalkan Super Junior, kau mau?”tanyanya.

“Ne, Camila. Kalau perlu, sekarang akan kuhubungi manajer hyung, Leeteuk hyung dan Lee soman sajangnim. Untuk pengunduran diriku”ujarku mengeluarkan ponsel dari sakuku. Lalu kutekan nomor ponsel Leeteuk hyung dan kuspeekerkan agar dia mendengar pembicaraan kami. Saat Leeteuk hyung menjawab panggilanku, Camila segera mengambil ponselku dan mematikannya.

“Oppa, kau serius mengatakan itu?”tanyanya.

“Ne, Camila (jagi)”jawabku.

“Ani, aku tidak akan memintamu keluar dari SUPER JUNIOR”bisiknya membenamkan wajahnya di bahuku. Pelukannya semakin erat.

“Aku hanya ingin kau lebih sering bersamaku dibandingkan mereka bertiga” jawabnya lagi dengan berbisik.

“Oke, akan kucari jalan untuk kita bisa setiap hari bersama”jawabku.

“Oppa,….em……., jagi”bisiknya lirih.

“Ne”jawabku lembut.

“Sebenarnya ada cara agar kita bisa selalu bersama”bisiknya teredam dibahuku.

“Mwo?”tanyaku

“Lamar aku menjadi istrimu, pada papa”bisiknya masih teredam dibahuku.(dia semakin membenamkan wajahnya disana).

“Kau mau jadi istriku?”tanyaku lembut dan menegakkan wajahnya untuk menatapku.

“Ne”jawabnya mantap sebelum wajahnya semakin merah dan dia kembali menyembunyikan wajahnya di bahuku.

“Camila, jagi-ya. Besok aku akan menemui papamu untuk meminta ijinnya, agar aku bisa menikahimu. Juga appaku. Agar dia bisa membantuku meminta keada papamu, agar diberikan ijin untuk menikahimu”ujarku.
“Jagi-ya, papa sebenarnya sudah berkali-kali menanyakan kepadaku. Kapan kau mau menemuinya untuk meminta ijinnya menikahiku”ujar yeoja cantik ini terdengar di telingaku. Dengan jelas

“Kalau begitu malam ini saja aku menemuinya”ujarku.

“Tapi sebelum itu, maukah kau menerima ini?”tanyaku. kusodorkan kotak kecil yang sudah beberapa hari ini ku kantungi. Dibukanya kotak itu. Di dalamnya, sesuai pesananku. Sebentuk cincin pertunangan dengan berlian merah jambu yang diapit batu safir hingga berbentuk hati ada di dalam kotak itu.

“Cantik sekali”bisiknya lirih.

“Jagi-ya, maukah kau menerimanya”tanyaku lembut kepada yeoja tercinta ini.

“Tolong pakaikan”pintanya dengan wajah berurai air mata. Kuambil dan kuselipkan cincin itu dijari manisnya. Lalu kukecup tangan yeoja cantik ini sebelum kucium kedua pipinya dengan lembut.

“Oppa, tolong cium aku. Aku takut ini hanya mimpi”bisiknya lirih. Dengan tersenyum, kucium yeoja cantik yang selalu kuimpikan dan kuiginkan ini. Hingga terkadang membuat hatiku tersa sakit karena merindukannya.

Sepulang dari bukit ini, segera aku menemui papanya Camila. Memohon ijinnya untuk dapat menikahi Camila. Dengan kesepakatan kedua keluarga, pernikahanku dengan Camila di langsungkan seminggu kemudian mendahului Heenim hyung dan Zhoumi.

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet