Chapter 33 (END)

With You
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Amber duduk seorang diri di ruang tamu dengan ponsel yang berada di tangannya. Semua pesan yang ia kirimkan kepada Jessica tak ada satupun yang dibalas. Dia bingung sekaligus khawatir, kemana perginya Jessica setelah memintanya datang untuk bertemu.

Namun, sesaat kemudian Amber menepis semua dugaan di kepalanya. Mungkin saja dia memiliki urusan mendadak hingga akhirnya pergi.

Merasa Jessica tak akan pulang dalam waktu dekat Amber pun memutuskan untuk pergi, pulang ke rumah sambil menunggu kabar dari Jessica.

~

Keramaian kafe tak membuat fokus Amber pada ponselnya itu terpecah. Keningnya semakin mengkerut karena semua pesan yang dia kirim untuk Jessica hanya dibaca tanpa ada yang dibalas, bahkan telfonnya pun tak ada yang diangkat. Amber sempat marah, tapi juga khawatir dengan Jessica yang tak tampak seperti biasanya.

Key dan Jackson yang saat itu duduk di meja yang sama dengan Amber pun ikut mengerutkan kening mereka karena bingung melihat kerisauan Amber.

"Sudah berapa hari tidak bisa dihubungi?" tanya Key.

"Empat hari. Aish, pergi kemana dia."

"Mungkin pulang, menemui ibunya." sahut Jackson.

"Tidak, aku sudah menelfon rumahnya. Katanya dia tidak pulang."

"Lalu? Apa mungkin dia diculik?"

"Jangan bercanda. Bagaimana bisa seorang wanita dewasa diculik?"

Jackson seketika terdiam mendapat bentakan dari Amber. Ketiga pria itu kembali terdiam dengan pikiran masing-masing. Dalam keheningan itu Key meminta Amber untuk kembali menghubungi Jessica dan dia pun melakukannya. Amber terlihat lega ketika telfonnya kali ini diangkat, tapi dia bingung karena Jessica sama sekali tak menyahuti panggilannya.

Kedua mata Amber terbuka lebar, alisnya menyatu ketika orang disebrang telfon itu mulai bersuara. Itu bukanlah suara halus milik Jessica, melainkan suara berat yang dapat dipastikan adalah milik seorang pria.

"Adik kecil sedang mencari Noona kesayangannya?"

"Siapa kau?!"

"Aku? Kau tak perlu tahu siapa aku."

"Apa maumu? Dimana Jessica?!"

"Sedang tidur, kenapa? Ingin bicara dengannya? Tidak bisa. Haha"

Amber mengepal tinjunya. Hatinya panas karena dikuasai rasa emosi. Pria disebrang telfon terus memprovokasi Amber hingga ia meledak dan membuat Jackson juga Key bingung. Amber berteriak dengan sangat frustasi karena pria itu tak kunjung mengatakan keberadaan Jessica.

"Kau ingin bertemu dengannya? Baiklah, datanglah kemari sendirian. Jangan lupa, bawa juga uangmu untuk menebusnya."

Tangan Amber lemas, sepertinya dugaan Jackson tadi benar. Tapi kenapa dan siapa dia sampai harus melakukan hal seperti itu.

Pikiran Amber kosong, sampai ia bahkan tak mendengar teriakan Jackson dan Key yang bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Kedua orang itu semakin bingung saat Amber tiba-tiba berlari keluar kafe tanpa memberikan penjelasan sama sekali.

~

Semalaman penuh Amber tak bisa tidur karena memikirkan Jessica. Selain itu, ia juga harus rela meminjam uang kepada beberapa temannya karena nominal yang disebutkan oleh orang yang mengangkat telfon Jessica kemarin tidaklah sedikit.

Jam sepuluh Amber sudah harus sampai di tempat yang dijanjikan. Namun, ia belum bisa berangkat karena ia masih belum melengkapi uang tebusan untuk Jessica. Amber sebenarnya tak ingin menghubungi Taeyeon karena takut ia ikut khawatir, tapi ia tak memiliki pilihan lain selain meminta bantuannya.

Setelah berhasil mengumpulkan semua uang, Amber pun melajukan mobilnya dengan hati yang gusar. Kerutan di keningnya yang tak kunjung hilang sejak kemarin masih terlihat dengan jelas.

Dilain tempat terlihat dua orang tengah duduk dengan kedua tangan mereka yang terikat dan wajah mereka ditutupi sebuah kain bewarna hitam.

Kedua orang itu menggeliat, mencoba melepaskan ikatan yang sudah beberapa hari melingkar di tangan mereka. Salah satu diantara kedua orang itu tak henti-hentinya berteriak. Menyuruh beberapa pria yang ada disana untuk melepaskannya.

"Lepaskan aku bodoh!!"

Salah satu pria disana berjalan mendekati sumber suara. Dia membuka dengan kasar kain hitam yang menutupi wajah sandranya.

"Sekali lagi berteriak aku pukul kau."

"Mana bos kalian? Yang seharusnya kalian tahan itu dia bukan aku!!"

"Kenapa aku harus menahannya saja?" sahut pria bertubuh gemuk yang baru saja datang. Ketiga pria yang ditugaskan menjaga kedua sandera itu segera membungkuk karena sang bos sudah datang.

"Lepaskan aku. Kau tidak ingat dengan perjanjiannya? Aku membawa dia dan kalian akan memberiku uang."

"Uang? Untuk apa aku memberimu uang? Kau tidak sadar aku kehilangan aset behargaku karena anakmu? Anakmu itu brengsek yang sudah meracuni anak buahku. Iya kan Jessica." jawab pria tua gemuk itu sambil mengelus pundak sandranya yang hanya berdiam diri dibalik kain yang menutupi wajahnya.

"Apa?! Lepaskan aku bedebah!!" pekik Victoria tak terima.

Pria itu tertawa melihat Victoria berteriak sambil mengumpat karena sudah membohongi dirinya dan membuatnya berada diposisi seperti itu.

"Lihatlah calon ibu mertuamu. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Apa kau pikir anaknya tidak akan seperti itu juga? Kembalilah padaku dan aku akan memberimu gaji yang lebih dari sebelumnya."

"Aku lebih baik mati dari pada harus kembali hidup di dunia yang kotor itu." lirih Jessica penuh rasa benci.

"Haha~ Kotor? Kau tidak ingat selama ini hidup dari uang kotor itu?! Dasar brengsek. Baiklah kalau itu yang kau mau."

Jessica mencoba menahan rasa sakit ketika mantan bosnya yang sedang emosi itu memukul wajah dan kepalanya dengan sangat keras.

Amber melihat keseliling. Gedung kosong yang sangat sepi itu berada cukup jauh dari kota. Amber sedikit ragu saat menaiki tangga didalam gedung itu satu persatu.

Dia berkeliling, mencari keberadaan Jessica dengan sebuah koper di tangannya. Mata Amber terbuka lebar sesaat setelah dia membuka pintu sebuah ruangan. Dia melihat Jessica tengah duduk disebuah kursi dengan kaki dan tangan yang terikat di dekat sebuah kolam renang. Baju yang Jessica kenakan terlihat kotor dan sobek dibeberapa bagian. Hati Amber semakin sakit ketika menyadari jika wajah Jessica juga nampak kacau dengan beberapa lebam yang mulai membiru dan beberapa darah yang masih tersisa.

Jessica menggelengkan kepalanya. Seakan menyuruh Amber yang sedang berlari ke arahnya itu untuk pergi menjauh. Seandainya mulutnya tak tertutup selotip ia pasti sudah berteriak.

Amber yang hanya melihat dan memikirkan keadaan Jessica itu tak menyadari jika dari belakang ada orang yang mengikutinya. Hingga akhirnya dia jatuh tersungkur setelah mendapat pukulan di punggungnya. Amber mencoba melawan. Namun, pikirannya yang kacau dan rasa sakit di punggungnya membuatnya tak bisa membela diri dengan baik hingga akhirnya ia babak belur di tangan kedua pria berbaju hitam.

"Aku sudah membawa uang yang kalian mau. Sekarang lepaskan dia." pinta Amber sambil merintih menahan rasa sakit di atas lantai.

Tak berselang lama dia melihat seorang pria berjalan mendekatinya. Pria tua gemuk itu mengumpat Amber sambil beberapa kali memukulnya dengan sebilah kayu.

"Lepaskan dia." pinta Amber dengan tenaga yang tersisa.

"Tidak mau."

"Aku sudah membawa uang yang kau minta. Lepaskan dia."

"Karena kau aku merugi. Apa kau pikir uang itu bisa menutupi semua kerugianku? Tidak, itu masih kurang banyak bocah brengsek."

"Apa yang kau mau?"

"Yang kumau? Membuatmu sengsara." jawab pria itu dengan dinginnya.

Pria itu berdiri setelah puas bermain dengan Amber yang sudah babak belur. Dia berteriak menyuruh anak buahnya membawa keluar sandranya yang lain.

Amber mengernyit bingung melihat Victoria yang memiliki keadaan kurang lebih sama dengan Jessica digelandang oleh seorang pria. Bagaimana bisa ibunya itu juga berada sana.

"Bagaimana? Bukankah mereka dua wanita yang sangat berharga untukmu?" bisik pria gemuk itu pada Amber.

"Kenapa kau melakukan hal ini?!"

"Aku juga ingin membuatmu kehilangan hal yang paling beharga dalam hidupmu. Karena kau sudah membuatku seperti itu.~ Seperti yang kau lihat, tangan dan kaki mereka terikat. Mereka tidak akan bisa berenang dengan baik. Pilihlah, siapa yang akan kau selamatkan."

Melihat Victoria dan Jessica didorong dalam waktu yang bersamaan ke dalam kolam renang membuat Amber segera berdiri dari duduknya. Dia mencoba berlari meskipun sekujur tubuhnya terasa sakit. Hal itu pasti akan mudah jika dia tidak sedang dalam keadaan terluka.

Amber terjun, berenang untuk menyelamatkan ibu dan juga kekasihnya. Dia segera meraih baju Victoria, menariknya ke atas terlebih dahulu sebelum akhirnya kembali terjun mencari Jessica.

Namun, saat ia hendak masuk lagi ke dalam air, tubuhnya kembali dihujami pukulan oleh beberapa pria berbaju hitam. Amber berontak, tapi ia tak bisa berbuat banyak. Pikirannya kacau karena sudah terlalu lama membiarkan Jessica berada di dalam air.

Beruntung bagi Amber. Suara tembakan yang berasal dari polisi yang dibawa Taeyeon membuatnya bisa lepas dari hadangan pria-pria tadi. Dia mencoba berdiri dan segera masuk ke dalam air untuk membawa Jessica naik kepermukaan. Amber tak peduli dengan apa yang terjadi diatas sana. Dia hanya berenang, mengedarkan pandangannya mencari Jessica.

Jantung Amber berderu, ketakutan segera menguasai dirinya setelah berhasil membawa Jessica naik kepermukaan. Dia beberapa kali memanggil nama Jessica. Namun ia hanya berdiam diri dengan mata yang tertutup.

Wajah Amber semakin basah dengan air mata yang turun dari kedua matanya saat mencoba memberikan CPR pada Jessica.

"Jangan pergi." lirih Amber beberapa kali dengan ketakutan yang semakin menjadi dan nafas yang tercekat melihat keadaan Jessica yang jauh dari kata baik.

Taeyeon tak bisa berbuat apa-apa, dia mematung melihat Amber beberapa kali memberikan nafas b

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE