-2PM-

Chansung mulai bergerak dan membuka matanya secara perlahan. Seluruh badan nya sakit tetapi ia tidak tahu mengapa. Kejadian di pesawat mulai teringat lagi olehnya. Ia melihat ke sekelilingnya dan ia mulai merasa mual.

Ia berbaring di suatu tempat yang terlihat seperti hutan. Pecahan besi berserakan dimana- mana. Ia melihat ke sekelilingnya untuk mencari member-band lainnya. Dan ia melihat ada seseorang berbaring di bawah pintu besi.

Ia memaksa dirinya untuk mendatangi orang tersebut, "Halo?", "Halo?".  Perlahan-lahan ia mengangkat pintu besi tersebut dan mengerahkan tenaga nya yang tinggal sedikit untuk melempar pintu tersebut menjauhi orang yang berada di bawahnya. Dan ternyata orang tersebut adalah Jun. K  yang terbaring tidak sadarkan diri, ia sangat beruntung karena pintu besi tersebut melindunginya dari besi-besi lain. Chansung pun menyikut Jun. K agar ia bangun.

Jun. K mulai bangun, dan untungnya tidak ada tulang yang patah, hanya beberapa memar dan benjol dikepalanya.

Chansung mulai tersedak saat ada orang yang menarik rambutnya. Dan ternyata itu adalah Taecyeon. Chansung sangat kaget saat melihat Taecyeon dengan memar di muka nya dan darah yang sudah mengering di sebelah mukanya. Bajunya sobek-sobek dan sangat kotor.

Chansung mulai menangis sambil memeluk Taecyeon dan Jun. K  "Ma.. Maaf.. Maafkan aku"  Keduanya pun memeluk balik Chansung.

"Mengapa?" Tanya Jun. K  "Saat di pesawat aku bilang kita semua akan jatuh, dan lihat sekarang, kita benar-benar jatuh."

Taecyeon mengelus-elus Chansung dan mengatakan "Tidak, itu bukan salahmu, ayo, kita harus mencari orang-orang yang selamat lagi." Chansung mengangguk, mengelap mulutnya dan melepaskan pelukan mereka.

Mereka mulai mencari tetapi tidak menemukan siapapun, mereka menemukan 2 mayat lagi, tetapi itu bukan member mereka.

"-long! Tolong!" Terdengar suara itu. Mereka segera mencari sumber suara tersebut, yang ternyata adalah Wooyoung yang tertancap di pohon oleh sepotong besi yang menancap sisi badannya.

Taecyeon dan Jun.K segera mencabut besi tersebut dari pohon dan menurunkan Wooyoung dari pohon. Mereka melihat besi tersebut, besi itu tipis dan menancap di tubuh wooyoung, tapi untungnya tidak mengenai organ vital. Tetapi besi tersebut membuat lubang yang cukup besar di sisi tubuh Wooyoung.

Jun K berusaha untuk mencabut besi tersebut dari Wooyoung sementara Chansung dan Taecyeon memegangi Wooyoung, Wooyoung mencoba untuk tidak berteriak dalam sakit saat besi tersebut dicabut dari tubuhnya. Setelah besi tersebut dicabut, Taecyeon merobek jaket yang ia gunakan untuk menutupi luka yang menganga tersebut.

"Hey, Wooyoung, Wooyoung, bisakah kau mendengarku?" Kata Jun. K setelah ia melihat muka Wooyoung yang pucat pasi. "I.. ia hyung, aku tidak apa-apa." Setelah mengatakan itu, Wooyoung pingsan.

Taecyeon menggendong Wooyoung yang pingsan di punggung nya dan mereka berjalan lagi. Mereka memanggil-manggil nama member mereka yang lain, tetapi tidak mendapat hasil apa-apa.

Wooyoung pov

Aku terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa lalu aku mulai berteriak dan menangis, dan aku melihat ada sepotong besi yang menancap di sisi tubuhku. Aku mengira bahwa aku akan mati.

Aku berharap aku segera mati dan terlepas dari sakit ini.

Tetapi, aku melihat pergerakan tak jauh dari tempatku berada dan aku mulai berteriak meminta tolong, ternyata itu adalah 2 hyungku dan maknae.

Mereka mulai mengeluarkan besi itu dari tubuhku, setelah besi itu dicabut, aku menggumamkan terima kasih dan kembali pingsan.

Nichkhun pov

Nichkhun merasakan ada seseorang yang membangunkannya dan ia mengerang saat ia merasakan sakit di lengan kirinya. Ia berkedip dan ia melihat Junho dan ia mengingat kejadian yang terjadi di pesawat.

"Tenang!" kata Junho,

Ia melihat tubuhnya, dan ia merasa dirinya sangat kotor dan juga sakit dengan memar dimana-mana, namun tiba-tiba Junho memegang lengan kanan nya dan ia berteriak.

"Lenganmu seperti patah atau retak, bisakah kau menggerakkan jarimu?" Tanya Junho.

"Ya, tapi ini sangat sakit, kemungkinan sih retak." Kata nya. Ia melihat Junho menyobek bajunya dan membuat ambin -kain untuk menggendong bayi-.

"Thanks, kita harus segeranya menemukan yang lain." kata Nichkhun dan Junho hanya bergumam setuju dengan pelan. Nichkhun merasa ada yang aneh dengan Junho, tetapi ia tidak tahu apa yang aneh tersebut.

Junho pov

Junho tidak pingsan saat petir itu menyambar pesawat dan membuat pesawat itu pecah dan berterbangan kemana-mana, Junho melihat dan berteriak saat ia melihat tubuh-tubuh terbakar dan terlontar jauh dari pesawat.

Ia melihat teman-temannya terlontar jauh dari pesawat. Ia berteriak saat ada pecahan pesawat terkena sabuk pengamannya dan mengenai muka dan lengannya.

Ia pun berteriak saat ia jatuh dari ketinggian -Tuhan-tahu-berapa meter-. dan jatuh mengenai pohon, ranting, hingga akhirnya ia jatuh ke tanah dengan luka dan memar di sekujur tubuhnya. Ia berbaring di tanah entah untuk berapa lama, lalu ia melompat untuk bangun dan ia merasa tanah dibawahnya berputar.

Ia menarik nafas dalam-dalam dan mulai bergerak untuk mencari member lainnya, tidak mempedulikan sakit disekujur tubuhnya. Setelah ia berjalan sekitar 20 menit, ia melihat Nichkhun sedang berbaring.

__________________________________________________________________________________________________________________________

Junho dan Nichkhun mulai mencari member yang lain dan juga tempat beristirahat karena langit mulai gelap.

Namun setelah berjalan berjam-jam, mereka tidak menemukan siapapun dan tempat untuk berlindung, akhirnya mereka melihat pohon yang besar, dan mereka mulai memanjat pohon tersebut.

Setelah berkali-kali mencoba memanjat pohon, akhirnya mereka berhasil, dan mereka pun mulai tidur. Nichkhun sudah tertidur lelap, namun Junho tidak, ia memimpikan hal-hal yang terjadi di pesawat, bagaimana orang-orang berteriak saat menjelang maut mereka, orang-orang terbakar, dan bagaimana ia jatuh.

Maka itu ia tidak bisa tidur. Ia mendengar suara-suara dari jauh, ia hanya duduk dan mendengarkan dengan seksama.

-2PM-