MY LITTLE BELLAROSA(DONGHAE STORY)

MY LITTLE SERIES

Donghae POV

Alexis, bodyguard yang diberikan oleh Arya noona kepadaku ceroboh, penggugup dan pelupa. Kemarin malam saat aku datang ke apartemennya, aku terpeleset air yang menggenang di depan pintu. membuat kakiku keseleo, akibatnya aku tidak bisa ikut latihan koreo bersama member SUPER JUNIOR yang lain. Kakiku semakin sakit selama pertemuan dengan noona. Setelah pertemuan dengan noona selesai, aku dan Sungmin hyung keruang kesehatan. Sementara para member lain ke studio tari. Kuketuk pintu ruang kesehatan;

“Masuk”terdengar suara seorang yeoja dari dalam ruang kesehatan. Saat aku memasuki ruang kesehatan, hampir aku menjerit. Yeoja ini persis dengan Alexis. Hanya saja yeoja ini lebih tenang dan lebih percaya diri.

“Donghae-ssi, jangan seperti melihat hantu. Aku Maria, kakak sepupu Alexis. Dan saat ini kau pasti memerlukan tenagaku akibat adik sepupuku yang ceroboh itu”ujarnya lembut.

“Ne, Maria-ssi,…..,dokter Maria”jawabku

“Kaki Donhae sepertinya keseleo, Maria-ssi”ucap Sungmin hyung.

“Duduk, biar kuperiksa”ujarnya menunjuk kesebuah tempat tidur pasien. Aku pun segera duduk ditempat yang di tunjukkannya dibantu dengan Sungmin hyung. Dokter Maria kemudian menaikkan pipa celana panjangku. Terlihat pergelangan kakiku telah membengkak dan membiru.

“Donghae-ssi, seharusnya jangan kau pakai berjalan dulu kakimu ini. Membuatnya biru”ujarnya.

“Mulai saat ini kau memakai tongkat penyanggah”ujarnya lagi.

“Dokter Maria, aku tidak mau memakai tongkat. Aku mau langsung bisa berlari. Agar aku bisa melarikan diri dari sepupumu itu. Kemarin malam, setelah membuatku keseleo seperti ini,dia juga hampir membunuhku. Pisau yang dipakainya untuk memasak, terbang dan menancap kepintu kamar mandi. Sementara aku baru keluar akan dari kamar mandi itu. Mata pisaunya menembus pintu, dengan bagian yang tajam persis di depan leherku”ujarku mengelus leherku yang hampir tidak selamat tadi malam.(Sungmin hyung juga mengelus lehernya sambil menelan ludah).

“Oke, kalau itu maumu. Tapi, kau harus menanggung resikonya. Karena prosesnya menyakitkan. Kau siap?”tanyanya.

“Ne, dokter Maria”jawabku mengangguk. Dia lalu memegang kakiku. Sementara Sungmin hyung memegangi tubuhku. Tiba-tiba, disentakkannya kakiku. Aku tidak sempat berteriak.(sakitnya luar biasa!!!). aku hampir pingsan dipelukan Sungmin hyung. (sakit di kakiku tinggal denyutan samar). Aku memegangi lengan Sungmin hyung. Saat kulihat wajahnya, ternyata dia sedang mengerinyit kesakitan. Dokter Maria segera menyingsingkan lengan kaus Sungmin hyung.

“Ah….., pekerjaan Aisyah”bisiknya.

“Lenganmu kompres dengan air hangat. Jadi memarnya cepat hilang”ujarnya menurunkan kembali lengan kaus Sungmin hyung.

“Donghae-ssi, kakimu sudah bisa berjalan kembali. Tapi baru besok kau boleh berlari.”ujarnya dengan tersenyum.(dadaku berdetak kencang melihat senyuman manis Maria-ssi). Pintu ruang kesehatan di ketuk dan Alexis masuk.

“Donghae-ssi, kita harus berangkat sekarang”ujarnya

“Oke”jawabku. Aku pun turun dari tempat tidur.(ternyata kakiku tidak sakit lagi).

“Ayo. Gamshahamnida, dokter Maria”ujarku melambaikan tangan kepadanya.

Kami semua ternyata dibawa kesebuah tempat perkemahan. Selama seminggu kami akan berada disini. Kami semua di suruh latihan . Lari, berenang dan bermacam-macam lagi. Pada malam ketiga, aku mendengar suara tembakan. Aku segera keluar dari tenda. Alexis sudah berada di luar tendanya. Dia menyuruhku kembali masuk kedalam tenda. Dari dalam tenda, kulihat dia mematikan api unggun dengan tanah. Lalu mengeluarkan pistol mungil dari balik sepatu botnya. Kemudian, dia berjalan cepat dan menghilang di kegelapan malam. Lama baru dia kembali ketenda.

“Donghae-ssi, ternyata itu Reiko yang menembak seekor rusa. Jadi semua aman”ujarnya dari luar tenda. Setelah itu dia kembali masuk kedalam tendanya. Aku pun kembali tertidur. Saat pagi menjelang, kami semua dibangunkan oleh Reiko. Dia lalu memerintahkan kami semua untuk segera memasuki van.

“Kita akan pulang. Arya nechan akan melahirkan”serunya. Mendengar perkataannya itu, kami semua segera bergegas memasuki van.

Di van, aku bertanya kepada Reiko. Leeteuk hyung, Hankyung hyung, Eunhyuk dan Zhoumi dimana. Reiko mengatakan, mereka berempat sudah pulang ke Seoul tadi malam. Saat ini, mereka bertiga sudah berada di rumah sakit. Sebelum sampai di rumah sakit, baru terfikirku mengenai dokter Maria.

Hyung, disana ada dokter Maria?=send=>Hankyung hyung

Kutunggu balasan darinya, tapi tidak datang juga. (di rumah sakit akan kutanyakan pada Hankyung hyung). Tapi sesampai di sana, kami semua di hentikan Eun-ssi. Karena kami semua berlari dengan sepatu bot, yang membuat gema di lorong rumah sakit. Akhirnya kami semua berusaha berjalan cepat mendekati Hankyung hyung, Eunhyuk dan Zhoumi.

“Lebih baik kita semua pulang dulu. Biarkan saja hyung menemani noona disini. Nanti di Dorm aku akan menceritakan semuanya bersama Eun-ssi dan dokter Maria. Baru nanti sore, kita bisa mendengar sendiri dari noona”ujar Hnkyung hyung, sebelum kami semua bertanya apapun kepadanya.(oke, nanti di Dorm aku akan bertemu dengan dokter Maria).

Ternyata kami semua akan menginap di apartemen Arya noona. Saat malam tiba, aku belum juga bisa memojokkan Hankyung hyung untuk bertanya diamana dokter Maria. Tiba-tiba Hanny noona keluar dari ruang CCTV.

“Ada orang asing menuju kemari. Aku tidak mengenalnya. Tapi, sangat mencurigakan”ujarnya. Segera aku di tarik oleh Alexisdan disembunyikan di lemari sapu ruang tari.

“Nanti aku akan menjemputmu. Tapi sebelum itu jangan coba-coba keluar”bisiknya tegas.(aku bosan). Tak lama kemudian, terdengar suara-suara ribut. Suara pukulan, tendangan teriakan, semuanya menjadi satu. Lama barulah semuanya reda. Lalu aku mendengar beberapa orang berbicara di ruang tengah. Tak lama kemudian Alexis menjemputku.

“Alex-ssi, kau baik-baik saja?”tanyaku

“Ne, tidak perlu khawatir”jawabnya. Tapi, kuihat dia berjalan dengan terpincang-pincang.

“Hei, kau betul-betul tidak apa-apa?”tanyaku lagi

“Ne, Donghae-ssi. Hanya sedikit memar di lututku. Besok aku akan mendatangi Maria di kantor”jawabnya sambil duduk di sleeping bag yang sudah sobek disana-sini. Bodyguard Heenim hyung mendatangi Alexis. Menggulung pipa celana cargonya hingga kepertengahan paha. Sepanjang paha hingga betis Alexis sudah berwarna ungu tua.

“Hei, Alexis itu bukan sedikit memar”seruku

“Donghae-ssi, aku masih bisa menahannya. Airin akan membantuku mengurangi memarnya dengan kompres air hangat”ujarnya lagi. Segera kucari Reiko, memintanya menunjukkan tempat penghangat listrik. Reiko membarikan beberapa penghangat. Semuanya kuberikan kepada Airin-ssi

“Ini bisa dipakai?”tanyaku

“Bisa Donghae-ssi. Malah lebih bagus”jawab Airin-ssi. Di sepanjang kaki Alexis di letakkan penghangat itu.

“Atur sendiri panasnya”ujar Airin

“Donghae-ssi, tidurlah. Besok kita harus bekerja lagi.”ujar Alexis yang kemudian menutap matanya dan bersandar kedinding. Aku pun merebahkan diri tidak jauh dari kakinya.

 

Maria POV

Selagi aku menyiapkan teh, Donghae-ssi dan Alexis yang di bopongnya, memasuki ruanganku.

