Chapter 18

Romance in The Rain

Disclaimer: Semua karakter disini milik Tuhan YME, diri mereka sendiri dan orang tuanya. Author hanya meminjam nama mereka demi menulis fantasy yang sudah lama tersimpan di khayalan Author.

Rate: M

Genre: Romance & Hurt Comfort

Warning: BL, , Mpreg, Typos, OOC, alur kecepatan.

Pairings: Yunjae, Changkyu, Yoosu and many more. Pairings akan bertambah seiring perkembangan cerita.

Summarry : Amore Tale adalah racun cinta paling mematikan. Sebuah ramuan hitam yang sangat dilarang sejak pertama kali diciptakan. Orang yang terkena AmoreTale tidak akan pernah sembuh sampai ajal menjemput. Anak yang terlahir dari hubungan akibat Amore tale tidak akan memiliki hati dan perasaan. Jung Yunho merasakan hal yang aneh dan asing sejak pertemuannya dengan seorang Kim Jaejoong.

DON'T LIKE DON'T READ

Heechul tak dapat mengatakan apapun saat namja yang diyakininya telah lama meninggal kini duduk didepannya.

“Ternyata kau masih hidup.”

“Nde.”

“Kenapa kau tidak menemuiku lebih cepat.”

“Aku telah menemuimu namun kau tak melihatku. Lagipula saat itu kau telah menikah dengan Tan Hankyung.”

“Mianhae.”

“Bukan salahmu aku yang tak memperjuangkanmu atau mencoba untuk merebutmu. Aku takut pada takdir kejam itu akan terus berulang bila kau bersamaku. Ada satu hal yang tak pernah ku ceritakan padamu. Mungkin kau tak mempercayainya namun itu terjadi padaku. Aku terlahir di bawah naungan bintang kematian. Begitu usiaku menginjak 20 tahun semua orang terdekatku akan mati atau bernasib buruk. Semua keluargaku meninggal tepat diusiaku yang ke 20 tahun. Sunny, istri petamaku meninggalkanku karena tidak tahan dengan hal buruk yang terjadi disekitar kami. Junsu kuasuh karena suami baru Sunny tak mau menerimanya. Kemudian aku bertemu denganmu, aku sebenarnya mencoba menghindarimu tetapi…”

“Aku memaksamu untuk menerimaku.”

“Nde. Kemudian tragedy itu terjadi. Meskipun aku selamat dari kematian itu aku tak menemuimu atau Suie maupun Joongie. Aku tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kalian. Kutukan itu mengharuu untuk hidup sendiri.”

“Tapi kenapa kau bersama orang-orang yang menyerang Joongie dan Ji Yoong ssi?”

“Aku mempunyai tanggung jawab melindungi Taecyeon dan membantunya mewujudkan impiannya.”

“Menghancurkan keluarga Jung. Aku mendengar desas-desusnya. Doong Wook Hyung, namun bila Yunho tidak selamat dalam pertempuran ini, Joongie akan kembali menderita. Aku telah membuat dirinya menderita selama ini. Yunho adalah hal terbesar yang membuatnya bahagia dan menyembuhkanya. Bila sampai Joongie kehilangan Yunho, dia tidak akan mampu bertahan lagi. Bisakah kau pergi dan memastikan Yunho dapat pulang dan membawa Jaejoong dengan selamat?”

Doong Wook tak menjawab, namun mengangguk pelan. Setelah itu Doong Wook berdiri dan bersiap untuk pergi.

“ Aku mencintaimu namun cintaku pada suamiku yang sekarang lebih besar. Meskipun begitu, meskipun aku tak dapat bersamamu namun doaku untuk kebahagianmu akan selalu menyertaimu.” Bisik Heechul saat Doong Wook berjalan pelan meninggalkannya. Doong Wook tak berhenti ataupun mengatakan apapun, namun Heechul sangat tahu bahwa Doong Wook mendengarnya. Doong Wook berjalan tanpa menoleh walaupun hanya sekali.

Kemudian saat Doong Wook berjalan di koridor rumah sakit, Junsu telah berdiri tak jauh dari kamar rawat tempat Doong Wook berada.

“Appa…”bisik Junsu, terlalu bahagia karena dapat bertemu kembali dengan Appanya meskipun dalam situasi yang tidak tepat. Doong Wook tersenyum pada putra sulungnya itu. Doong Wook menghampiri Junsu kemudian memeluknya. Tangis Junsu pecah saat kehangatan yang dirindukannya itu telah kembali.

Doong Wook membiarkan Junsu memeluknya beberapa saat, namun ketika Doong Wook merasa bahwa dirinya harus secepatnya pergi, dengan berat hati Doong Wook meminta Junsu untuk melepaskan pelukannya dan dengan hati-hati menceritakan tentang apa yang harus dilakukannya. Namun Junsu tetap menjadi sosok keras kepala sperti biasanya, Junsu memaksa mengantar Doond Wook sampai di tempat parkir tanpa melepaskan pelukannya. Disela-sela waktu itu Junsu sedikit bercerita tentang dirinya dan banyak bertanya tentang keadaan Doong Wook.

“Kuharap Appa sering mengunjungi kami.” Kata Junsu saat keduanya sampai ke tempat parkir. Junsu sengaja menyerahkan kunci mobil Yoochun agar Appanya itu tidak kerepotan mencari kendaraan. Lagipula yang akan dilakukan appanya adalah hal yang sangat penting, Jadi suaminya itu pasti tidak akan keberatan bila satu mobilnya didonasikan untuk misi penting itu.

“Suie, aku tidak bisa.”

“Paling tidak Appa bisa datang saat cucu Appa terlahir nanti.”

“Suie kau hamil?”

“Nde, sekitar satu bulan.”

“Baiklah. Appa pasti akan berada disana untuk menyambut kelahiaran cucu Appa.”

“Gumawo Appa”

Doong Wook mengecup kening Junsu sebelum berpamitan dan pergi meninggalkan tempat itu menyusul rombongan Yunho yang telah berangkat terlebih dahulu.

.

.

Kepala Jaejoong masih begitu berat, tempat dirinya terbaring pun juga sangat nyaman. Namun ada suara-suara yang berteriak di bawah alam sadarnya untuk terbangun. Dan perlahan Jaejoong membuka matanya. Hal pertama yang Jaejoong sadari adalah dirinya berada di kamar yang tak dikenalnya dan hangat tubuh yang memeluknya. Jaejoong sangat tahu bahwa tubuh itu bukan milik Yunho, namun entah kenapa Jaejoong mengenal pemilik suhu badan itu.

Perlahan Jaejoong berbalik. Mata doenya sedikit membesar saat melihat wajah yang dikenalnya.

"Tae Ajushi..?"

Jaejoong duduk dengan hati-hati. Jaejoong memutar pandangannya sebelum akhirnya kembali memandang wajah Taecyeon. Saat itulah Jaejoong melihat ada darah yang mengalir dari kedua lubang hidung Namja yang dipanggilnya Tae Ajushi itu. Jaejoong kembali memutar pandangannya untuk mencari sesuatu yang dapat digunakan untuk membersihkan darah kering itu. Kemudian Jaejoong melihat handuk tangan dan segelas air putih di nakas meja di sebelah ranjang tempat keduanya berbaring. Jaejoong mengambil handuk itu, membasahinya dengan air kemudian mengusap darah kering disekitar hidung Taecyeon dengan hati-hati.

Jaejoong baru selesai membersihkan setengahnya saat Taecyeon membuka mata. Taecyeon tersenyum padanya, meraih tangan Jaejoong dan ingin mengecupnya namun Jaejoong dengan refleks menarik tanganya, tidak terbiasa dengan hal itu kecuali dengan Yunho suaminya.

“Mainhae.” Bisik Jaejoong.

Namun Taecyeon masih tersenyum padanya tidak mempermasalahkan penolakan Jaejoong.

“Gwenchanayo, aku senang kau baik-baik saja. Aku yang seharusnya minta maaf karena menjemputmu dengan cara tidak sopan seperti ini.”

Perkataan Taecyeon mengingatkan Jaejoong pada apa yang baru saja dialaminya kemarin. Tentang dirinya dan Ji Yoong yang jatuh ke dalam sungai. Jaejoong bertambah panic saat sadar dirinya berada di tempat asing dan Ji Yoong tak bersamanya.

“Kau tidak perlu mengkhawatirkan Umma mertuamu. Meskipun aku menembak dan menusuknya, dia pasti tetap hidup.”

Mata Jaejoong membesar saat mendengar Taecyeon mengakui hal itu dengan wajah datar dan tanpa penyesalan sedikitpun.

“Kau menyakitinya dan hampir membunuhnya ajushi…”

“Aku membencinya, adalah hal yang normal bila aku ingin mencelakainya. Dia adalah sumber dari beberapa kemalangan yang menimpaku.”

“Aku mendengar beberapa cerita tentang Yoongie ahjumma. Dimatamu apa yang dilakukannya mungkin sangat salah, tapi secara umum apa yang dilakukannya adalah pengorbanan besar. Dia telah merelakan hidup dan masa depannya demi mencegah seorang Jung Seunghyun melakukan tindak kejahatan yang lebih besar lagi. Aku tidak hidup pada masa itu namun cerita tentang kekejamannya masih terdengar hingga sekarang. Dia membunuh Appa Seung Hyun itupun karena dia tidak sengaja.”

“Dan kau memanggil orang yang kausebut kejam itu dengan panggilan Appa?”

“Umm…dia tetap Appa Yunho, apa salah bila aku juga memanggilnya Appa?” tanya Jaejoong sedikit memiringkan kepalanya, sebuah kebiasaan saat dia berkata sambil berpikir keras.

“ Pertemuanku denganmu sangat banyak mengubahku, dan aku meminta maaf karena dua kali mencelakaimu.”

“Dua kali?”

“ Nde. Pertama karena akulah otak dari tabrakan yang menimpamu beberapa bulan yang lalu. Tabrakan yang sempat membuatmu tidak bisa berjalan beberapa bulan dan kehilangan baby pertamamu.”

Nafas Jaejoong tercekat saat dirinya teringat kesedihannya ketika dirinya keguguran dan kehilangan Baby pertamanya.

“Jadi itu adalah dirimu?” tanya Jaejoong dengan suara sedikit serak.

Taecyeon mengangguk pelan sebelum kembali meneruskan perkataannya.

“Aku melakukan itu untuk menolongmu. Aku tahu kau tak akan membiarkan orang lain menolongmu bahkan Yunho sekalipun. Bilapun saat itu kau sudah tak membenci Heechul seperti sebelumnya, pasti kau tetap akan memberikan jantungmu untuk Kibum demi membuat Heechul bahagia, kau akan pergi tanpa memberitahu Heechul bahwa kau adalah putra kandungnya. Memberikan kebahagian semu padanya. Jadi aku menabrakmu, karena bagiku lebih baik kau cacat daripada kau mati.”

“Lalu kenapa sekarang kau menculiku.”

“Karena aku ingin bertemu denganmu. Dengan permusuhanku terhadap Yunho membuatku tak bisa berkunjung ke keluarga Jung dengan cara normal. Jadi aku mencari cara untuk dapat bertemu denganmu. Aku sengaja mengirim document hasil tes DNA Heechul dan Kibum, memancing agar kebenaran tentang jatidirimu terungkap. Mengingat sifat Heechul dan kesehatan mentalnya yang cukup rentan pasti dia akan terguncang dengan kenyataan itu dan jatuh sakit. Aku tahu kau sangat baik hati, kau akan melupakan kesedihan yang diperbuat Ummamu dan nekad untuk menjenguknya. Dan aku menggunakan kesempatan itu untuk mejemputmu sesuai janjiku padamu sepuluh tahun silam.”

“Kau tahu yang kau lakukan ini sangat salah. Andai saja kau meminta baik-baik, aku pasti bisa membujuk Yunie Hyung untuk menemuimu.”

“Tentu saja ada alasan lain dibalik kejadian ini. Balas dendam.”

“Balas dendam tak akan menghasilkan apa-apa kecuali penderitaan yang lebih besar dari sebelumnya. Aku pernah merasakannya.”

“Aku bukanlah orang yang baik hati sepertimu dan bukan tipe orang yang mudah untuk memaafkan. Aku sedang sekarat dan ini adalah keinginan terakhirku sebelum mati.”

“Apa yang terjadi padamu?”

“Kepalaku tertembak sekitar satu tahun yang lalu. Para dokter telah menyerah dan aku sudah tak memusingkan batas usiaku lagi.”

Jaejoong terdiam, menatap Taecyeon lembut, merasa sedih atas apa yang menimpa Taecyeon.

“ Aku ingin melakukan hal besar sebelum mati. Pertemuan denganmu memberiku dampak besar, aku mulai melihat bahwa generasi lama keluarga Jung memang harus diakhiri. Namun perjuangan Daesung dan Yunho tidak akan pernah sempurna bila sisa-sisa bawahan setia Appa masih meracuni kedamaian yang mereka ciptakan. Aku mencari orang-orang itu, mengumpulkannya dan memanipulasi mereka agar memberontak terhadap kepemimpinan Yunho. Mereka percaya bahwa aku akan membawa mereka pada kejayaan keluarga Jung pada masa lalu, tanpa menyadari bahwa sebenarnya aku membawa mereka untuk mati bersamaku. Dengan begini aku dapat membalas dendam pada Yunho tapi juga membantunya.”

“Apa kau tak terlalu kejam pada mereka dan juga kepada dirimu sendiri.”

“Sejak kecil aku sudah belajar kekejaman dari Appaku, mendarah daging dalam naluriku. Aku hanya menfaatkan sifat negative itu untuk hal yang paling baik.”

“Tapi kau akan mati padahal kita baru saja bertemu.”

Walaupun hanya sesaat pertemuan mereka memberikan pengaruh yang cukup besar bagi keduanya. Saat itu ketika Jaejoong kecil selalu menangis dan terluka, Taecyeon selalu dapat menemukanya kemudian menghiburnya. Hari dimana Taecyeon menghilang menjadi salah satu hari kelabu yang pernah dialaminya. Dan kini air mata Jaejoong tak terbendung lagi saat mengetahui nasib apa yang akan menimpa namja yang dulu selalu menjadi pahlawan kecilnya.

“ Apa kau mau menghentikan pertarungan itu bila aku memohon kepadamu?”

“Ani. Ini adalah pilihanku. Aku tak ingin mati menyedihkan dengan terbaring dirumah sakit, menunggu maut menjemputku. Aku telah merencanakan hal ini cukup lama, aku merencanakan untuk mati dalam pertarungan ini dan merengkuh kematian seolah kematian adalah teman lamaku.”

“Kau selalu bertanya siapa yang akan menyelamatku? Tapi kau sendiri, siapa yang akan menyelamatkanmu?”

“Kau telah menyelamatkanku Joongie sejak pertama kali kita bertemu.”

Percakapan mereka tak dapat berlangsung lebih lama karena sebuah ketukan terdengar. Taecyeon mengambil handuk ditangan Jaejoong, membersihkan sisa darah di hidungnya sebelum berteriak memberi ijin untuk masuk. Wu Chun, salah satu inner cycle Anthony Wong yang mengikutinya ke Seoul menghampiri mereka.

“Gege, salah satu orang kita melaporkan bahwa dipelabuhan terlihat beberapa kapal boat bersiap. Mereka telah datang.”

“Aku mengerti.”

Perhatian Taecyeon kembali pada Jaejoong. Taecyeon turun dari ranjang, berjalan ke arah Almari, membukanya, mengambil jaket besar dan boneka gajah, setelah itu kembali mendekati Jaejoong. Taecyeon menyodorkan boneka itu dan Jaejoong reflek menerimanya dan langsung memeluknya. KemudianTaecyeon memakaikan jaket itu pada Jaejoong.

“Yunho akan menjemputmu sebentar lagi. Aku tak dapat berjanji untuk tidak melukainya namun dia akan sampai didepanmu hidup-hidup.”

Selesai memakaikan jaket, Taecyen membuka laci meja disampingnya. Mengambil permen lollipop berbentuk gajah dan menyerahkannya kepada Jaejoong.

“Akan ada kekerasan dan suara tembakan memenuhi tempat ini, aku tahu itu sangat tidak baik pada kandunganmu. Kuharap ini bisa membantumu.” Kata Taecyeon sambil meletakkan permen itu di atas telapak tangan Jaejoong.

“Joongie, thank you and good bye.”

Tacyeon mengusap rambut Jaejoong pelan, sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu disusul Wu Chun. Sementara Jaejoong masih terdiam mencoba mencerna bagian terpenting dari beberapa kalimat yang Taecyeon ucapkan. Dan senyum di wajah Jaejoong yang basah oleh air mata mengembang. Dirinya sedang mengandung.

.

.

Satu perjalanan dengan Changmin selalu memberi sakit kepala tersendiri bagi Yoochun. Yoochun sangat tahu bahwa Changmin memiliki hobi merampok toko kue dan menjadi bagian dari skuad Changmin saat perampokan itu adalah mimpi buruk. Dalam perjalanan ke pelabuhan, Changmin memaksa untuk ‘membeli’ kue dengan alasan butuh banyak energy untuk misi penyelamatan Jaejoong.

Yoochun sangat beruntung bahwa semua itu berakhir cepat dan keduanya kini sudah sampai di pelabuhan.

“Yun!” teriak Yoochun sambil menghampiri Yunho dan Kangin.

“Mianhae kami sedikit terlambat, ada sedikit gangguan teknis.”

Yunho hanya mengangguk mengerti apa yang dimaksud dengan gannguan teknis saat mata musangnya melihat Changmin yang membawa 5 karung plastic bening berisi beraneka ragam cake.

“Aku sudah mengatakan padanya bahwa ini bukan piknik namun dia tidak mau peduli. Jadi semuanya sudah siap?” Kata Yoochun.

“Nde.”

Yunho tak mengatakan apa-apa lagi setelah itu. Matanya terus menatap laut dengan pedang jenis jian di tanganya. Yoochun mengenali pedang itu sebagai symbol ketua Keluarga Jung. Perhatian Yoochun teralihkan saat Kangin memberinya rompi anti peluru dan sebuah senjata api untuk mempertahankan diri. Changmin masih sibuk dengan para cakenya, namun Yoochun sangat tahu bahwa Changmin sangat mampu menjaga dirinya meskipun tanpa perlindungan dan senjata sekalipun. Sementara itu Yunho masih terus memandang lautan. Yunho telah terlalu lama tanpa Jaejoong dan itu membuat begitu merindukan kehangatan tubuh istrinya.

“Boo, tunggulah. Aku akan segera menjemputmu.”

TBC

Anyeong, Author balik lagi dengan Chapter 18. Terima kasih buat yang review dan baca chap kemarin.

Mianhae chapternya pendek begini. Di Chapter sebelumnya Author mengatakan bahwa Chapter 18 adalah akhir pertarungan Yunho dan Taecyeon tapi Author malah mengundurnya. Jadi mian banget pertarungan dan aftermath nanti di Chapter 19. Ada beberapa factor salah satunya adalah Author belum menemukan alur pertarungan keduanya jadi mohon untuk sabar menunggu.

Author lebih dulu mengenal dunia anime sebelum K POP dan dunia fanfic. Dan beberapa anime yang author kenal biasanya memiliki tokoh antagonist namun memiliki cerita sendiri yang kadang tidak kalah seru dengan tokoh utama. Di fic ini Author mencoba menerapkan itu. Author ingin membuat tokoh antagonist tapi memiliki alasan yang realistis dan sisi baik dibalik sifat kejamnya. Itulah alasan kenapa Author menampilkan tokoh Taecyeon berbeda dari tokoh penjahat pada fanfic author yang sebelumnya^^.

Gumawo udah mampir dan baca fic ini.

Tetep ditunggu saran dan reviewnya

Big Hugs

Yeye Kyunie^^

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yo_yunjae #1
Chapter 21: Aku suka banget ceritanya...
Ngk bosenin
Akhirnya Dongwook dan Taecyon melindungi keluarga yunjae dari jauh.. pengorbanan mereka besar ya ^^
Setiap couple punya bagian masing-masing 👍
chookyuu
#2
Chapter 2: Apa maksudnya jae ? Apa jaejoong sakit parah?
chookyuu
#3
Chapter 1: Ini pair pertamanya changkyu apa yunjae ya? Aku suka changkyu dan ffnya
amaharanin #4
Entahlah komen aku bakal dibaca author atau enggak, bae yg penting komen biar gak dosa baca karya orang gratis tapi main pergi gitu aja :D ijin baca author
hibiki_kurenai_A
#5
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
hibiki_kurenai_A
#6
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
hibiki_kurenai_A
#7
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
hibiki_kurenai_A
#8
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
hibiki_kurenai_A
#9
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
doyce228 #10
Chapter 21: waaaahhh bagus sekali. mau Jaejoongie sebagai sosok ibu rumahtangga sangat berjaya menjinakkan(?) suami dan anak-2 nya dengan baik sekali. aku jadi iri hahaha ToT

makasih ya buat ceritanya. keren sekali *hugs*