Strong girl

Fate

 

Moment langka dalam keluarga Choi, semua anggota keluarga berkumpul di meja makan, termasuk si bungsu Yeseo yang baru saja mendarat kemarin malam. Liburan musim panas datang, Yeseo atas perintah orang tuanya pulang ke Korea dan akan menghabiskan liburan musim panasnya di sini.

Tidak seperti keluarga-keluarga lain pada umumnya, suasana makan malam keluarga ini terasa canggung. Hanya bunyi sendok dan garpu saja yang terdengar, memang sejak dulu Mr.Choi membuat aturan untuk tidak berbicara saat makan, ketika selesai makan baru mereka boleh bicara, hal yang mereka bicarakan pun tidak jauh dari masalah pekerjaan atau akademik mereka.

“Ehm..” Mr Choi meletakan sendok dan garpunya, menandakan dia sudah selesai makan.

“Tiffany….” Panggil Mr Choi, yah seperti sudah menjadi tradisi, Mr.Choi akan menanyakan kabar putrinya satu persatu dimulai dari yang paling tua.

“Ya Appa..” Jawab Tiffany dengan nada hormat.

“Apakah persiapan pembukaan store-store baru berjalan dengan baik?” Tanya Mr Choi

“Ya Appa, jika tidak ada kendala, kita akan lakukan peresmian untuk seluruh store baru di bulan depan.” Jelas Tiffany.

“Good Job, I know I can trust you. Umm,, Tiffany, Kemarin Appa bertemu dengan ayahnya Siwon, dia mengundang kita untuk makan malam akhir minggu ini, kosongkan jadwalmu, dan pilihlah pakaian yang paling bagus” Seperti biasa, Mr.Choi tanpa menanyakan pendapat Tiffany langsung memutuskan begitu saja. Yujin mencoba membaca ekspresi kakak tertuanya itu, namun Tiffany memasang muka datar, tanpa ekspresi, sulit untuk Yujin membaca apa yang ada di pikiran kakaknya sekarang.

“Baik Appa” jawab Tiffany singkat.

“Sunmi…” Giliran kakak kedua Yujin.

“Ya Appa” Jawab Sunmi

“Aku pikir kamu harus mengganti beberapa orang tim mu di Milan, beberapa diantara mereka tidak becus bekerja, pecat saja mereka” instruski Mr. Choi

“Appa, bolehkah aku mengevaluasi mereka satu bulan lagi? aku janji, jika tidak ada kemajuan, aku sendiri yang akan memberhentikan mereka” tegas sunmi

“2 minggu, jika dalam 2 minggu mereka tidak ada kemajuan, pecat!” Ucap Mr Choi, final.

“Baik Appa” Jawab Sunmi, kali ini Yujin bisa membaca yang dipikirkan kakak keduanya itu, kakaknya Nampak kesal dan berusaha menahan.

“ahh kemarin appa bertemu dengan Junho, pacarmu itu sungguh luar biasa, awas kamu jangan macam-macam yah, jangan sampai kehilangan lelaki seperti junho” Yujin kembali melihat ekspresi Sunmi, terlihat kakaknya itu sedikit mengepalkan tangannya, seperti menahan emosinya. Yujin mengerti perasaan kakaknya itu, Appa nya seperti lebih menyayangi pacarnya dibandingkan putrinya sendiri. Untungnya Sunmi Eonnie juga amat mencintai Junho Appa, hanya saja memang sikap ayahnya kadang terlalu over protective terhadap hubungan yang seharusnya urusan mereka berdua saja.

“Yujin…” here we are, pikir Yujin.

“Appa tidak ada komentar mengenai akademikmu, rektor kampus mu sudah langsung melaporkan nilai-nilaimu, Good Job,pertahankan, jangan sampai ada satupun nilai yang turun.” Ucap Mr. Choi sambil menatap mata Yujin.

“Baik appa”

“Appa dengar kamu baru saja menolak Taejo, Appa senang, walaupun orang tuanya kaya raya tapi masih jauh dengan kita, apa yang akan dikatakan kolegaku jika putriku berpacaran dengan anak yang levelnya jauh di bawah kita. Sabar saja,kalau sudah waktunya, ayah akan pilihkan lelaki terbaik untuk putri ayah yang berharga ini” ucap Appanya berbangga.

Yujin berdoa dalam hatinya bahwa waktu itu tidak akan pernah datang. Yujin masih berharap dia bisa menikah dengan orang yang memang ia cintai. Tiba-tiba wajah Xiaoting melintas dibenaknya. ‘Astaga Yujin,apa yang kamu pikirkan, ingat mantra itu Appa, Eomma, Xiaorina…Appa,Eomma,Xiaorina..’ lagi-lagi Yujin terhanyut dalam lamunannya.

“Appa…” lamunannya terhenti oleh suara adiknya, Yeseo. Yujin sontak kaget, tidak biasanya mereka memanggil Appanya terlebih dahulu sebelum Appanya yang memanggil mereka, terlebih Yeseo yang terkenal paling penurut diantara mereka.

“Kenapa nak?” untunglah, mood Appa mereka tersebut sedang bagus.

“Aku tidak mau kembali ke London” Ujar Yeseo yang jelas mengagetkan semua orang yang ada di meja makan.

“Apa Maksudmu Yeseo?” Kini Eomma mereka ikut bersuara.

“Apakah uang sakumu tak cukup? Apakah apartemenmu kurang luas? Beritahu eomma!” Mrs. Choi tampak emosi dengan permintaan putri bungsunya itu.

“Bukan itu eomma, tapi aku sungguh tak sanggup dengan kehidupan di sana, aku seperti tak diterima di sana, teman-temanku membully ku!”  Jelas Yeseo yang sudah tak sanggup menahan tangisnya. Yujin sungguh terkejut dengan pengakuan adiknya itu. Mengapa Yeseo tak pernah bercerita kepadanya. Atau Yujin yang kurang peka selama ini, Yujin merasa sedih sekali, sebagai kakak yang paling dekat dengan Yeseo dia merasa gagal. Tak sadar air mata Yujin pun turun.

“Omong kosong!” tiba-tiba suara lantang Appa mereka menggema.

“Yeseo, itu artinya kamu belum berusaha maksimal! Kamu harus berusaha lagi dan terus berusaha untuk diterima. Aku tidak mau mendengar omong kosong seperti itu lagi. Tiffany, Sunmi, Yujin tolong nasihati adik kalian.Appa tidak mau tahu, setelah libur musim panas, Yeseo harus kembali ke sekolahnya di London” Mr.Choi berdiri dari kursinya “Yeobo, ayo, kita harus segera pergi ke bandara, banyak hal yang lebih penting daripada mengurusi anak cengeng satu ini”.

Suasana pun menjadi hening setelah orang tua mereka pergi. Hanya terdengar suara isakan Yeseo yang belum terhenti.

“Yeseo..” Tiffany memanggi adik bungsunya dengan lembut. “Apakah semua itu benar? Apakah kamu benar-benar dibully di sekolah?” Tanya Tiffany hati-hati, Yeseo hanya bisa mengangguk dan tangisannya malah semakin keras.

“Oh My God Yeseo, mengapa kamu tidak cerita?? Maafkan Eonnie” Sunmi langsung memeluk Yeseo, tangisan Sunmi pun pecah. “Kenapa kamu tidak cerita bahwa kamu menderita di sana sayang” tambah sunmi sambil terisak.

“Aku tidak mau menambah pikiran eonnie semua, aku tahu kalian pun sama denganku, aku pikir suatu saat nanti aku bisa melewatinya, kalian semua bisa, mengapa aku tidak, tapi ternyata aku tidak bisa Eonnie, aku merasa gagal eonnie..” Yeseo menjelaskan alasannya dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.

“Oh baby… “ Tiffany ikut memeluk Yeseo.

Melihat itu semua, Yujin hanya bisa mematung. Dari semua Eonnie Yeseo, seharusnya Yujin lah yang paling peka terhadap kondisi adik bungsunya itu. Hampir tiap malam mereka saling bertelepon, saling bercerita, walaupun Yeseo tidak bercerita keadaan yang sesungguhnya harusnya Yujin bisa membaca nada bicara adiknya itu. Jika saya Yujin bisa lebih peka, mungkin adiknya tidak akan semenderita ini. Eonnie-eonninya sudah sangat sibuk dengan urusan perusahaan, harusnya Yujin lah yang lebih memperhatikan adik bungsunya itu. Yujin tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya.

Yujin menghampiri Yeseo, dan ikut memeluk Yeseo. ‘Maafkan eonnie, Yeseo..’ lirih Yujin dalam hati.