“Ada apa ini?”tanyaku

“Tadi malam beberapa orang menyerbu apartemen Arya noona selagi kami disana. Alexis terluka, jadi kubawa dia kesini”ujar Donghae-ssi.

“Alex, apamu yang terluka?”tanyaku pada Alex.

“Bukan luka terbuka. Hanya memar parah, yang membuatku susah berjalan.”gerutu Alex.

“Tunjukkan”perintahku. Donghae-ssi segera keluar dari ruanganku. Alex kemudian membuka celana dan Kausnya. Terlihat beberapa tempat di tubuhnya sudah dihiasi lebam dan memar berwarna kebiruan.

“Bagaimana ini terjadi?”tanyaku

“Seperti kata Donghae tadi. Apartemen Arya eoni di SM apartemen di serbu orang tidak dikenal. Tapi Yoomi bilang, itu anak buah Lan Mao dan orang suruhan Mrs Shin. Mereka mau membunuh Arya eoni”ujar Alex.

“Ini akibat mataku tidak bisa melihat dalam gelap. Seperti yang kau tahu Maria”jelasnya sambil bersungut-sungut.

“Kau pakai jakusi, sauna atau steem, setiap hari. Mandi air hangat setiap hari. Lalu setiap pagi, kau harus menemuiku disini untuk terapi”ujarku. Alex kemudian memakai kembali pakaiannya. Ketukan pintuku terdengar. Kepala Donghae-ssi muncul.

“Maria-ssi, bagaimana Alex-ssi?”tanyanya.

“Dia seharusnya beristirahat selama seminggu. Tapi, aku tahu dia tidak akan mau. Maka aku ingin minta pertolongan darimu, agar setiap harinya pulanglah sekitar jam 5 sore. Agar Alex bisa berendam di jakusi atau berdiam di sauna selama ½ jam -1 jam. Untuk mengurangi memarnya”pintaku.

“Oke”jawabnya.

“Hari ini aku masih libur. Jadi, Alex-ssi bisa langsung berendam. Aku akan tidur saja di apartemennya. Alex-ssi akan kuantarkan kesana sekarang.”ujarnya panjang lebar.(aku baru menemukan orang baik dan gentelmen seperti dia).

“Donghae-ssi, aku ingin bicara berdua dulu dengan Alex. Boleh”tanyaku. Setelah mengangguk, Donghae-ssi segera pergi keluar ruangankku.

“Alex, kau menyukai Donghae?”tanyaku.

“No, sis. Yang aku sukai itu Siwon. Tapi, dia sudah milik Hyurin. Jadi silahkan saja kalau kau ingin mendekati Donghae.”jawabnya

“Kau jangan menyesal nanti”ujarku. Kupanggil Donghae-ssi, dan memintanya menemaniku saja disini setelah mengantarkan Alex kejakusi kantor di basement.

 

Alexis POV

Aku tahu Donghae adalah tipe kesukaan Maria, dan aku juga tahu Donghae menaruh perhatian dengan Maria. Sudah seminggu ini mereka dekat. Tadi pagi Donghae bertanya kepadaku, Maria suka makanan apa. Yang kujawab kalau Maria itu adiksi dengan masakan Korea dan Jepang. Terutama masakan rumahan. Seharian ini Donghae terus tersenyum.

Di apartemen, dia menelpon Ryeowook. Memintanya datang keapartemenku dengan membawa bahan makanan. 10 menit kemudian, Ryeowook dan Ming An tiba di apartemenku. Ryeong segera di tarik Donghae kedapur. Mereka segera memasak makanan untuk dibawa Donghae ke ruang Maria. Selesai memasak, Ryeong dan Ming An membawa bagian mereka pulang ke apartemen Ming An. Bagianku akan kumakan nanti saja sepulangku dari sauna.

Donghae menelpon Maria, mengatakan kalau dia akan datang membawa makan malam. Lalu seperti biasa, Donghae mengantarkan aku kebasement terlebih dahulu sebelum keruangan Maria.

 

Maria POV

Donghae-ssi akan datang membawa makan malam.(selama seminggu ini aku semakin mengenal kepribadian Donghae-ssi. Dia itu seorang pria yang polos seperti anak-anak. Lugu). Sepertinya dia menyukaiku. Dari Alex, dia sering menanyakan hal-hal mengenaiku.(aku juga sering bertanya kepada Alex mengenai Donghae-ssi). Tapi, aku masih ragu dengan persaanku kepada Donghae-ssi. Terdengar ketukan Donhae-ssi di pintu ruanganku.(ah,…, dia sudah sampai).

 

Donghae POV

Selama kami makam malam, Maria terlihat menarik diri. Dia lebih banyak diam mendengarkan ceritaku. (tidak seperti biasanya).

“Maria-ssi, kau kenapa? Sepertinya banyak hal yang kau pikirkan”tanyaku.

“Tidak seperti yang kau maksud Donghae-ssi. Aku memikirkan kau dan aku sekarang ini”jawabnya. Aku tersenyum paham.

“Maria-ssi,kau mungkin sadar kalau aku menyukaimu. Yang memang benar. Tapi, aku tidak mau memaksakan perasaanku kepadamu. Aku sudah cukup senang menjadi temanmu seperti selama ini.”jawabku. Dia terkejut mendengar perkataanku

“Aku cukup memiliki kesabaran untuk menunggu keputusanmu. Apakah kau ingin menjadi temanku saja atau tidak, itu terserah kepadamu. Atau kau keberatan dengan kedatanganku yang terlalu sering. Gwaechana, Maria-ssi. Lagi pula mulai besok aku harus kembali ke Dorm untuk latihan intensif sebelum konser kami sebulan lagi. Jadi aku memang tidak bisa lagi datang hingga setelah konser. Tapi kuminta, tolong pikirkan. Apapun keputusanmu itu, aku akan menerimanya”ujarku. Kucium pipinya sebelum aku pergi.

 

Maria POV

Benar saja, Donghae-ssi sudah kembali ke Dorm mereka tadi pagi. Alex yang mengatakannya. Alex bukan lagi bodyguard Donghae-ssi. Karena dia melakukan latihan intensif dengan Arya eoni di apartemennya di SM apartemen bersama Jang Eun, Rin Woon, Yoomi, Nell dan Ming An.(Airin, Aisyah, Rica, Akira, Lilian dan Mita berlatih dengan Reiko. Julia dan Mirian masih menjadi bodyguard Shindog-ssi dan Henry-ssi). Kudengar setelah latihan intensif dengan Arya eoni, Jang Eun, Rin Woon, Yoomi, Alex, Nell dan Ming An akan menangani kantor cabang di China. Jang Eun menjadi kepala kantornya, sementara Rin Woon menjadi wakilnya. Alex, Yoomi, Nell dan Ming An adalah pelatih sekaligus kordinator bodyguard yang disana.

Donghae-ssi tidak sekalipun berpamitan kepadaku saat dia kembali keDormnya.(kenapa dadaku sesesak ini).kucoba melanjutkan pekerjaanku hari ini.

 

=Sebulan kemudian=

 

Selama sebulan ini Donghae-ssi tidak membari kabar apapun. Aku juga bingung bagaimana menghubunginya. Tiba-tiba pintu ruanganku diketuk.

“Masuk”seruku. Alex yang terlihat panik segera menarikku keluar menuju mobilnya. Setelah di mobil, sepanjang perjalanan aku terus memperhatikan Alex yang panik.

“Lex, ada apa?”tanyaku penasaran.

“Donghae”ujarnya pendek.

“Ada apa dengan Donhae-ssi?”tanyaku lagi

“Dia kecelakaan 3 hari yang lalu”bisiknya. Wajahnya sudah bertabur air mata

“LALU KENAPA BARU SEKARANG KAU MEMBERI TAHUKU????”teriakku kepada Alex.

“Maaf, Maria. Donghae tidak mau kau tahu. Tapi, sekarang kondisinya memburuk. Dia sempat tidak sadarkan diri. Jadi aku segera menjemputmu sebelum semuanya terlambat”jelasnya kepadaku.

“Alex, jelaskan padaku luka-lukanya.”pintaku dengan suara bergetar, menahan tangis(tapi, tetap saja air mataku mengalir).

“Dia terluka di kepala dan tulang punggungnya. Dokterdi rumah sakit mengatakan harapan hidupnya tipis”jelasnya lagi. Aku terdiam mendengar perkataan Alex. Teringat aku dengan segala yang telah kulewati bersama Donghae-ssi. Tawanya, senyumnya lembutnya, sikap lady’s firstnya, kesabarannya, sifat kekanak-kanaknnya, kepolosannya,(aku tidak mau kalau dia tidak ada lagi di muka bumi ini). Kupikirkan bagaimana denganku apabila dia tiada. Aku sudah merasa hatiku hilang separuh.mendekati rumah sakit, Alex menghubungi Arya eoni

“Eoni, aku sudah membawa Maria”=Alex

“……..”

“Oke, eoni”=Alex

Aku diturunkannya di pintu depan rumah sakit. Arya eoni sudah menungguku.

