Chapter 27

With You
Please Subscribe to read the full chapter

Jessica tak pernah menyangka jika orang yang ia pikir siap pergi meninggalkannya seorang diri itu malah duduk dengan manis disampingnya. Dia sedikit malu, karena sedari tadi Amber hanya diam tak mau bersuara. Amber diam bukan tanpa alasan, dia ingin Jessica mengeluarkan semua rasa sakitnya lewat tangisan itu. Sebenarnya dia tak tega, tapi jika itu bisa membuat hatinya lebih ringan kenapa tidak.

Amber kembali mengangkat tangannya, mengusap wajah Jessica yang basah itu agar tidak terlihat kacau.

"Noona tidak lelah menangis?"

"Aku ingin berhenti tapi tidak bisa." jawab Jessica terisak.

"Berhentilah menangis. Ada aku disini." rayu Amber dengan senyum tipisnya pada jawaban polos Jessica.

Amber memeluk Jessica. Mengusap punggungnya agar lebih tenang. Melihat Jessica seakan kelelahan Amber pun memutuskan untuk mengantarnya pulang. Namun, rasa rindu Jessica terhadap Amber yang masih sangat besar itu membuatnya menghentikan langkah Amber saat ia pamit dan berniat pulang.

"Apa kau tidak lapar? Aku punya ramen didalam. Makanlah dulu baru pulang."

Amber duduk di meja makan menunggu Jessica yang sedang sibuk di depan kompormya. Amber mengamati setiap gerak Jessica. Ada perasaan iba, khawatir, dan marah yang berkobar dalam dirinya. Wanita periang itu ternyata menyimpan sebuah luka yang sangat menyakitkan bagi seorang wanita. Entah mengapa hal itu membuatnya semakin ingin melindunginya.

Senyum Amber merekah melihat Jessica menghampirinya dengan panci yang penuh dengan ramen buatannya.

Jessica menyantap remennya dengan lahap, sementara Amber hanya berdiam diri, tersenyum dalam dunianya sendiri.

"Kenapa tidak makan? Tidak enak?"

"Enak, aku hanya senang melihat Noona makan."

"Makan sebelum minya mengembang."

"Maaf Noona, malam itu aku sudah berucap kasar padamu. Aku dikuasai emosi saat itu."

"Aku sudah lupa. Anggap saja hari itu tak pernah ada."

Jessica kembali menunduk, menyantap ramen yang sudah sering ia makan itu dengan lahap. Semua makanan yang ia santap setelah bertengkar dengan Amber terasa sangat hambar. Namun malam itu, ramen yang sebenarnya kebanyakan air itu malah terasa sangat nikmat, melebihi menu bintang lima dengan harga selangit.

Seusai makan Amber menunggu Jessica di ruang tamu. Melihat foto Jessica yang sedang tersenyum dengan adiknya disebuah pantai itu membuat Amber tak yakin jika ia sudah mengalami hal seberat itu. Amber beranjak dari tempatnya. Menghampiri Jessica yang sedang mencuci piring itu dan memeluknya dari belakang. Rasa bersalah karena sudah menghakiminya membuat Amber merasa seperti seorang anak TK yang marah tanpa sebab.

Sikap manja Amber berhasil membuat Jessica tersenyum. Bocah itu sudah kembali seperti dulu.

"Kenapa Noona tak pernah menjelaskannya pada orang-orang itu? Kenapa Noona menerima semua tudingan mereka?"

Jessica menghentikan kegiatannya. Dia berbalik, mendongak untuk melihat wajah Amber yang menjulang tinggi diatasnya.

"Siapa bilang aku hanya diam dan tidak melakukan pembelaan? Aku lelah mengatakan tidak, aku lelah menjelaskan semuanya, aku lelah menjadi orang yang tidak dipercaya, karena pada akhirnya mereka mengecapku sama. Pelacur yang kotor."

Amber tertegun mendengar jawaban Jessica. Dia paham betul akan maksud ucapannya itu karena ia sendiri pernah mengalami hal yang hampir sama saat semua teman sekelasnya menuding, menyebutnya sebagai pria bayaran karena selalu berdekatan dengan Jessica saat SMA dulu.

"Aku percaya pada Noona." lirih Amber membuat mata Jessica berkaca-kaca.

Amber mengecup kening kemudian memeluk Jessica dengan erat. Mencoba memberikan semangat dan dukungannya kalau ia tidak lagi menghadapi itu semua sendirian.

~

Senyum Amber mengembang mendapat ajakan kencan yang Jessica kirimkan padanya. Namun, senyuman itu menghilang ketika Jessica menjelaskan jika itu adalah kencan ganda.

"Kita pergi saja sendiri."

"Sejak dulu aku ingin merasakan kencan ganda. Ayolah, pasti menyenangkan."

"Tapi, " Amber urung melemparkan penolakannya ketika Jessica mulai merajuk, mengeluarkan aegyo dengan suara kecil dari sebrang telfon.

"Jam 5 aku tunggu di rumah. Jangan sampai telat."

"Hah, arasssooo~" lesu Amber tak berdaya.

Berbeda dengan Amber yang pasrah, Jessica malah terdengar sangat senang dengan pekikan penuh semangatnya.

"Gomawo, saranghae~"

"Ne~" jawab Amber kemudian mematikan telfonnya.

"Kiyowo~" lirih Amber tersenyum kecil, gemas pada tingkah Jessica yang seperti anak kecil ketika merajuk.

Kesunyian taman kampus yang sedang Amber jadikan tempat istirahat di siang hari itu pecah ketika Irene datang dan menyapanya.

Amber menyapa balik dengan sikap yang lebih ramah dibanding biasanya. Mungkin efek aegyo Jessica tadi membuatnya lupa akan semua hal dan ia menjadi ramah kepada semua orang karena rasa senangnya.

Berbeda dengan Amber yang biasa saja, Irene malah merasa jika Amber mungkin sudah mulai membuka hatinya lagi dan mungkin ini adalah pertanda baik untuk harapannya selama ini terhadap Amber.

"Senyum terus? Baru menang lotre?"

"Huh? Tidak, Ada apa?"

Irene urung menjawab pertanyaan Amber. Sebenarnya dia menemui Amber karena ingin berdiskusi dengannya tentang rencana reuni SMA mereka. Namun, ia malah mengajaknya nonton sebuah film bersama.

"Aku dengar filmnya seru."

"Maaf, tidak bisa. Ajak saja temanmu." tolak Amber sehalus mungkin.

"Kau kan juga temanku. Ayolah, Key juga ikut."

Amber terlihat berpikir keras. Sesaat kemudian dia memberikan sebuah jawaban yang membuat Irene memekik senang.

"Serius sabtu depan?!"

"Hari ini aku tidak bisa. Aku ada acara."

Irene segera menyetujui semua persyaratan Amber. Irene yang sedikit penasaran dengan acara Amber hari ini itu memilih diam. Meskipun bukan hari ini tapi mereka masih bisa berjalan bersama sabtu depan, meskipun nantinya Key juga akan ikut. Irene tidak peduli dan merasa senang.

Amber terlihat bangga dengan motor bewarna merah yang baru saja ia beli kemarin itu. Dia menampakkan wajah angkuhnya kepada Jessica yang sedang termangu karena merasa tak yakin jika Amber si tuan biasa dan tak ingin terlihat mencolok itu membeli sebuah motor sport besar bewarna merah yang bisa dipastikan akan mendapat perhatian lebih dari orang saat berjalan di atas aspal kota Seoul.

"Yakin ini motormu?!" tanya Jessica lagi.

"Sudah berapa kali aku bilang kalau ini motorku?! Kagumnya nanti saja, ayo berangkat. Kalau terlambat nanti aku dimarahi Taeng Hyung lagi."

"Haha~ Arasso,"

Sesampainya di tempat yang dijanjikan Amber dan Jessica melihat keseliling untuk mencari keberadaan Taeyeon dan Tiffany.

Tiffany tersenyum melihat Amber dan Jessica berjalan mendekat. Tapi tidak dengan Taeyeon yang sepertinya sedang marah terlihat dari ekspresi wajah yang ia pasang.

Benar dugaan Amber. Taeyeon langsung mengeluarkan semua amarahnya pada Amber karena sudah membuatnya menunggu.

"Makanya kalau mau menjemput pacarmu kencan itu jangan pakai kaki saja."

Amber kesal bukan main dengan semua umpatan Taeyeon padanya. Tapi dia bisa apa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE