Chapter 16

Romance in The Rain

Disclaimer: Semua karakter disini milik Tuhan YME, diri mereka sendiri dan orang tuanya. Author hanya meminjam nama mereka demi menulis fantasy yang sudah lama tersimpan di khayalan Author.

Rate: M

Genre: Romance & Hurt Comfort

Warning: BL, , Mpreg, Typos, OOC, alur kecepatan.

Pairings: Yunjae, Changkyu, Yoosu and many more. Pairings akan bertambah seiring perkembangan cerita.

Summarry : Amore Tale adalah racun cinta paling mematikan. Sebuah ramuan hitam yang sangat dilarang sejak pertama kali diciptakan. Orang yang terkena AmoreTale tidak akan pernah sembuh sampai ajal menjemput. Anak yang terlahir dari hubungan akibat Amore tale tidak akan memiliki hati dan perasaan. Jung Yunho merasakan hal yang aneh dan asing sejak pertemuannya dengan seorang Kim Jaejoong.

DON'T LIKE DON'T READ

Heechul begitu ingat, beberapa jam yang lalu dirinya begitu ingin bertemu dengan Jaejoong. Ingin meminta maaf, memohon ampun dan berjanji akan melakukan apa saja sampai Jaejoong memafkan dirinya. Namun begitu Jaejoong kini duduk dihadapannya, Heechul tak mampu untuk berkata. Hechul hanya menangis diam sambil memandangi wajah Jaejoong yang juga menatapnya dalam diam. Begitu ingin menyentuh putra kandungnya itu tapi terlalu takut akan penolakan Jaejoong.

Heechul juga membayangkan bahwa Jaejoong akan berteriak marah padanya, mencerca  dan mengungkapkan kebencian padanya selama ini. Namun Jaejoong tak mengatakan apapun. Tentu saja diamnya Jaejoong lebih menyiksa batinnya.

“Aku memahami apa yang terjadi padamu Heechul ssi.”

Dheg! Dan tentu saja panggilan itu semakin menyiksanya. Heechul sadar bahwa dirinya tak pantas menerima panggilan ‘Umma’ namun tetap saja Heechul begitu berharap bahwa dirinya masih memiliki kesempatan saat kata itu keluar dari mulut Jaejoong.

Jaejoong sendiri juga mengalami dilemma yang serupa,  bahwa di satu sisi dirinya belum dapat memaafkan Heechul namun disisi lain, hati nurani sebagai seorang anak menjerit sakit saat melihat Yeoja yang dulu pernah melahirkannya terbaring lemah tak berdaya. Selain itu Heechul juga sudah tahu tentang siapa Jaejoong sebenarnya. Meskipun rasa benci itu begitu besar entah kenapa ada sedikit kebahagian saat Jaejoong mengetahui bahwa kini Heechul akan menyayanginya. Kebahagian dari impiannya sejak kanak-kanak, impian untuk memiliki Umma yang akan menyayanginya dengan segenap jiwanya.

Jaejoong menggigit bibirnya pelan sebelum akhirnya memberanikan diri untuk berkata.

“Aku kehilangan aegya pertamaku, tentu saja Heechul ssi lebih tersiksa karena Heechul ssi pernah memegang dan memeluknya. Dan aku lebih beruntung karena di masa kesedihanku itu ada Yunie Hyung yang selalu berada disisiku sementara Hechul ssi kehilangan sosok itu. Karena itulah aku memaafkan Heechul ssi.”

Jaejoong terdiam sejenak, menenangkan nafasnya yang sedikit memburu walaupun dari luar terlihat begitu tenang.

“Tetapi aku belum dapat memanggil anda seperti seorang anak kepada orang yang telah melahirkannya. Anda telah menemukan keluarga yang dapat menyembuhkan duka anda, begitu pula denganku yang telah menemukan Yunie Hyung. Karena itu kumohon anda dapat berbahagia.”

Setelah mengatakan hal itu, Jaejoong membungkuk hormat sebelum akhirnya berdiri dan berjalan sedikit cepat dari yang dapat dilakukannya. Jaejoong sempat mendengar Heechul memanggilnya, namun Jaejoong pura-pura tak mendengarnya. Karena Jaejoong sangat tahu bahwa kelopak matanya sudah tak mampu lagi menahan air matanya. Tepat saat Jaejoong sampai di depan kamar pasangan senior Tan, air mata itu mengalir dipipinya.

“Joongie, kau baik-baik saja.” Tegur Ji Yoong yang menunggunya di luar kamar.

Jaejoong tak langsung mengatakan apapun. Jaejoong menghambur ke arah  Ji Yoong dan memeluknya erat, mencari sandaran untuk hatinya yang saat ini begitu kacau.

“Seharusnya aku merasa bahagia ketika melihatnya seperti itu, bahwa rasa sakit hati dan kebencianku selama ini berbalas. Namun aku salah ahjumma, hatiku begitu sakit saat melihatnya seperti itu.”Bisik Jaejoong masih dengan tangan yang memeluk Ji Yoong dan air mata yang kini membanjiri pipi dan mungkin sedikit membasahi syal yang melingkar di lehernya.

“Karena kau terlalu baik Joongie, bahkan kau masih dapat bersedih terhadap orang yang telah menyakitimu.”

Ji Yoong membalas pelukan Jaejoong dengan tangan satunya sementara tangan yang lain, mengusap punggungnya pelan dan berulang kali.

“Tenanglah semuanya akan baik-baik saja, dan rasa sakit itu pasti akan beransur hilang. Suatu saat kalian berdua pasti akan bersama selayaknya Ibu dan anak tanpa ada rasa benci diantara kalian. Kau hanya perlu menunggu sebentar lagi.”

.

.

Yunho baru saja membuka pintu ruang kerjanya di Jung Corp. saat mata musang milinya menangkap sosok yang dikenalnya bukanlah salah satu pegawainya Mata musangnya meyipit tajam saat mengetahui siapa yang duduk di atas kusri kerjanya.

“Menyusup dan menduduki kursi tuan rumah adalah sikap yang tidak sopan…Hyung.” Kata Yunho sambil berjalan pelan mendekati Taecyeon.

“Aku bukan tamu disini. Sejak awal semua ini adalah milikku bila saja  Ji Yoong tidak hadir di kehidupan Appa kita. Ani, tragedy itu tidak akan terjadi bila saja kau tak terlahir di dunia ini.”

Taecyeon membenarkan posisi duduknya dengan mata yang tak pernah meninggalkan sosok Yunho yang menatap datar padanya.

“Andai saja Ji Yoong tak mengandungmu dan tanpa kesalahpahaman itu Appa tidak akan terbunuh dan keluarga Jung tidak akan hancur.”

“Nde, keluarga Jung telah hancur namun aku dan Umma berhasil membangunnya lebih baik dari sebelumnya.”

“Lebih baik? Hmmph Kau membuatku tertawa. Ini bukanlah sebuah kejayaan di mata keluarga Jung. Seperti apa yang selalu Appa katakan padaku. Appa selalu bercerita tentang mimpinya dan mimpi-mimpi pendahulu Jung ketika dia mengunjungi kami. Tentu saja kau tak mengetahui tentang visi sejati keluarga Jung karena kau tak pernah mengenal Appa atau keluarga Jung lainnya.”

Yunho terdiam dan tak terpancing dengan kata-kata yang diucapkan Taecyeon. Bagi Yunho selain Ji Yoong dan Jaejoong, dia tidak peduli dengan apapun. Nama besar, kekayaan dan kedudukan tak berarti apa-apa dimatanya. Yunho hanya membutuhkannya untuk membuat tempat tinggal yang nyaman untuk Jaejoong dan mencukupi segala keinginan Jaejoong. Bahkan bila Jaejoong memintanya meninggalkan semua milik keluarga Jung dan menjadi petani didesa terpencil sekalipun, selama Jaejoong masih disisinya, Yunho akan melakukannya. Namun Yunho tahu istrinya tak akan memintanya melakukan hal itu. Dengan kebaikan hati Jaejoong, pasti istrinya itu akan mendukung apa yang diperjuangkannya. Membangun kembali keluarga Jung dengan nama bersih dan terbebas dari sejarah hitam di masa lalu.

“Keluarga Jung yang kau kenal telah musnah bersama dengan kematian Jung Daesung. Begitu pula dengan harta peninggalan mereka. Pemerintah telah menyitanya dan sebagian besar telah disumbangkan ke yayasan social. Yang tersisa sekarang adalah sisa-sisa perjuangan Jung Daesung. Perusahaan yang dimiliki oleh Jung Corp adalah cikal bakal dari Jung Daesung dan aku telah mengembangkannya. Jung Corp adalah warisan Jung Daesung beserta ideologinya untukku. Jadi Jung Corp bukanlah milikmu tetapi miliku.”

“Jung Daesung…keturunan Jung paling bodoh dan yang terlemah. Dan kau malah menyusul jejaknya.”

“Dia bukanlah Jung terlemah. Di mataku dia adalah sosok terkuat yang pernah kudengar. Begitu kuat hingga dapat menghalau godaan terbesar keluarga Jung yang terkutuk. Sejak dahulu keturunan Jung memiliki kelainan dengan jiwa mereka dan dia satu-satunya yang bertahan dengan akalnya yang sehat.”

Taecyeon terdiam, masih menatap ke Yunho.

“Ternyata kau kokoh seperti yang kudengar. Aku sungguh penasaran apa kau masih sekokoh ini saat dia tak kembali padamu. Apa kau pernah mendengar ada dua syarat bahwa sebuah kerajaan benar-benar hancur. Yang pertama adalah raja mereka yang mati dan kedua adalah merebut sang permaisuri. Aku mungkin tak dapat membunuhmu sekarang tapi aku dapat merebut permaisurimu terlebih dahulu.”

Yunho yang telah berada di dekat Taecyeon secara reflek menerjang Taecyeon dan mencekik lehernya begitu erat seolah ingin meremasnya.

"Aku akan membunuhmu dengan cara paling kejam yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia bila kau sampai menyentuhnya meskipun itu hanya sehelai rambutnya" Desis Yunho sambil mempererat jeratan di leher Taecyeon.

"Yang akan kulakuan padanya lebih dari menyentuh ujung helai rambutnya. Jadi kau harus memikirkan cara lebih menyakitkan untuk membunuhku."

Dengan gerakan cepat dan kuat Taecyeon menendang Yunho. Yunho terdorong beberapa langkah. Tak terpengaruh oleh efek tendangan Taecyeon, Yunho kembali menyerang Hyung beda Umma itu. Namun Taecyeon adalah lawan seimbang. Darah Jung mengalir di tubuh mereka, keduanya memiliki bakat dan intelegensi khas seorang Jung.

Keduanya bertarung, memukul dan menendang dengan keakuratan yang sama. Taecyeonlah yang  mengakhiri serangannya terlebih dahulu saat telinganya menangkap bunyi derap langkah beberapa pasang sepatu mendekati mereka. Dengan lihai, Taecyeon mengambil senjata api dari balik jasnya kemudian…

Dor! Dor!

Dua tembakan terdengar. Dua peluru terlepas cepat kearah Yunho. Yunho berhasil menghindari peluru pertama, namun tidak dengan peluru kedua yang tepat mengenai dadanya.

Yunho tak menghiraukan atau bahkan merasakan sakit didadanya. Matanya kini hanya berfokus ke arah Taecyeon. Namun luka itu sedikit menghambat lajunya saat Taecyeon menembak kaca ruang kerjanya dan berlari menembus kaca yang telah hancur itu. Yunho hampir menangkap Tacyeon bila saja Hyungnya itu tidak melompat ke bawah. Taecyeon terjun bebas dari gedung setinggi 200 meter itu dan dengan keakuratan seorang atlet acrobat menangkap tali yang bergantung di helicopter yang terbang tak jauh dari jangkauannya.

Yunho memandang datar pada Taecyeon yang semakin menjauh bersama Helicopter yang membawanya. Tangan Yunho mengepal erat saat membaca gerak bibir Taecyeon.