“Ayo kuantar”ujarnya lembut. Dipeganginya tanganku. Lalu dibawanya menuju lantai atas. (aku tidak tahu di lantai berapa.aku tidak memperhatikan eoni membawaku kemana). Disebuah pintu, eoni menghentikanku.

“Jangan ribut, dan membuatnya marah. Mungkin ini saat terakhirnya. Akan kutinggalkan kalian. Apapun yang terjadi jangan membuat keributan”eoni memperingatkanku. Kuanggukkan kepalaku sebelum membuka pintu kamarnya. Didalam, Donghae-ssi terbaring pucat dan terlihat lemah. Selang dan wayar mengelilinginya. Kupegang tangannya(terasa dingin). Kuperhatikan layar ECG di atas kepalanya. Denyut jantungnya stabil namun sedikit dibawah normal. Tekanan darahnya juga rendah.

“Maria,”bisiknya tak sadar.

“Donghae-ssi, aku disini”bisikku menahan tangis. Perlahan dibukanya matanya.

“Maria-ssi, kenapa kau disini?”tanyanya lemah.

“Aku dijemput Alex. Mengapa kau tidak sekalipun memberi kabar kepadaku sebulan ini? Mengapa kabar ini harus kudengar dari Alex?”tanyaku dengan air mata berderai. Ditariknya tanganku hingga dia bisa memelukku.

“Aku tidak mau kau terpaksa datang kesini”jawabnya dengan suara lemah.

“Sebenarnya, aku berkali-kali ingin menghubungimu. Tapi, aku takut membuatmu membenciku. Jadi, niat itu kutahan. Walau aku sangat merindukanmu. Hingga aku seperti mayat hidup. Hyung-hyungku berkali-kali memerintahkanku menghubungimu. Tapi, kuabaikan perkataan mereka. Yang kuingat hanya wajahmu saat terakhir kali kita bertemu”dilepaskannya pelukannya kepadaku. Dipandanginya wajahku, dengan lembut dihapusnya air mataku yang mengalir. Kupegang tangannya yang ada di pipiku. Kucium tangannya. Kembali kupeluk dia. Tangannya membelai lembut bahuku.

“Mi amore”bisikku tanpa sadar

“Maria-ssi, apa artinya itu?”tanyanya berbisik ditelingaku. Kutatap matanya.

“Oppa, sarangheo”bisikku di telinganya.

“Nado sarangheo, Maria”jawabnya sebelum dia kehilangan kesadaran. Otomatis kuperiksa dia.(ternyata dia tertidur)

 

Donghae POV

Seluruh tubuhku terasa sakit akibat terjatuh dari pentas saat gladi tadi pagi. Karena aku tidak bisa beristirahat dengan tenang disebabkan karena memar diseluruh tubuh dan keseleo, aku diberi obat tidur dan anti sakit. Dalam tidurku tadi, rasanya Maria ada.(mana mungkin). Dan dia menyatakan cintanya padaku. Tapi, mana mungkin Maria ada di rumah sakit ini. Kubuka mataku, ada sesosok wanita tertidur ditempat tidurku ini. Kuamati siapa dia.

“Maria-ssi?”tanyaku.

“Oh, halo oppa”jawabnya.(oppa?) dibukanya matanya yang masih mengantuk.

“Mengapa oppa tidak bilang, kalau oppa kecelakaan waktu gladi tadi pagi membuat oppa masuk rumah sakit begini?”tanyanya sebelum mencium rahangku. Maria tersenyum lembut melihat keherananku.

“Mi amore, jangan heran begitu. Dengar baik-baik. karena sepertinya yang pertama tadi, oppa tidak mndengakan dengan benar”dia bangkit, lalu mendekatkan wajahnya.

“Oppa, sarangheo”bisiknya sebelum menciumku.

“Cepat sembuh. Karena aku ingin berdansa denganmu diruang ganti”bisiknya dengan pandangan jahil.

“Maria, aku tidak mengerti apa maksudmu”ujarku. Kulihat wajahnya memerah. Lalu dia kembali menciumku. Tapi berbed dengan yang pertama tadi, ciuman yang ini berisi janji-janji nakal.(OMO, Maria. Kau mau membuatku mendapat serangan jantung?). mesin ECG di atas kepalaku ribut sekali. Maria tersenyum senang.

“Ini sebabnya aku sangat menyukai mesin ECG”bisiknya. Sebelum kembali merebahkan diri disisiku.(Aku harus cepat sembuh, untuk memberitahunya seberapa besar cintaku padanya).

 

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet