Part 9

OH GOD….THIS IS MY HUBBY, IS HE????? YES, HE IS

 

Aku kembaliiiiiii…..peluk reader satu-satu…>.<
Setelah beberapa hari berkutat dengan tugas dan kegiatan yang eeerrrggghhhhh… --‘

Mianhe lama menunggu updatenya…feel nulis tiba-tiba ilang… ide yang kemarin sempat membuncah (lebay..ahihihihi) tiba-tiba hilang ketelan tugas…alhasil harus menggali ide yang sempat terkubur…lumayan dalam sich…hehehehhe

.
Semoga part ini gak ngebosenin…#efek gali ide yang masih berlangsung

.
Happy reading…. n gimme your precious preview…..love u….^^

 

.

.

 

Previous

 

“Baby, bisakah kau telpon junsu dan beritahu dia kalau aku akan sedikit terlambat.” Pinta yunho sambil berteriak dari kamar mandi.

 

“Ne..”Jaejoong membuka matanya, dan mengambil handphone yunho yang berada di nakas, mencari nomor junsu.

 

Mendengar itu, junsu, yoochun, dan changmin menjadi panik…

 

Yoochun melotot.

 

Changmin tak tau harus berbuat apa.

 

Sedangkan Junsu panik mencari handphonnya…”Andweeee…” batin Junsu berteriak

 

.

 

Part 9

.

.

 

Jaejoong POV

 

“Junsu..junsu..junsu..” gumamku sambil melihat contact list di HP suamiku.. aissshhh…suami…. Tiba-tiba pipiku menjadi merah sendiri. Aku telah menikah dengan orang yang aku sayangi. Tiba-tiba aku teringat ‘aktifitas’ yang baru aku ‘selesaikan’ dengan Yunho. Pipiku semakin memerah. Aku menepuk-nepuk pipiku berulangkali, mencoba konsentrasi untuk mencari nomor Junsu.

 

Aku menggeser kebawah contact list yang ada di HP namun hingga akhir tak kunjung aku temukan nama Junsu. aku mengulanginya lagi… dan tetap tidak ada.

 

 

“Aiiisshhhh…. Kok tidak ada??? Aku akan mencarinya lagi.” Gumamku sambil terus mencoba mencari ulang.

 

“Tidak ada… aku sebaiknya menanyakannya pada Yunho saja” putusku setelah mencoba mencari yang ke 3 kalinya.

 

Aku berniat untuk berdiri, tapi entah kenapa tiba-tiba holeku terasa sakit yang teramat sangat.

 

 

“AWWWWWW….AAARRGGGKKKHHHH…” teriakku tak kuat menahan sakit yang tiba-tiba aku rasakan saat berdiri.

 

“WAE BABY…???” teriak Yunho yang terdengar panik dari arah kamar mandi

 

Entah mengapa saat ini aku merasa kakiku tak kuat menahan tubuhku, ‘di bawah’ sana terasa sakit sekali. Kakiku bergetar dengan tangan kanan yang masih memegang HP.

 

Rasanya sebentar lagi aku akan jatuh.

 

Sebelum aku merusak tulang-tulangku, aku berniat untuk duduk kembali.

 

Tapi tiba-tiba kakiku terjerat selimut yang semula aku gunakan untuk menutupi tubuhku.

 

Aku menutup mataku.

 

Aku membayangkan bahwa tubuhku akan terbentur tepi tempat tidur dan mendarat dengan keras di lantai.

 

 

Aku menggenggam erat HP dan selimut yang aku gunakan untuk menutupi tubuhku dengan erat.

 

Aku hanya bisa berteriak…

 

 

“HWAAAAAAAAAAAAAAAAAA…”

 

Aku menutup kedua mataku dengan erat.

.

 

Jaejoong POV END

 

.

 

.

 

.

 

Normal POV

 

Yunho menjadi panik mendengar istrinya berteriak dengan keras. Dengan segera ia menyelesaikan mandinya. Melilitkan handuk di pinggangnya. Dengan tergesa-gesa dan rambut yang masih basah, ia keluar dari kamar mandi.

 

Betapa Yunho sangat terkejut melihat Jaejoong yang disokong dari bawah oleh Yoochun, Junsu, dan Changmin mirip evakuasi para korban bencana alam.

 

Bagaimana bisa mereka bertiga berada di kamarnya?

 

Jaejoong yang menutup matanya dengan erat sambil memegang HP dan selimut yang menutupi tubuhnya seperti hendak jatuh namun ditahan oleh Yoochun, Junsu, dan Changmin dari bawah dengan posisi bertingkat. Yoochun berdiri dengan tangan mengarah keatas memegang bahu Jaejoong, Junsu sedikit jongkok memegang pinggang Jaejoong, dan Changmin yang 100% jongkok memegang kaki Jaejoong.

 

 

Jaejoong yang semula mengira akan jatuh tiba-tiba membuka matanya. Kaget merasakan tangan yang menahan tubuhnya.

 

“Ahhhhhh….untunglah aku tak jadi terjatuh…Gomawo Yunnie…” pikir Jaejoong namun detik berikutnya langsung berubah 180 derajat karena kejanggalan yang ia rasakan.

