If You're Not The One

Fate

 

“Oppa kamu benar-benar harus hati-hati.. “ Ucap Yujin ketika tunangannya itu baru masuk ke ruangannya.

“Woah, ada apa? Kok tiba-tiba?” Minhyuk lalu duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Yujin.

“Aku kemarin melihatmu mencium seorang wanita, temanku melihatnya juga, kamu membuatku berada di posisi yang canggung.. “ Jawab Yujin.

“ahh.. begitukah? Maafkan aku, kemarin itu sedikit di luar kendaliku..”

“ Kamu tahu kan akibatnya kalau orang tua dan keluarga kita yang melihat? dan siapa lagi itu? mengapa kamu sering sekali berganti-ganti wanita? Kamu harus mempertimbangkan untuk mengecek kesehatanmu jika gaya hidupmu seperti itu terus, aku takut kamu terkena penyakit-penyakit aneh..”  Yujin menceramahi tunangannya itu.

“Why so rude? Aku selalu memastikan semuanya aman, oke aku akan mengecek kesehatanku tiap bulan, puas?” Tanya Minyuk.

Yujin hanya menggelengkan kepalanya.

“Barangkali kamu mau mencobanya denganku, aku pastikan kita lakukan dengan aman..” ucap Minhyuk sambil menaikan alisnya.

Sebuah buku pun mendarat di kepalanya.

“Oww.. calm down baby, aku hanya bercanda.. “ Ucap Minhyuk sambil mengusap dahi nya.

“Tidak lucu, oppa! Bicara seperti itu lagi, aku akan melempar gelas ini ke kepalamu!” ancam Yujin.

“Ok.. Ok.. Oh My God, bertahun-tahun kenal denganmu aku baru tahu kamu sekasar ini, ckckck.. “ Ledek Minhyuk.

Yujin hanya mengangkat bahunya.

“Yujin, siapa teman yang bersamamu itu?” Tanya Minhyuk.

“Shen Xiaoting” Jawab Yujin singkat.

“What? The Shen Xiaoting? kalian langsung akrab setelah bertemu di pesta Mrs. Wellington?” Tanya Minhyuk penasaran.

“Oppa, Shen Xiaoting adalah mantan yang pernah aku ceritakan.. “ Jawab Yujin.

“Whaaat? Kamu dan Shen Xiaoting pernah berpacaran? Two Gorgeous women in a relationship? It’s not fair!” Ucap Minhyuk.

“Reaksimu berlebihan sekali, dan jangan ceritakan ini pada siapapun! “ Balas Yujin.

“Aku sudah banyak menyimpan rahasiamu, walaupun tak ada yang sebesar ini, hmm padahal aku bisa dapat uang yang banyak dari para jurnalis itu  untuk berita besar seperti ini. ” Ucap Minhyuk sambil memegang dagunya.

“Oppa, kamu benar-benar ingin merasakan gelas ini mendarat di kepalamu?” Ancam Yujin lagi sambil mengangkat gelas di depannya.

Minhyuk lalu mengangkat tangannya. “ Sis, aku bercanda, sekarang taruh gelasnya ya.. “

Yujin pun menaruh gelasnya.

“Fiuh, tak terbayang bagaimana anak kita jika punya ibu sepertimu.” ucap Minhyuk.

“Oppa, aku harap kamu tak serius.. “ Yujin kaget dengan ucapan Minhyuk tadi, ia pikir mereka sepakat untuk tak melakukan apa-apa setelah menikah.

“Yujin, bukankah akan mudah buat kita jika kita melakukannya seperti orang-orang?” Ucap Minhyuk.

“Oppa, kita sudah sepakat, makannya aku setuju untuk menikah denganmu.”  rasa takut kemudian muncul di hati Yujin, apakah yang dikatakan Tiffany akan menjadi kenyataan?

“Yujin, bisakah kita……“ Minhyuk tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi.

Ia pun terdiam sesaat.

“Maafkan aku, apa yang aku pikirkan… “ Ucap Minhyuk.

“Oppa, maafkan aku, apakah kamu mau membatalkannya? Aku tak mau menahanmu untuk bersama orang yang kamu cintai..” Kini Yujin mengubah nada suaranya menjadi lebih lembut.

Minhyuk dengan cepat menggelengkan kepalanya.

“Aku sudah bicara dengan orang tuaku, sepertinya bahkan orang tuaku tak bisa membatalkan pernikahan kita, mereka takut dengan orang tuamu.”

Mendengar itu Yujin menjadi bersalah terhadap temannya itu.

“Maafkan aku, Oppa.. “ Ucapnya seraya menundukan kepalanya.

Minhyuk kemudian meraih tangan Yujin.

“Tidak apa-apa, Yujin. Kita akan melaluinya bersama.. “ Minhyuk menatap mata Yujin dengan dalam, Yujin tak mengerti apa arti tatapan Minhyuk tersebut, ia dengan refleks melepaskan tangannya dari genggaman Minhyuk. Yujin bisa melihat kesedihan di mata tunangannya itu.

Minhyuk kemudian tersenyum, mecoba kembali menjadi dirinya yang periang.

“Oh yah, aku ke sini karena orang tuaku mengundangmu makan malam bersama kami untuk Christmas Eve nanti malam.. “ Ucap Minhyuk dengan antusias.

Yujin menganggukan kepalanya.

“Ok, kalau begitu aku akan jemput kamu jam 7 malam, Nanti akan ada yang mengantarkan gaun untukmu, Ibuku memesannya langsung dari Paris, dia sangat antusias ingin melihatmu memakainya.. “ Lanjut Minhyuk lagi.

Tiba-tiba Yujin merasa ada beban berat di punggungnya. Ia pun kembali menganggukan kepalanya.

“Kalau begitu aku pergi dulu.. “ Minyuk beranjak dari kursinya, ia kemudian menghampiri kursi Yujin, ia mengusap puncak kepala tunangannya itu.

“I’m sorry.. “ kemudian Minhyuk pergi meninggalkan ruangan Yujin.

“Mengapa sekarang menjadi lebih rumit?” ucap Yujin sambil memijat dahinya dengan kedua tangannya.

 

***

Berbeda dengan acara makan malam keluarganya. Acara makan malam keluarga Minhyuk jauh lebih hangat. Minhyuk dan adiknya bebas bercanda di meja makan bahkan orang tua mereka pun sesekali ikut bergabung dengan mereka.  Yujin sudah kenal lama dengan orang tua Minhyuk, sehingga ia tak canggung lagi ketika harus menghabiskan waktu bersama mereka seperti sekarang ini.

“Yujin, kamu cantik sekali dengan gaun itu.. “ Puji Mrs. Lee

“Terima kasih, auntie. Ini berkat dirimu yang memilihkan gaun cantik ini… “ Balas Yujin, tak lupa memuji calon mertuanya itu.

“ Tapi tetap saja yang membuat gaun itu lebih cantik karena kamu yang memakainya.. “ Lanjut Mrs.Lee.

Yujin hanya membalasnya dengan senyuman.

“Aku tak sabar menunggu saat kamu benar-benar resmi menjadi bagian dari keluarga kita” Kini Mr. Lee ikut berkomentar.  Mrs. Lee langsung mengangguk setuju.

“You are so smart, beautiful , and kind.. Mungkin satu-satunya pilihan hidup terbaik yang pernah dibuat oleh Minhyuk..”  Tambah Mrs. Lee.

“Eommaa… “ Protes Minhyuk.

“Hyung, Jika kamu menyakiti Yujin Noona, aku akan merebutnya darimu.. “ Kini adiknya ikut berkomentar.

“Yaah, kamu masih kecil, Donghyuk!” Kini protes Minhyuk ditujukan kepada adiknya.

Mr dan Mrs. Lee tertawa melihat kedua anaknya itu.

Mendengar percakapan keluarga Lee itu membuat perasaan Yujin berkecamuk, di sisi lain ia bisa merasakan kehangatan bersama mereka, hidupnya akan lebih mudah jika ia menjadi bagian dari keluarga Lee, namun di sisi satunya, ia merasa terbebani karena ia tidak akan bisa menjadi menantu yang sempurna buat mereka, ia tak bisa memberikan hatinya kepada anak laki-laki mereka.

“Yujin, bagaimana makanannya?” Suara Mrs. Lee membangunkannya dari lamunannya.

“It’s perfect, auntie.. “ Jawaban Yujin itu membuat senyum Mrs. Lee semakin lebar.

Mereka pun melanjutkan makan malam mereka dan tetap diselingi oleh obrolan hangat.

Malam pun semakin larut, Yujin meminta Minhyuk untuk mengantarnya pulang.

“Apakah kamu tidak akan menginap saja?” Tanya Mrs. Lee. “Karena kalian sudah bertunangan seharusnya tidak masalah jika kamu tidur di kamar Minhyuk..” lanjut Mrs.Lee dengan tatapan penuh arti.

“Aku tidak bisa auntie, ada yang harus aku kerjakan, yah ada yang harus kerjakan..” Ucap Yujin berbohong.

“Ckckck, Appa mu itu seharusnya memberimu kelonggaran, siapa yang bekerja di malam natal?” Ucap Mrs. Lee sambil menggelengkan kepalanya.

Yujin hanya tersenyum kecil mendengarnya.

“Baiklah, Minhyuk tolong menyetir dengan hati-hati yah.. “ Pandangan Mrs. Lee berpindah ke putranya. “ And Merry Christmas, dear.. “ Ia lalu menghampiri dan memeluk Yujin.

“Merry Christmas, auntie..” Jawab Yujin.

***

“Terima kasih, Oppa.. “ Ucap yujin saat ia akan membuka pintu mobil.

“Yujin,tunggu.. “  Minhyuk menahan Yujin.

“Iyah Oppa?”

“Maafkan soal tadi yah, aku takut kamu tak nyaman tadi, orang tuaku tidak tahu jadi mereka over excited seperti itu… “ Ucap Minhyuk.

“Tidak apa-apa, Oppa, seperti yang kamu bilang, mereka tidak tahu.. “ Jawab Yujin.

“Baik kalau begitu aku pulang yah, kamu istirahat yah, aku tahu kamu tidak ada pekerjaan lagi..” Ucap Minhyuk.

“Hahaha, maafkan aku harus berbohong di depan ibumu, akan sangat canggung sekali jika aku harus tidur di kamarmu..” Balas Yujin.

“Yujin… “ Minhyuk tiba-tiba mengeluarkan ekspresi wajah yang tak pernah ia tunjukan di depan Yujin.

Yujin menunggu apa yang akan dikatakan Minhyuk.

“Ahh lupakan, sudah sana, kamu butuh istirahat.. “ Ucap Minhyuk. Yujin hanya mengangguk bingung dengan tingkah temannya itu.

“Bye, Oppa..”

“Bye, Jinnie.. “

Yujin lalu berjalan perlahan menuju apartemennya, saat ini pikirannya berjalan kemana-mana, ia berharap apa yang dipikirannya ini tidak terjadi, Minhyuk sudah ia anggap seperti kakak laki-laki yang tak pernah ia miliki. Jika pikirannya ini terbukti benar ia tak bisa bayangkan bagaimana nasib pernikahannya kelak, ia tak bisa memberikan hatinya kepada Minhyuk, Ia sudah memberikan hatinya pada seseorang dan orang tersebut sampai sekarang belum mengembalikannya.

“Yujin… “ Sapa seseorang.

“Astaga..” Ucap yujin kaget.

“Hahaha.. kamu benar-benar harus mengurangi kebiasaan melamunmu. Ckckck tidak pernah berubah… “ Ucap Xiaoting yang entah datang dari mana.

“Xiaoting? Bukannya seharusnya kamu sudah terbang tadi pagi?” Tanya Yujin heran.

“Aku masih ada pekerjaan di sini.. “ Jawab Xiaoting berbohong.

“Oh begitu rupanya..” Balas Yujin singkat.

“Merry Christmas.. “ Ucap Xiaoting

“Kamu ke sini hanya untuk mengucapkan itu?” Tanya Yujin. Xiaoting mengangguk.

“Aku sudah menunggumu dari tadi, aku mencoba meneleponmu, tapi sepertinya handphone mu mati…” Ucap Xiaoting sambil mengerucutkan bibirnya.

Yujin langsung menyalakan ponselnya, ia sengaja mematikan ponselnya karena merasa tak enak jika ponselnya itu berbunyi ketika ia sedang makan malam bersama keluarga Lee.

“3 jam yang lalu, Xiaoting? Kamu sudah disini selama 3 jam yang lalu?” Tanya Yujin kaget melihat notifikasi di ponselnya.  Xiaoting kembali mengangguk.

“Di luar dingin sekali, aku tak bisa merasakan tanganku…” Ucap Xiaoting sedikit melebih-lebihkan.

“Terus kenapa kamu bodoh sekali, mengapa menungguku?” Yujin kini mulai khawatir.

“Ayo masuk, kamu harus menghangatkan badanmu.. “ Yujin kemudian menarik tangan Xiaoting , mengajaknya masuk ke apartemennya.

Xiaoting tersenyum, rencananya berhasil.

***

“ Kamu seharusnya tidak menambahkan gula pada cokelat ini, rasanya jadi manis sekali.. “ Komentar Xiaoting setelah meminum cokelat panas buatan Yujin.

“Kamu minum saja, jangan banyak protes, yang penting badanmu hangat dulu.. “ Ucap Yujin yang kini sibuk membereskan ruang tengah apartemennya.

“Kapan terakhir kamu membereskan apartemenmu? Berantakan sekali.. “ Komentar Xiaoting lagi.

“Astaga Xiaoting, kamu makan apa sih hari ini? cerewet sekali… “ Balas Yujin.

Xiaoting tidak membalas pertanyaan mantan kekasihnya itu, ia malah langsung membaringkan badannya di sofa milik Yujin.

“Kamu akan tidur di sini?” Tanya Yujin ketika melihat Xiaoting sudah mulai menutup matanya.

“Hmmm.. “ Jawab Xiaoting singkat.

“Kamu bahkan belum bertanya padaku, memangnya aku mengizinkan?”  

“Aku tahu kamu pasti mengizinkan, kamu tak akan tega membiarkanku pulang selarut ini.. “ Jawab Xiaoting dengan mata yang masih tertutup. Xiaoting benar, Yujin tak akan mengizinkan Xiaoting pulang meskipun Xiaoting sendiri yang meminta.

“Kamu tidur di kamar sepupuku saja, dia sedang pulang ke rumah orang tuanya di Florida.” Usul Yujin.

“Aku mau di sini saja, di sini nyaman” Jawab Xiaoting.

“Baiklah kalau itu mau kamu, aku ambilkan baju ganti untukmu yaa.. “ Yujin pun langsung menuju kamarnya.

Yujin yang sudah mengganti pakaiannya dengan pijama kembali ke ruang tengah, ia mendapati Xiaoting sedang fokus menonton TV.

“Kamu tidak jadi tidur?” Tanya Yujin.

“Aku tidak jadi mengantuk dan dipikir-pikir mengapa kita tidur saat Christmas Eve? “ Balas Xiaoting.

Yujin hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Apa yang kamu tonton? “ Tanya Yujin lagi.

“Home alone, apa lagi? Hahaha…” Jawab Xiaoting sambil tertawa. Yujin kembali menggelengkan kepalanya.

“Ganti baju dulu..” yujin lalu menyerahkan bajunya kepada Xiaoting. Xiaoting lalu mangambil baju tidur di tangan Yujin.

“Awas jangan diganti channelnya.. “ Ucap Xiaoting sebelum masuk ke kamar mandi. Entah berapa kali Yujin harus menggelengkan kepalanya.

Yujin kemudian duduk dan melanjutkan film nya. Ia kemudian tertawa karena salah satu adegan di televisi. “Film ini memang tidak pernah membosankan meski ditonton berulang kali..” bisiknya.

Yujin sedang larut menikmati film ketika ia merasakan ada tekanan tambahan di sofa yang sedang ia duduki.

“Kamu menontonnya juga?” Tanya Xiaoting.

“Hmm… sudah ritual setiap natal.” Jawab Yujin. Xiaoting mengangguk setuju.

Mereka pun melanjutkan menonton, saling berbagi tawa saat ada adegan yang mereka anggap lucu, saling bertukar komentar. ‘Like old times’ batin Xiaoting.

“Yujin… “ Panggil Xiaoting di tengan film.

“Hmm..” Jawab Yujin.

“Tadi kamu dari mana?” Tanya Xiaoting.

“Makan malam bersama Keluarga Minhyuk” Jawab Yujin, matanya masih berfokus pada TV.

“ohh… “ Balas Xiaoting. Ia sudah menduga ketika Yujin keluar dari mobil seseorang tadi, namun tetap saja sakit mendengarnya, betapa ia ingin ada di posisi Minhyuk sekarang, bisa makan malam bersama keluarga dan wanita yang ia cintai di hari istimewa.

Xiaoting tahu jalannya tak akan mulus untuk mendapatkan hati Yujin kembali, namun ia sudah bertekad, Ia akan berusaha sekuat tenaga sampai Yujin bisa mengatakan “3 kata” itu lagi padanya. Kemanapun takdir akan membawanya, ia tak mau ada lagi penyesalan.

“Kamu sudah bicara dengannya tentang apa yang kamu lihat waktu itu?” Tanya Xiaoting lagi.

Yujin mengangguk.

“Minhyuk hanya mabuk, dia tidak tahu apa yang dilakukankannya” Jawab Yujin Berbohong.

Xiaoting menggelengkan kepalanya, ia sungguh frustasi dengan mantannya itu, apa yang ada di kepalanya? Mengapa dia berpikir itu hal yang wajar?

“Yujin…”

“Aku tak mau membahasnya… “  Yujin langsung memotong  apapun yang mau diucapkan oleh Xiaoting.

Xiaoting hanya bisa menghelas napasnya.

Mereka pun melanjutkan menonton film nya sampai habis.

***

Yujin adalah orang pertama yang membuka matanya, cahaya matahari yang menyusup dari jendela ruang tengah mengenai matanya, itu cukup membuatnya terbangun dari tidurnya. ‘Apakah sudah siang?’ pikirnya. Ia dan Xiaoting sepertinya tertidur di sofa ketika mereka sedang menonton film ketiga mereka, sofa itu cukup luas untuk mereka berdua. Ia pun langsung teringat dengan mantannya itu, Yujin lalu membalikan badannya dan dilihatnya mantan kekasihnya itu masih tertidur, ‘her face looks peaceful” batin Yujin.

Yujin sangat sadar apa yang ia lakukan ini sungguh berbahaya untuk hatinya. Ia harus memakai perisai yang sangat kuat untuk melindungi dirinya karena kalau tidak Xiaoting akan sangat mudah meruntuhkan pertahanannya. Kejadian 6 tahun lalu sungguh meninggalkan trauma mendalam pada dirinya, rasa sakit yang begitu mendalam  meninggalkan lubang besar di hatinya, ia mungkin sudah memaafkan Xiaoting, namun itu tak membuat lubang dihatinya tertutup dengan sendirinya. Rasa cintanya yang begitu besar tehadap Xiaoting lah yang membuat ia seperti ini, ia tak mau mengulanginya lagi. Jika ia harus mengalami sakit lagi karena orang yang sama, Yujin tak yakin kali ini dia akan pulih.

“Heii.. “ karena terlalu hanyut dengan pikirannya, Yujin tak sadar Xiaoting sudah bangun dari tadi mempehatikannya.

“ Hei..” Balas Yujin.

Xiaoting pun tersenyum, ia sangat rindu wajah bangun tidur Yujin, Yujin’s bare face is her favorite, mantannya itu paling cantik ketika tanpa make up seperti sekarang ini. Dahulu ketika masih bersama, Xiaoting akan langsung meraih wajah Yujin dan mencium wajah Yujin terus menerus meskipun diprotes oleh mantannya itu, ia akan terus menciumi wajah mantannya itu. Ia merindukan momen itu, tekadnya untuk mengembalikan hubungan mereka berdua seperti dulu semakin kuat.

“Jam berapa sekarang?” Tanyanya pada Yujin.

Yujin lalu meraih ponselnya di meja. “11.30..sudah siang ternyata…” Jawabnya.

“Aku lapar.. “ Ucap Xiaoting tiba-tiba.

“Kita pesan delivery saja yaa…” Usul Yujin.

“Naah, aku akan memasak.. “ Xiaoting pun lalu menuju dapur milik Yujin.

Yujin mengikuti mantannya itu ke dapur.

“ Seriously? Kamu tidak sadar kulkas mu kosong?” Tanya Xiaoting, ia langsung melihat ke cabinet dapur.”Yujin, apa-apaan ini? Cabinet mu isinya cuman hanya ada mie instan?” Ucap Xiaoting lagi, kini matanya menatap mata Yujin dengan pandangan menghakimi.

Yujin tersenyum malu, Ia dan Hiyyih sama-sama bukan tipe gadis dapur, mereka lebih sering memesan makanan dari luar.

“Hehe.. so delivery?” Tanya Yujin. Xiaoting mengangguk lemas.

“Korean food or Chinese food?” Tanya Yujin lagi.

“Chinese food, pleaseee.. “ Jawab Xiaoting

“Ok…”

***

“ Ayolah ini akan menyenangkan!!” Ucap Xiaoting mencoba menarik tangan Yujin yang bersikukuh tidak ingin menemaninya bermain ice skating.

“Kamu saja deh, aku menunggu di pinggir.. “ Jawab Yujin tetap dengan pendiriannya.

“Tidak seru jika sendiri, please” Kini Xiaoting memasang ekspresi memohon.

“Tidak ah, terlalu dingin dan terlalu ramai di sini..” Ucap Yujin, Karena hari ini adalah hari natal, Bryant Park yang menjadi tempat favorit orang-orang New York ber-ice skating menjadi sangat ramai.

“Justru karena kita hanya mendapatkan suasana ini setahun sekali, kita harus ikut meramaikannya…” Xiaoting masih berusaha membujuk mantannya itu.

“ Tidak mau, lagipula perjanjiannya kan aku hanya seminggu jadi tour guide mu, dipikir-pikir mengapa aku harus menemanimu.. “ Jawab Yujin.

“Perjanjian diperpanjang selama aku ada di sini… “ ucap Xiaoting.

“Says who?” Tanya Yujin

“Me..” jawab Xiaoting. “ Kamu tega membiarkan temanmu  sendirian di kota asing ini?”

“Oh My God… you really played your cards well…” Ucap Yujin menyerah. Xiaoting tersenyum mendengarnya

“So, