Chapter 10

With You
Please Subscribe to read the full chapter

Amber berdiri seorang diri didepan sebuah toko yang didominasi warna pink dan penuh dengan barang khas wanita. Ia ragu untuk masuk, malu juga bingung. Jika ia masuk maka barang apa yang akan ia pilih dan beli nanti. Secara dia sama sekali tak paham dengan hal-hal seperti itu. Amber yang sebelumnya berdiam diri itu seketika berteriak, terkejut melihat sosok wanita cantik yang baru saja keluar dari sana.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Noona, kau beli apa?!" tanya Amber antusias.

Jessica langsung menjauhkan kantung berisi beberapa barang belanjaannya itu saat Amber berniat merebut dan melihat isinya. Bukannya ia tak boleh atau apapun itu. Hanya saja ia tak mau Amber melihat beberapa pakaian dalam yang baru saja ia beli itu.

"Eihh~ Lihat sebentar saja tidak boleh. Dasar pelit."

"Kau bisa mimisan kalau melihatnya. Yah! Kenapa kau berdiri disana sendirian?!"

"Noona, temani aku masuk ke dalam."

"Apa?! untuk apa? Tidak ada barang untuk pria disana."

Jessica terus menolak setiap ajakan Amber, ia bahkan sampai heran kenapa bocah dingin dan flat semacam dia berniat masuk ke toko semacam itu.

"Pergi saja sendiri. Aku mau pulang."

Saat Jessica hendak pergi Amber yang masih berusaha membujuk wanita itu pun mengeluarkan tawaran terakhirnya dengan lantang sampai ia berbalik untuk memastikan ucapan Amber.

"Aku janji, setelah dari sini kita makan. Aku yang traktir, daging. Bagaimana??" ulang Amber penuh harap.

"Untuk apa masuk sana? Kau mau beli apa?? Tidak mungkin beli barang untuk ibumu kan?"

Amber sedikit terkejut mendengar Jessica menyebut ibunya terlebih dengan ucapan seperti tadi. Sementara Jessica merutuki dirinya karena sudah keceplosan setelah mendengar cerita dari Key mengenai alasan dibalik Amber yang sangat membenci rumahnya bahkan sampai menyebutnya sebagai neraka.

"Memangnya kenapa kalau aku mau beli untuk ibuku? Salah?" tanya Amber dingin.

Jessica yang tak ingin Amber curiga dan marah akan hal yang ia ketahui itupun segera mendorong Amber masuk ke dalam toko. Mencoba mengalihkan perhatian Amber agar ia lupa dengan ucapannya tadi.

Toko yang cukup besar dengan kebanyakan pengunjungnya adalah wanita itu nampak cukup ramai. Amber melihat takjub beberapa barang yang sangat beraneka ragam itu. Mulai dari aksesoris dan peralatan makeup yang ada di bagian depan sampai beberapa pajangan baju yang ada di bagian belakang toko.

"Ini hanya alat makeup kenapa pilihannya ada puluhan??" gumam Amber memegang salah satu bedak yang dipajang.

"Ini masih sedikit. Datang ke rumahku kau akan melihat yang lebih banyak dari ini."

"Kenapa menyimpan barang tak berharga sebanyak itu? Beli satu, kalau habis beli lagi." sahut Amber yang masih fokus pada deretan alat makeup di depannya.

"Bocah, kenapa kau mengaturku??!! Mau banyak atau sedikit itu ua, "

"Apa ini bagus??" potong Amber pada amarah Jessica sambil menunjukkan sebuah krim padanya.

"Bagus, itu memang krim untuk wanita yang sudah cukup berumur."

"Apa? Ah, kalau begitu jangan yang ini."

Jessica mengendus kesal mendengar jawaban Amber. Jessica memprotes Amber, jika ia memang berniat membelikan krim itu untuk ibunya maka itu adalah barang yang cocok.

"Aku tidak beli untuknya." sahut Amber santai pada amarah Jessica.

"Terus?? Kalau bukan untuk ibumu untuk siapa lagi?! Tunggu, apa ini untuk "

"Benar, aku beli untuk Irene."

