Junho

When it all crashes (Indonesia Ver)

Junho bergerak gelisah dalam tidurnya, gambaran-gambaran yang tampak blur memenuhi pandangannya. Ia terbangun, menahan dirinya sebelum ia jatuh dari pohon. Ia duduk dan mengatur nafasnya perlahan, mengelap keringat dari kepalanya, mencoba mengontrol perutnya yang terasa berat. Ia melihat kearah Nichkhun, memikirkan percakapan mereka kemaren.

 


Flashback

 

"Nuneo, kemari." Kata Nichkhun saat mereka istirahat, memisahkan Junho dari rombongan.

Junho melihat kearah Nichkhun, "Ada apa?"

"Junho, aku tahu tentang mimpi burukmu dan apa yang kau lalui." Kata Nichkhun terus-terang.

"Dia memberitahumu..." Kata Junho merasa risih.

"Dia tidak perlu melakukannya. Aku menyadari ada sesuatu yang salah. Aku mendengarmu saat kau tidur. Aku bertanya padanya dan ia menceritakannya padaku. Nuneo kau tidak bisa menyimpan semuanya sendirian. Mereka bisa membuatmu gila... dan mereka telah melakukannya."

Junho menatapnya lalu membenamkan kepalanya di dada Nichkhun, meremas kaosnya.

Nichkhun mengelus rambut Junho yang mulai menangis.

"Ceritakan padaku Junho..." Ucap Nichkhun lembut.

Junho menceritakan padanya, bagaimana perasaannya, apa yang ia lihat.

Nichkhun menenangkannya, mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Mengatakan padanya jika ia membutuhkan seseorang untuk berbicara, ia selalu ada.

 

End of Flashback


 

Junho menghela nafas dan mengucek matanya, berbicara dengan Nichkhun cukup membantunya, hal itu meringankan sesuatu di dadanya... Namun itu tidak menghentikan mimpi buruknya.

"Hey..." Terdengar suara lembut.

Junho mencari sumber suara itu dan melihat Seoun.

"Tidak bisa tidur?" Tanyanya.

Junho mengangguk, "Kau?"

"Sama." Jawabnya. Ia duduk disebelah Junho, "Mimpi buruk?"

"Ya... Kau?"

"Sama... Membuatmu ingin berteriak bukan?" Jawabnya.

"Benar. Hey, maaf karena memukulmu beberapa malam yang lalu. " Junho menambahkan.

"Tidak masalah, aku mengerti. Kita semua sedang stress saat ini."

Junho tersenyum padanya, "Bagaimana kakimu?"

"Ug, sakit, tapi aku akan hidup. Menurutmu seberapa jauh kita dari kota?" Tanya Soeun.

"Dua hari lagi paling lama. Aku harap lebih cepat. Aku harap kita bisa tiba di kota besok. Tapi ini masih terlihat seperti hutan lebat, siapa yang tahu." Jawab Junho.

Seoun mengangguk dan memutar kepalanya menghadap Junho, "Aku tidak pernah mengira akan bertemu 2PM seperti ini."

Junho tertawa, "Aku tidak pernah berfikir ini akan terjadi."

"Betapa berantakannya hidup kita saat ini." Seoun menambahkan, meletakkan kepalanya di bahu Junho.

"Yup... Menurutmu Wooyoung akan bertahan?" Junho bertanya dengan nada khawatir.

"God, aku sangat berharap. Aku sudah melakukan yang terbaik, meski aku tidak pernah lulus sekolah perawat. Aku sudah melakukan apapun yang kubisa."

"Kau merasa baik-baik saja?" Junho bertanya tiba-tiba.

"Sedikit pusing tapi selain itu aku baik-baik saja, bagaimana denganmu? Aku memperhatikanmu terbatuk-batuk tadi."

Junho tertawa kecil, "Tidak ada yang terlewatkan olehmu, huh Dr Soeun."

Soeun menjulurkan lidahnya keluar, "Perawat bukan dokter, ingat itu."

"Kau melakukannya dengan baik, semua hal teratasi. Kau harus menyelesaikan sekolahmu."

"Jika kulakukan itu, aku tidak akan berada disini, dan apa yang akan kalian lakukan tanpaku?" Soeun berkata sambil mengejek.

"Aku takut tidak banyak." Ucap Junho pelan.

"Jangan berkata seperti itu."

"Itu benar... Wooyoung akan mati, begitupun kami semua."

"Junho... Jangan berpikiran negatif, kita perlu berpikir positif. Demi kebaikan kita semua."

Junho berbalik dan mempelajari Seoun beberapa saat, "Kau sangat aneh."

"Apa?" Tanya Seoun, memberinya tatapan bingung.

"Kau aneh... Berbeda, tidak biasa, tapi dalam arti yang bagus."

Seoun menaikkan alisnya, "Oooook. Aku menerima kata-katamu kalau begitu."

Junho tersenyum, "Kita harus mencoba tidur."

"Ya, kau benar. Malam Junho."

"Malam Seoun."

 

Pagi datang dan mereka berenam berangkat lagi, setelah makan beberapa buah dan minum air. Saat itu hujan ketika mereka pergi dan basah kuyup dalam beberapa menit.

"Hujan sialan." Kata Chansung lelah.

"Itu mungkin menyebalkan tapi hujan memberi kita air untuk bertahan." Balas Nichkhun.

"Aku benar-benar berharap kita menemukan kita hari ini." Tambah Taecyeon.

"Kita semua berharap." Gumam Junho dan Jun K.

Seoun melihat mereka dan menyisir rambutnya yang basah dengan tangannya. "Setidaknya hujan membersihkan diri kita."

Yang lainnya tertawa kecil, "Tidak menyangka kau akan mengatakan hal seperti itu," Goda Chansung, yang menggendong Seoun.

"Hey, aku perempuan, ingat?"

Mereka tertawa lagi, merasa lebih relax dan tenang.

"Bagaimana suhu Wooyoung pagi ini?" Tanya Taecyeon, yang menggendong Wooyoung.

"Masih sama, berarti sangat baik. Aku juga akan mengecek kalian satu persatu, saat istirahat pertama nanti."

Mereka menggumamkan persetujuan dengan risih, yang mana membuat Soeun tertawa.

"Ngomong-ngomong, langit terlihat begitu cerah, jadi kupikir besok mungkin akan menjadi hujan terakhir... Bahkan mungkin malam ini."

"Apakah itu hal yang baik?" Tanya Junho.

"Tidak terlalu yakin." Jawab Seoun.

"Kita terima saja keadaan yang akan datang." Kata Nichkhun.

"Tidak banyak pilihan." Kata Jun K.

"Nickhun awas!" Teriak Junho, saat Nichkhun melangkah mendekati ular yang besar.

Nichkhun kaget dan mengambil tiga langkah mundur, saat ular itu menyerang.

Nichkhun dan semuanya mundur.

"Mudah..." Kata Jun K, ia membawa tongkat Seoun, dan memukulnya ke tanah.

Ular itu melilit pada tongkat.

"Wow! Kupikir ular akan pergi jika kau memukul tanah."

"Sepertinya tidak. Dan Jun K, aku sudah pernah digigit serigala, aku tidak akan menambah ular dalam list ku terima kasih." Kata Seoun cepat-cepat.

Yang lainnya terkekeh dan memindahkan ular itu ketempat lain lalu mereka bergerak maju.

"Aku penasaran apa selanjutnya. Serigala, ular... mungkin beruang?" Tanya Nichkhun.

"Akan lebih baik jika itu Panda bear." Jawab Chansung.

"Hey Panda bear bisa menyerang orang juga," Kata Seoun.

Chansung cemberut, "Panda bear lucu dan menggemaskan, dan aku ingin memeliharanya."

Semua tertawa, kecuali Junho yang terbatuk-batuk.

"Kau baik-baik saja Nuneo?" Tanya Nichkhun, melihat kearahnya.

"Ya, aku tertawa dan menghirup udara di saat yang bersamaan." Bohong Junho.

"Well itu bakatmu, Junho." Ejek Seoun.

"Salah satu dari banyak bakatku."

"Oh, aku yakin itu." Seoun terkikih.

"Hey, ia terkikih... Sepertinya ini hanya masalah waktu." Kata Chansung.

"Apa maksudnya itu?" Tanya Seoun langsung.

"Semua perempuan yang bertemu kami terkikih pada satu saat dan lainnya."

"Mereka semua melakukan itu?"

"Ya, tentu saja." Kata Jun K berkata kenyataan yang ia ketahui.

"Well sepertinya itu karena pesonamu, Chansung." Balas Seoun.

"Mungkin saja. Aku hanya sangat mempesona."

"Oh god..." Gumam Taecyeon, memutar matanya.

"Hey pangeran mempesona, bisa diam sebentar, kepalaku sakit." Omel Junho.

"Kepalamu sakit? Mari kita istirahat." Usul Nichkhun dan mereka semua setuju.

Taecyeon meletakkan Wooyoung perlahan dibawah pohon.

Seoun mengeceknya, ia masih sama, yang berarti itu adalah hal baik.

Ia memeriksa tangan Nichkhun lalu mengecek kepalanya, menemukannya demam, tapi tidak terlalu tinggi.

Chansung, Taecyeon, dan Jun K, mereka baik-baik saja, lalu ia menuju Junho.

Demamnya sangat tinggi dan ia menahan batuk tapi Seoun bisa mendengar nafasnya yang berat.

"Junho bagaimana- Junho!! Junho!!"

Mata Junho tertutup dan ia terjatuh kedepan, kearah Seoun. Ia menangkapnya dan menggerakan tubuhnya mencoba membangunkannya. Ia mengerang namun tetap tidak sadar.

"Ini yang aku takutkan. Tubuhnya down." Ia memberitahu mereka, saat Jun K membantu Taecyeon membaringkan Junho.

Seoun mendesah, "Nichkhun, kau harus membawanya. Dan kita harus segera keluar dari tempat ini."

Mereka melihat satu sama lain dan mendesah. Hal-hal hanya semakin memburuk.

 


 

Hari berakhir, dengan mereka yang kelelahan dan gemetaran. Seoun memaksa mereka untuk membiarkan dirinya berjalan dengan tongkat. Mereka membuat progress yang lambat namun tidak selama yang mereka bisa lakukan.

Mereka menemukan pohon lain untuk dijadikan pondok, dan mereka terjatuh kedalam alam mimpi dalam tidur mereka.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Acgoo1999
Hei~~ Arthur acgoo disini.. Update author yang pertama di 2014 dalam proses nee.. Sabar semua!!

Comments

You must be logged in to comment
Uyounggie
#1
Chapter 14: Lanjuttt... di ff nie. G ada kisah cintax yaa ??
LUCIVER #2
Chapter 14: Lanjutttttttt
LUCIVER #3
Chapter 12: Ditunggu apdatannya ya thorr
soalnya ceritanya kerennn
TikaChan
#4
Chapter 8: Menegangkan, apa yang akan terjadi sama mereka selanjutnya? Nuneo akhirnya tumbang juga
LenkaChakhi
#5
Chapter 7: Aku takut hiks ;-( woo oppa bertahanlah .
LenkaChakhi
#6
Chapter 6: Aku deg degan bcanya ;-(
LenkaChakhi
#7
Chapter 5: Kasian ;-( apakah nuneo trauma ?