The Wolves

When it all crashes (Indonesia Ver)

Finally update again xD ~~ Enjoy read :))


So Eun merawat Wooyoung selama tiga hari ke depan, sementara yang lainnya mencari makanan; berry, buah, dan kacang-kacangan. Mereka masih tidak tahu bagaimana mereka akan membawa air.

Selama tiga hari hujan turun terus menerus tapi tidak ada jaminan itu akan terus hujan.

"Mungkin kita harus mencoba untuk pergi?" Usul Jun. K.

"Selama hujan setiap harinya kita akan baik-baik saja, tapi berapa lama itu akan bertahan?" Tanya Nichkhun.

"Langit masih terlihat gelap, kelihatannya akan terus hujan setidaknya selama dua hari kedepan. Kita akan pergi kearah timur, mungkin akan cukup..." Balas Taecyeon.

"Beruntungnya kita, pada akhirnya bisa melihat matahari." Kata Wooyoung masam.

Ia benci menjadi lemah. Ia benci saat ia tidak bisa menolong yang lainnya dan hanya menjadi beban.

Keadaan Wooyoung tidak membaik, ia justru bertambah parah dan itu tidak membantu emolsinya. Soeun menaruh kain basah lainnya di kepala Wooyoung dan ia menampik tangannya agar menjauh.

"Cukup! Aku baik-baik saja! Pergi bantu mereka atau lakukan hal lain! Tinggalkan aku sendiri!" Wooyoung berteriak pada Soeun.

Soeun mengerjapkan matanya beberapa kali, dengan lembut ia menaruh kain di kepala Wooyoung, lalu ia menyenderkan badannya di dekat Wooyoung, "Jangan bodoh, aku menyelamatkan hidupmu ingat?"

Ia berdiri dan berjalan menjauh dari Wooyoung, meninggalkannya sambil terbatuk-batuk. Ia berusaha menutupinya dengan tangannya, cukup keras sampai-sampai kukunya sedikit membekas dikulitnya.

Junho menaruh tangannya di pundak Seoun selagi ia berjalan, tetapi ia melepaskannya. Junho telah bertahan dari mimpi buruknya dan ia tidak tidur sama sekali selama tiga hari belakangan ini.

Seoun mencoba untuk membantunya ketika ia menangis keras dalam tidurnya, tetapi saat itu ia memiliki temperamen seburuk Wooyoung.

Yang lainnya sudah terlalu lelah untuk bangun karena tangisan Junho, jadi mereka masih belum tahu dan Soeun tidak memberitahu mereka. Ia tahu Junho tidak ingin mereka tahu, ia tidak ingin Soeun memberitahunya.

Soeun memanjat turun dari pohon, meninggalkan darah di pohon yang menggores tangannya.

"Aku pergi mencari sesuatu untuk membawa air, aku akan segera kembali."

Soeun bisa mengingat jalan dengan baik dan bisa dengan mudah menemukan arah untuk kembali. Ia menghabiskan lima jam ke depan untuk mencari apapun yang bisa ia temukan di dekat rongsokan pesawat.

Ia menemukan beberapa mayat, dan berfikir apakah ia harus mengubur mereka atau tidak. Ia yakin keluarga mereka pasti ingin membawa mayat mereka pulang.

Mengubur mereka tentu akan mencegah hal tersebut tetapi hewan-hewan pasti akan datang dan ia akan terkejut jika nantinya ia menemukan mayat-mayat itu masih utuh.

Ia masih tidak dapat menemukan apapun yang berguna, dan kelihatannya mereka akan bepergian tanpa air. Mereka berencana pergi besok pagi dan arah timur berarti menjauhi laut.

Mereka yakin akan menemukan kota di arah tersebut. Ia menyisir rambutnya yang kotor, dan tangannya mulai terasa kelu.

Saat itulah ia mendengarnya, suara geraman rendah, dan gonggongan. Ia memutar tubuhnya perlahan, mencari sumber suara itu... Ia menemukannya. Seekor serigala berdiri 10 kaki jauhnya dari dirinya, menggeram dengan taringnya yang tajam.

Soeun mengumpat, serigala berbahaya di Cina, lelucon gila macam apa dari semua hewan yang mungkin mereka temukan, seekor serigala.

Ia berpikir keras bagaimana supaya serigala itu meninggalkannya sendiri atau begaimana caranya melarikan diri. Serigala tidak bisa memanjat pohon, itu pemikiran bagus, tetapi tidak ada pohon bagus yang bisa dipanjat disekitar situ.

Ia berpikir dalam panik, ada pohon yang bisa ia panjat di perjalanannya kesini dan kabur dari serigala... tentu saja, ia harus memanjat pohon termudah, mencoba untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik.

Serigala itu berada cukup dekat di belakang Soeun. Bisakah ia melakukannya? Saatnya mencari tahu. Tanpa berpikir lagi, Soeun melihat sekeliling dengan cepat dan bersiap untuk lari, mengambil nafas dalam-dalam.

Ia mendengar lolongan serigala dan segera berlari, dan juga suara serigala lainnya yang bergabung. Ia mengumpat lagi, melihat pohon didepannya, lalu menambah kecepatannya.

Ia tidak menyia-nyiakan waktu, langsung melompat dan memaksakan dirinya untuk memanjat, mencapai batang pohon terendah yang ada.