 

***

Xiaoting sedang asyik menari untuk konten yang akan ia upload di aplikasi tik tok nya. Yah Xiaoting termasuk salah satu konten creator Tik Tok yang popular, tidak hanya di Negara asalnya China, dia punya subscriber yang banyak dari Korea dan Jepang bahkan Negara-negara Asia lainnya.

“Tinggggg…..” suara lantang sepupunya Yaning sontak mengagetkan Xiaoting yang sedang focus.

“Astaga Yenny, bisa dikecilkan tidak itu volume suara?” protes Xiaoting.

“Hahaha,, maaf, maaf,, aku hanya kangen pada sepupuku ini” Yaning langsung berlari memeluk Xiaoting.

“Lagian, kamu betah sekali di rumah pacarmu, sudah buat anak berapa?” gurau Xiaoting.

“wushh, sembarangan bicaramu Ting, jangan iri deh…” ledek Yaning,  tiba-tiba Yaning melirik nakal ke arah Xiaoting. “Kamu tidak mau buat anak juga dengan kekasih jepangmu itu?” Xiaoting yang kaget dengan perkataan sepupunya itu spontan memukul kepala belakangnya. “awww sakittt, brutal sekali kamu Ting”protes Yaning sambil memanyunkan bibirnya.

“Fuhh, salah sendiri itu mulut tidak dijaga, pertama dia bukan kekasihku, kedua jangan bicara kotor tentang dia.” Ucap Xiaoting setengah marah.

“Wow, super protektif Xiaoting is in the house…”Yaning kembali meledek sepupunya itu, Xiaoting sudah siap memukul Yaning, namun beruntung kali ini Yaning lebih cepat menghalau serangan Xiaoting.

“Waw,, calm down sis,, I’m sorry, okay… gila, kalau saja para penggemarmu tahu betapa bar-bar nya Xiaoting ‘Goddess’ mereka…” rupanya Yaning masih belum kapok menggoda sepupunya itu. Namun kali ini Xiaoting sudah lelah melayani sikap jail seorang Fu Yaning.

“Terserah apa katamu deh” Jawab Xiaoting pasrah.

“Tapi serius deh, kamu akan menunggu sampai kapan? Bukankah kamu yang bilang sendiri bahwa Yurina itu sama denganmu, maksudku orientasinya, dan berdasarkan pengamatanku, aku yakin dia juga punya perasaan yang sama denganmu, Ting” Akhirnya Yaning merubah frekuensinya ke mode serius.

“Entahlah Yen, aku takut jika aku maju itu akan merusak semua yang kita miliki selama ini, persahabatan kita, tapi aku sempat kok terpikir untuk mengutarakan perasaanku karena entah mengapa aku rasa Yurina memiliki perasaan yang sama denganku, tapi belakangan dia jadi aneh, dan dia tak mau cerita padaku apa masalahnya..” Xiaoting menghela napas panjang. “aku menjadi tak yakin lagi, mungkin di sini hanya aku yang punya punya perasaan lebih.”

Yaning tidak berkomentar apa-apa lagi, dia hanya bisa mengelus-elus pundak sepupunya itu, bersimpati dengannya.

Mereka pun sibuk dengan ponselnya masing-masing, Xiaoting mulai mengedit video yang tadi sempat dia buat hingga tiba-tiba muncul notifikasi di ponselnya.

 

 

Xiaoting!!!!

Senyum Xiaoting langsung merekah melihat nama yang muncul di layar ponselnya.

 

Eoniee!!!

 

Xixixi,, sibuk tidak?

 

Tdak kok, eonnie, Kenapa?

 

Aku butuh teman untuk mencari buku, aku pernah biilang sih aku biasa sendiri, tapi entah kenapa sekarang ini aku butuh teman, Shiro tidak bisa T.T

Xiaoting bisa membayangkan wajah cute Yujin saat ini, lagi-lagi senyum Xiaoting kembali merekah.

 

Ohhhhh,, jadi aku ini hanya backup plan karena Shiro tidak bisa?

 

Yup!

 

Wah sakit sekali rasanya.. T.T

 

Aku bercanda, xixixi.. aku tadinya memang mau mengajak kamu dan Shiro, tapi karena Shiro tidak bisa, apakah kamu bisa? Tidak masalah jika kita pergi berdua saja?

 

Oke eonnie, aku juga bosan di rumah terus.

 

Oke, Jam 7 malam aku jemput yaa,

Bye Xiaoting…

See yaaaaaaaaaaaaaaaaa ^^

 

See yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

 

See Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, aku tidak mau kalah, xixixixi

^^

Senyum Xiaoting tak kunjung pudar walaupun percakapannya dengan Yujin sudah selesai. Dia tak sadar Fu yaning daritadi memperhatikannya.

“Sedang chat dengan Yurina? tampaknya bahagia sekali…” Tanya Yaning penasaran.

“Oh Bukan, itu tadi teman baruku, Yujin Eonnie, dia orangnya memang menyenangkan.” Jawab Xiaoting yang masih belum berhenti tersenyum.

“semenyenangkan itukah sampai kamu tidak berhenti tersenyum dari tadi” bisik Yaning pelan hingga suaranya tak terdengar Xiaoting.

“Apa?” Tanya Xiaoting yang tak mendengar perkataan yaning barusan, “Nope, sudahlah aku mau tidur, bye sis..” Yaning pun beranjak ke arah kamar tidurnya sambil bertanya-tanya.

 

**

“Waaah, selama aku tinggal di Korea sepertinya baru kali ini aku ke Bookstore sebesar ini” Ucap Xiaoting yang sedang terkagum-kagum melihat Bookstore yang sangat luas dengan koleksi yang sepertinya sangat lengkap.

“This is my heaven place Ting…” Jawab Yujin antusias

“ Memang benar-benar Yujin si kutu buku” ledek Xiaoting.

“Heyyy… ckckck” Yujin hanya bisa berdecak mendengar ucapan Xiaoting.

Xiaoting pun menemani Yujin melihat-lihat dan mencari buku yang dibutuhkan Yujin untuk tugas kuliahnya, ia pun membantu mencarikan buku yang dimaksud.

“Eonnie!!! Ketemuuu!!!” teriak Xiaoting kegirangan, tak sadar dia sedang di tempat umum dan semua orang bisa mendengarnya. “ups, maaf..” ucap Xiaoting terhadap orang-orang yang memandangnya karena teriakannya tersebut.

Yujin menghampirinya, “ckckck, memang the real Shen Shouting,,, hahaha”.  Yujin bahagia bisa menggoda Xiaoting karena biasanya dia yang jadi korban kejailan Xiaoting. Xiaoting hanya bisa mengerucutkan bibir imutnya itu.

“maaf maaf,, jangan ngambek ahh..” Yujin tak sadar mencubit pipi Xiaoting karena gemas dengan tingkah temannya itu. Sadar dengan apa yang dilakukannya, Yujin langsung menarik tangannya dan memalingkan mukanya dari Xiaoting, takut Xiaoting melihat rona merah di pipinya.Yujin tidak tahu saja, kedua pipi xiaoting berwarna sama dengan pipinya.

Tak mau berlama-lama dengan kacanggungan, Yujin lalu mengalihkan pembicaraan. “Terima kasih bukunya, matamu jeli sekali” ucap Yujin

“Sama-sama eonnie, sepertinya eonnie harus periksa mata lagi, karena aku dari tadi memperhatikan sebenarnya eonnie sudah mondar-mandir area ini berkali-kali tapi tetap tidak menemukan buku ini,,, “ Ucap Xiaoting sambil tertawa, kembali menggoda Yujin.

“Mungkin kamu benar,Ting..” Jawab yujin pasrah, Xiaoting hanya tersenyum melihat eonnienya sudah menyerah dengannya.

“ahh karena kamu sudah bantu aku, bagaimana kalau aku traktir kamu kopi? Di seberang Bookstore ini sepertinya ada Coffee Shop baru, aku penasaran juga ingin coba..” saran Yujin dengan antusias.

“ Tentu eonnie, aku tidak akan pernah menolak kopi gratis.” Jawab Xiaoting yang diiringi senyuman manis andalannya itu.

“kalau begitu, ayo!” Yujin segera meraih tangan Xiaoting.

 

**

Suasana Coffee Shop itu sungguh tenang, tidak terlalu ramai, kedua gadis itu lebih menyukai suasana seperti ini.

“Eonnie, ada yang mau eonnie ceritakan?” Tanya Xiaoting. Yujin kaget mendengar pertanyaan Xiaoting.

“Apakah aku terlalu kentara menunjukan masalahku?” Yujin bertanya balik kepada Xiaoting. Xiaoting tersenyum mendengar pertanyaan Yujin.

“Tidak eonnie, eonnie malam ini ceria sekali, seperti tidak ada masalah, tidak punya beban hidup apapun. Pada kenyataannya Eonnie selalu seperti itu, tidak pernah menunjukan kepada dunia apa yang eonnie sedang rasakan, eonnie selalu kelihatan riang. Tapi… aku tahu ada yang tidak beres ketika eonnie ingin ditemani ke Bookstore, seperti yang eonnie katakan tadi, Bookstore is your heaven place, tempat favorit eonnie menghabiskan waktu sendiri, aku akan mengerti jika eonnie mengajaku dan Shiro ke Bioskop atau hanya sekedar minum kopi, tapi tidak dengan Bookstore, ahh ,, atau aku mungkin hanya overthinking..” Ucap Xiaoting panjang lebar.

Entah mengapa mendengar perkataan Xiaoting tadi muncul perasaan hangat di hati Yujin. Yujin tidak tahu perasaan apa itu tadi, Yujin berusaha mengabaikannya.Namun yang jelas Yujin merasa bersyukur ada Xiaoting didekatnya saat ini.

“Terima kasih, Nona Shen Xiaoting, aku takjub sepertinya dalam waktu singkat ini kamu bisa membedah isi otak dan perasaanku” Yujin pun tertawa dengan leluconnya sendiri. Xiaoting pun ikut tertawa dengan eonnie cantiknya ini.

“Oke, I am all ears, eonnie…” Ucap Xiaoting lembut.

Yujin pun menceritakan persoalan yang terjadi di rumahnya tempo hari,tepatnya di ruang makan itu, tanpa terkecuali dia ceritakan semua tentang kakak-kakaknya, tentang apa yang dibicarakan Appa nya, puncaknya ketika menceritakan bagian Yeseo, Yujin tak kuasa mengeluarkan air matanya. Melihat itu, Xiaoting dengan sigap mengeringkan air mata Yujin dengan Tissue. Ini pertama kalinya Xiaoting melihat Yujin menangis seperti itu, tiba-tiba perasaan protektif muncul dalam dirinya, diam-diam Xiaoting berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan selalu melindungi Yujin eonnie-nya.

Malam semakin larut, mereka pun segera bergegas dari Coffee shop, takut kejadian waktu itu terulang kembali di mana mereka diusir secara halus oleh pelayan kafe.

“Entah kenapa aku masih ingin mengobrol eonnie, mau pergi ke taman kota?” Ajak Xiaoting.

“Boleh, yuk!”

Mereka pun berjalan kaki ke arah taman kota yang tak jauh dari coffe shop tadi.

“Xiaoting, kamu juga boleh cerita kok ke eonnie. .. I am all ears..”ujar Yujin lembut menirukan suara Xiaoting di coffe shop tadi. Xiaoting tertawa melihat Yujin mencoba menirukan dirinya.

Sejujurnya Xiaoting ingin sekali terbuka kepada Yujin, tentang orientasinya, tentang Yurina. Namun lagi-lagi ada perasaan takut kehilangan, Xiaoting takut Yujin akan menjauhinya apabila dia tahu yang sebenarnya. Namun Xiaoting bertekad ada waktunya dia akan terbuka kepada teman kesayangannya ini.

“someday eonnie, I will” jawab Xiaoting. Yujin membalas dengan eyesmile nya, satu hal yang Xiaoting sangat suka dari Yujin, her eyesmile.

Tidak lama mereka pun sampai ke taman kota. Ternyata walau sudah cukup malam,masih cukup banyak orang yang berkumpul di taman. Namun ada satu pandangan yang membuat  Xiaoting membeku di tempat ia berdiri. Di depannya di dekat air mancur ada Yurina dan seorang perempuan sedang berciuman. Yujin yang melihat kejadiannya itu langsung menarik tangan Xiaoting dan menjauhkan Xiaoting dari pemandangan yang dapat menyakitinya lebih jauh.

**

Yujin memutuskan untuk membawa Xiaoting ke mobilnya. Di dalam mobil mereka berdiam diri cukup lama. Yujin memberi waktu Xiaoting untuk menenangkan diri.

“eonnie… “ panggil Xiaoting

“hmm…” jawab Yujin lembut

“Sepertinya sekarang waktunya aku akan menceritakan semuanya pada eonnie, aku akan menyerahkan semuanya kepada eonnie, apakah setelah mendengar ceritaku ini, eonnie masih ingin berteman denganku atau tidak..” ucap xiaoting panjang lebar, Yujin memilih untuk diam dan focus untuk mendengarkan cerita Xiaoting.

“Eonnie, aku pernah cerita bahwa orang tuaku akhirnya mendukung cita-citaku kan untuk pergi ke Korea dan menjadi dancer terbaik di dunia, namun ada satu cerita yang sengaja aku lewat. Orang tuaku memang akhirnya mendukungku bahkan mereka full membayar biaya universitasku di sini, uang sakuku, bahkan menyediakan apartemen yang sekarang aku tempati dengan Yaning.”

“Tepatnya dua tahun lalu, sebelum mereka mengizinkan aku terbang ke Korea, aku mengakui orientasiku pada mereka, Eonnie, aku tidak pernah menyukai laki-laki, sejak kecil tak pernah sekalipun aku melirik pria tampan, namun sebalikya, jantungku akan berdegup kencang jika melihat wanita cantik.” Xiaoting tersenyum kecil, mengingat ketika di sekolah menengah dia tak bisa berhenti menatap wajah cantik guru sains nya. Xiaoting mencoba melirik ke arah Yujin,  untuk melihat reaksi eonninya itu. Yujin tampak tidak kaget, tidak sesuai ekspektasinya.

“Orang tuaku tidak berkata sepatah katapun setelah mendengar pengakuanku itu, hingga suatu hari, Papa dan Mama menghampiri kamarku dan mengatakan akan mendukung cita-citaku dan mengizinkan aku terbang ke Korea, aku sangat senang sekali eonnie, kupikir akhirnya orang tuaku mendukung mimpiku. Namun saat kubahas lagi masalah orientasiku,mereka langsung diam dan mengalihkan pembicaraan, aku masih berpikir positif saat itu, mungkin mereka belum siap membahasnya.” Tiba-tiba Xiaoting menangis sesenggukan, Yujin yang panic otomatis langsung memeluk Xiaoting menenangkannya.

“sshh ,,, Xiaoting jika kamu belum siap cerita, nanti saja, eonnie akan sabar menunggu” Ucap Yujin seraya mengelus punggung Xiaoting.

Xiaoting menggelengkan kepalanya. Masih di pelukan Yujin dia kembali bercerita “ Aku mulai sadar saat esok harinya, Papa dan Mamaku pergi ke Paris secara mendadak, mereka seperti menghindariku, hingga saatnya akupun harus segera terbang ke Korea, mereka belum kembali dari Paris seolah tidak memberiku kesempatan untuk melihat mereka untuk yang terakhir kalinya. Saat aku di Korea, mungkin bisa dihitung jari waktu mereka meneleponku eonnie, dan itupun hanya bertanya apakah uangku cukup, apakah mereka perlu transfer lagi, tidak pernah sekalipun mereka menanyai kabarku. Dari situ aku sudah mulai bisa menarik kesimpulan, keinginanku untuk belajar ke Korea menjadi senjata mereka untuk mengasingkanku eonnie! Karena mereka malu, malu bahwa ternyata putri mereka adalah seorang L”

Tangis Xiaoting semakin keras, ia pun semakin memeluk Yujin dengan erat. Xiaoting berjeda sejenak untuk menenangkan dirinya. Setelah beberapa menit, Xiaoting mulai stabil, ia melepaskan pelukannya dari Yujin. Ia melihat ke arah baju Yujin yang sudah basah oleh air matanya.

“Eonnie maafkan aku…” Xiaoting langsug mengabil tissue untuk mengelap baju Yujin. Namun Yujin menahannya “ Hey, its oke” Ucap Yujin sambil tersenyum, Kemudia diambilnya Tissue yang ada di tangan Xiaoting, dengan tissue itu ia mengeringkan air mata yang tersisa di mata dan pipi Xiaoting. Yujin begitu fokus dengan tugasnya itu dan tak sadar ada sepasang mata yang larut memandangi wajahnya, hingga akhirnya kedua mata gadis tersebut bertemu. Saat itu bagi mereka, dunia seperti berhenti sesaat. Yujin yang pertama menyadarinya langsung memalingkan mukanya, berpura-pura mencari tissue lagi. “Ini…  mungkin kamu ingin membersihkan sisanya” Yujin memberikan Tissue lagi kepada Xiaoting.

“Terima Kasih, Eonnie” Ucap Xiaoting seraya tersenyum.

“Ketika aku masuk ke universitasku sekarang, tahun pertama sangat berat eonnie, dengan kemampuan bahasa koreaku yang masih sangat dasar. Sampai akhirnya aku bertemu dengan Yurina, sama denganku dia terbang dari Jepang untuk mengejar mimpinya di Korea, sama sepertiku. Kami belajar bahasa korea bersama, kami berlatih menari bersama, semua hal hampir kami lakukan bersama.  Hingga akhirnya aku sadar aku mulai mencintai Yurina, aku sempat yakin dia merasakan hal yang sama, eonnie, tapi belakangan dia berubah dan puncaknya tadi…. “ Xiaoting tidak bisa meneruskan perkatannya lagi.tak terasa air mata keluar lagi dari mata Xiaoting. Ia langsung menyeka air matanya dengan tissue yang masih ia pegang.

Melihat itu Yujin tak berkata apa-apa lagi, dia mulai menjalankan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya sacara perlahan. Xiaoting butuh istirahat pikirnya, dia sudah banyak menangis, lebih cepat dia bisa istirahat di apartemennya akan lebih baik.

Sesampainya di depan apartemen Xiaoting, Yujin langsung mengusap-usap rambut gadis China yang sedang terlelap tidur itu.

“Xiaoting, bangun…” Ucap Yujin lembut berusaha membangunkan Xiaoting masih sambil mengusap-ngusap rambut Xiaoting. Tak lama gadis cantik itu bangun.

“Eonnie,, maafkan aku tertidur” Xiaoting merasa bersalah membiarkan Yujin menyetir sendiri sedangkan dia dengan enaknya tidur.

“Its ok, Ting, ngomong-ngomong kita sudah sampai.” Ucap Yujin sambil tersenyum.

“Eonnie, apakah eonnie tidak takut padaku? Apakah eonnie tetap ingin menjadi temanku?” Tanya Xiaoting dengan wajah penuh kecemasan.

“Memangnya ada yang salah denganmu Ting? Aku malah kagum padamu, you are such a brave girl!” Ucap Yujin tak lupa sambil mengeluarkan eyesmile nya.

Xiaoting sangat lega mendengar itu semua dari mulut Yujin, Xiaoting kembali memeluk Yujin untuk kesekian kalinya. “Terima Kasih, eonnie”, Yujin hanya membalasnya dengan mengusap puncak kepala Xiaoting.

“umm, besok kalau tidak salah adalah meeting pertama PLAN GIRLS untuk kompetisi bukan?” Yujin tiba-tiba teringat kompetisi yang tiba-tiba ia harus ikuti. “Dan,, umm,, apakah tidak apa-apa? Maksudku besok pasti ada Yurina juga bukan?” Tanya Yujin perlahan.

“Tidak apa-apa eonnie, toh Yurina tadi tidak melihatku, asal aku bersikap biasa saja semua akan tetap baik-baik saja kan?” Yujin bingung dengan pertanyaan Xiaoting. “Maksudmu, kamu tidak akan melakukan apapun dan berpura-pura tidak tahu apa-apa?” Tanya Yujin.

“Jujur aku tidak tahu eonnie, aku tidak bisa berpikir jernih saat ini” Jawab Xiaoting tidak dapat menyembunyikan kesedihannya.

“Sudah gih, kamu istirahat saja, berpikirnya nanti saja setelah kamu cukup istirahat, ok?”

Xiaoting hanya bisa mengangguk. “Terima kasih eonnie, dan seperti biasa, tolong berhati-hati dalam menyetir eonnie” ucap Xiaoting  dengan senyum lemas. Xiaoting pun turun dari mobil dan berjalan perlahan menuju apartemennya.

Yujin seperti biasa menunggu sampai Xiaoting masuk apartemennya.

Berbeda dengan malam-malam sebelumnya, perjalanannya menuju rumah kini diiringi kecemasan dan kesedihannya atas gadis China bernama, Xiaoting.

 

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!