Chapter 30

With You
Please Subscribe to read the full chapter

 

Satu per satu huruf Amber pilih hingga membentuk suatu kata, bahkan kalimat. Namun, kalimat-kalimat pertanyaan itu kembali ia hapus ketika rasa ragu kembali menyelimuti dirinya.

Biasanya Jessica akan mengirim pesan setelah Amber mengantarnya pulang. Bertanya apakah dia sudah sampai rumah dengan selamat. Tapi malam itu tak ada satu pesan pun yang masuk ke dalam ponselnya.

Amber kembali mengunci dan meletakkan ponselnya diatas meja. Dia berpikir jika mengirim pesan pada Jessica keesokan harinya akan lebih baik jika dibanding malam itu. Dia menghela nafas frustasi setelah melemparkan badannya ke atas kasur. Dia sama sekali tak paham dengan maksud dan keinginan Jessica yang menurutnya sangat tidak penting.

Lelah dengan pikirannya sendiri Amber pun memilih untuk memejamkan matanya. Beristirahat sejenak setelah seharian melakoni semua hal yang melelahkan.

~

Amber menghela nafas ketika membaca pesan balasan yang dikirim Jessica. Balasan singkat yang ia pikir hanya berlaku sehari saja itu ternyata masih berlanjut sampai hari ini.

"Noona sedang apa?"

"Melihat jarum jam yang berputar."

Amber mengernyit, bingung dengan jawaban ambigu Jessica. Untuk apa dia melihat jarum jam di saat larut malam seperti itu. Merasa khawatir dengan kondisi Jessica, Amber pun segera menekan tombol telfon pada ponselnya agar bisa bicara langsung dengan Jessica. Amber semakin kalut dan khawatir karena Jessica urung mengangkat telfonnya.

"Apa?" sapa Jessica datar.

"Noona baik-baik saja?"

"Oh, aku baik."

"Sedang apa? Sudah makan?"

"Baru saja."

"Noona masih marah padaku? Sampai kapan Noona akan bersikap dingin? Aku minta maaf."

"Amber, "

"Oh, kenapa? Ada apa?"

"Bintang-bintang disini indah sekali. Kau mau melihatnya juga?"

"Noona sedang ada dimana? Rumah? Aku akan segera kesana." Amber segera berdiri, berjalan menuju gantungan baju untuk mengambil jaketnya.

Namun, langkahnya terhenti ketika Jessica mulai berucap. Menjelaskan dengan singkat kepada Amber jika ia sedang tak ada di rumah saat ini.

"Noona dimana??" tanya Amber khawatir.

"Maukah kau datang kemari?"

"Iya, aku akan segera berangkat kesana. Noona dimana? Aku akan datang."

"Besok aku akan mengirimkan alamatnya padamu. Malam ini kau harus istirahat, sampai ketemu besok."

Amber mengumpat kesal saat Jessica memutuskan telfonnya secara sepihak. Bagaimana bisa dia istirahat setelah dibuat penasaran seperti itu. Namun, Amber tak bisa berbuat banyak selain menunggu kabar dari Jessica yang sekarang sedang entah ada dimana.

~

Setelah mengantri beberapa saat Amber akhirnya mendapat tiket yang ia butuhkan. Stasiun kereta pada hari sabtu itu ternyata cukup ramai, semua memiliki tujuan masing-masing. Termasuk Amber yang sedang duduk seorang diri sambil memandangi tiketnya. Dia penasaran mengapa Jessica bisa berada di tempat yang cukup jauh dari Seoul. Apa yang dia lakukan disana, dengan siapa, dan untuk apa. Itulah hal-hal pokok yang bergentayangan di kepala Amber sembari menunggu keretanya datang. Kereta yang akan mengangkutnya selama satu setengah jam agar bisa berada di kota yang sama dengan Jessica.

Amber berjalan malas menuju gerbang utama stasiun sambil sesekali mengingat alamat yang tertera di ponselnya agar ia tak salah memberikan instruksi kepada supir taksi yang akan mengantarnya nanti.

Fokus Amber yang memandang keseliling stasiun terpecah ketika dia mendengar suara yang sangat ia kenal tengah memanggil namanya.

Amber tersenyum melihat Jessica yang ternyata datang menjemputnya. Dia segera berjalan cepat, menghampiri Jessica untuk kemudian memeluk tubuh mungil wanita itu. Sudah beberapa hari ini mereka tidak bertemu, dan itu berhasil membuat Amber menanggung rindu.

"Aku kira Noona tidak akan datang menjemputku."

"Aku takut kau tersesat. Makanya aku datang." balas Jessica terdengar lebih hangat timbang saat terakhir kali mereka berhubungan lewat telfon.

Amber yang sudah menanggung rasa penasaran sejak semalam langsung memberondong Jessica dengan beragam pertanyaan tentang alasannya bisa berada disana. Namun, Jessica nampak acuh dan malah mengalihkan pertanyaan Amber.

"Aku sudah masak untukmu, kau pasti lelah dan lapar."

"Noona masak??! Yakin?!"

"Jangan meremehkanku. Meskipun hanya menggoreng telur itu juga termasuk kategori masak."

"Haha~ Arasso, mian. Cepat berangkat, aku tidak sabar makan telur dadar buatan Noona." ucap Amber kemudian merangkul Jessica untuk keluar gedung stasiun di kota itu.

Amber takjub melihat rindangnya pepohonan disepanjang jalan. Kota sekecil itu ternyata mempunyai pesona yang luar biasa. Sama seperti Jessica yang selalu berhasil membuatnya terpaku dan tak bisa berpaling untuk melihat wanita lain.

"Tapi Noona, ini mobil siapa?" tanya Amber setelah lelah melihat keluar jendela.

"Ibuku."

Amber sedikit bingung. Ibu mana yang Jessica maksud, sepengetahuan dia Jessica tak memiliki keluarga. Jessica tertawa melihat wajah bingung Amber.

"Nanti akan kukenalkan kau dengannya."

"Ah~ Kenapa Noona bisa berada di desa seperti ini? Noona tahu tempat ini dari mana?"

"Aku lahir dan tumbuh disini. Tentu saja aku tahu, dasar bodoh." jelas Jessica singkat membuat Amber mengangguk.

Amber sedikit penasaran dengan alasan kepulangan tiba-tiba Jessica ke kampung halamamnya itu. Terlebih kekasihnya itu menyuruhnya untuk datang menyusul. Namun, ia hanya bisa diam saat Jessica mulai menceritakan masa kecilnya yang cukup menyenangkan.

Setibanya didepan rumah Jessica menyuruh Amber turun. Rumah itu tidak besar, juga tidak kecil. Amber mengedarkan pandangannya, melihat rumah yang sudah lama ditinggal sang pemilik.

"Jadi dia orangnya?"

Amber berbalik ketika mendengar teriakan seorang wanita. Wanita yang sudah cukup umur itu terlihat masih segar dan cantik. Amber segera membungkuk memberikan senyum dan salam untuknya.

"Cukup tampan." puji wanita itu menyenggol lengan Jessica.

"Aku pintar kan bu?"

"Lihatlah gadis ini. Bisa-bisanya dia menyombongkan diri didepan ibunya."

Jessica terkekeh mendengar gerutuan wanita yang ia anggap sebagai ibu itu. Rasa penasaran Amber membumbung tinggi pada

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
llamaber18 #1
Chapter 3: mntepp thorr
khezzia09 #2
Chapter 1: english version of this please
Ayanmorelos123 #3
Chapter 34: English ver. Please ?
Ayanmorelos123 #4
English version pleaseeee author?
myhh92
#5
Chapter 34: Great ending!very good job authorr~!
Aapark #6
Amazing
myhh92
#7
Chapter 27: awwww
myhh92
#8
Chapter 23: Wait wtf what?
myhh92
#9
Chapter 20: AAAAAAAAAAAAAAAAA SO CUTEEEE