Guilt

When it all crashes (Indonesia Ver)

Mata Wooyoung terbuka perlahan, ia meringis, matanya belum terbiasa dengan cahaya di ruangannya. Sedikit gemetar, ia mengambil nafas lalu perlahan-lahan menggerakkan kepalanya untuk melihat sekeliling.

Seluruh tubuhnya terasa sakit. Sedikit saja gerakan membuatnya merasa pusing, ia merasakan ruangan berputar dan tidak fokus, ia menutup matanya dan merasakan sesuatu di tenggorokannya, menyebabkannya terbatuk, dan terus terbatuk.

Ia merasakan sesuatu menyentuh bibirnya, kepalanya terangkat, dan air dingin masuk kedalam mulutnya oleh seseorang.

Ia meminum air tersebut, sambil terbatuk-batuk.

"Minumlah perlahan-lahan." Kata seseorang dengan suara yang familiar di telinga Wooyoung.

Wooyoung membuka matanya dan menatap hyungnya, melihat air mata menuruni wajahnya.

"Nichkhun?" Ucapnya pelan, ketika Nichkhun meletakkan kembali gelas yang digunakan untuk memberi Wooyoung minum diatas meja.

"Aku senang kau sadar. Kau tidak sadarkan diri selama lima hari, dan aku baru saja meyakinkan mereka untuk mengizinkanku duduk disini bersamamu dua hari yang lalu."

Wooyoung mengerjap, melihat Nichkhun mengelap wajahnya.

"Dimana kita?" Tanya Wooyoung dengan suara parau.

"Di salah satu rumah sakit di Cina, kita selamat." Balas Nichkhun.

Wooyoung merasa bahwa ia mengerti namun alasan dibalik semua kata-kata Nichkhun terasa begitu jauh.

"Kau pasti bingung, dengan semua pengobatan ini, tapi hal baiknya adalah kau sadar, kami tidak yakin apakah kau akan sadar atau tidak."

Wooyoung hanya merespon dengan menutup matanya. dan bertanya, "Dimana semua orang?"

"Mungkin tidur, sekarang sekitar pukul 2 pagi. Aku harus mengatakan pada dokter bahwa kau sudah sadar."

Wooyoung mendengar Nichkhun pergi dan mulai mencoba merapikan semua pikirannya, yang mana yang terbukti tidak mungkin dan ia yakin itu karena efek obat.

Ia ingat Taecyeon dan Chansung menurunkannya dari pohon, ia ingat seorang gadis... Tapi ia tidak yakin siapa gadis itu. Ia tahu gadis itu penting, tapi gambaran-gambaran itu tidak jelas.

Mencoba untuk berpikir membuatnya merasa sakit, jadi ia menyerah dan mendesah.

Ia mendengar suara pintu dibuka dan merasakan tangan dingin menyentuh dahinya, Wooyoung membuka matanya.

Ia melihat seorang laki-laki paruh baya, dengan mata berkerut, "Aku senang kau sadar, kau membuat kami semua takut."

Wooyoung mengerjap, untuk beberapa alasan ia tidak bisa mengerti kata-kata orang itu. Ia tahu bahasa Cina namun untuk beberapa alasan otaknya tidak bisa memproses kata-kata itu.

Nichkhun terlihat menyadari tatapan kosong dan kebingungan dari Wooyoung lalu ia mengartikan semua kata-kata dokter untuknya. Ia memperhatikan wajah Wooyoung yang perlahan-lahan mulai mengerti.

Wooyoung menggumamkan permintaan maaf dalam bahasa Korea, yang Nichkhun artikan dan kemudian mengartikan kembali untuk Wooyoung apa yang dokter katakan mengenai kekhawatiran yang tidak diperlukan mengenai semua ini.

Dokter mengatakan pada Wooyoung untuk beristirahat, ia memberikan obat penghilang rasa sakit dalam dosis yang cukup besar dan lebih baik ia tidur. Dokter itu kemudian pergi.

Wooyoung menatap Nichkhun dan bertanya padanya apakah ia akan berada disini saat ia bangun namun Nichkhun merengut dan menggelengkan kepalanya.

"Perusahaan ingin kita kembali secepat yang kita bisa dan terakhir adalah hari ini. Aku mencoba meyakinkan mereka untuk membiarkan kita tetap tinggal namun mereka sudah menyiapkan konferensi pers besok."

Wooyoung mengerjap bingung, "Huh?"

"Taecyeon, Jun K, Chansung dan aku akan kembali ke Korea hari ini, kami harus melakukan konferensi pers besok."

"Bagaimana dengan Junho?" Tanya Wooyoung.

"Junho dalam keadaan koma." Balass Nichkhun pelan.

"Apa?!" Suara Wooyoung terdengar pecah dan tersendat.

Ia langsung menyesalinya, ia meringkuk kedepan hampir seperti bola, meringis kesakitan.

Nichkhun menahannya, menenangkannya dan membaringkannya kembali.

"Tenanglah, jangan menyakiti dirimu sendiri."

"Mengapa?" Wooyoung tersentak, tetesan air mata jatuh membasahi pipinya, yang langsung segera dihapus Nichkhun.

"Mereka tidak yakin. Ia pingsan saat kita hilang, ia terbangun satu atau dua kali tapi tidak sepenuhnya sadar, lalu ia terus tidak sadarkan diri seperti dirimu. Sesampainya kita disini mereka bilang ia dalam keadaan koma."

Wooyoung melihat kearah lain lalu menatapnya kembali, "Ada seorang gadis?"

"Seoun, kau mengingatnya?"

"Tidak... Tidak terlalu. Aku tahu ada seorang gadis, ia merawatku... Kurasa. Tapi segalanya terlihat tidak jelas di benakku. Semuanya buram."

"Aku tidak terkejut kau merasa seperti itu, wajar saja kau tidak yakin akan apa yang telah terjadi saat kau berada diantara rasa sakit dan sekarang efek obat masih ada dalam tubuhmu. Tapi ia baik-baik saja. Demamnya turun beberapa jam yang lalu, dan sepertinya kakinya akan baik-baik saja."

"Kakinya?" Tanya Wooyoung.

"Ia digigit serigala saat ia mencari persediaan makanan, tepat sebelum kau tidak sadarkan diri. Lalu, gigitan itu terinfeksi, seperti lukamu, dan mereka pikir ia akan kehilangan kakinya. Tapi tubuhnya diberi antibiotik untuk melawan infeksi itu dan ia mulai pulih."

Wooyoung mengangguk pelan lalu menutup matanya, membiarkan obat mengambil alih tubuhnya dan membawanya ke alam mimpi.

"Aku bersyukur ia baik-baik saja." Gumam Wooyoung pelan, sebelum ia jatuh tertidur.

Nichkhun merapikan rambut Wooyoung dari wajahnya dan mendesah. Ia tidak ingin meninggalkan Wooyoung, Junho ataupun Seoun tapi ia hanya punya sedikit pilihan.

Setidaknya Wooyoung sadar sebelum ia pergi, andai saja Junho juga. Nichkhun berjalan keluar ruangan menuju yang lainnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Acgoo1999
Hei~~ Arthur acgoo disini.. Update author yang pertama di 2014 dalam proses nee.. Sabar semua!!

Comments

You must be logged in to comment
Uyounggie
#1
Chapter 14: Lanjuttt... di ff nie. G ada kisah cintax yaa ??
LUCIVER #2
Chapter 14: Lanjutttttttt
LUCIVER #3
Chapter 12: Ditunggu apdatannya ya thorr
soalnya ceritanya kerennn
TikaChan
#4
Chapter 8: Menegangkan, apa yang akan terjadi sama mereka selanjutnya? Nuneo akhirnya tumbang juga
LenkaChakhi
#5
Chapter 7: Aku takut hiks ;-( woo oppa bertahanlah .
LenkaChakhi
#6
Chapter 6: Aku deg degan bcanya ;-(
LenkaChakhi
#7
Chapter 5: Kasian ;-( apakah nuneo trauma ?