Wooyoung

When it all crashes (Indonesia Ver)

Member 2PM duduk di pohon, berbicara, bertanya-tanya dimana Soeun berada. 5 jam telah berlalu dan ia belum kembali juga.

"Mungkin dia tersesat..." Kata Jun.K.

"Aku meragukan itu, ketika aku dan dia pergi mencari makanan, ia seperti GPS, aku tersesat tetapi dia tidak." Balas Taecyeon.

"Mungkin ia terpaksa tinggal di suatu tempat, sekarang sudah gelap dan mungkin dia tahu dia tidak akan bisa kembali tanpa penerangan yang cukup." Balas Nichkhun.

Wooyoung mulai menangis, "Aku membuatnya marah, itulah mengapa ia pergi. Jika sesuatu terjadi padanya, itu semua salahku."

Junho menatap Wooyoung, "Kau seharusnya berfikir dulu sebelum kau bersikap begitu jahat padanya."

"Junho!" Bentak Jun.K, Wooyoung mulai terbatuk karena tangisannya.

Chansung pergi dan menenangkan Wooyoung. Wooyoung terdiam karena tangisannya membuatnya merasa lebih buruk. Chansung memeganginya saat Wooyoung muntah.

"Wooyoung kau perlu istirahat dan jangan paksakan dirimu. Soeun akan kecewa jika mendapati kau lebih parah saat ia kembali." Ucap Nichkhun pada Wooyoung.

Wooyoung mengangguk dan terbatuk-batuk lagi, Chansung menaruh pakaian basah diatas kepalanya.

"Lalu, haruskah kita menunggu sampai pagi?" Tanya Taecyeon.

"Kita tidak punya banyak pilihan. Dia tahu kita akan berangkat saat matahari terbit, jadi kita akan menunggunya. Malam ini aku akan berjaga pertama. Junho, kau kedua, Taecyeon, ketiga, Jun.K, keempat, dan terakhir Chansung." Balas Nichkhun.

Nichkhun memanjat keatas batang pohon tempat mereka biasa berjaga-jaga, dan yang lainnya bersiap tidur. Junho mengambil tugas menjaga Wooyoung, supaya ia bisa tetap bangun.

Wooyoung mulai tertidur, ketika Junho mengeceknya dan menemukan demamnya bertambah buruk dari sebelumnya. Nafasnya juga jadi lebih berat, dan Junho tahu jika Wooyoung tidak segera mendapat pertolongan, ia mungkin tidak akan selamat.


Soeun mengutuk situasinya dan mencoba untuk tidur tetapi setiap suara membangunkannya, ketakutan dan lainnya, kali ini hewan yang memanjat pohon akan menyerangnya.

Ia juga khawatir dengan member 2PM, terutama Wooyoung, karena amarah dan temperamennya, ia tidak membaik.

Ia tahu infeksi telah menyebar di tubuhnya, meskipun ia sudah berusaha menjaga lukanya tetap bersih. Demamnya tidak turun tetapi juga tidak naik. Yang mana merupakan hal baik.

Ia berusaha memanjat turun dan berjalan kembali ke pohon dimana yang lainnya berada. Sudah sejam sejak para serigala meninggalkan pohon dan ia tahu matahari akan segera terbit.

Ia memanjat dengan pelan dan berhati-hati, berusaha tidak menumpukan dirinya pada kakinya yang terluka. Ia mendarat mulus dengan kakinya yang tidak terluka dan melihat sekeliling, mendengarkan.

Lalu ia mulai berjalan tertatih dengan sebuah batang yang cukup panjang di tangannya. Ia mematahkannya dari pohon sebelum memanjat turun.

Ia berjalan selama berjam-jam, kakinya menjadi lebih dan lebih menyakitkan, langkahnya menjadi lebih lambat. Ia ingin segera sampai sebelum matahari terbit, tetapi matahari sudah berada diatas sekitar dua jam lalu, tertutup oleh awan hitam.

Akhirnya ia melihat pohon dan bernafas lega. Ia masih 10 kaki jauhnya saat ia melihat Junho melompat turun dan berlari kearahnya.

"So eun! Kau baik-baik saja? Kami sangat khawatir. Apa yang terjadi?" Tanya Junho khawatir.

So eun tersenyum, namun terlihat kesakitan.

"Kakimu... Apa yang terjadi?" Tanya Junho, melihat ke arah Jeansnya yang robek dan berdarah.

"Sedikit kejar-kejaran dengan serigala." Balas So eun tenang.

"Apa!?" Teriak Junho. Taecyeon dan Jun.K bergabung dengan mereka.

"Serigala... Mereka menyerangku. Mereka menggiggit kakiku. Aku baik-baik saja. Jadi tidak perlu khawatir. Bagaimana keadaan Wooyoung?"

Mereka melihat satu sama lain.

"Apa yang terjadi?" Tanya So eun.

"Ia tidak akan bangun. Demamnya naik semalam dan nafasnya berat dan pagi ini... Ia tidak bisa bangun." Ucap Junho pelan.

"Sial." Balas So eun dan ia berusaha berlari menuju pohon, yang tentu saja tidak mungkin.

Chansung mengangkat Soeun dan membawanya ke pohon, mengabaikan protesnya.

Setelah Chansung dan Junho membawanya keatas pohon, ia merangkak ke arah Nichkhun yang merangkul Wooyoung.

Ia menyentuh kepalanya dan menemukan sangat panas, terlalu panas, nafasnya terdengar sulit.

Ia menatap Nichkhun, "Kita harus pergi sekarang. Kita tidak bisa menunggu lebih lama. Dia tidak bisa bertahan lama seperti ini."

Mata Nichkhun berlinang air mata, "Aku tahu."

Dalam 30 menit mereka siap untuk berangkat. Nichkhun dan Junho, membawa makanan, sementara Taecyeon menggendong Soeun dipunggungnya dan Chansung menggendong Wooyoung.

Seoun terus menerus mengucapkan maaf sampai ribuan kali. Ia merasa bersalah mereka harus menggendongnya, dan ia merasa seperti beban. Sekarang ia lebih mengerti bagaimana perasaan Wooyoung.

Mereka berhenti setiap 3 jam untuk istirahat singkat. Soeun merawat kakinya dengan lembut, dan mengecek Wooyoung, mencoba membangunkannya tetapi sia-sia.

Junho mengusap mata dan kepalanya, mencoba menghilangkan sakit kepalanya yang semakin terasa berdenyut di tengkoraknya.

Soeun melihat kearah Junho khawatir, melihat lingkaran hitam dibawah matanya dan ekspresi kesakitan di wajahnya.

Ia tahu junho akan jadi orang berikutnya yang pingsan, ia belum tidur selama beberapa hari, dan hampir tidak makan, Soeun juga melihat tanda-tanda demam melalui pancaran matanya, dan pipinya yang semakin kurus.

Tetapi dia bukanlah satu-satunya, Nichkhun juga mulai sakit, pancaran matanya mulai redup, wajahnya tidak lagi berwarna pink terang, sejak mereka berjalan.

Soeun tahu dirinya juga bertambah buruk. Ototnya sakit lebih parah dari sebelumnya, kepalanya berdenyut, keringat dingin jatuh di pelipisnya, dan ia menahan batuknya.

Taecyeon, Jun.K, dan Chansung adalah yang tersehat di grup, tapi untuk berapa lama. Berapa lama lagi sebelum mereka mulai sakit juga?

Makanan yang mereka punya tidak cukup dan mereka kurang makan, pembagian makanan semakin sedikit setelah tiga hari. Mereka semua melemah, semakin kurus dan lebih pucat.


Junho menyembunyikan batuknya dengan tangannya, dan terus berjalan. Ini baru satu jam sejak mereka terakhir istirahat tetapi ia sudah merasa lelah. Kepalanya mulai berdenyut, dan otot-ototnya memprotes setiap gerakannya.

Ia tidak bisa tidur dengan baik beberapa hari belakangan, dan Soeun menemukannya di hari pertama, setelah ia terbangun dari mimpi buruk, yang dipenuhi oleh kematian dan mayat.

Soeun mencoba membuat Junho merasa nyaman dan Junho mendorongnya menjauhi dirinya. Junho merasa sedikit bersalah tentang itu tetapi ia tidak ingin simpati Soeun.

Tetapi Soeun bisa mengerti apa yang ia lalui, karena ia melihat apa yang ia lihat, tetapi ia tidak ingin memikirkan tentang itu.

Ia tidak ingin mengingatnya, dan ia tidak ingin siapapun tahu bahwa itu membuatnya gila.


Wooyoung benci menjadi beban. Ia benci merasa lemah. Ia melihat gadis itu, merawatnya. Melihatnya mengelap keringat di dahinya, tempat kompresannya berada.

Melihatnya memecahkan buah menjadi potongan-potongan kecil dan menyuapinya, juga membantunya minum dari daun. Ia melihatnya membelai lembut rambutnya, menenangkannya dari rasa sakit.

Melihatnya membersihkan lukanya setiap hari, membilas perban dengan air dan memerbannya kembali. Dan ia membencinya untuk itu.

Membenci apa yang ia lakukan, membuatnya merasa menjadi beban, mengambil tanggung jawab terhadap dirinya yang bukan siapa-siapa untuknya.

Wooyoung tidak ingin ia bertanggung jawab atas nyawanya. Jika ia mati akankah yang lain menyalahkannya, akankah mereka justru menggantungkan hidup mereka pada gadis itu? Ia tidak ingin itu terjadi.

Wooyoung menyayanginya, dan tidak ingin ada darahnya di tangannya. Ia tidak pantas mendapatkannya. Ia merawatnya seperti seorang kakak perempuan, seperti seorang ibu.

Wooyoung tahu dirinya bertambah buruk, ia bisa merasakannya setiap hari, semakin lemah, semakin sakit, penglihatannya semakin sering hilang seiring berjalannya waktu.

Dan saat ia memburuk, ia bertambah marah. Melihat member 2PM lainnya mengumpulkan makanan untuk perjalanan, bergantian menjaganya, itu membuatnya marah menyadari ia tidak bisa membantu mereka.

Dan ia memukulnya. Ia berteriak pada gadis itu. Ia mendorong jauh gadis itu dari dirinya, dan ia kembali menyadarkannya. Gadis itu benar, dan itu membuatnya merasa bersalah. Ia ingin meminta maaf padanya ketika ia kembali.

Ia akan memohon maafnya, ia akan mengatakan padanya betapa ia sangat berterima kasih padanya karena telah merawatnya, ia akan memeluknya dan berterima kasih karenanya ia masih hidup.

Wooyoung menutup matanya, memikirkan tentang Seoun, dan berharap ia akan segera kembali, sehingga ia bisa berbicara padanya.

Tetapi Wooyoung tidak bisa membuka matanya, ketika gadis itu kembali.


Nichkhun mengumpat pada dirinya sendiri karena tangannya terluka. Ia tidak bisa berbuat banyak.

Ia merasa tidak berguna tetapi ia menahan dirinya, demi member 2PM, demi mereka semua. Ia tahun Junho mendapatkan mimpi buruk, ia terbangun pada hari kedua, menemukan Soeun mencoba menenangkannya.

Ia mendengar kemarahan dan keputus-asaan dalam suara Junho ketika ia meminta Soeun untuk meninggalkannya sendiri. Nichkhun tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia bertanya pada Soeun tentang itu pada hari ketiga dan ia memberitahunya.

Junho dihantui oleh apa yang ia lihat di pesawat. Jiwa nya tidak bisa menahannya, dan itu menakut-nakutinya.

Ia akan down, Nichkhun bisa melihat itu, keputus-asaan semakin tumbuh setiap harinya. Dan Junho menguncinya dalam dirinya, tanpa menyadari itu hanya membuatnya bertambah parah.

Nichkhun bertanya mengapa Soeun tidak mengalami hal yang sama berhubung ia melihat apa yang telah Junho lihat, dan ia menjawab bahwa ia juga mengalaminya. Ia melihat apa yang terjadi di pesawat setiap ia menutup matanya, tetapi ia berusaha menyibukkan diri.

Merawat Wooyoung dan yang lainnya, membantunya menjauhkan gambaran-gambaran buruk dari ingatannya, sehingga gambaran-gambaran itu hanya kembali di malam hari. Tetapi ia memikirkan hal lain dan bekerja keras sepanjang harinya, sehingga di malam hari ia sudah terlalu lelah untuk berfikir.

Nichkhun memutuskan untuk melakukan hal yang sama, dengan memberi Junho lebih banyak hal untuk dikerjakan. Junho tidur lebih baik malam itu, Nichkhun menyadari itu tetapi Junho masih terbangun dalam ketakutan dan keputus-asaan.

Nichkhun bersyukur ketika ketika Seoun muncul dengan selamat, terluka namun selamat. Mereka bisa segera berangkat, untuk mencari pertolongan bagi Wooyoung, juga bagi mereka semua.

Nichkhun merasakan kekuatannya melemah dan ia takut ia juga jatuh sakit, dan ia tahu itu tidak akan menjadi hal yang baik. Mereka harus segera mencari pertolongan, secepatnya.

Nichkhun melihat orang-orang disekitarnya dan menghela nafasnya. Ia perlu berbicara dengan setiap dari mereka. Dimulai dengan Junho.


Taecyeon menghela nafas dan berharap mereka telah kembali ke Korea. Dimanapun kecuali disini. Ia tahu ia dibutuhkan untuk tetap kuat demi Wooyoung, demi Nichkhun, demi semuanya.

Taecyeon mencoba mengambil peran dalam kelompok tapi itu tidak berhasil, Nichkhun yang selalu memberi ide yang lebih baik dan menjadi pemegang keputusan terakhir, dengan Soeun sebagai asistennya.

Terasa aneh, sejak gadis itu merawat kesehatan mereka semua. Ia pintar dan kuat. Dan Taecyeon menyadari betapa besar mereka butuh support darinya, suara wanita, suara yang ramah, dan seperti suara ibu. Suara yang mereka tidak tahu dan mereka ikuti begitu saja.

Ketika member 2PM berargumen satu sama lain, ia yang menghentikannya. Jika ia tidak berada disini, mungkin mereka tidak akan kemana-mana, Wooyoung mungkin sudah meninggal dan mereka akan tersesat.

Taecyeon, melihat setiap orang yang ada di grup selagi mereka berjalan. Nichkhun dengan lengannya yang patah, memimpin grup, menjadi kuat dan sangat mendukung.

Junho mennjadi lebih diam dan menjaga jarak, sesuatu terlihat berbeda darinya, Taecyeon tidak bisa mencari tahu apa itu, ia telah mencoba berbicara dengan Junho, tetapi ia selalu mengelak.

Wooyoung terlihat marah, dan kecewa, lebih bisa dimengerti oleh Taecyeon.

Jun.K dan Chansung mencoba menjaga situasi tetap hidup dan menyemangati setiap orang dengan lelucon bodoh mereka, yang hanya membuat yang lain bertambah tegang.

Taecyeon menghela nafas dan berharap mereka semua bisa keluar dari kekacauan ini segera. Karena ia tahu dibalik ketenangan mereka menunggu amarah/emolsi yang siap meledak.


Chansung merasakan ketakutan lebih dari yang ia biarkan. Ia merasa bersalah atas kata-katanya pada Wooyoung di pesawat. Berharap ia bisa mengulang waktu sehingga ia tidak mengucapkan itu di pesawat.

Ia yakin jika ia tetap diam pesawatnya tidak akan hancur.

Chansung mencoba menghidupkan suasana mood dan menjaga agar setiap orang merasa senang tetapi mengucapkan lelucon dan mencoba melucu hanya membuat Nichkhun, Taecyeon, Jun.K dan Junho berteriak padanya.

Beberapa kali ketika Seoun menemukan hal itu dan menenangkan keadaan. Ia bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada 2PM jika gadis itu tidak bertahan dan menjaga keseimbangan dalam grup.

Chansung telah mempelajari orang-orang selama tiga hari belakangan. Nichkhun mencoba untuk kuat dan tetap menjaga grup bersama-sama.

Taecyeon mencoba menolong Nichkhun dan membantu menjaga keseimbangan dan ketenangan. Sementara Jun.K menjadi satu-satunya yang mengisengi keduanya pada saat yang bersamaan.

Wooyoung mulai bertemperamen rendah dan mudah marah.

Junho terlihat menjauh dan aneh. Ia terlihat seperti ada di dunianya sendiri, dan juga tidak terlihat senang.

Ia telah melihat Junho banyak menangis dalam diam selama tiga hari belakangan tetapi Chansung tidak yakin apakah ada orang lain yang menyadarinya juga.

Dan dirinya juga banyak menangis selama tiga hari belakangan. Seoun datang setiap malam dan menenangkannya sampai ia kembali tertidur ke dalam alam mimpinya.


Grup itu berangkat dari peristirahatan pertama mereka, dan kali ini Junho yang membawa Wooyoung, memberi Jun.K waktu beristirahat. Waktu berjalan sangat lambat.

Mereka bepergian di pagi hari menuju arah matahari dan berhenti saat petang.

Sudah hampir malam saat hujan akan turun dan memaksa mereka semua bertahan, tanpa ada yang berani untuk berhenti dan membuang waktu.

So eun melihat keatas, "Sudah hampir malam, kita harus menemukan tempat untuk beristirahat malam ini."

Nichkhun mengangguk, "Ya, Kita akan berhenti ditempat pertama yang akan kita temui dan cocok untuk bermalam."

"Pastikan itu di pohon. Aku tidak ingin berada di tanah." Tambah Taecyeon.

Nichkhun terkekeh dan melihat kearah Soeun, yang menjulurkan lidahnya kearah Taecyeon.

Chansung melihat sebuah pohon dan menunjuknya, setelah membawa yang sakit dan terluka keatas, Taecyeon, Junho, dan Jun.K juga memanjat keatas.

Seoun menyuapi Wooyoung buah, dan meminumkannya air ke tenggorokan Wooyoung, memeriksa nafasnya dan juga demamnya. yang tidak menunjukan perubahan.

Soeun merangkak menuju Junho, dan menyentuh dahinya mengabaikan protes dari Junho.

"Hentikan Junho," Kata Nichkhun tegas, setelah pembicaraan mereka di peristirahatan yang pertama, Junho terlihat lebih tenang.

Junho menyembunyikan batuknya dibalik tangannya, tetapi Junho melihat itu di melalui matanya.

"Junho, kau demam cukup tinggi, makan semua makananmu dan minum banyak air. Kita tidak bisa mendapatimu pingsan."

Junho mengangguk dan memaksa dirinya untuk makan buah yang ada di tangannya.

Soeun memutar pandangannya ke arah Nichkhun, "Itu juga berlaku untukmu."

Nichkhun mengerjap, "Aku baik-baik saja, Soeun."

"Uh huh?" Jun.K menyentuh dahi Nichkhun.

Jun.K yang duduk disebelah Nichkhun, memukulkan tangannya di kepala Nichkhun, "Panas."

Nichkhun mengusap kepalanya dan meninju Jun.K dengan tangannya yang tidak terluka, "Itu menyakitkan."

"Lihat, kau juga demam, aku bisa melihatnya dari sini." Kata Soeun.

Nichkhun menatap Soeun serius, "Dan kamu tidak?"

"Aku tahu aku juga, itu berbeda." Balas Seoun tajam.

"Kamu juga sakit?" Tanya Jun.K terkejut.

"Ya, lukaku, aku tidak bisa membersihkannya dengan benar, jadi itu infeksi." Jawab Soeun datar.

"Bukankah luka yang infeksi sangatlah buruk? Seperti darahmu teracuni?" Tanya Chansung.

Soeun melihat padanya serius, "Apa yang menurutmu terjadi dengan Wooyoung?"

"Oh sial." Kata chansung, pada saat bersamaan, semuanya mulai menyadari seriusnya luka Wooyoung.

"Hal yang sama berlaku untuk Nichkhun, tulang patah bisa jadi infeksi juga, dalam kasus Junho, stress di tubuhnya dan kurang tidur."

"Jadi kau Chansung, Jun.K, Taecyeon kalian bertiga harus tetap sehat, kalian mungkin satu-satu nya yang akan tetap bugar."

Mereka melihat satu sama lain, menimbang keadaan.

"Sial." Ucap ketiganya bersamaan.


TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Acgoo1999
Hei~~ Arthur acgoo disini.. Update author yang pertama di 2014 dalam proses nee.. Sabar semua!!

Comments

You must be logged in to comment
Uyounggie
#1
Chapter 14: Lanjuttt... di ff nie. G ada kisah cintax yaa ??
LUCIVER #2
Chapter 14: Lanjutttttttt
LUCIVER #3
Chapter 12: Ditunggu apdatannya ya thorr
soalnya ceritanya kerennn
TikaChan
#4
Chapter 8: Menegangkan, apa yang akan terjadi sama mereka selanjutnya? Nuneo akhirnya tumbang juga
LenkaChakhi
#5
Chapter 7: Aku takut hiks ;-( woo oppa bertahanlah .
LenkaChakhi
#6
Chapter 6: Aku deg degan bcanya ;-(
LenkaChakhi
#7
Chapter 5: Kasian ;-( apakah nuneo trauma ?