'Aku akan menjemput Joongie, sejak awal dia adalah milikku karena akulah yang pertama menemukannya.'

Namun Yunho tidak tinggal diam. Yunho segera berbalik menghampiri Kangin dan beberapa guard yang berlari ke arahnya.

"Yunho ssi, anda tertembak." Teriak Kangin tak mampu menutupi rasa paniknya.

"Aku tidak apa-apa. Peluru itu tidak sampai menegenai organ vital. Dimana posisi Umma dan istriku?"

"Dalam perjalanan pulang dari kediaman Tan."

"Kita harus bergegas. Instruksikan kepada guard yang mengawal mereka untuk meningkatkan kewaspadaan."

"Baik, Yunho ssi."

Kangin segera menghubungi Doo Joon yang memimpin pengawalan Ji Yoong dan Jaejoong dalam perjalanan mereka keluar dari gedung Jung Corp. Kangin juga menelpon Seungri tanpa meminta pertimbangan Yunho. Bagaimanapun, kaca ruang kerja Yunho memiliki standar kekebalan terhadap peluru. Dan bila peluru itu mampu menembus kaca dengan tingkat keamanan seperti itu, apa jadinya bila sampai peluru itu menembus tubuh manusia?

.

.

Siang itu Changmin kembali pulang lebih awal dari biasanya setelah untuk kesekian kalinya Kyuhyun menganggunya dengan merengek minta dibelikan psp keluaran terbaru yang baru saja dilihatnya di sebuah catalog iklan. Psp itu harus Changmin sendiri yang membeli dan mengantarnya ke rumah bila tidak…

“Itu keinginan aegya hyung, bila tidak Hyung turuti pasti wajah aegya nanti tidak akan mirip denganmu!”

Dan untuk kesekian kalinya Changmin hanya mendesah saat teringat kata-kata Kyuhyun di telepon waktu itu.

Changmin segera berjalan cepat ke ruang Game tempat Kyuhyun berada. Changmin segera melupakan rasa lelah dan kekesalannya saat melihat istrinya yang tertidur dia atas karpet dengan beberapa psp dan kaset game yang mengelilingi tubuhnya. Jangan lupakan beberapa cake dan cookies yang tergeletak tak jauh darinya.

Changmin duduk disamping Kyuhyun, bersiap mengusap rambut ikal halus itu saat Kyuhyun tiba-tiba bangun dan berteriak.

“Joongie Hyung!”

Nafas Kyuhyun memburu, matanya bergerak gelisah dan cemas.

“My Kyu, waeyo?”

“Minie Hyung, Joongi Hyung…jembatan…”

“Ada apa dengannya?”

Namun Kyuhyun tak segera menjawab, tetapi langsung berdiri dan berlari kencang meninggalkan ruangan itu.

“Yak Kyu hati-hati kau sedang hamil!!”
.
.

Doo Joon sedang mengawasi Jaejoong dan Ji Yoong yang mengunjungi sebuah toko boneka saat Hand Phone di sakunya bergetar. Doo Joon memencet salah satu bagian dari head seat yang terpasang di telinga kirinya tanpa melepas pandangannya dari dua sosok yang menjadi tanggung jawabnya itu.

Mata Doo Joon menyipit tajam saat mendengar informasi yang diterimanya. Tanpa menunggu waktu lagi Doo Joon segera berjalan setengah berlari menghampiri kedua tuannya itu.

"Doo Joon Waeyo?" Tanya Jaejoong yang kini memeluk boneka gajah yang baru saja dibelikan Ji Yoong. Ji Yong yang tidak tahan melihat kesedihan Jaejoong mengajaknya pergi ke toko boneka dalam perjalanan pulang mereka. Jaejoong sangat menyukai gajah dan hanya dengan melihat mereka saja dapat membuat perasaannya lebih baik. Sebenarnya Ji Yoong ingin membawa Jaejoong ke kebun binatang namun mengingat bagaimana sifat protective Yunho, putranya itu pasti tidak akan mengijinkannya. Jadi Ji Yoong hanya membawa Jaejoong ke toko boneka dan membelikannya boneka gajah ukuran besar. Ukuran yang pas untuk dipeluk. Dan boneka itu sangat membantu menenangkan Jaejoong. Mata Jaejoong memang masih sembab dan bengkak namun telah ada sedikit cahaya di mata doe itu.

"Jaejoong ssi, Yunho ssi meminta kita untuk cepat pulang."

"Nde. Kajja. Kebetulan kita juga telah selesai membeli boneka, meskipun Umh..."

Ji Yoong hanya tersenyum saat melihat Jaejoong yang melirik beberapa boneka di rak toko penuh minat. Rupanya Jaejoong belum puas melihat para boneka gajah yang terpajang rapi disana.

Tapi senyum Ji Yoong lenyap saat dirinya menyadari kecemasan di wajah Doo Joon. Sesuatu telah terjadi.

"Joongie, sebaiknya kita cepat pulang. Sepertinya sebentar lagi akan hujan."

"Nde. Ahjumma"

Ketiganya segera meninggalkan toko itu. Ji Yoong berjalan di samping Jaejoong. Bersabar dengan menantunya yang masih belum dapat berjalan cepat seperti biasanya. Sementara Doo Joon terus memutar wajahnya, mengawasi keadaan sekitar. Tak lupa memberikan instruksi yang sama terhadap beberapa rekannya yang kini menunggu di mobil.

Ji Yoong baru saja membantu Jaejoong masuk ke dalam mobil, saat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi berbelok keras diseberang jalan kemudian melaju cepat ke arah mereka.

"Ji Yoong ssi cepat masuk!" Teriak Doo Joon.

Ji Yoong yang merupakan mantan anggota agen elit kepolisian internasional itu dengan mudah dapat membaca situasi. Ji Yoong segera masuk ke dalam mobil. Yoseob yang berada di bangku kemudi segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang diperlukan. Beberapa mobil ikut pergi untuk mengawalnya sementara beberapa guard yang dipimpin Doo Joon bertahan, mencoba menghalau tamu tak diundang itu.

Jaejoong tak mampu menyembunyikan rasa cemasnya saat mulai menayadari situasi yang terjadi. Terlebih ketika beberapa tembakan terdengar. Jaejoong memeluk boneka gajahnya erat dengan mata menatap ke bawah, tak berani untuk menoleh keluar.

“Joongie, tenanglah semuanya akan baik-baik saja.” Kata Ji Yoong mencoba menghiburnya. Ji Yoong meraih tangannya, menggenggamnya erat.

Begitu melihat Jaejoong sedikit tenang, pandangan Ji Yoong kembali melihat spion mobil. Satu mobil yang mengawalnya telah terbalik satu saat ban mobil mereka tertembak. Masih ada satu mobil yang mengawal mereka, namun mereka sudah cukup terdesak.

“Yeseob, apakah kau sudah meminta bantuan?” teriak Ji Yoong.

“Nde. Mereka akan sampai sebentar lagi sekitar…”

Dor! Dor!

Yeseob tak mampu menyelesaikan kalimatnya saat beberapa tembakan mengenai kaca mobil. Peluru itu tak langsung mengahancurkan kaca dan tak mengenai Yeseob. Beberapa peluru itu tertahan di kaca. Namun kaca itu tak akan mampu bertahan bila serangan kedua datang. Apalagi kini beberapa meter didepan mereka melaju mobil dari pihak lawan yang siap menembak mereka. Melihat situasi yang semakin genting, Ji Yoong mengambil senjata api dari bawah jok yang didudukinya dan membuka jendela mobil disampingnya.

“Yoongie Ahjuma?”

Ji Yoong mengeluarkan separuh badannya dan bersiap menembak mobil hitam yang berjalan cepak ke arah mereka. Ji Yoong adalah penembak handal pada masanya dan kemampuannya tak berkarat meskipun dirinya telah lama pensiun. Meskipun seorang diri, Ji Yoong mampu memenangkan baku tembak itu dengan menumbangkan dua mobil yang mengejar dan mengancam keselamatan mereka.

