a/n: nah ini loh yang aku sebut yg lagi aku kerjain hehe karena aku sedang merayakan hari besar, jadi KURANG BAIK APASIH AKU NULIS CHAPTER INI BUAT KALIAN BEEEEHHHHH prompt ini datengnya DARI AKU OKE DARI A K U =)) please enjoy the chapter! SAMPE BILANG JELEK AWAS YA!

hari ini hari kamis. memang masih weekdays, tetapi yifan dan yixing punya planning untuk berkencan. sebenarnya bukan yang literally kencan sih, cuma sekedar makan malam di luar. mereka sudah jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, tetapi karena proyek yang kemarin-kemarin dikerjakan yifan sudah selesai dan ia sudah mendapatkan honornya dari proyek tersebut, ia berani mengajak yixing untuk makan malam di luar. beruntungnya, yixing sudah mendapat kabar bahwa kuliahnya di hari jumat ditiadakan karena dosennya sedang mengikuti konferensi di jepang. selain itu, urusannya di kafe juga sudah ia selesaikan tadi siang, jadi malam itu ia tidak bertugas.

yifan menjemput yixing di kosannya dengan mobil. ia mengenakan pakaian dari bahan denim dan itu membuatnya makin terlihat gagah. ia sudah meminta yixing untuk memakai denim juga biar kembaran dan macem couple alay gitu. yixing sudah menolak mentah mentah ketika tadi di telepon, katanya nggak mau keliatan kayak orang bego, tapi yifan berhasil meyakinkannya bahwa yixing kalau lagi melamun udah keliatan bego.

yifan itu bener-bener harus bersyukur karena yixing sayang sama dia. kalo enggak, dia pasti udah mutusin yifan dari dulu-dulu, atau bahkan nggak mau diajak pacaran.

sang pacar pun keluar dari gerbang kosan dengan penampilan yang seperti sudah yifan harapkan. yifan kepingin sujud syukur karena AKHIRNYA yixing luluh dengan bujuk rayunya tetapi karena mobil itu mobil sedan bukan wagon, ia tidak memiliki banyak ruang untuk melakukannya. ya sudah ngucap syukur saja.

yixing pun masuk ke mobil. “udah lama?”

“enggak kok, baru,” kata yifan. “kamu ganteng deh.”

“makasih,” ujar yixing sambil tersenyum. ia senang dibilang ganteng daripada cantik atau manis. diam-diam ia senang kalau dibilang indah, tapi ganteng itu jauh lebih baik.

“kita makan di mana, ganteng?”

“lagi pingin mi nih… tapi kurang ngerti juga kalo di sekitaran sini yang enak mana. om tau yang enak gak? siapa tau kita bisa coba,” kata yixing.

yifan mengeluarkan hapenya, mencoba googling restoran spesial mi yang enak dan recommended. dan nemu satu. ia menawarkannya pada yixing dan mahasiswa profesi psikologi itu menyetujuinya. tempatnya memang agak jauh dari kota, tetapi melihat dari komentar yang tertera di situs itu sepertinya perjalanan panjang akan sangat worth it dan terbayar dengan kelezatan mi dari restoran tersebut.

mereka berdua tipe orang yang senang mencoba hal baru, makanya mereka tidak ambil pusing jika sesuatu yang baru itu artinya mereka harus melewati bukit yang dikelilingi hutan. agak serem sih, tapi demi mi yang katanya super lezat itu apa yang enggak sih. sesulit apapun medannya pasti akan mereka jabanin, tenang saja.

ketika mereka sampai di lokasi setelah menempuh 45 menit perjalanan (gilak itu jauh bener sumpah), mereka dapat melihat bahwa restoran tersebut sebenarnya biasa aja tampilannya, nggak begitu besar pula. tapi yang parkir di depan restoran itu semuanya mobil, dan banyak. yifan dan yixing cuma berharap agar mereka masih mendapatkan tempat duduk dan makanannya belum habis. 45 menit perjalanan itu lumayan lho sakitnya kalau sampai makanannya ternyata sudah habis.

untungnya dewi fortuna berpihak pada mereka. persediaan makanannya masih ada, mengingat hari kamis bukanlah weekend dan itu juga bukan musim liburan. kata kokinya yang sekaligus pemilik restoran tersebut menyebutkan bahwa jika weekend atau hari libur, mereka biasanya sudah tutup pukul delapan malam setelah dibuka pukul lima sore. wow. seenak itu.

ternyata pemiliknya membuat mi-nya sendiri, dan mungkin itu yang menjadi kunci rahasia kelezatan masakan yang ia buat. yixing dan yifan sudah mengkonfirmasikan hal itu dengan lidah mereka. yifan bertanya-tanya mengapa ada mi kualitas restoran hotel bintang lima di tempat se-terpencil itu. usut punya usut, ternyata pemiliknya memang mantan koki restoran hotel bintang lima.

“ya iyalah pantesan enak gini,” komentar yifan.

“emang ya, makanan enak kadang ditemukan di pelosok, tapi tetep ada unsur kota-nya. ya udah sih untung enak. banget,” yixing menimpali sambil mengunyah kwetiaw gorengnya. “aduh ini bumbunya apa sih jadi pingin bikinin buat mama.”

“mama kamu atau mamanya om?” tanya yifan.

yixing menelan kwetiawnya. “dua-duanya. eh oh iya, gimana kabar mamanya om? udah lama gak telepon-teleponan nih.”

sekarang gentian yifan yang berbicara sambil mengunyah mi barbekyu-nya. “kamu mau jawaban yang biasa apa yang detail?”

“bedanya apa?”

“jadi,” kata yifan setelah meneguk jus jeruknya, “mama sih baik-baik aja. papa juga. itu jawaban yang biasa.”

“kalo yang detail?” tanya yixing.

“mama kemarin nelepon nanyain om, udah sempet ciuman bibir sama kamu atau belum.”

seketika yixing tersedak sampai yifan harus membantunya meredakan batuknya itu dengan menyodorkan minuman milik yixing dan menepuk pundaknya pelan.

“kalo bercanda jangan kelewatan dong,” kata yixing setelah batuknya reda.

yifan menghela nafas. “sudah om duga kamu bakal bilang gitu. mama juga sempet sms om kok, nanyain hal yang sama. baca aja tuh inbox om.”

bukannya yixing meragukan yifan, tetapi yifan sudah duluan menyodorkan hapenya untuk dilihat-lihat isinya oleh yixing. dan yifan memang tidak berbohong.

kenapa sih kayaknya susah amat ciuman bibir sama yixing? mama nggak mau tau, nanti kalau udah bisa curi-curi nyium dia, bilang ke mama.

untuk sejenak, yixing berpikir bahwa camer-nya ini memang nyentrik. ibu mana yang segitu meridhoi anaknya ciuman? sama sesama laki pula? sarap. eh nggak sopan ngatain camer begitu.

“terus om bilang apa?” tanya yixing seraya menyerahkan hape itu kepada yifan.

“ya om bilang, yixing belum siap, gitu.”

“emang