 

“Kenapa ada banyak tangan yang aku rasakan? Omo….jangan-jangan ada penguntit masuk kamar…” dengan tiba-tiba Jaejoong membuka matanya, ia menjadi sangat kaget ketika ia melihat Yunho yang menatap bengong di depan kamar mandi dengan berbalut handuk.

 

“Lalu tangan siapa ini?” Jaejoong panik dengan tiba-tiba Jaejoong memutar tubuhnya untuk melihat tangan siapa yang menahan tubuhnya itu dan alhasil gerakan yang ditimbulkan Jaejoong membuat ketiga orang yang menahan tubuhnya tadi terjatuh. Jaejoongpun jatuh di atas tubuh ketiganya.

 

 

GUBRRAAAKKKKKKK….KKKKKK

 

 

“AWWWWWWWWW… hidungku..” jerit Yoochun yang hidungnya terbentur kepala Jaejoong (dengan keras tentunya).

 

 

“UUURRRGHHH…per..rruttkkuuu” rintih Junsu yang perutnya tertindih tubuh Jaejoong.

 

 

“HWAAAAAAA… kepala jeniusku..” changmin histeris karena pantat Jaejoong mendarat tepat di kepala yang selama ini di agungkannya itu.

 

 

“KYYYYAAAAAAAAAAA…” jerit Jaejoong dan dengan segera berdiri.

 

 

“AAKKHHHH…OOUUUGGHHHH…SSSHHHH” sakit di holenya tiba-tiba terasa lagi karena gerakannya yang tiba-tiba berdiri. Jaejoong hampir meneteskan air matanya gara-gara sakit yang dirasakannya.

 

 

Yoochun mengelus hidungnya

 

Junsu mengelus perutnya

 

Changmin mengelus kepalanya

 

Jaejoong menatap ketiganya heran

 

Yunho berkacak pinggang dan berjalan menuju ke TKP dengan tatapan yang menyeramkan.

 

Merasa mendapat tatapan yang horor dari Jaejoong dan Yunho, tiga orang yang sedang kesakitan berhenti sejenak dari aktifitasnya mengusap bagian-bagian tubuh mereka yang sakit tadi.

 

Tiga orang tersebut saling menatap.

 

Menepuk jidat mereka dengan tangannya sendiri.

 

“Kenapa harus keluar dari persembunyian? Aiiissshhhhh….” Batin Yoochun merutuki diri sendiri

 

“Ini sama saja bunuh diri..” gumam Changmin pasrah

 

“Tamat riwayatku…” pasrah Junsu.

 

.

 

.

 

.

 

Yoochun, Junsu, dan Changmin duduk berjejer di sofa samping TV, wajah mereka tertunduk, persis pencuri yang kepergok dan sedang diintrogasi warga kampung.

 

Ya memang mereka bertiga kepergok mencuri, MENCURI LIHAT adegan NC Yunjae. Dan mereka sedang menunggu eksekusi di mulai.

 

Jaejoong keluar dari kamar setelah berganti pakaian dengan sedikit menahan sakit, jelas terlihat dari caranya berjalan dan raut muka yang kesakitan. Tak lama Yunho juga keluar kamar. Melihat Jaejoong yang kesakitan, Yunhopun kemudian menggendong Jaejoong ala bridal style dan berjalan menuju para ‘terdakwa’.

 

Yunho meletakkan Jaejoong disampingnya, Jaejoongpun bersandar di bahu Yunho dan Yunho memberikan kecupan di puncak kepala Jaejoong serta mengusap rambut Jaejoong dan memberikan senyuman dengan penuh cinta.

 

Namun wajahnya kembali garang ketika melihat tiga orang yang sedang duduk didepannya.

 

“Siapa yang mau bicara?” tawar Yunho sambil menatap garang ketiga temannya itu.

 

 

Yoochun menendang kaki Junsu yang berada disampingnya, Junsu menendang kaki Changmin, Changmin balik menendang kaki Junsu. “Kau saja..Kau saja…Ehh Kau saja..” bisik ketiganya heboh sendiri.

 

 

“YAAAHHH….” Marah Yunho

 

Melihat Yunho yang berteriak, Jaejoong mengelus tangan Yunho, mencoba meredam emosinya.

 

“Gwenchana baby…mereka memang pantas mendapatkannya..” ucap Yunho sambil mengusap tangan Jaejoong yang sedari tadi mengusap tangannya.

 

 

“Masih belum mau bicara?” lanjut Yunho kembali menatap Yoochun, Junsu, dan Changmin.

 

“Ah itu, anu…kita sebenarnya…anu…” Junsu bingung menjawab apa.

 

Yoochun menggaruk kepalanya yang tak gatal. Changmin menatap kedua temannya. Ia sendiri juga tak tahu harus bicara apa. Ia hanya menghembuskan nafas beratnya dan memberikan tatapan memelas+minta ampun kepada Yunho dan Jaejoong.

 

Melihat tingkah ketiga temannya, Yunho sendiri tak tahu harus bicara apa. Ketiga temannya ini memang benar-benar sedang menguji kesabarannya. ‘Bagaimana bisa mereka bertiga di kamar mereka? Darimana mereka datang secepat itu? Apa yang mereka lakukan di kamar mereka?’ banyak pertanyaan di benak Yunho.

 

 

“Jadi tak ada yang mau bicara?” tanya Yunho

 

“Ah… mianhe hyung..” ucap changmin kemudian yang disusul dengan Yoochun dan Junsu yang mengatakan hal yang sama.

 

 

.

 

Yunho POV

 

.

 

“Sebenarnya sejak kapan kalian dikamarku?” tanyaku penasaran

 

 

“mmm…itu…anu…” ucap Yoochun sambil menggigit bibirnya dan melihat ke arah Changmin.

 

“Sejak kemarin malam hyung..” Ucap Changmin memberanikan diri. Dia pasrah kalaupun halilintar dan badai akan menyapanya setelah pengakuan ini.

 

 

“MWO?” aku dan Jaejoong berteriak kaget bersamaan.

 

 

‘sejak kemarin? Berarti mereka menyaksikan semuanya? Aku dan Jaejoong yang sedang……??? Mereka melihatnya??? Hyaaaaaa…’ batinku membuatku serasa ingin meledak.

 

 

“Jadi kau melihat semuanya?” tanyaku dengan berusaha meredam emosi

 

 

Mereka bertiga mengangguk.

 

 

“Omo…omo…kepalaku..” aku memegangi kepalaku

 

 

“Yunnie….” Ucap Jaejoong sambil memijit kepalaku.

 

 

“Kalian sudah keterlaluan, bisa-bisanya kalian berbuat seperti itu? Aku tahu kita berteman akrab, tapi bisakah kalian memberi kami privasi? Apa kalian tidak malu?” cecarku masih sambil memijit kepalaku. Pusing sekali rasanya.

 

 

“Ne…Yunhoya…mianhe…ini semua gara-gara ide Yoochun dan Changmin..” ujar Junsu yang sukses membuat Changmin dan Yoochun melotot ke arah Junsu.

 

 

“Kkk..Kkaaauu… kau kan juga menyetujuinya..” ucap Yoochun membela diri

 

“Tapi kan tidak sampai ide masuk kamar juga. Kalau bukan changmin yang memulainya….aiisshhh” ucap Junsu sambil menggaruk kepalanya

 

 

“Yah…kenapa malah menyalahkanku? Bukannya kau sendiri juga ingin melihat mereka melakukannya? Aku masih ingat kemarin malam kau merajuk untuk melihat adegan yang HOT itu? Kenapa sekarang malah menyalahkanku? Kau kan juga menikmati adegan live itu, sampai-sampai jantungmu berdegup seperti orang yang habis marathon dan pipimu sudah seperti kepiting rebus.” Protes changmin yang malah membongkar kedok mereka.

 

 

“Kalian…Omo…Yunnie…mereka…” ucap Jaejoong terkejut mendengar ucapan Changmin yang lumayan detail itu.

 

“Sebenarnya kalian bersembunyi dimana tadi malam?” ucapku semakin penasaran

 

“Dibalik sofa..” ucap yoochun mengaku.

 

 

“Aigooo…kalian ini..apa yang sebenarnya kalian pikirkan. Apa kalian kurang kerjaan? Apa kalian iri? Ingin melakukannya juga? Makannya cepatlah menikah…” ucapku akhirnya.

 

Sebenarnya tak tega juga memarahi mereka bertiga, apalagi mereka bertiga sudah menyelamatkan My Joongie tadi. Tapi apa benar mereka melihat dan mendengar semuanya? Sikap mereka membuatku benar-benar tak habis fikir. Ada saja ide aneh dikepala mereka ini. Lihat saja, aku akan mengerjai mereka..

 

“Lalu…” ucapku sambil menyandarkan tubuhku di sandaran sofa.

 

 

“Hmmm..??” ucap ketiga temanku itu sambil menatapku penuh tanya.

 

 

“Bagaimana menurut kalian adegan yang kau lihat sampai tadi pagi? Pasti kalian melihatnya sampai akhir kan?” tanyaku usil yang sukses membuat mereka bertiga melotot kaget dan tak percaya.

 

“Yunnie…” protes istriku sambil mencubit manja dadaku, wajahnya memerah, ia menggemaskan sekali.

 

“Biarkan baby…aku akan memaafkan mereka jika mereka menceritakan pengalaman berharga mereka. Mereka baru saja mendapatkan pengalaman yang paling berkesan sepanjang umur mereka. Mereka pasti tak akan keberatan jika harus menceritakan pengalamannya itu. Ya Kan??” Ucapku sambil tersenyum jail, senyum penuh kemenangan ke arah Yoochun, Junsu, dan Changmin.

 

 

Namun, aku melihat ketiga temanku itu langsung memasang muka BT.

 

“YAH…apa yang kalian maksudkan dengan memasang muka BT seperti itu? Jangan bilang kalau kalian tidak meyukainya? Aku akan menghabisi kalian semua kalau sampai berani mengatakannya.” Ancamku

 

Bagaimana bisa mereka memasang wajah BT itu? Semalam hingga tadi pagi adalah pengalaman yang paling mengesankan dalam hidupku, dan aku yakin Jaejoongpun juga setuju dengan hal itu. Aku memberikan service yang paling memuaskan. Berani-beraninya mereka malah memasang wajah BT seperti itu.

 

“Sebenarnya…” Junsu mulai berbicara setelah menghembuskan nafas beratnya.

 

 

“Sebenarnya?” pancingku

 

 

“Sebenarnya kalian sangat mengesankan…” lanjut Junsu sambil memberikan senyumnya, senyum yang sedikit di paksa. Entah apa yang ada di benaknya.

 

 

“Lalu?” tanyaku penasaran

 

 

“Kalian juga sangat HOT..” lanjut Yoochun

 

 

“Tapi kenapa wajah kalian seperti mabuk laut gitu?” tanyaku

 

 

“Ketahuilah hyung…..aaiiiissshhhh….kau tahu….kami over dosis.” Ucap Changmin membuatku kaget

 

 

“Mwo? Apa maksud kalian?”

 

 

“Kau tahu hyung, awalnya kami sangat antusias.. aku akui kalian adalah pasangan paling HOT yang pernah aku lihat, melebihi artis-artis berpengalaman di film-film gay yang pernah aku tonton.” Pengakuan changmin membuat keempat orang speechless.

 

“Dan aku yakin Yoochun dan Junsu juga akan menyetujuinya, terbukti dengan Junsu yang sudah seperti anak bebek kehilangan induknya. Jantungnya tak berhenti berdetak dengan kencang, wajahnya memerah menahan gejolak jiwanya yang memanas akibat melihat adegan kalian. Terlebih Yoochun yang sampai kebingungan gara-gara……. kau tahu… ‘another Yoochun’ bereaksi dan enggan untuk tenang. Semalaman… aku tahu itu pasti sakit sekali. Tapi….” Changmin menghentikan penjelasannya.

 

 

“Tapi apa?” aku semakin penasaran.

 

“Huuuuffffhhhhhh…..” changmin menhembuskan nafasnya dengan berat

 

 

“Heh cepat lanjutkan..Tapi apa…??” desakku

 

“Tapi…. Tapi karena kalian melakukannya tanpa henti, membuat kami semakin tersiksa. Kami yang berusaha menahan hasrat masing-masing menjadi kebingungan dan malah over dosis. Sensasi kalian benar-benar tak mampu kami hadapi hyung. Kau sukses membuatmu menjadi patokanku untuk menjadi cowok yang menawan hyung.”

 

 

“Maksudmu?” aku bingung dengan ucapan changmin, aku dijadikannya patokan cowok yang menawan. Apa maksudnya?

 

 

“Ya…menurutku cowok yang menawan haruslah sepertimu hyung.. Mampu membuat pasangan merasakan kePUASan. Kau memang hebat hyung, hingga mampu membuat Jaejoong hyung mendesah nikmat. Kau membuatku iri hyung.” Pengakuan changmin yang jelas membuatku serasa melayang. Namun aku harus menyembunyikan perasaanku ini, aku tidak mau mereka mengetahui kalau aku suka di puji. Apalagi kalau dipuji mengenai kemampuanku yang satu ini. Aku melihat ke arah Jaejoong yang semakin memerah pipinya membuatnya semakin menggemaskan. Andai saja tidak ada ketiga perusak didepan ini, pasti sudah aku serang daritadi.

 

Yunho POV END

 

.

 

.

 

Normal POV

 

“Yah..yah…apa yang kau bicarakan..” ucap Jaejoong yang tak kuat menahan malu

 

Yoochun yang sepertinya mengetahui peluang untuk meringankan ‘hukuman mereka’ langsung mengikuti jejak changmin memuji yunho.

 

“Tapi semua yang dikatakan Changmin itu benar hyung. Yunho hyung memang keren. Aku saja sebagai cowok iri kepadanya. Sikap lembutnya, pengertiannya, keromantisannya…pokoknya semuanya deh…aku rasa semua cowok juga iri kepadanya. Kau juga pasti mengakuinya kan Jaejoong hyung? Kau tidak bisa membohongi kami…desahanmu kemarin membuktikan semuanya.” Yoochun mulai melancarkan aksinya

 

 

Junsu yang tak mau kalah, juga ikut ambil bagian.. “Aku tak menyangka jika Yunho mempunyai tenaga super. Setelah aktifitas seharian yang menguras tenaga, ia juga masih bisa memberikanmu kepuasan seperti itu. Hingga pagi nonstop.. keren banget kan.. aku berharap bisa dapat pasangan seperti dia..dia benar-benar mengesankan”

 

 

“Hei..hei…hei…dia milikku Junsuya..” protes Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya

 

 

“Aku tahu…aku akan mencari Jung Yunho KW 2 atau KW 3 atau juga KW 4 tak masalah bagiku.” Imbuh Junsu

 

 

BLUSSSHHH…

 

Jaejoong semakin tak bisa menutupi malu.

 

 

“Yah..kalian..berhenti mencoba merayuku seperti itu. Apa kau kira aku tidak tahu kalau kalian mencoba merayuku, supaya tak mendapat hukuman dariku?” ucap yunho yang sebenarnya menutupi rasa sukanya. Yups. Dia suka di puji ketiga temannya tadi.

 

“Ahhh… ayolah hyung…kami tidak sedang merayumu… kami mengucapkan fakta disini..” jawab Changmin mencoba meyakinkan Yunho.

 

“Apa masih kurang bukti kalau kau memang hebat. Kau sukses membuat diriku yang ‘di bawah’ ini menegang hingga tadi pagi. kau tahu, ini sakit sekali… bukan hanya istrimu yang bereaksi dengan sikap dan perlakuanmu, tapi kami semua hyung…” tambah Yoochun.

 

 

“Iya Yunhoya…kau memang benar-benar hebat.” Sahut Junsu

 

“Yunnie…sudahlah…” ucap Jaejoong yang sudah tak kuat mendengar komentar dari ketiga temannya. Ia merasa sangat malu. Membuatnya mengingat pengalaman yang mengesankan baginya. Pengalaman yang seharusnya hanya menjadi privasi dirinya dan Yunho.

 

“Baiklah…karena kalian juga telah menyelamatkan Jaejoong, setidaknya aku akan mengurangi hukuman kalian.” Perkataan Yunho yang seperti angin segar bagi Yoochun, Junsu, dan Changmin.

 

“Oke..baiklah…katakan apa hukuman buat kami?” ucap ketiganya sambil tersenyum bahagia. Namun senyum itu segera layu ketika mendengar ucapan Yunho.

 

 

“Kalian harus mau aku suruh, apapun itu selama 2 minggu di Paris ini.”

 

 

“MWO??? ANDWEEEEEEE…” teriak ketiganya frustasi

 

Melihat ketiga temannya frustasi, Yunho tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan Jaejoong hanya membenamkan kepalanya di dada Yunho.

 

 

“Junsuya, ayo berangkat..kita sudah terlambat 15 menit.” Ucap Yunho sambil melihat jam tangannya.

 

“Neee….” Ucap Junsu lemas.

 

“Baby, aku berangkat dulu..” pamit Yunho sambil mencium sekilas bibir Jaejoong.

 

 

Jaejoong mengangguk dan memberikan senyuman kepada Yunho.

 

“Apa masih sakit?” tanya Yunho

 

 

“Ne…sakit sekali…” gumam Jaejoong manja

 

 

“Istirahatlah…aku akan pulang secepatnya..kau mau aku gendong ke kamar?” tawar Yunho dan mendapat anggukan dari Jaejoong.

 

“Tapi aku mau di cium dulu..” kebiasaan Yunho yang tak berubah.

 

Jaejoong kemudian mencium sekilas bibir Yunho

 

“Lagi.” Ucap Yunho manja

 

 

“Uhuk..uhuk…ehem…” Yoochun, Junsu, dan Changmin mencoba memperingatkan dua sejoli itu bahwa mereka masih eksis disana.

 

Namun nyali mereka menciut ketika mendapat deathglare dari Yunho.

 

“Ah, hyung…aku mau kembali ke kamar.” Ucap Changmin coba nge-les

 

“Aku ikut bersamamu changmina..” kata Yoochun yang mengikuti Changmin dari belakang.

 

“Ahh..emmm… aku mau cuci muka dulu..” Ucap Junsu salah tingkah

 

Ketiga ‘terdakwa’ akhirnya keluar dari kamar. Yunho hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah ketiga temannya itu. Kemudian dia menggendong Jaejoong ke dalam kamar. Meletakkannya diatas tempat tidur dengan sangat hati-hati.

 


“Aku berangkat ne…istirahatlah…” ucap Yunho sambil mengecup kening Jaejoong.

 

“Hati-hati Yunnie…dan ingat…jangan nakal…”

 

“Ne…baby…” yunho tersenyum melihat sikap istrinya lalu mengusap lembut rambut istrinya itu.

 

Yunho kemudian menyelimuti Jaejoong. Jaejoong menutup kedua matanya, ia merasa sangat lelah sekali. tak lama kemudian Yunho berangkat.

 

 

.

 

 

.

 

 

Langitpun mulai gelap. Jaejoong melihat sekeliling kamarnya yang juga mulai gelap. Ya…ia tidur hingga malam menjelang. Ia berusaha bangun, sedikit tertatih memang…tapi ia harus berusaha, tak ada Yunho yang menggendongnya. Ia berusaha menuju kamar mandi.

 

.

 

Jaejoong POV

 

.

“Aiisshhh kenapa masih sakit sekali.” gumamku.

 

 

Aku merasakan sakit, meski tidak sesakit tadi pagi tapi aku masih merasakan sakit yang lumayan membuatku meringis.

 

Aku merendam tubuhku di bathtub, merasakan nikmatnya air hangat yang merilekskan tubuhku. Badanku serasa sangat lelah, meski sudah istirahat seharian. Ini semua pasti gara-gara terlalu bersemangat kemarin. Aku menjadi tersenyum sendiri jika harus mengingat semua itu, apalagi ditambah dengan insiden YooSuMin tadi pagi. Aku tak habis fikir, ada saja ulah yang mereka lakukan.

 

 

Aku menjadi tersipu sendiri mengingat ucapan dan pujian yang diberikan Yoochun, Junsu, dan Changmin.

 

Aku akui Yunho memang hebat. Aku sangat beruntung menjadi istrinya. Sikap lembutnya membuatku sangat senang. Sentuhan lembutnya membuatku tergila-gila kepadanya. Aku semakin menyayanginya.

 

“Oh God..thank you so much…” ucapku dengan setulus hati

 

Aku melihat cincin yang telah terpasang dengan pas di jari manisku. Aku jadi teringat, hari dimana aku dan Yunho memilih cincin ini, setelah insiden Junsu yang hendak membuat museum Donald dan Daisy Duck waktu itu.

 

.

 

FLASHBACK

 

Yunho menuju penjaga toko, dan membisikkan sesuatu. Aku menatapnya heran. Tak lama kemudian aku melihat penjaga itu mengangguk ke arah Yunho kemudian berjalan menuju ke arah pintu masuk, mengubah tulisan yang terpampang disana dari OPEN menjadi CLOSE, penjaga itu juga menutup korden toko. Aku tahu sekarang, Yunho menginginkan privasi.

 

Junsu duduk di sofa dengan memainkan boneka ukuran kecil yang baru ia beli.

 

“kemarilah baby..” ucap Yunho kemudian menggandengku menuju etalase yang berisikan cincin-cincin khusus dengan permata pilihan.

 

Mataku serasa tak ikhlas untuk berkedip. Jejeran cincin yang begitu indah terpampang nyata di depan mataku sekarang. Aku terpaku hingga aku rasakan tangan Yunho melingkar di pinggangku. Iapun sedikit membungkuk, mensejajarkan bibirnya di telingaku, berniat untuk membisikkan sesuatu.

 

“Kenapa diam saja? Kau tak suka? Kita bisa memesannya jika kau mau..”

 

 

Aku menatapnya, sedikit malu karena penjaga toko itu dari tadi memperhatikan kami. Terlebih dengan sikap Yunho seperti sekarang ini.

 

Yunho sepertinya mengetahui apa yang sedang aku pikirkan.

 

 

“Tenang saja, semua penjaga disini dapat dipercaya, mereka tidak akan bergosip jika mereka masih menyayangi pekerjaan mereka.” Bisik Yunho disertai dengan senyuman.

 

 

Aku mengangguk. Lalu aku melanjutkan untuk memilih-milih cincin.

 

 

“Emm. Yunnn.” Ucapku setelah sekitar 15 menit melihat-lihat koleksi cincin yang ada di toko.

 

“Wae baby…” jawab Yunho

 

“Aku sebenarnya ingin seperti ini, tapi aku suka permata hitam yang ada di cincin itu, juga nantinya aku mau ada tambahan sedikit sebagai detail cincinnya.” Ucapku menjelaskan

 

 

“As your wish baby… kita akan memesan yang seperti itu. Cincin seperti itu hanya akan ada satu pasang di dunia.” Ucap Yunho

 

 

“Aiisshhh kau ini…” ucapku manja

 

 

“Ini benar Jae, pegawai akan membuatkannya khusus untuk kita. Hanya untuk kita. Tidak ada pasangan lain yang bisa memilikinya. ini akan menjadi edisi spesial. Seperti dirimu, yang menjadi orang spesial dihatiku. Tak ada orang lain yang bisa memilikimu selain diriku Jae, kau hanya untukku.” Ucap Yunho yang sontak membuatku tersipu malu.

 

 

“Kau semakin pintar menggombal Yun…”

 

 

“Kau suka kan?” godanya

 

 

“Yah…berhenti menggodaku..” pipiku sudah sangat merah

 

“Cium aku dulu…” pintanya

 

 

“Hei…” protesku, dia selalu meminta cium untuk segala tindakan yang dia buat.

 

“Ayolah baby…” rengeknya

 

 

“Kau tak malu dilihat Junsu dan pegawaimu Yun? Kau ini…” ucapku malu

 

 

“Mereka tidak akan protes…” ucapnya masih teguh pendirian

 

“Mmm…apa kalian ingin sedikit privasi?” tanya pegawai yang terlihat malu.

 

 

“Ahh..anniya…abaikan saja dia…” ucapku mencegah pegawai itu yang hendak pergi.

 

 

“Baby…” rengek Yunho

 

 

“aiiissshhhh…” gerutuku

 

 


“ayolah…” rengeknya

 

 

Akhirnya aku memberikan ciuman singkat dibibirnya, namun tiba-tiba ia memegang pinggangku dan memperdalam ciuman. Aku panik, mengingat Junsu dan beberapa pegawai masih ada di sana. Aku mencoba melepaskan ciuman.

 

“hhaaa…Yunn…kau ini…” protesku setelah berhasil lepas dari ciuman Yunho.

 

“Mianhe baby…aku tak kuasa menahannya…kau begitu menawan…” ucapnya sambil mengulas senyumnya.

 

Aku mempoutkan bibirku.

 

“Baby..jangan menggodaku..” keluhnya

 

 

“Wae? Aku tidak sedang menggodamu Yun..” ucapku

 

“Kalau begitu berhentilah mempoutkan bibirmu seperti itu baby…kau membuatku tersiksa…”

 

 

Mendengar penjelasannya aku hanya bisa tersenyum, “Dasar ert” ucapku. Akupun menuju ke salah satu pegawai, menjelaskan detail cincin yang aku inginkan dan tentunya didampingi dengan Yunho yang tangannya dengan setia bergelayut di pinggangku. Aku yakin, semua pegawai disini pasti sedang ngiler untuk menggantikan diriku.

 

Setelah aku selesai menjelaskan, kemudian pegawai itu membawa ke belakang catatan yang ia catat selama mendengarkan penjelasanku tadi beserta sketsa cincin yang ia gambar. Cincin pesananku segaja di gambar terlebih dahulu agar nantinya hasilnya tidak mengecawakan, mengingat aku menginginkan model cincin yang sedikit rumit.

 

Ketika pegawai sudah kembali ke depan, yunho memanggilnya dan membisikkannya sesuatu. Setelah itu, pegawai itu tersipu malu.

 

 

“apa yang dibisikkannya kepada pegawai itu? Dia menggoda gadis didepan mataku?” aku menatapnya curiga

 

 

Aku kemudian mendekatinya, menggandeng tangannya.. “Yunnie..”

 

Kemudian Yunho memandangku, “Jangan cemburu dulu, aku hanya ingin menambahkan sesuatu di cincin itu.”

 

“Apa?”

 

“Kau akan melihatnya saat cincin itu jadi.” Ucap Yunho sambil memberikan kecupan singkat di keningku.

 

 

FLASHBACK END

..

 

..

 

“Sesuatu??” gumamku ketika teringat ucapan Yunho saat itu.

 

Aku mengamati cincinku, “tidak ada yang berbeda, bentuk cincinnya sesuai yang aku inginkan waktu itu. Lalu apa yang ditambahkan Yunho pada cincin ini?”

 

Aku membolak balikkan tanganku, mencoba mengamati dengan teliti cincin yang telah aku kenakan sejak kemarin malam ini. tapi hasilnya tetap saja nihil.

 

Aku mencoba melepaskan cincin itu, lalu aku melihat ada pahatan didalamnya. Aku mencoba mengeja kata apa yang ada di dalam cincin.

 

“Ju..Jung…Jae..Joong… JUNG JAEJOONG?” gumamku sedikit kaget

 

 

“Aiishhh.. Yunnie… kau ini… aku jadi penasaran apa tulisan yang ada di dalam cincinmu.” Ucapku sambil tersenyum.

 

 

Aku kemudian melanjutkan mandiku.

 

.

 

.

 

.

 

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Perutku merasakan lapar.

 

“Kapan Yunnie akan pulang ya?” tanyaku kepada diriku sendiri

 

“Ah…aku menelpon changmin dan yoochun saja..”

 

Kemudian aku meraih HP yang ada di nakas dekat tempat tidurku.

 

Suara setinggi 5 oktav langsung menyambutku begitu bunyi tut pertama terdengar.

 

“Hyung..”

 

“Aiiisshh pelankan suaramu..” gerutuku sambil mengusap teligaku

 

 

“ahehhehehe…wae hyung?” tanyanya

 

 

“Changmina, kau sudah makan?”

 

 

“Baru saja selesai. Aku makan dengan Yoochun. Kau sudah makan?”

 

“Belum…aku lapar Changmina…” rengekku

 

“Yah hyung, cepatlah makan… pesan layanan kamar saja.” Saran Changmin.

 

“Tidak mau…aku menunggu Yunho saja..”

 

“Heh, kau bisa kelaparan hyung… kau pasti belum makan dari tadi pagi..”

 

Aku hanya menganggukkan kepalaku.

 

 

“Tuh kan…atau kau mau aku membawakan sesuatu?” kata changmin seolah tahu aku menganggukkan kepala tadi.

 

“Aku ingin jus strawberry. Kau bisa bawakan kepadaku sekarang?” tanyaku

 

“Ne.. hanya itu? Apa ada lagi?”

 

“Anni…itu saja…eh, bawa Yoochun sekalian… dikamar sepi sekali. temanilah aku Changmina…”

 

“Ne…arrasso… sebentar lagi semua pesanan Mrs. Jung akan datang” goda Changmin

 

“Yah Kau…” teriakku

 

Aku mendengar tawa Changmin. Dia selalu menjengkelkan. Tak lelah menggodaku.

.

Tak lama kemudian aku mendengar pintu kamar diketuk. Aku membukanya, terlihat Changmin membawa Segelas Jus Strawberry dan Yoochun yang membawa beberapa kue ringan.

 

Aku tersenyum ke arah mereka, mereka kemudian masuk dan duduk di sofa dekat TV. Sofa yang tadi pagi menjadi tempat eksekusi mereka.

 

“Cepatlah diminum, aku sudah membawakan jus kesukaanmu hyung.” Ucap changmin.

 

Aku kemudian mengambil gelas yang berisikan jus itu. Meminumnya sedikit.

 

 

“Kapan Yunho hyung pulang?” tanya yoochun sambil memencet tombol ON pada remote TV

 

“Molla..”

 

“Kau belum menelponnya?” tanya changmin sambil makan cemilan yang dibawa Yoochun tadi.

 

 

“Aku akan menelponnya sekarang.” Ucapku kemudian men-dial nomer Yunho

 

 

Setelah menunggu beberapa lama, “Tak diangkat..” ucapku sambil mempoutkan bibirku

 

 

“Mungkin dia masih syuting hyung..” hibur yoochun

 

“coba sekali lagi.” Saran Changmin

 

Tuuutttt…..Tuuuutttttt…..Tuuuttttt…

 

Klik

 

Terangkat

 

Belum sampai aku berbicara, suara di seberang sudah terdengar.

 

 

“Yoboseyo..”

 

‘Eh…suara wanita?’ aku heran, memandang kembali layar ponselku untuk memastikan kembali aku tidak salah pencet.

 

Melihat sikapku, Yoochun dan Changmin heran.

 

“Wae Hyung?” tanya Yoochun

 

 

“Suara wanita?” gumamku, Yoochun dan Changmin langsung saling memandang

 

 

“Yah..Yoboseyo…” ucap wanita di telpon itu sedikit kesal karena tidak mendapat tanggapan dari si penelpon

 

“Yoo.Yoobseyo…” sahut Jaejoong akhirnya

 

 

“Kau siapa?” tanya wanita itu

 

“Kau yang siapa? Bukankah ini telpon Yunho?” tanyaku sedikit geram, bagaimana bisa HP Yunho dipegang wanita ini. siapa dia?

 

“Yunho sedang di kamar mandi? Tadi dia menitipkan HP-nya padaku.”

 

Hening..

 

“Kau mau menitipkan pesan?”

 

“Junsu kemana?” ucapku tak menjawab pertanyaannya

 

“Junsu sedang dipanggil produser. Kau sebenarnya siapa sich? Kenapa di HP Yunho tertulis My Joongie baby..” tanya wanita itu sedikit kesal

 

“Begitukah?” tanyaku kaget, senyuman terulas dibibirku. Aku tak menyangka Yunho menyimpan nomorku dengan nama seperti itu.

 

“Bukankah Yunho tidak mempunyai kekasih?”

 

“Memang..” jawabku cepat, ‘dia tidak memiliki kekasih, tapi memiliki istri’. Gumamku dalam hati

 

 

“Kau sendiri siapa? Kenapa Yunho menitipkan HPnya kepadamu, bukan kepada manajernya?” tanyaku curiga

 

 

“Aku kekasihnya..memangnya kenapa menitipkan HP pada kekasihnya sendiri..” ucap wanita itu dengan PD

 

 

DEG

 

Tut…tutt..tut..tut..tut…

 

.

 

.

 

__________________^^__________________________^^____________________

 

Bagaimana-bagaimana?

Mianhe telat update…T_T

Kemungkinan besok akan update lagi…menebus kesalahan telat update…hehehhehe

Mumpung ini juga agak senggang waktunya, jadi aku usahain part selanjutnya segera bisa di post…^^

Jangan lupa commentya ditunggu…^_^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Filialim #1
Chapter 1: Baru selesai baca fall-fell-fallen en keasikan sendiri. Gak sabar mau mulai baca yg ini. Your way of writing enak dibaca - nyantai banget. Gak sabar mau mulai baca lagi .... Thanks.
NayaYJS
#2
Chapter 15: Annyeong~ keis imnida #bow,, ma'aaaaap bnget,, ak bru komennya sekarang,, abieznya keasyikkan baca sih,, ㅋㅋㅋㅋㅋ ak sukaaaa bnget ama ceritanya,, ringan tp gk ngebosenin,, apa lagi adegan lopei~dopei si umpa bikin ak senyam~senyum gejeh sendirian,, hihihihi pokoknya cuwoouw cuwwiit buwanget dech epep maxy yg ini,, hehehh,,
Keep writing ne,, Maxy,, hwaitting,,!!!
Ak lanjut k ff lainnya dlu y,, ^^
bluvyunjae #3
Chapter 15: dah berkali2 baca...tp ga ngebosenin ^_^
BabyBlueCherry #4
Chapter 15: ahh~ lucu banget~
sweet banget~
hot banget~
romantis banget~
hehehee... aku suka!
thanks for share this Maxy! ^^
autumn_desire
#5
Chapter 15: Cuma mau kasih masukan aja.
Itupun kalau diterima ya. Kalau boleh bahasa penulisannya
jangan dicampur korea english,
soalnya jd agak rancu bacanya.
JoeGQ2min #6
Chapter 15: maaxxxyyyyyyy~!!!!!!
aq tunggu dari abis idul fitri juga~!!! >:(

cie, cie, ciieeeee~~!!
maxy kangen banget y sama aq? *berasa cakep*
sampe ngingetin aq gitu kalo udah update~!*susah suit~! gambreng ajj nyookk~!*

update'a yaahhh~, lumayan lah *dilempar batu*
bo'ong ding~!
aq suka qo sama epilog'a maxy~!
isinya , , ~! (gatel ih di gigit ~! itu semut~!) *gaje*
padahal di masjid lagi takbiran =.="

yahh~!!
emma ama babeh kaga kenal ama tempat kali ya buat ? o.O
inget beh~! di kantor itu~ di kantor! ck, ck, ck!
ada video'a kaga?? *mupeng*

aq juga kangen sama maxy~! *hug maxy (again)*
kayak aq bilang sebelom'a, maxy aq lgi lumayan sibuk nie.. (sok sibuk)
jadi maap sampe harus di ingetin bwad baca update-an'a maxy, coz aq baru pegang lappy aq skarang~! >,<
mickeycute #7
Chapter 1: please translate this in english author ssi (pout)

ill also want to read this (sobs, hik-hik)
myjaejoongie89
#8
Chapter 15: waaw...very couple...hahahaha
that's really great story author-shii... gomaoyoo... n really amazing ...hehehe
see u in your next story...fightiiing...^^
akiramia #9
Chapter 15: Akhirnya kembali ...met kembali max kangen...ehm q tadi kelabakan mencari sim NC q. Yang ketinggalan karna di pinjem teman q...dan hwayoo cangat H.O.T.dan poor si bebek. Di cuekin makasih fic nya gaya humor mu sangat kuar biasa dan cocok dengan selera q.thanks. deep bow ..ampe jumpa di crita baru. Thanks and miaan