2. between kindness and dumbness
i love you, oma/n: chapter ini aku tulis atas prompt yang dikasih sama amusuk <3 semoga ini nggak ngecewain kamu ya! buat para pembaca bapak-bapak ibu-ibu semua yang ada di sini~ semoga kalian suka. ini aku tulis setelah baca birthday message-nya yixing yang super panjang naudzubillah heran deh bias gue kok bisa-bisanya nulis surat sepanjang itu coba bandingin sama birthday message yang ditulis suami gue jongdae bedeeeehhhh bedanya berasa galaksi bima sakti sama andromeda :B juga, di chapter ini aku mau serius dikit jadi epepnya nggak melulu hahahihi ya u.u but well enjoy reading! dan yixing, happy belated birthday. you will always be my brightest star :)
yixing sedang membereskan buku-bukunya di meja belajar ketika om yifan meneleponnya. yixing menghela nafas sejenak, karena ini kali ketiga dalam seharian ini yifan meneleponnya. pagi iya, siang iya, malam iya. sudah macam minum obat saja tiga kali dalam sehari, bedanya om yifan malah bikin tambah pusing. dan ini sudah berjalan sejak ia memberikan nomor handphone-nya kepada yifan. yixing jadi merasa sangat bersalah sudah sembarangan memberikan nomor handphone-nya.
"halo," sapa yixing tidak bersemangat. ia menjepitkan handphone-nya di antara telinga dan bahunya, sementara kedua tangannya masih sibuk menata bukunya.
"halo cantik, belom tidur aja," kata yifan di seberang (memang di seberang kan? kan apartemennya cuma di depan kosnya yixing).
yixing manyun. "barusan ngerjain skripsi."
"oh? masih aja dari pagi?" tanya yifan. "nggak ada kuliah?"
"mahasiswa yang lagi skripsi mah selaaawww," kata yixing. buku-bukunya kini sudah tertata rapi dan ia bisa memegang handphone-nya. sambil tiduran tapinya.
terdengar yifan menggumam. "pasti capek ya ngerjain skripsi?"
"ya menurut om???" balas yixing setengah ketus.
tapi yang di seberang malah tertawa. "ih marah. tambah ganteng deh kalo marah," dan tawanya makin merekah ketika ia mendengar yixing meraung gemas karena yifan mulai gombal lagi. "terus kok nggak tidur, cantik?"
"nih mau tidur. daaah~" dan yixing menutup teleponnya. ia segera mematikan lampu kamarnya dan menarik selimutnya, tidak menghiraukan telepon dari yifan.
-
hari itu hari minggu. yixing diliburkan oleh bosnya sampai skripsinya selesai, jadi ia bisa melakukan banyak aktivitas pula. dan... ia baru menyadari bahwa ia kekurangan logistik. bagus. saat dia kelaparan, malah tidak ada makanan. ia melihat isi dompetnya, dan untung saja ia masih punya beberapa lembar. ia sudah banyak menghabiskan uangnya untuk kebutuhan skripsinya, salah satunya untuk mentraktir subyeknya. skripsi memang selain memakan waktu luang, ia juga membunuh dompet. sedih.
baru juga ia membuka pintu, sosok tinggi sudah berdiri di hadapannya. yixing tidak kaget, malahan ia cuma memasang tampang expressionless-nya. yifan ngegombalin ibu kos kayak gimana lagi sampai ia diizinkan masuk dan berdiri di depan pintu kamar kos yixing? dasar laki. eh yixing juga laki ding.
"pagi cantik," sapa yifan. "mau pergi ya?"
yixing hanya menggumam untuk mengkonfirmasi pertanyaan yifan.
"mau ke mana?"
"mau ke pasar. bahan makanan habis," kata yixing.
"kok pasar? gak supermarket aja?"
"mahaaal. percaya deh yang punya duit banyak, mikirnya kalo beli logistik ya di supermarket."
yifan tersenyum. "maaf deh maaf. saya antar ke pasar ya?"
yixing melemparkan judging-look. "om pake mobil?"
dan dari situ, yifan tahu. ia tahu yixing tidak akan nyaman bila ia mengantarkan yixing ke pasar dengan mobil. yifan sekiranya sudah hafal sifat yixing yang lebih suka kesederhanaan. mungkin kalau saja pasarnya dekat dari kosan, yixing memilih berjalan kaki saja. tapi sayangnya relatif jauh. jadi gimana dong.
"pake mobil bukan berarti saya akan mengantar kamu dengan itu. kita naik bis saja. atau sepeda. atau apapun."
yixing tersenyum. "enak aja, saya mau dianter pakai mobil, tauk."
dor.
-
yixing cuma tidak punya cukup uang untuk naik bis atau jika harus menyewa sepeda. ini memang masih tengah bulan dan bukan berarti orang tuanya tidak mengirimkan uang, tetapi sekali lagi, subyek penelitian skripsinya butuh ditraktir sebagai rasa terima kasihnya, dan tanggal 7 kemarin ia baru saja berulang tahun, dan bukan hal baru jika teman-temannya meminta traktiran juga. kecuali yifan yang minta cium. ya dicium sih. tangannya. karena yifan adalah om, jadi yixing mencium tangannya seperti anak mencium tangan orang tuanya. yifan cuma bisa manyun. kan pengennya yang dicium yang lainnya.
dan setidaknya, yifan bisa membantunya membawakan barang belanjaannya walaupun sedikit. dan yifan, selama itu yixing yang meminta, apa sih yang enggak. walaupun ia harus menerjang bau amis ikan (dan plis ya tuhan, yifan benci ikan!) dan harus rela sepatunya kecipratan air dari kubangan. dan juga kemeja putih (kemeja putih!!!1!) yang ia kenakan basah oleh keringat karena matahari bersinar sangat terik.
"kurang apalagi?" tanya yifan.
yixing memperhatikan daftar belanjaannya. "ah. beras."
kemudian mereka menghampiri pedagang beras yang sedang menghadapi pembeli. pembeli tersebut adalah seorang nenek tua yang entah mungkin karena uangnya tidak cukup atau malah betul-betul tidak punya uang, ia tidak bisa mendapatkan beras. yang jelas pedagang beras tersebut mengusir nenek itu. yixing hanya mengelus dada melihatnya, sedangkan yifan masih sibuk mengatur belanjaan yixing di tangannya jadi ia tidak begitu memperhatikan.
ketika mereka sampai di kios beras itu, pedagang tadi langsung terpana melihat kegantengan yifan. ini membuat yixing memutar bola matanya sedangkan yifan melihat ini sebagai suatu kesempatan emas.
"halo tante," sapa yifan dengan manis. jelas si tante pedagang beras klepek-klepek. "beras sekilo berapa ya?"
"buat apa sekilo... saya butuhnya setengah kilo aja om," bisik yixing.
"--setengah kilo maksud saya," yifan cepat-cepat meralat.
"lima ribu aja, sayang," ujar tante beras itu genit.
yixing langsung memijat keningnya. oke... tukang gombal ketemu tukang gombal. bagus.
"kok mahal sih tante? turunin dikit dong," pinta yifan manja.
"apanya yang diturunin?" tanya tante itu sambil mengedipkan mata. ini ambigu.
yifan tertawa. "ah tante, kayak gak tau aja. tante tambah cantik deh kalo mau nurunin," ia balik menggoda.
yixing menepuk jidatnya.
tangan tante itu sudah memegangi ban roknya.
yixing langsung berteriak.
"maksud om yifan harganya, HARGANYA! harga BERASNYA! bukan roknya!"
Please Subscribe to read the full chapter
Comments