Ia berteriak ketika merasakan taring tajam di kakinya, rasa sakit dan panas menjalar di bagian bawah kakinya. Ia terus bergerak keatas, berputar dengan cepat, tangannya masih bertahan memegang batang pohon dan melihat kebawah dimana seekor serigala mencengkeram kakinya.

Mata kuningnya memandang balik Soeun. Ia menendang-nendang dengan kakinya yang bebas saat serigala lainnya melompat kearahnya. Ia merasakan cakar tajam memukulnya, menariknya ke bawah.

Serigala-serigala bertahan di kakinya dengan kasar dan Soeun terengah-engah, lalu ia menendang lagi, tepat mengenai mata kanan seekor serigala. Serigala satunya tetap bergelantung di kakinya, dua serigala lainnya menggeram. Soeun mulai menangis, dan dengan putus asa terus menendang serigala menggunakan kakinya yang lain, memastikan ia tidak melepaskan pegangannya pada pohon. Jika ia melepaskannya, ia akan tamat. Akhirnya serigala-serigala itu pergi dan Soeun memanjat keatas.

Ia bersender pada batang pohon sambil mengatur nafasnya, memperhatikan serigala dibawah dan berfikir masih terlalu cepat untuknya merasa nyaman, tepat saat itu juga, salah satu dari serigala itu melompat ke udara dan menggigit jaketnya yang terbuka dan sebagian jaketnya tersangkut di ujung cabang pohon.

Ia melepas jaketnya secepat yang ia bisa dan bergelantungan ke batang pohon di sebelahnya. Serigala dibawahnya menggigit jaketnya kasar, sementara dua lainnya berusaha melompat ke kakinya, yang dengan cepat diangkatnya.

Perlahan ia memanjat keatas dua batang pohon lagi dan tengkurap diatasnya, mengatur nafasnya, melihat kebawah kearah serigala-serigala yang mengitari pohon.

Ia menahan rasa sakit di kaki kanannya yang terluka. Memaksa dirinya untuk duduk, ia memeriksa keadaan lukanya dan mengumpat.

Bagian bawah kakinya, tepat dibawah pergelangan kakinya robek di beberapa bagian, ototnya jelas terlihat terluka parah, dan ia bisa melihat sekilas sedikit bagian tulangnya yang berwarna putih.

"Sial..." Umpatnya kesekian kalinya. Ia tidak bisa berjalan dengan keadaan kakinya sekarang. Ia menarik keluar tas obat kecil yang ia buat dari potongan baju Junho yang sobek.

Bajunya robek sampai batas atas ikat pinggangnya. Ia terkekeh pelan membayangkan abs milik Junho, lalu ia menggelengkan kepalanya dan mengambil jarum operasi dan tissue beralkohol.

Saat itu hujan sudah berhenti tetapi ia menemukan daun-daun masih menampung air dan menggunakan itu untuk lukanya. Ia menjahit lukanya sendiri, lalu membersihkannya dengan tissue alkohol.

Butiran air mata jatuh di wajahnya, saat ia menyentuh kulitnya. Ia melakukan apa yang ia bisa dengan otot dan tendonnya. Setelah selesai merawat kakinya, ia menyadari, mereka semua terancam.

Ia memasukkan dua tissue alkohol terakhir kedalam tas obat, menyimpannya untuk Wooyoung dan menggunakan sedikit krim anti-bakteri diatas lukanya, lalu dengan perlahan ia menurunkan jeansnya yang berlumuran darah, menutupi kakinya.

Ia membersihkan jarum dengan air dan tissue alkohol yang sudah ia gunakan, lalu menaruhnya kembali ke dalam tas.

"sekarang apa?" Ia bertanya pada dirinya sendiri dengan suara keras.

Serigala-serigala itu sudah pergi tetapi ia belum berani turun. Sepertinya ia akan tinggal disitu sebentar.

Tetapi melihat langit mulai gelap, ia tahu malam segera datang dan tidak mungkin baginya untuk kembali sekarang tanpa ada kesempatan untuk lari dari serigala atau tinggal disitu semalam dan membuat yang lainnya khawatir.

Ia tidak memikirkan hal itu, membuat yang lain khawatir. Ia tidak ingin menjadi makanan anjing. Ia akan tinggal dan kembali keesokan paginya.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Acgoo1999
Hei~~ Arthur acgoo disini.. Update author yang pertama di 2014 dalam proses nee.. Sabar semua!!

Comments

You must be logged in to comment
Uyounggie
#1
Chapter 14: Lanjuttt... di ff nie. G ada kisah cintax yaa ??
LUCIVER #2
Chapter 14: Lanjutttttttt
LUCIVER #3
Chapter 12: Ditunggu apdatannya ya thorr
soalnya ceritanya kerennn
TikaChan
#4
Chapter 8: Menegangkan, apa yang akan terjadi sama mereka selanjutnya? Nuneo akhirnya tumbang juga
LenkaChakhi
#5
Chapter 7: Aku takut hiks ;-( woo oppa bertahanlah .
LenkaChakhi
#6
Chapter 6: Aku deg degan bcanya ;-(
LenkaChakhi
#7
Chapter 5: Kasian ;-( apakah nuneo trauma ?