14. kutu kupret

i love you, om
Please Subscribe to read the full chapter

a/n: chapter ini inspirasinya dari tetanggaku yang kutuan .___. dan karena baru hari ini juga (tanggal 14 April 2015) aku bikinnya, maaf kalo banyak typo atau terkesan terburu-buru. dan dikit. maaf beneran nih .___.

Note: Rambut Yifan di sini putih. Inget kan rambut dia sempet berwarna putih? Jangan bilang silver.

 

 

Wu Yifan mengibas-ibaskan rambutnya seperti anjing. Berarti Wu Yifan anjing? Bukan. Cuma mirip. Jadi nih, dia lagi seneng-senengnya punya (warna) rambut baru. Warnanya putih gitu. Tadinya sih pingin pirang terang kayak penyanyi-yang-nggak-pernah-nunjukkin-mukanya, Sia, tapi waktu ia melihat warna putih kinclong itu, dia langsung berubah pikiran. Biarin orang bilang kayak om-om tua ubanan, yang penting mah gaya nggak boleh mati.

Sampai ketika ia pergi kencan bersama Yixing, pacarnya itu nggak bisa berhenti menatap rambut putih Yifan. Bahkan, setiap orang yang mereka lewati mengarahkan pandangan kepadanya. Ah, berasa artis nih.

“Kenapa sih, Yixing? Keren ya?” tanya Yifan sambil senyum bangga.

Yixing bergumam. “Hmm… keren sih. Tapi ini kayak ABG lagi cosplay.”

“Cosplay jadi apa emangnya?” tanya Yifan lagi sambil mengernyit.

“Itu lho siluman anjing itu. Siapa? Inuyasha kalo gak salah.”

Yifan jadi keki.

“Kok saya disama-samain kayak siluman anjing sih??”

“Lha rambutnya mirip kok! Tapi kalo Inuyasha tuh rambutnya panjang gondrong gitu,” kata Yixing santai. “Eh Om, saya udah laper nih. Makan yuk.”

“Bayar sendiri ya,” ujar Yifan seraya ngeloyor meninggalkan Yixing, ketauan masih keki.

Yixing cuma bisa menghentak-hentakkan kakinya dan merengut.

 

-

 

Beberapa hari kemudian, Yifan mendapat bagian dalam suatu proyek pembangunan jembatan. Jembatan ini kecil aja sih, cuma memperbaiki jembatan yang kemarin rusak diterjang hujan badai. Yah namanya juga jembatan reyot dari kayu di wilayah yang terpencil. Tapi demi pembangunan negara, apapun akan Yifan lakukan.

Ia bertugas terjun ke lapangan untuk memeriksa bahan baku bangunan dan mengecek apakah sudah sesuai dengan kebutuhan, misalnya kualitasnya sudah bagus atau belum dan jumlahnya mencukupi atau tidak. Setiap perbaikan jembatan penghubung seperti ini perlu dilaksanakan segera agar aktivitas warga sekitar tetap dapat berjalan seperti biasanya. Berbeda dari pembangunan mall, hotel, dan bangunan-bangunan yang sejenis dengan itu. Memang selalu ada target, tetapi jembatan yang seperti ini sifatnya harus segera dilaksanakan, karena itu adalah jembatan yang mendukung aktivitas—bahkan pekerjaan warga.

Mungkin karena pengaruh Yixing yang selalu memperhatikan orang lain terlebih dahulu dan melihat suatu hal dari berbagai sisi, Yifan juga jadi ketularan. Selain memperhatikan warga yang membutuhkan jembatan itu diperbaiki, ia juga memperhatikan para pekerja… atau kasarannya, buruh bangunan. Yifan sendiri yang menyediakan konsumsi untuk mereka. Itu merupakan bentuk terima kasihnya kepada para pekerja yang sudah mendukung proyek tersebut.

“Terima kasih banyak, Dek Yifan,” ujar salah satu pekerja yang merupakan ketua pekerja proyek tersebut.

Mereka, Yifan dan para pekerja tersebut, sedang menikmati makan siang. Karena Yifan nggak level dengan nasi bungkus, ia menyediakan nasi kotak. Apa bedanya.

“Sama-sama Pak, malah saya yang seharusnya berterima kasih karena sudah mendukung proyek ini,” ujar Yifan seraya membungkuk hormat.

Kemudian, mereka kembali makan bersama dan bercanda tawa seperti sohib akrab. Ciye Yifan gaulnya sama pekerja bangunan. Porsi makannya aja mirip.

Selesai makan, ketua pekerja proyek yang duduk di samping Yifan menggaruk-garuk rambutnya. Lama sekali. Sampai menggaruk lehernya pula. Yifan tidak terlalu memperhatikan karena ia masih berkutat dengan nasi kotaknya. Ketika makanannya sudah habis, ia baru menyadari bahwa para pekerja yang lain sudah pergi dan ia hanya berdua dengan ketua pekerja proyek tersebut.

“Lho, yang lainnya mana Pak?” tanya Yifan.

“Oh, kayaknya sudah pada balik tuh,” kata sang ketua sambil menggaruk rambutnya. “Duh, gatel banget sih. Kalo panas gini rambut jadi rawan gatel ya Dek?”

Yifan sebenarnya kurang paham. “Iya sih Pak… kan jadi keringat.”

“Ya sudah ya Dek Yifan, saya gabung dengan yang lain dulu,” pamit sang ketua.

“Oh iya Pak, silakan. Selamat bekerja,” ucap Yifan sambil membungkuk hormat lagi.

 

-

 

Keesokan harinya, Yifan bangun pagi-pagi agar ia tidak terlambat datang ke lokasi pembangunan jembatan. Ketika akan mandi, ia merasa rambutnya gatal, namun karena ia ingat sudah keramas kemarin, ia mengabaikan rasa gatalnya tersebut. Mungkin memang musim yang mulai hangat ditambah dengan bekerja di bawah terik matahari membuat rambut jadi lebih mudah gatal. Nanti malem deh keramasnya, sekalian kotornya.

Rutinitas hari itu mirip hari kemarin, di mana ia berada di bawah terik matahari, keringat mengucur, makan bersama para pekerja, dan duduk di samping pak kusir eh pak ketua pekerja. Yifan sedikit menyadari bahwa anggota pekerja selalu pergi duluan setelah menghabiskan makanan mereka, meninggalkan Yifan dan pak ketua pekerja. Ia juga menyadari bahwa pak ketua pekerja hobi banget garuk-garuk kepala.

Kemudian, ia mendapat telepon dari papanya.

“Ya halo?” sapa Yifan.

“Yifan, Papa sebenarnya ada tugas ke lapangan nih. Tau proyek Hotel Sky Flower?”

“Tau, tau, yang di deket kantor itu kan?”

“Iya. Nah masalahnya, Papa juga harus survey ke proyek Stadion Woguma. Ada sesuatu hal di sana yang nggak bisa Papa tinggalkan. Kamu bisa gantiin Papa untuk memantau Hotel Sky Flower?”

Stadion Woguma adalah stadion pertama rancangan papanya, jadi beliau juga punya tanggung jawab penuh terhadap proyek tersebut. Apalagi, stadion itu berskala internasional dan rencananya akan digunakan untuk kejuaraan olahraga Tiongkok, Taiwan, Hongkong, dan Macau. Maka dari itu, Yifan mengerti posisi papanya saat ini.

“Oke Pap, good luck ya. Semoga Woguma sukses.”

Yifan bisa mendengar senyum papanya. “Terima kasih Fan. Kamu juga ya,” dan beliau menutup teleponnya.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
miss_amma
horeee periode pengiriman pertanyaan resmi ditutup! bagi yang sudah mengirimkan pertanyaan, terima kasih banyak dan tunggu update-an selanjutnya yaaa~ ^^

Comments

You must be logged in to comment
kaizenkatsumoto #1
Chapter 17: huwe... tau2 nemu ini kemaren dan udah habis..
saya orang baru di gethek pancing ini, baru lahir desember tahun 2016 kemaren...
kenapa saya suka sama gethek yang udah mau tenggelem atau malah udah tenggelem ini?
alasannya karena engga perlu alasan buat menyukai sesuatu #pret
engga tau aja, setelah liat mereka rasanya udah langsung kecantol gitu aja, kayak magic #elah
makasih asupannya, dinantikan rebornnya(?)
makkurokuro93
#2
Chapter 17: Aku vakun dr sini balik2 kangen ffmu twin, eh skrg udah abis. Sedihnya :(
Tp i know what you feel sih twin
Thanks udah sharing ff banyol paling kece sejagad raya ini twin! Muah, love ya!
chamii704 #3
Chapter 17: Kl bkn ff ..ff GS bisa??? Ehehe..
Makasih atas ff yg sangat ngocol ini..ud mnghibur saya tiap baca.. ^^
LunaXing
#4
Chapter 17: TT.TT
TT.TT
TT.TT
TT.TT
TT.TT
AtRawamangun #5
Chapter 13: anjeeer... kok ya masih bikin ngakak stelah skian juta tahun cahaya baru baca lanjutannya
MaiXingYeol1027 #6
Chapter 2: Yixiinggggg nya ucul
MaiXingYeol1027 #7
Chapter 1: Anjirr kimcil :vv
xingiefan #8
Chapter 16: Daebak thor ff nya
ikabaek12 #9
Chapter 16: Gethek Pancingan :"v letmengakakgelundungandilantaikoproljumpalitanbersamaomyipandanmasyicing :"v :"v

Oke ini unyuk bin lawak :v pengen deh punya yipan ma icing /kedip2/
ikabaek12 #10
Chapter 2: :v yifan telat :v