Namun ditengah kekacauan itu, sebuah helicopter menghampiri mereka kemudian..

Dor!

Sebuah tembakan kini mengenai bahu Ji Yoong yang sedikit lengah. Keadaan itu memaksa Ji Yoong untuk kembali masuk ke dalam mobil.

“Ahjuma?!” Teriak Jaejoong panic saat mendapati Umma mertuanya mengalami pendarahan hebat di bahunya. Mata yang tadi beransur bersinar itu kini kembali mendung dan siap menangis karena takut dan cemas akan keselamatan Ji Yoong.

“Joongie aku tidak apa-apa…”

“Tapi…”

Tembakan kembali terjadi. Mobil yang mereka tumpangi mengalami goncangan saat salah satu peluru itu berhasil mengenai ban mobil mereka.

“Yeseob!!”

Yeseob sudah berusaha mengendalikan mobil yang membawa mereka. Namun usahanya tak berhasil. Mobil yang tak terkendali itu menghantam pagar jembatan. Laju mobil yang cukup kencang membuat mobil itu sedikit terbang sebelum jatuh ke dalam sungai besar yang mengalir di bawah mereka. Hal itu terjadi begitu cepat sehingga Ji Yoong tak dapat mengusahakan apapun. Dengan waktu terakhirnya Ji Yoong meraih Jaejoong dalam pelukannya sebelum mobil yang mereka tumpangi masuk ke dalam aliran sungai yang memiliki kedalaman sedang itu.

TBC

Anyeong, akhirnya Chapter 16 selesai^^. Terima kasih buat yang review dan baca chap kemarin.

Pertarungan antara Yunho dan Taecyeon telah dimulai. Jaema juga telah bertemu dengan Heechul. Akan banyak sekali hal yang terjadi di chap depan. Author akan usahakan update senin bila tidak ada halangan^^.

Gumawo udah mampir dan baca fic ini.

Tetep ditunggu saran dan reviewnya

Big Hug

Yeye Kyunie^^

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yo_yunjae #1
Chapter 21: Aku suka banget ceritanya...
Ngk bosenin
Akhirnya Dongwook dan Taecyon melindungi keluarga yunjae dari jauh.. pengorbanan mereka besar ya ^^
Setiap couple punya bagian masing-masing 👍
chookyuu
#2
Chapter 2: Apa maksudnya jae ? Apa jaejoong sakit parah?
chookyuu
#3
Chapter 1: Ini pair pertamanya changkyu apa yunjae ya? Aku suka changkyu dan ffnya
amaharanin #4
Entahlah komen aku bakal dibaca author atau enggak, bae yg penting komen biar gak dosa baca karya orang gratis tapi main pergi gitu aja :D ijin baca author
hibiki_kurenai_A
#5
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
hibiki_kurenai_A
#6
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
hibiki_kurenai_A
#7
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
hibiki_kurenai_A
#8
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
hibiki_kurenai_A
#9
Chapter 21: komen.x borongan yak?!
gue baca.x tandem langsung dari awal sampe akhir.
menarik banget nih cerita.x, ga bertele2 cara deskripsi.x, tapi juga ga terlalu to the point.
plot.c ga terlalu bisa ditebak. cuma sekitar 50% yg mungkin bisa diraba readers n itu jadi point tambahan.x.
ga fluffy, action.x juga ga maksa. seimbang lah.

well, soal epilog nih, kenapa yg dibully sehun ga si luhan aja?
trus, si tao juga.
btw, kalo kris ntar suka tao, jadi.x pedo banget dong dia.
secara bisa jadi asisten.x changmin, rarti umur.x kira2 seperempat abad. lebih njomplang dari umur pasangan yunjae soal.x.
#ngakak
doyce228 #10
Chapter 21: waaaahhh bagus sekali. mau Jaejoongie sebagai sosok ibu rumahtangga sangat berjaya menjinakkan(?) suami dan anak-2 nya dengan baik sekali. aku jadi iri hahaha ToT

makasih ya buat ceritanya. keren sekali *hugs*