They met her

When it all crashes (Indonesia Ver)

Junho dan Jun.K  kembali berjalan tenang sekali lagi. Jun.K berkali-kali memandang ke arah Junho, berpikir apakan ia akan pingsan.

 

Junho dapat merasakan tatapan Jun.K padanya. "Aku tidak apa-apa Jun.K, aku tidak akan muntah atau pingsan, jadi berhentilah memandangiku."

 

Jun.K berkedip memandang Junho, "Yah, ok, maaf, aku hanya khawatir."

 

"Aku tahu, tapi aku benar-baner baik-baik saja. Ok?" Kata Junho.

 

"Ok, ayo  kita kembali-" Kata-kata Jun.K terpotong oleh suara yang terdengar seperti rengekan seseorang. Junho berputar ke arah suara tersebut dan mendengarnya lagi. "mmm"

 

"Halo??" Panggil Junho sambil melangkah dengan perlahan. Junho mengesampingkan semak besar di depannya dan berlari ke depan, ke arah tubuh yang bergeletak di tanah.

 

"Hey, kau bisa mendengar ku?" Panggil Junho, mengangkat orang tersebut.

 

Perempuan tersebut membuka matanya, "Sial! Aku sudah mati!"

 

Junho berkedip, "Tidak.. Kau masih hidup.."

 

"Tidak, aku sudah mati, karena kau Junho dan aku pasti sudah mati dan ada di surga!"

 

Junho berusaha menyembunyikan tawanya, "Tidak, kau benar-benar hidup dan ya, aku Junho." Perempuan itu berkedip, lalu matanya berbalik ke belakang kepalanya dan ia pingsan.

 

Junho menggendongnya dan membawanya ke Jun.K "Orang yang selamat?" Tanya Jun.K

 

"Ya, dan yang berpikir dirinya mati." 

 

"Huh?"

 

Junho pun menjelaskan apa yang sudah perempuan itu katakan sambil mereka kembali. Jun.K tidak bisa lagi menahan tawanya. "Aku penasaran apa yang akan dia -perempuan itu- katakan jika dia melihat kita semua."

 

Junho nyengir dan menggeser gadis ditangannya dan melihat ke atas, ia juga melihat seseorang berlari kearah mereka.

 

"Tepat pada waktunya! Wooyoung makin memburuk, ia demam tinggi, berkeringat, menggigil dan juga melenguh." Kata Taecyeon. Mereka naik ke pohon. Jun.K meletakkan gadis tersebut di dekat batang pohon saat mata gadis itu terbuka perlahan.

 

"Ya, aku tahu, aku sudah mati."

 

"Kau masih hidup." Kata Jun.K.

 

Gadis itu berkedip lagi dan melihat ke sekililingnya. "Oh my god.. Wooyoung.. Apa dia baik-baik saja?"

 

"Aku tidak tahu, dia terluka parah. Kau tahu bahasa korea?"

 

"Iya, tentu saja, aku orang korea. sini, biar kulihat, aku pernah belajar jadi suster untuk 2 tahun. Aku mungkin bisa membantu." Gadis itu berjalan ke arah Wooyoung.

 

"Dia perawat." Kata Jun.K.

 

"Bukan, aku hanya belajar untuk jadi suster selama 2 tahun, lalu aku berhenti, aku tidak kuat." 

 

"Oh." Kata Chansung.

 

Wooyoung berguling dalam ketidaksadarannya dan melenguh dalam sakit, membatukkan sedikit darah, ia terengah-engah dan membuat suara seperti mengeong.


 

Junho terlihat sakit dan menyerahkan P3K ke gadis itu yang berterimakasih dan membuka kotak itu. Dia mengeluarkan alat untuk menjahit dan juga lap serta alkohol, meskipun itu tidak akan cukup.

 

Dia membuka perban pada bagian depan luka dan mengerenyit ketika ia melihat lukanya. Dia memakai sarung tangan plastik yang ada di kotak P3K dan memasukkan tangannya ke luka tersebut dan melihat sebagai mana besarnya luka tersebut dibandingkan dengan tangannya yang kecil.

 

Setelah dia yakin tidak ada organ yang terluka, dia mulai membersihkan serpihan besi yang tertanam dan membersihkan luka tersebut sebisanya. Lalu dia membuka peralatan menjahit, membersihkannya dengan alkohol, dan memasukkan benang ke jarumnya.

 

“Tolong pegang dia.” Katanya, dan Taecyeon, Chansung, dan Junho memegangi Wooyoung.

 

Dia mulai bekerja, menghiraukan suara kesakitan dan tubuh Wooyoung yang tersentak. Dia menutup lapisan dalam kulitnya, lalu luarnya. Lalu dia membalikan tubuh Wooyoung dan melakukan hal yang sama pada bagian belakang tubuhnya.

 

Setelah lukanya tertutup, dia membersihkan daerah kulit yang baru dijahit dan mengoleskan krim antibakteri. Dia melepas sarung tangan yang berdarah dan membungkus luka bekas jahitan dengan perban yang ada.

 

“Itu saja yang bisa kulakukan. Kita harus memperhatikan untuk tanda-tanda infeksi, juga jika jahitanya terbuka. Dan demamnya juga harus segera diturunkan. Obat yang ada di kotak sepertinya sudah meleleh karena terbakar. Dia juga kehilangan darah, terlalu banyak darah. Jika saja lukanya terbuka lebih lama, dia akan meninggal karena kehabisan darah. Karena itu, tekanan darah nya sangat rendah, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat darah, maka itu ia harus kita perhatikan karena dia bisa saja terlihat membalikan, dan dia tiba-tiba meninggal. Aku tahu itu terdengar kasar, tapi itu benar dan aku tidak akan berbohong tentang itu.”

 

Mereka melihat dia, perempuan yang telah menyelamatkan Wooyoung lalu berkata dia masih tetap bisa meninggal. Mereka hanya mengangguk perlahan sambil melamun.

 

“Terima kasih.” Kata Taecyeon.

 

“Siapa nama mu?” Tanya Junho.

 

“Soeun” Kata perempuan itu.

 

“Terima kasih, terima kasih.” Kata Junsu dan Nichkhun.

 

“Sama- sama, Nichkhun, coba lihat lenganmu.” Katanya sambil melihat ambin yang dipakai Nichkhun. Nichkhun berjalan menuju Soeun dan duduk.

 

Dia memegang tangan Nichkhun, “Kurasa ini tidak patah, hanya retak saja di beberapa tempat, tapi tidak patah. Kau beruntung. Jangan terlalu banyak menggunakannya, dan tetap gantung tangan mu di ambin itu.” Nichkhun mengangguk dan meminta dia untuk memeriksa yang lain nya. Dia tersenyum dan setuju.

 

Dia membersihkan luka Taecyeon pada kepala Taecyeon dan menempelkan plester pada luka tersebut. Dia juga membersihkan luka Junho pada tangan dan wajahnya, menempelkan plester pada beberapa luka. Junsu dan Chansung mungkin yang paling baik diantara mereka. Mereka hanya terbentur di kepala dan beberapa luka.

 

Lalu dia membersihkan lukanya sendiri, sebisanya, saat Junho mengambil kain pembersih dari tangannya, dan membersihkan luka pada pipinya dengan lembut. Dia hanya bisa melihat Junho dengan diam.

 

Saat dia sudah membersihkan luka pada wajah dan leher Soeun, dia hanya tersenyum sedih. “Terima kasih, Junho.“ Katanya

 

“Sama-sama, terima kasih untuk apa yang telah kau lakukan untuk Wooyoung.”

 

“Itu bukan apa-apa.” Balas Soeun.

 

“Mengapa kau keluar?” Kata Junho.

 

“Aku tidak bisa melakukannya.. Melihat orang meninggal, berdarah darah. Aku ingin menjadi suster UGD, tetapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak keluar. Aku diberhentkan. Jadi aku mengejar mimpiku belajar bahasa Jepang. Aku baru saja berhenti les 6 bulan di Jepang dan sedang pulang ke Korea.”

 

Junho mengangguk dan melihat yang lain sudah tertidur. Chansung memegangi Wooyoung, menjaga Wooyoung tetap hangat.

 

“Kau harus istirahat, aku akan berjaga pertama.” Kata Junho.

 

“Aku akan jaga kedua, ok?” Balas Soeun.

 

“Oke, tidur yang nyenyak.” Kata Junho padanya, dia memanjat ke pohon, mendapatkan tempat untuk duduk yang dimana dia bisa melihat teman-temannya, Soeun, dan juga jarak jauh.

 

Dia melihat hujan dan mempelajari lingkungan sekitar mereka, mendorong gambaran-gambaran yang menghantui pikirannya.

___________________________________________________________________________________________________

Tbc

Akhirnya author ada waktu untuk update!! enjoy!

Xoxo

acgoo

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Acgoo1999
Hei~~ Arthur acgoo disini.. Update author yang pertama di 2014 dalam proses nee.. Sabar semua!!

Comments

You must be logged in to comment
Uyounggie
#1
Chapter 14: Lanjuttt... di ff nie. G ada kisah cintax yaa ??
LUCIVER #2
Chapter 14: Lanjutttttttt
LUCIVER #3
Chapter 12: Ditunggu apdatannya ya thorr
soalnya ceritanya kerennn
TikaChan
#4
Chapter 8: Menegangkan, apa yang akan terjadi sama mereka selanjutnya? Nuneo akhirnya tumbang juga
LenkaChakhi
#5
Chapter 7: Aku takut hiks ;-( woo oppa bertahanlah .
LenkaChakhi
#6
Chapter 6: Aku deg degan bcanya ;-(
LenkaChakhi
#7
Chapter 5: Kasian ;-( apakah nuneo trauma ?