Not Mine

Fate

 

“Wah.. apakah tadi pagi matahari terbit di sebelah barat?” Sambut seseorang berambut pirang .

Yujin yang baru masuk ke apartemennya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Berlebihan sekali sih kamu.. “ Balas Yujin.

“Eonnie, kamu pulang ke rumah ketika matahari masih terang, apalagi kalau bukan keajaiban?” Ucap Hiyyih dengan ekspresi  pura-pura terkejutnya.

“Aku kurang enak badan.. “ Jawab Yujin lagi.  Hiyyih belum sempat berkomentar ketika pintu apartemen kembali terbuka.

“Chaehyun eonnie? Kamu kesini lagi?” Tanya Hiyyih. Chaehyun mengangguk.

“Aku harus memastikan bos ku ini pulang dengan selamat.. “ Jawab Chaehyun.

“Kenapa dengan eonnie?” Tanya Hiyyih pada temannya, Yujin sudah berjalan menuju sofa di ruang tengah.

“Apakah kamu tidak sadar?  Yujin Eonnie tidak pulang semalaman, dia bekerja semalaman dan tetap melanjutkan kerja paginya “ Ucap Chaehyun sambil menggelengkan kepalanya.

“Oh My God. aku tidak sadar, kemarin malam aku tidur cepat, dan aku kira eonnie pergi pagi-pagi sekali sehingga kami tak sempat berpapasan.. “ ucap Hiyyih yang lalu kembali menggelengkan kepalanya.

“Saat aku pikir ada perkembangan, ckckck..” Lanjut Hiyyih lagi.

“Dia dapat pressure dari Big Bos a.k.a Appanya sendiri..” Jawab Chaehyun “Proyek yang sedang kami tangani ini sangat penting sekali untuk perusahaan, Mr Choi ingin tidak ada satupun yang miss, makannya eonnie seperti itu.. “ Lanjut Chaehyun.

“Ahh tidak heran kalau begitu, walaupun Appa-nya itu berada jauh di Korea sana, tapi sepertinya dia akan terus memberikan tekanan pada eonnie.. “ Ucap Hiyyih.

Mereka berdua pun berjalan menghampiri eonnie mereka yang sedang bersandar di sofa ruang tengah.

“Eonnie apakah tidak sebaiknya kamu istirahat di tempat tidur..” Ucap Hiyyih. Yujin lalu membuka matanya.

“Aku mau di sini dulu..” ucapnya lemas kemudian kembali menutup matanya.

Bahiyyihh hanya mengangguk dan membiarkan kakak sepupunya itu istirahat sesuai keinginannya. Ia kemudian menyalakan Smart  TV nya, ia atur volume nya tidak terlalu keras agar tak mengganggu eonnienya.

“Aku mau melihat acara penghargaan musik Korea kemarin malam, aku sudah berulang kami memutarnya tapi tak pernah bosan.. “ ucap Hiyyih.

“Oh yah, aku dengar videonya trending dari kemarin malam, aku jadi penasaran, aku belum sempat melihatnya.. “ Ucap Chaehyun yang duduk di sebelahnya.

Musik pun mulai diputar.

“Wah dia benar-benar hebat. Gerakan dan ekspresinya tak ada lawan.. “ Ucap Chaehyun mengomentari penampilan yang ia saksikan di TV.

“ Betul kan? Tidak heran tiap tahun ia selalu mendapat penghargaan.. “ Hiyyih ikut mengomentari.

“Oh My God.. “ Ucap Chaehyun takjub ketika perempuan yang ia lihat di TV itu merubah gerakannya menjadi lebih sensual.

“ Daebak, Eonnie I think I’m Falling in Love..” Ucap Bahiyyih dengan gaya fangirlingnya.

“ Me too!! Marry Me, Shen Xiaoting!!!” teriak Chaehyun tak mau kalah.

Mendengar nama itu sontak membuat Yujin membuka matanya. Matanya kemudian fokus kepada sosok wanita di Televisi yang masih menggerakan badannya dengan indah. Ketika mata wanita di televisi itu tertuju pada kamera , Yujin merasa wanita itu sedang menatapnya. Ia pun buru-buru memalingkan wajahya dari TV.

 Yujin tahu bahwa mantannya itu sudah meraih mimpinya, ia tak kaget karena dari semua orang ialah yang paling percaya dengan kemampuan Xiaoting. Namun Yujin selalu berusaha untuk menghindari hal-hal yang berbau dengan mantannya itu, apabila ia menemukan ada berita mengenai mantan kekasihnya itu di TV atau portal berita hiburan di internet dia akan buru-buru menggantinya.  seberapa penasarannya pun ia berusaha untuk tidak melakukan pencarian nama mantannya itu di Youtube. Yujin hanya berusaha untuk melindungi hatinya.

“Eonnie maafkan, aku kelepasan berteriak.. “ Ucap Chaehyun yang menyangka Yujin terbangun karena teriakannya.

“Tidak apa-apa, Chae.. “ Jawab Yujin cepat. “Sepertinya aku akan istirahat di kamar saja.” Yujin pun berjalan lemas ke arah kamarnya.

Sesampainya di tempat tidur, Yujin langsung membuka ponselnya.  Entah mengapa kali ini keinginan untuk melihat performa mantannya itu sudah tidak terbendung lagi, Ia mengklik aplikasi Youtube yang jarang sekali ia buka.  Tak butuh lama, ketika ia memilih opsi untuk video yang sedang trending saat ini, video kekasihnya itu ada di urutan teratas. Ia memutar video dari awal sampai detik terakhir, tanpa berkedip sedikitpun ia memperhatikan setiap detail gerakan Xiaoting. ‘You are always amazing’ batinnya. Yujin kemudian meletakan ponselnya, ia berjanji itu adalah terakhir kali ia melihat video Xiaoting.

Saat Yujin mencoba untuk tidur, ponselnya berdering.  Yujin ragu untuk mengangkat panggilan itu, karena nomor asing yang tertera di ponselnya.  Namun daripada penasaran akhirnya Yujin pun mengangkat panggilan tersebut.

“ Hallo.. “ Panggilnya.

Yujin? “ Terdengar suara yang sangat ia kenal. ‘Tidak mungkin’ batinnya.

“Eonnie? Tiffany eonnie!!” Panggil Yujin menahan tangisnya.

Oh My God, I miss your voice..” Jawab Tiffany di seberang sana.

“ I Miss you, eonnie. Kamu ada dimana?” Tanya Yujin

Yujin, aku tahu kamu sedang ada di New York, mari bertemu.” Jawab Tiffany.

“Eonnie ada di sini juga?” Tanya Yujin lagi.

Yah nanti aku ceritakan yaa, besok bagaimana?” Tanya Tiffany

“Oke, aku akan kosongkan semua jadwalku. Eonnie, I miss you so much..” Kini Yujin tak bisa membendung tangisannya lagi.

Heii, maafkan eonnie, besok kita bicara yaa. I miss you too,, really really miss you… “ Balas Tiffany. Yujin pun masih menangis. Tiffany dengan sabar menunggu tangisan adiknya itu reda.

“ Oke eonnie, tolong kabari aku tempatnya. Aku tak sabar ingin bertemu denganmu” Ucap Yujin saat tangisannya sudah mereda.

Me too, Dear. See you tomorrow, I Love you. “ Ucap Tiffany

“See You eonnie, I Love you too.. “ Jawab Yujin seraya menutup teleponnya.

Yujin pun berusaha untuk tidur, tak sabar menunggu hari esok tiba.

 

***

“Eonnieeeee” Yujin berlari menuju Tiffany yang sudah menunggunya. Mereka pun lalu berpelukan sangat erat.

“Yujinnie, My baby..” Ucap Tiffany sambil membelai  rambut panjang  adiknya itu.

Tiffany lalu melepaskan pelukannya kemudian memegang wajah adiknya itu dengan kedua tangannya dan menghapus air mata dari mata adiknya itu..

“Kamu sudah dewasa, Jinnie..  Kamu tumbuh menjadi wanita yang sangat sangat cantik.” Puji Tiffany.

“ Eonnie juga, kamu sangat cantik eonnie, and You look….. happy” Ucap Yujin yang kini tersenyum.

Tifanny membalas senyum Yujin, ia kemudian melihat ke belakang, berisyarat kepada seseorang untuk mendekat.

Taeyeon yang dari tadi bersandar di mobilnya sambil memperhatikan reuni orang yang ia cintai dan adiknya, akhirnya berjalan menghampiri mereka.

“Yujin, akhirnya kita bisa bertemu lagi.. “ Sapa Taeyeon dengan senyum hangatnya.

“Eonnie terima kasih sudah menjaga Kakakku.. “  Ucap Yujin. Ia kemudian memeluk Taeyeon sebagai tanda syukurnya kepada orang yang selalu ada di samping Tiffany eonnie-nya itu.

Melihat pemandangan hangat itu membuat Tiffany ingin menangis, Karena akhirnya hari yang ia nantikan tiba juga.

“Ayo, kita harus segera pergi supaya kita bisa menghabiskan waktu lebih lama.” Ucap Tiffany, mendengar itu Taeyeon dan Yujin melepaskan pelukan mereka.

Tiffany berinisiatif menjemput Yujin di apartemennya di Manhattan, Ia ingin mengajak adiknya itu ke rumah barunya yang ia tinggali bersama Taeyeon. Mereka membeli sebuah rumah di dekat pantai di New Rochelle, New York, waktu tempuh rumahnya dan apartemen Yujin kurang lebih adalah satu jam sehingga ia sengaja menjemput adiknya itu pagi-pagi, ia ingin menghabisnya waktu yang banyak dengan adik yang dirindukannya itu.

Dalam mobil mereka bercerita banyak hal, Tiffany mendapat kontak Yujin dari salah satu mantan rekan kerjanya yang  kebetulan sekarang sedang menjalankan kerja sama dengan Yujin. Dalam perjalanan, Ia bercerita bagaimana lika-liku kehidupannya ketika memutuskan untuk lari bersama Taeyeon, dimana mereka berdua memutuskan untuk pindah ke London, Tiffany memutuskan untuk sekolah desainer, impiannya sejak kecil. Dengan kemampuan barunya dan tentu kemampuan bisnisnya, Tiffany berhasil membuat rumah mode nya sendiri.

Taeyeon bertemu dengan teman musisi-nya yang pernah bekerja sama dengannya, Taeyeon membuat studio musiknya sendiri. Dengan bantuan teman-temannya, Taeyeon bisa meng-compose musiknya sendiri, kini ia banyak menjual lagunya ke agensi-agensi music tentu dengan anonymous name. Dan jika rindu bernyanyi,  Taeyeon tinggal pergi ke bar atau pub, ia dengan senang hati akan menyumbangkan suara indahnya. Apakah dia rindu panggung yang besar? Tentunya, Namun ia tak akan menukar kebahagiannya bersama Tiffany dengan apapun.

“Kalian memang benar-benar orang yang luar biasa.” Komentar Yujin ketika mendengar cerita Tiffany dan Taeyeon. Matanya berkaca-kaca saat mendengar perjuangan mereka.

“Yeah, not a smooth ride in the start, but here we are..” balas Tiffany.

“lalu mengapa kalian ke New York?”Tanya Yujin

“ Bisnis kami sudah settle di London, kami punya orang-orang yang kami percaya di sana. Aku dan Taeyeon ingin coba untuk tinggal di lingkungan baru, dan tadaaa,, kami bisa bertemu denganmu. Maybe it’s a fate…” jawab Tiffany. Yujin mengangguk mendengar ucapan kakaknya itu.

“Fate.. “ bisik Yujin sambil tersenyum ke arah kakaknya.

Sesampainya di rumah kakaknya, Yujin langsung melihat-lihat rumah yang baru Tiffany beli itu, rumah dua lantai dengan pekarangan yang luas. Yujin menghela napasnya, berusaha menghapus memori yang tiba-tiba muncul di otaknya.

“Ayo kita mengobrol di balkon lantai 2, you will love it.. “ Ucap Tiffany sambil menuntun tangan Yujin.

Ketika sampai di balkon lantai 2, Yujin disuguhkan oleh pemandangan pantai yang indah. “Perfect..” Ucapnya.

“Kalian duduk saja dulu, aku akan menyiapkan minuman dan makanan buat kita.. “ Ucap Taeyeon.

“Thank You, Babe..” Balas Tiffany sambil menyuguhkan eyesmile-nya pada kekasihnya itu.

Tak mau kalah Taeyeon membalasnya dengan dimple smile nya.

“ Ternyata benar yah kata orang-orang, Happiness is the best make up..” Ucap Yujin tiba-tiba.

Tiffany yang dari tadi tak sadar masih memperhatikan Taeyeon yang berjalan turun ke lantai satu, lalu mengalihkan perhatiannya ke adiknya itu.

“Hmm, tadi kamu bilang apa?” Tiffany tak mendengar perkataan Yujin karena terlalu fokus dengan Taeyeon.

“I said, Happiness is the best make up, look at you, eonnie. Kamu benar-benar bertambah cantik sekarang.. you are literally glowing.. “ Ucap Yujin lagi.

“Ahh benarkah?” Tanya Tiffany sambil memegang wajahnya.

“ Eonnie pernahkah kamu menyesali keputusanmu?” Tanya Yujin.

Tiffany menggelengkan kepalanya. “ Never, tidak pernah sekalipun” Jawab Tiffany yakin.

Yujin hanya mengangguk mendengar jawaban Tiffany. Tiba-tiba muncul perasaan sedih dalam dirinya.

“Yujin, sekarang giliranmu. How’s life?” Tanya Tiffany.

“Fantastic.. “ Jawab Yujin singkat.

“Yujin.. “ Tiffany memanggil dengan nada khas nya ketika menginginkan sesuatu dari adik-adiknya.

 

 

Yujin lagi-lagi menghela napasnya.

“Ini akan menjadi cerita yang panjang eonnie… “

Yujin pun menceritakan semuanya kepada Tiffany, mulai dari perkenalan dia dengan Xiaoting sampai akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah.

Tiffany tak bisa menghentikan air matanya ketika mendengar cerita adik kesayangannya itu.

“Maafkan eonnie, seharusnya eonnie ada disampingmu saat itu. Aku tak bisa membayangkan seberapa sakitnya kamu, Jinnie.. “ Ucap Tiffany sambil sesenggukan.

“Tidak apa-apa eonnie, semuanya sudah berlalu, I’m here, masih hidup , masih sehat dan tetap waras..” Ucap Yujin.

“Oh My God.. “ Tiffany pun lalu memeluk adiknya.

“Aku tak akan bisa memaafkan Appa sudah memperlakukanmu seperti itu.. “ Lanjut Tiffany.

“Hubungan kami sudah tidak seperti anak dan ayah. Kami hanya berbicara untuk urusan bisnis saja. “ Ucap Yujin.

“Sekalinya mengobrol urusan pribadi, dia menyuruhku menikah dengan laki-laki pilihannya.. “ Lanjut Yujin.

“Kamu tolak kan?” Tanya Tiffany.

Yujin menggelengkan kepalanya. “Aku akan menikah eonnie.. “

“Whaat? Yujin! Kamu tidak belajar dari kasusku?” Tanya Tiffany tak percaya adiknya itu akan menuruti apa kata Appa nya.

Yujin pun menjelaskan rencananya dengan Minhyuk.

“That’s crazy, Yujin! Minhyuk adalah seorang lelaki normal, jika dia terus bersamamu apakah ada jaminan dia tidak akan jatuh cinta padamu? Atau bahkan menyentuhmu without your consent? Bagaimanapun nanti dia akan jadi suamimu. Apakah itu tak pernah terpikirkan olehmu?”  Ucap Tiffany yang emosi dengan pemikiran adiknya itu.

“Mungkin aku akan buat kontrak pernikahan atau…”

“ Yujin, this is not Korean drama! Kamu pikir cara itu akan berhasil?!” Tiffany langsung memotong ucapan Yujin.

“ Eonnie, aku tak punya pilihan lain.. “ Jawab Yujin lemas.

“Kamu punya pilihan Yujin, kamu bisa lihat aku dan Taeyeon…..”

“Eonnie, kamu punya Taeyeon, aku tak punya siapa-siapa lagi!!!“ Yujin membalas memotong ucapan Tiffany, nadanya mulai tinggi.

Tiffany menghela napasnya panjang. Yujin merasa bersalah karena meninggikan suaranya, ia tahu kakaknya itu berniat baik.

“Maafkan aku, eonnie..” Ucap Yujin dengan nada pelan.

Tiffany kembali memeluk Yujin.

“Tolong pikirkan lagi ya,  kini eonnie akan membantumu, meskipun itu artinya eonnie harus berhadapan dengan Appa, eonnie tak takut. Mulai sekarang eonnie akan selalu di sampingmu, remember that.. “ Ucap Tiffany.

“Terima kasih eonnie.. “ Bisik Yujin.

Mereka pun berpelukan dalam waktu yang lama.

 

***

“You’re really beautiful when I see you in person, Miss Shen..” Puji salah satu eksekutif yang mengadakan event kompetisi dance internasional yang dihadiri oleh Xiaoting.

“Ahh Thank you sir. And thank you for inviting me to this party ” Jawab Xiaoting.

“No prob, My wife is a big fans of you, she is the one who actually forced me to invite you. Well, even if she didn’t I will still invite you.. “ Ucap pria paruh baya itu. “Ahh there she is, Come On.. “ Mr. Wellington mengajak Xiaoting menghampiri istrinya.

“Darling, Look who’s with us.. “ Sapa Mr Wellington , Mrs Wellington yang baru saja membalikan badannya memberikan ekspresi terkejut. “ Oh My God, Shen Xiaoting, I can believe it.. can I hug you?” Tanya Mrs. Wellington dengan antusias. “Of course..” jawab Xiaoting sambil tersenyum.

Mereka pun berpelukan singkat.

“Happy birthday Mrs. Wellington, This party is awesome,,,” Ucap Xiaoting kembali mengeluarkan senyumnya.

“Thank you dear, today is even more special because of your presence.. “ Balas Mrs. Wellington masih dengan senyumnya.

“Auntie.. “ Tiba- tiba  ada seorang pemuda yang menghampiri mereka.

“Minhyuk! You come, I’m glad you make it..” sapa Mrs. Wellington.

“Of course auntie, this is your birthday.. “ Jawab Minhyuk sambil tersenyum, pandangannya lalu berpindah ke wanita cantik di samping Mrs. Wellington.

“Shen Xiaoting? Wow, auntie you have such a powerfull guest.. “ Ucap Minhyuk takjub, Xiaoting hanya tersenyum mendengarnya.

“Xiaoting, this is Minhyuk, my bestfriend’s son.. well obviously he is from Korea, maybe you can talk comfortably with him.. “ Ucap Mrs. Wellington.

“ Xiaoting.. “ xiaoting memberikan tangannya, mereka berdua pun berjabat tangan.

“ Where is your fiancé? You haven’t introduce her to me..” Tanya Mrs. Wellington.

“She’s here, earlier she met her business partner, and they immediately talk about business.. “  Jawab Minhyuk sambil menggelengkan kepala.

“Such a hardworking woman.. “ Ucap Mrs. Wellington.

“ Ahh, there she is, Jinnie baby, come here… “ Panggil Minhyuk sambail sedikit berteriak.

“Jinnie, this is Mrs. Weelington dan Shen Xiaoting, ahh kamu pasti mengenalnya… Mrs, Wellington, Xiaoting, this is my fiancé, Choi Yujin.. “  Minhyuk langsung memperkenalkan Yujin ketika ia baru sampai di hadapan mereka.

Waktu terasa berhenti untuk Yujin dan Xiaoting. Mereka tak pernah menyangka ketika mereka bangun tadi pagi bahwa hari ini adalah hari dimana mereka akan bertemu. Mereka masih tak bisa mengeluarkan suara mereka, fokus melihat kedalaman mata satu sama lain, hanyut dalam semua memori yang seketika muncul kembali dalam satu waktu.

“Baby.. “ ucap Minhyuk mencoba membangunkan Yujin dari lamunannya.

Fokus Xiaoting pun buyar ketika melihat ada tangan yang melingkari pinggang mantan kekasihnya itu, menandakan ia harus kembali pada kenyataan.

“Kamu melamun.. “ Bisik Minhyuk kepada yujin.

“Ahh yah maafkan aku.. Mrs. Wellington happy birthday..” Ucap Yujin, yang disambut oleh pelukan hangat dari Mrs. Wellington. “Thank You Dear. Your fiancé is really beautiful, Minhyuk “ ucap Mrs Wellington kemudian tersenyum.

“Ohh Minhyuk, I haven’t met your mother yet, can you take me to her.. “ Tanya Mrs. Wellington.

“ahh she’s over there, let me take you to her,, “ balas Minhyuk, pandangannya lalu berpindah ke Yujin. “ Kamu di sini dulu yaa, tolong temani Miss Shen.. “  Tanpa menunggu jawaban Yujin, MInhyuk langsung pergi bersama Mrs. Wellington.

Kini dua orang gadis itu berdiri canggung tak tahu harus berbuat apa.

Tak mau belama-lama dengan kecanggungan itu akhirnya Yujin berinisiatif untuk memulai pembicaraan.

“ Mau duduk di bar sana? “ Tanya Yujin, Xiaoting mengangguk setuju.

Mereka pun langsung memesan minuman sesampainya di bar. Yujin kini memainkan gelasnya, tidak tahu harus bicara apa, dia sedang berusaha menata pikiran dan emosinya.

“Congratulation.. “ Ucap gadis yang duduk di sebelahnya itu.

“Hmm.. untuk apa?” Tanya Yujin tak mengerti.

“Pertunanganmu, Selamat.. “ Jawab Xiaoting dengan nada yang tak bisa dijelaskan oleh Yujin.

“ Ahh terima kasih.. “ Jawab Yujin pelan.

Keheningan kembali menghinggapi mereka.

“Yujin.. “ Xiaoting akhirnya membuka suaranya setelah sekian lama.

“Bagaimana kabarmu?” Mungkin bagi orang lain pertanyaan itu akan terdengar seperti basa-basi, namun tidak untuk Xiaoting, ia sangat ingin tahu bagaimana kabar mantannya selama ini.

“Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja, hidupku berjalan baik di sini dan bahkan sebentar lagi aku akan menikah.. “ ucap Yujin dengan nada monoton.

Xiaoting tak tahu harus bereaksi apa atas informasi yang ia terima hari ini, apakah pada akhirnya ia benar-benar harus melepaskan Yujin, bukan hanya orangnya namun semua memori bersamanya.  Xiaoting kemudian memandangi wajah mantannya itu, Yujin begitu cantik, semakin cantik, ia ingin sekali menyentuh wajahnya itu dengan tangannya. Ia ingin menangis jika mengingat dulu ia dengan bebas dapat menyentuh wajah mantan kekasihnya itu, bahkan menciumnya berkali-kali.  Tak mau sampai air matanya jatuh, Xiaoting lalu meneguk minumannya dalam sekali tegukan.

“Hei, pelan-pelan, kalau begitu nanti kamu akan cepat mabuk.. “ Ucap gadis di sebelahnya dengan nada khawatir. Mendengar itu membuat Xiaoting senang karena mantannya masih memperhatikannya, ia kemudian menuangkan lagi minuman dari botol dan langsung meminumnya, lagi dengan sekali tegukan.

“Xiaoting.. “ tegur Yujin.

“Its Ok, aku sekarang lebih kuat minum.. “ Jawab Xiaoting sambil tersenyum.

Yujin hanya bisa menghela napasnya.

“Kamu tak menanyakan kebarku?” kini Xiaoting kembali bertanya kepada mantannya itu.

“Aku sudah tahu, you managed to live your dream, selamat.. “ Jawab Yujin dengan datar.

Kini giliran Xiaoting yang menghelas napasnya. Ia kembali menuangkan minuman ke gelasnya, meneguknya dengan cepat, hal itu ia terus lakukan secara berulang.

“Xiaoting sepertinya kamu sudah mulai mabuk..” Ucap Yujin ketika melihat wajah Xiaoting yang sudah mulai memerah.

Xiaoting hanya mengangguk.

“Sebaiknya aku kembali ke hotel.. “ Xiaoting kemudian berdiri dari kursinya. Namun Yujin menahannya.

“Kamu pulang dengan siapa?” Tanya Yujin dengan nada khawatir.

“Taxi?” Jawabnya.

“Bukannya seharusnya kamu punya asisten atau manajer atau semacamnya?” Tanya Yujin lagi.

“Mereka sudah kusuruh kembali ke hotel..” Jawab Xiaoting.

“Kalau begitu aku antar kamu ke hotel.. “ Ucap Yujin yang kemudian berdiri di samping Xiaoting membantunya untuk berjalan.

“Bagaimana dengan pacarmu?” Tanya Xiaoting.

“Dia bukan pacarku.. “ balas Yujin.

“Hmm?” Tanya Xiaoting bingung , “Ahh tentu saja, dia adalah tunanganmu..” Lanjutnya.

Yujin tak menjawab.

“Ayo kita pergi sekarang, sebelum ada paparazzi yang memotretmu sedang dalam keadaan mabuk..” Ucap Yujin.

Xiaoting pun mengikuti perkataan mantannya itu, mereka pun berjalan menuju parkiran mobil.

 

***

“Dejavu.. “ bisik Yujin. Kini ia sudah sampai di depan hotel tempat Xiaoting menginap. Mantannya itu masih terlelap tidur di kursi penumpang di sampingnya. Pemandangan yang tak asing untuk Yujin.

Ia tak tega untuk membangunkan Xiaoting, Yujin lalu mengambil tasnya yang ia simpan di kursi belakang, lalu mengambil ipad nya. Sambil menunggu Xiaoting bangun, Yujin membaca email yang masuk dan membalasnya satu persatu.

Tak terasa kurang lebih sudah satu jam berlalu, kini Yujin sudah mulai mengantuk, ia menyimpan kembali ipad di tasnya.  Yujin mencoba menahan kantuknya, namun matanya terlalu berat, hingga akhirnya ia ikut tertidur. Kedua gadis itu tertidur sampai matahari mulai mengintip keluar.

Xiaoting adalah orang yang pertama kali bangun, ia bingung ketika membuka matanya, mengapa ia tidak berada di kamar hotelnya? Xiaoting bertanya-tanya,  namun kebingunannya terjawab ketika ia melihat di sampingnya ada mantannya yang sedang tidur lelap. Xiaoting lantas mengatur kursi Yujin agar mantan kekasihnya itu lebih nyaman tidurnya.

Xiaoting tak kuasa untuk tak memandang wajah gadis yang ia masih cintai itu. Yah, Xiaoting masih mencintai Yujin, perasaanya tidak berkurang sedikit pun. Tangannya kini berhasil menyentuh wajah Yujin, pelan-pelan karena tak ingin membangunkan mantannya itu.

“Never thought we would be in the same place, aku masih dengan perasaanku yang sama, But now you are not mine..” Bisik Xiaoting masih sambil memandangi mantan kekasihnya itu.

Tak beberapa lama, Yujin mulai membuka matanya, ketika kesadarannya kembali penuh, ia kaget melihat ia masih berada di mobilnya.

“Astagaa..” Ucapnya, ia kemudian melihat ke sampingnya, Xiaoting yang sudah bangun lebih dulu darinya kemudian memberikan senyum padanya.

“Selamat pagi..” Sapa Xiaoting.

“Xiaoting, maafkan aku, aku tertidur.. “ Ucap Yujin

“Aku yang seharusnya meminta maaf, gara-gara aku, kamu harus ikut tidur di mobil.” Jawab Xiaoting.

Yujin menggelengkan kepalanya. “It’s ok, Ting.. “

“Kamu mau naik dulu? Barangkali kamu mau mandi dulu atau sekedar mencuci muka?” Tanya Xiaoting berharap Yujin akan setuju.

“Sepertinya aku akan langsung ke kantor, aku menyimpan baju ganti di sana” Jawab Yujin, Xiaoting berusaha menyembunyikan kekecewaannya.

“Apakah kamu tidak akan izin saja hari ini?tidurmu saja kemarin tidak benar” Ucap Xiaoting khawatir.

“It’s ok.. “ Jawab Yujin singkat. Xiaoting kemudian mengangguk, ‘apa yang ada dipikiranku?, tentu saja Yujin tak akan menuruti perkataanku, kamu seharusnya tahu tempatmu..” batin Xiaoting.

“Baik kalau begitu aku turun dulu, sekali lagi terima kasih,Yujin.. “ Xiaoting pun kemudian turun dari mobil. Setelah Xiaoting turun Yujin langsung menancap gas nya, berbeda dengan dulu ia akan menunggu sampai Xiaoting masuk ke apartemennya.

Kini Xiaoting yang masih terpaku di pinggir jalan, melihat ke arah mobil Yujin yang kini melaju dengan cepat.

“Akankah kita bertemu lagi?” Bisiknya sedih.

***

 

“This is not good, this is not good.. “ Ucap Yujin berulang kali, tak terhitung sudah berapa kali ia mondar-mandir di ruangannya.

“Ada apa denganmu eonnie.. “ Suara Chaehyun mengagetkannya.

“Astaga, Chaehyun! Sejak kapan kamu ada di sini?” Tanya Yujin.

“Cukup lama untuk melihatmu mondar-mandir dari tadi.” Jawab Chaehyun.

Yujin pun kemudian duduk di sofa kantornya.

“Chaehyun jam berapa kita meeting dengan Perwakilan dari John Corp.?” Tanya Yujin.

“Jam 2 siang, eonnie.. :” Jawab Chaehyun.

“Kalau begitu aku mau pergi dulu ke suatu tempat, tolong ingatkan aku untuk kembali ke kantor sebelum jam 1 yah.. “ Yujin kemudian berdiri dari sofa, mengambil tas nya, lalu pergi meninggalkan kantornya.

Chaehyun hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah aneh bos nya itu.

 

***

“Jika benar-benar ingin melupakan, aku harus melakukannya dengan serius.” Ucap Yujin berbicara pada dirinya sendiri.

Angin dingin kini menerpa wajahnya, yang entah mengapa membawa  ketenangan dalam dirinya. Yujin kini berdiri di Brooklyn Bridge, keputusan yang tepat untuk datang di pagi hari karena suasana yang tidak terlalu ramai. Entah ada apa antara Yujin dengan jembatan, ia selalu mendapatkan ketenangan di tempat itu, baik waktu di kampung halamannya, maupun di sini. Yujin kemudian membuka kepalan tangannya. Cincin yang bertuliskan nama Xiaoting di dalamnya kini berada di telapak tangannya.

“Seharusnya aku melakukannya dari dulu..” bisiknya lagi.

“Ok Yujin you can do it..” Yujin pun bersiap untuk melempar cincin itu ke sungai..

“Yujin!!!” Tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya, karena kaget Yujin menjatuhkan cincinya.

“Ahh kebetulan sekali.. “Ucap Xiaoting. Perhatiannya kemudian berpindah kepada benda yang jatuh ke lantai kayu jembatan yang biasa dipakai oleh pejalan kaki itu. Dengan sigap ia langsung mengambil benda itu.

“Apa ini? “ Tanya Xiaoting, Yujin berusaha untuk mengambilnya lagi dari Xiaoting, namun Xiaoting lebih cepat darinya. Xiaoting buru-buru melihat benda yang ada di tangannya.

“Bukankah ini…”

“Kembalikan..” Ucap Yujin memotong ucapan Xiaoting.

“Kamu masih menyimpannya?” Tanya Xiaoting.

“It’s not your business, kembalikan Xiaoting.. “ Ucap Yujin lagi.

Xiaoting menggelengkan kepalanya.

“Sepertinya kamu akan membuangnya, jadi sekarang ini milikku.. “ Jawab Xiaoting.

“Xiaoting kamu lupa, 6 tahun yang lalu kamu yang mengembalikan cincin itu kepadaku.” Ucap Yujin sedikit emosi.

“Tapi sekarang kamu akan membuangnya, jadi sekarang ini jadi milikku lagi.. “ Xiaoting buru-buru menyematkan cincin itu lagi di jarinya, kemudian ia memperlihatkan lagi jarinya ke hadapan Yujin.

“See, this is mine, bahkan ada namaku di dalamnya.. “ Ucap Xiaoting.

Yujin yang kini sudah pasrah hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“lakukan sesukamu, aku sudah tidak peduli.. “ Ucap Yujin.

“Tidak peduli namun masih menyimpan cincin ini selama 6 tahun?” Tanya Xiaoting.

“Xiaoting, enough..” ucap Yujin dengan nada memohon.

“Mengapa sekarang kamu mau membuangnya? “ Tanya Xiaoting lagi.

Yujin tak bisa menjawabnya.

“Yujin, tidak bisakah setidaknya kita kembali berteman?” Ucap Xiaoting dengan nada memohon.

“Xiaoting, kamu tahu itu tidak mungkin” Jawab Yujin.

“Mengapa tidak mungkin? Freddy Mercury dan Marry Austin saja masih bisa bersahabat setelah putus, mengapa kita tidak bisa?” Ucap Xiaoting masih bersikukuh.

“Xiaoting please.. “ Ucap yujin lemas.

“Kecuali kamu masih punya perasaan padaku..”

“Xiaoting sebentar lagi aku akan menikah!”

“Yah lalu apa masalahnya?  kamu akan menikah, dan jika kamu sudah tak punya perasaan apa-apa lagi padaku, mengapa kita tidak bisa berteman?” Ucap Xiaoting masih berusaha.

“Kamu masih Shen Xiaoting yang keras kepala..” ucap Yujin kini dengan nada lemas.

“Aku tidak pernah berubah, Yujin..” Ucap Xiaoting. ‘Bahkan perasaanku padamu..’ batin Xiaoting.

“Please.. “ Ucap Xiaoting lagi.

Yujin pun mengangguk lemas.

“Terima Kasih, Yujin…” Ucap Xiaoting tersenyum lega.

Yujin hanya mengangguk, ia tak tahu apakah keputusannya ini benar. Tapi dia akan menikah dengan Minhyuk, mungkin seharusnya berteman dengan Xiaoting lagi tak akan jadi masalah.

“Ngomong-ngomong Mengapa kamu ada di sini? Kamu mengikuti yah?” Tanya Yujin.

“Tidak, enak saja. Aku sudah buat list tempat-tempat yang akan aku kunjungi di New York, dan mengunjungi tempat ini jadwalku hari ini.. “ Jawab Xiaoting.

“Akan berapa lama kamu di sini..” Tanya Yujin lagi.

“Aku pulang minggu depan.. “ jawab Xiaoting. Mendengarnya membuat Yujin sedih, waktunya dengan Xiaoting akan sangat singkat.

“Mau kah kamu jadi tour guide ku selama di sini?” Ucap Xiaoting dengan nada memohon.

“Aku sangat sibuk.” Jawab Yujin.

“Seminggu saja .. “

“ Baiklah, tapi aku tak bisa menemanimu seharian, tapi aku akan usahakan untuk pulang kantor lebih cepat..”

“Yess!!!” Teriak Xiaoting. Yujin hanya menggelengkan kepalanya. ‘Shen Shouting is back..’ batinnya.

“Pemandangan di sini bagus sekali. Gedung-gedung tinggi di Manhattan terlihat dari sini. Sepertinya aku bisa melihat hotelku dari sini “ Ucap Xiaoting. “ Yujin, apartemenmu ada di sebelah mana?” Kini ia bertanya pada Yujin.

“Aku tak yakin yang mana, yang jelas tak jauh dari hotelmu.. “

“Oh yah?” Tak tahu  mengapa mendengar itu membuat Xiaoting senang. Yujin hanya mengangguk.

Yujin kemudian melihat ponselnya.

“Xiaoting sepertinya aku harus kembali ke kantor..”

“Oke, aku akan melanjutkan tur ku kalau begitu..” Jawab Xiaoting.

“ Have Fun.. “ Ucap Yujin sambil berjalan pergi.

Xiaoting terus melihat ke arah mantan kekasihnya itu sampai sosoknya tak terlihat lagi.

***

“Aku tak menyangka dari semua tempat kamu akan mengajaku ke sini.. “ Ucap Xiaoting sambil melihat sekeliling Bar and Club yang menurut Yujin adalah satu yang paling terkenal di Manhattan.

“AKu suka suasananya, musisi yang sedang tampil ini juga kini jadi salah satu artis favoritku.. “ ucap yujin sambil menunjuk musisi Jazz yang sedang tampil.

“Kamu benar, suasana di sini juga Amerika sekali.. “ Jawab Xiaoting.

“Hmm..dan yang paling penting mereka menyediakan minuman terbaik di sini.. “ Ucap Yujin.

“Ckckck.. aku tak menyangka sekarang kamu jadi hobi minum..”  Ucap Xiaoting.

“Setelah lelah bekerja seharian sepertinya aku pantas mendapat reward dari kerja kerasku.. “ ucap Yujin sambil mengangkat gelasnya. “ Cheers.. “

“Cheers” ucap Xiaoting sambil mengadukan gelas mereka.

“Kamu benar-benar bukan si gadis Seoul yang polos lagi.” Ucap Xiaoting sambil bergurau.

“Hei, aku masih Choi Yujin, aku hanya lebih,, umm.. dewasa?” Ucap yujin. Mendengar itu Xiaoting tersenyum.

“Kamu benar, kamu terlihat lebih dewasa.. “ Ucap Xiaoting. ‘more mature, dazzling, amazing..’batin Xiaoting yang tak bisa mengatakan itu langsung di depan mantan kekasihnya.

“Xiaoting apa kabar dengan teman-teman yang lain?” Tanya Yujin, sudah lama ia tak berkomunikasi dengan teman-temannya, bahkan dengan sahabatnya Mashiro, ia betul-betul menutup dirinya.

“Dayeon, May, Young Eun, dan Hikaru membuat studio dance sendiri, studio dance mereka sangat terkenal di Korea, secara pribadi pun mereka cukup dikenal.” Ucap Xiaoting. “ Cai Bing memulai karir bernyanyi di China, namun ia masih sering bolak balik Korea dan China. Dia sudah punya pacar sekarang, pacarnya sangat cantik. “ lanjut Xiaoting.

“Tidak heran, Cai Bing juga sangat cantik dan charming.” Komentar Yujin mengingat teman lamanya itu.

“Dan dia pernah naksir padamu.. “ Ucap Xiaoting dengan nada kesal.

“Hahaha.. ada apa dengan wajahmu?” Yujin malah menertawakannya. ‘I’m Jealous, Yujin..’ batin Xiaoting, lagi tak bisa mengatakannya langsung.

“ Lalu Mashiro… “ Xiaoting buru-buru mengalihkan pembicaraan. “Mashiro hampir mirip denganmu, ia membantu perusahaan orang tuanya, ia sesekali mengunjungi studio dance milik teman-teman yang lain untuk menyalurkan hobinya..”

“Ahh Syukurlah dia hidup dengan baik.. “ Ucap yujin yang tiba-tiba rindu dengan sahabatnya itu.

“Dan terakhir Yurina… “ Suasana mendadak canggung saat Xiaoting menyebutkan nama itu.

“Yurina memilih untuk menjadi aktris. “ Ucap Xiaoting.

“Sangat cocok dengan wajah cantiknya.. “ Komentar Yujin. “kamu tidak membawanya ke sini?” Tanya Yujin.

“Maksudmu?” Tanya Xiaoting bingung.

“Yujin, aku dan Yurina.… “

“ Ahh ini lagu kesukaannku.. “ Potong Yujin yang tak mau mendengar kisah mantannya itu dengan gadis lain. Ia berpura-pura fokus pada musisi yang sedang menyanyikan lagu yang bahkan ia tak tahu judulnya.

Xiaoting hanya bisa menghela napas.

***

“Sudah lama aku tak berjalan kaki sebebas ini.. “ Ucap Xiaoting sambil memakan hot dog nya.

“Resiko seorang selebritis, ngomong-ngomong mengapa makanmu banyak sekali hari ini? Bukankah selebritis sepertimu biasanya harus diet ketat?“Tanya Yujin.

“hahaha.. aku tidak biasanya seperti ini, pikiranku hanya ingin makan sebanyaknya di sini “ Jawab Xiaoting. Ia berhenti sejenak untuk menghabiskan hot dog nya dengan cepat. Yujin hanya tersenyum melihat tingkah Xiaoting. Setelah Xiaoting menghabiskan makanannya itu, mereka pun kembali berjalan.

“Yujin, apakah kamu selamanya akan tinggal di sini?”

“Aku tidak tahu bagaimana masa depan akan membawaku. Tapi untuk sekarang ini, disinilah tempatku.. “ Jawab Yujin.

Xiaoting tak bisa berkomentar apapun. Ia tak tahu apa yang akan dia lakukan ketika tiba waktunya ia harus kembali ke Korea.

Ia lalu menggelengkan kepalanya cepat, ia tak mau memikirkan hal itu dulu, sekarang dia hanya akan menikmati momen kebersamaannya dengan Yujin, selagi masih bisa.

Langkah Xiaoting terhenti ketika dia melihat pria yang cukup familiar. Pria itu sedang melumat bibir pasangannya yang bersandar di pintu mobil.

“Bukankah itu?” Pandangannya langsung berpindah ke gadis sebelahnya.

“Yujin.. “

“Ayo kita harus segera pergi.. “ Yujin pun menarik tangannya, memutar arah mereka, berjalan dengan cepat.

Setelah berjalan cukup jauh, Xiaoting menghentikan langkahnya, memaksa Yujin yang menarik tangannya untuk ikut berhenti.

“Tadi itu apa?” Tanya Xiaoting.

“Yujin tadi itu tunanganmu kan? Mengapa kamu malah berlari? Mengapa kamu tidak menghampiri mereka?” Lanjutnya dengan emosi. “Mengapa kita tidak menghampiri mereka? Jika kamu takut, aku yang akan memukul wajah tunanganmu itu?” Xiaoting kini berapi-api.

“Heii, hei.. mengapa kamu yang emosi?” Tanya Yujin dengan nada tenang.

“Dan Mengapa kamu tidak? Mengapa kamu tidak kelihatan marah, Yujin?” Tanya Xiaoting penuh keheranan.

“Nanti aku akan bertanya pada Minhyuk, mungkin dia punya alasan..” Jawab Yujin.

“What? Yujin, tadi itu tunanganmu, orang yang akan kamu nikahi, orang yang seharusnya hanya mencintaimu itu sedang mencium wanita lain… “ Xiaoting kembali emosi.

“Apakah yang kamu lihat tadi mengingatkanmu dengan kejadian 6 tahun lalu?” Mendengar ucapan Yujin itu sontak membuat Xiaoting terdiam. Raut mukanya berubah, ia kembali merasa bersalah.

Melihat perubahan ekspresi mantan kekasihnya itu membuat Yujin merasa bersalah, ia tak bermaksud mengungkit masa lalu, namun ia tak bisa mengontrol ucapannya.

“Maafkan aku, aku tak bermaksud mengungkit kejadian 6 tahun lalu.. “ Ucap Yujin.

“ It’s ok, I think I deserve it.. “ Balas Xiaoting. Mereka pun terdiam sejenak.

“Aku antar pulang ya” Lanjut Xiaoting.  Yujin pun mengangguk. Xiaoting lalu dengan sigap memanggil taxi. Tidak butuh waktu lama hingga akhirnya mereka sampai ke apartemen Yujin.

“Terima kasih sudah mengantarku, Ting. “ Ucap Yujin.

“No Prob, Lagipula hotelku dekat dari sini, jadi aku bisa berjalan kaki ke sana.. “ Jawab Xiaoting.

“Baik kalau begitu aku masuk yaa.. “ Yujin sudah siap membalikan badannya ketika Xiaoting meraih tangannya.

“Apakah ada yang tidak kamu ceritakan, Yujin?” Xiaoting tidak kuasa menahan pertanyaan yang ada di kepalanya.

“Maksudmu?” Tanya Yujin tak mengerti.

“Hubunganmu dengan Minhyuk, terasa janggal buatku. Kamu seperti tidak masalah dengan apa yang kamu lihat tadi. “ Xiaoting mengutarakan isi kepalanya. Yujin sedikit panik mendengar ucapan Xiaoting, ia seharusnya bisa berakting lebih baik.

“Kamu hanya overthinking, besok aku akan bicara dengan Minhyuk, kami akan selesaikan masalah kami. Sudah yah aku ngantuk.. “  Ucap Yujin berharap Xiaoting akan percaya dengannya.

“ Baiklah kalau begitu, tidur yang nyenyak yaa.. “ Jawab Xiaoting lembut.

Yujin mengangguk, ia kemudian buru-buru masuk ke gedung apartemennya, meninggalkan Xiaoting yang masih penuh pertanyaan di kepalanya.

 

***

Xiaoting memperhatikan manajernya yang masih sibuk memasukan baju mereka ke koper besarnya.

“Kenapa sudah beres-beres saja sih? Kita kan masih punya waktu 3 hari lagi..” Ucap Xiaoting pada managernya.

“2 hari, penerbangan kita ke Korea kan pagi-pagi sekali, jadi jika dihitung kita Cuma punya 2 hari lagi di sini.. “ Jawab manager nya.

‘Dua hari lagi? Secepat itukah waktu berlalu?’ batin Xiaoting.

“Tak terasa yah? Tapi lumayanlah kita ada waktu seminggu lebih setelah acara untuk berlibur di sini. Aku, Junhee, dan Sarang sepertinya sudah lumayan hafal dengan tempat-tempat di sini.. “ Ucap Miran masih sambil membereskan pakaiannya dan Xiaoting. “Bagaimana denganmu? Apakah kamu dan temanmu itu bersenang-senang juga di sini?”

Xiaoting yang masih hanyut dengan lamunannya tak menggubris pertanyaan manajernya itu.

“Xiaoting… “ Managernya kini sedikit menaikan volume suaranya meminta perhatian dari artis nya itu.

“ Ya eonnie… “ Ucap Xiaoting.

Miran hanya menggelengkan kepala nya.

“Apa yang sedang kamu pikirkan? Tanya Miran.

“Eonnie apakah tawaranmu masih berlaku?” Tanya Xiaoting tiba-tiba.

“Tawaran yang mana?” Miran mencoba mengingat-ingat ucapannya pada Xiaoting.

“Aku sudah menyelesaikan syuting-syuting iklanku, untuk acara survival show, mereka sudah melakukan pre-record, tinggal syuting untuk final dan itu masih beberapa bulan lagi. Eonnie apakah aku boleh memperpanjang liburanku di sini?” Tanya Xiaoting memandang mata Miran penuh harap.

“Wah aku terkejut, sepanjang karirmu sepertinya baru kali ini kamu meminta liburan, biasanya aku yang memaksa. Of course, Xiaoting. Ahh sepertinya aku harus membongkar bajumu lagi.. “ ucap Miran.

“Ahh,, terima kasih eonnie.. “ Xiaoting lalu memeluk manajer yang sudah bersamanya dari awal karirnya itu.

Xiaoting lalu berjalan ke arah jendela. Kamarnya berada di lantai yang paling tinggi di hotel itu sehingga ia bisa dengan jelas melihat pemandangan Manhattan dari atas. Dari kamarnya juga ia bisa melihat apartemen milik Yujin, tak sadar senyum berkembang dari bibirnya. Ia kemudian melihat ke arah jarinya, masih terpasang sebuah cincin yang sangat berharga baginya. ‘untung aku datang tepat waktu, kalau tidak kau sudah hanyut entah sampai mana..’ .batinnya. Pandangannya kembali ke arah apartemen gadis yang masih sangat ia cintai.

“Yujin, I want you back, I’ll make you whole again. I’ll make you mine.” Bisiknya.

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!