Jessica terdiam, itu adalah hal wajar bagi seorang pria untuk membelikan sebuah barang bagi sang pacar, hanya saja entah mengapa ia merasa sedikit kesal karena barang yang ia pilih dan dibeli Amber itu nantinya akan dipakai oleh seorang gadis yang menurutnya tak baik itu.

"Noona, apa lipstik ini bagus?"

"Jelek. Yang ini saja, cepat bayar sana. Aku lapar.!!" ketus Jessica menyerahkan sebuah lipstik bewarna merah cerah pada Amber kemudian pergi keluar. Ia sengaja mengambil warna itu karena kebanyakan gadis jaman sekarang lebih menyukai warna yang lembut timbang jenis warna seperti itu. Jadi ia berharap Irene hanya akan menerima dan tak pernah memakainya, atau mungkin ia akan langsung menolaknya.

Amber nampak ragu melihat tumpukan hidangan yang Jessica pesan di meja mereka. Khawatir akan jumlah uang yang ia bawa kurang Amber pun mulai membuka tas untuk mencari dompetnya.

"Noona, apa memang makanmu sebanyak ini?"

"Hem, kenapa? Tadi kau sendiri yang bilang mau mentraktirku."

"Tidak, aku hanya takjub. Wanita sekurus dirimu ternyata makannya banyak. Ha~" timpal Amber dengan senyum kikuknya, mencoba untuk menenangkan dirinya. Karena hampir setengah uang yang ia bawa sudah digunakan untuk membeli lipstik dan alat makeup lainnya.

Amber kembali diam karena sejak keluar toko sampai sekarang Jessica terus saja menampakkan wajah dinginnya, dan seorang Amber yang tak peka terhadap perubahan suasana hati Jessica itu malah asik malah berkirim pesan dengan Irene.

"Amber, " panggil Jessica lembut melihat Amber tersenyum bahagia dengan aplikasi chatnya.

"Hem?"

"Aku menyesal sudah melakukannya untukmu."

"Eh.? Melakukan apa?" Amber mengernyit bingung.

"Tidak ada, kau makanlah. Aku sudah kenyang, biar aku saja yang bayar."

"Jangan, tadi aku yang bilang akan mentraktir Noona."

"Sudahlah, jangan berlaga seperti itu. Apa kau masih punya uang setelah membeli lipstik mahal tadi." datar Jessica kemudian berdiri meninggalkan Amber yang masih bingung dengan maksud Jessica.

Selama perjalanan pulang Jessica meruntuki dirinya sendiri. Ia menyesal sudah memberikan seekor Llama kecil yang imut dan manis itu untuk diterkam serigala berbulu domba yang lapar akan cinta dan perhatian.

~

Taman kota yang siang itu cukup sepi nampak ramai disalah satu sisinya. Jessica terlihat menawan menggunakan pakaian yang ia promosikan sebagai model itu didepan sebuah camera.

Selesai dengan salah satu sesi pemotretan Jessica pun duduk untuk mengistirahatkan kakinya yang pegal karena harus berdiri sejak tadi. Namun wanita itu segera berdiri lagi untuk pergi mengikuti dua orang yang baru saja lewat, orang yang tak asing lagi baginya. Ia segera meninggalkan tempat pemotretan dan mengikuti orang itu.

Seorang gadis muda yang baru saja ditinggal teman prianya itu terkejut saat ada seorang wanita dewasa yang menyapa dan menghampirinya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jessica dingin.

"Mencari udara segar." gagap Irene.

"Bukan itu. Kenapa kau bisa ada disini, dengan pria lain semetara aku dengar kalau Amber pacaran lagi denganmu.! Apa yang salah denganmu?!"

Irene yang memang tak suka terhadap Jessica sejak dulu itupun mulai menantangnya, mengeluarkan berbagai kalimat profokasi yang bisa saja membuat Jessica naik pitam.

"Kenapa? Mau mengadu?"

"Apa?!" Jessica tak percaya dengan ucapan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE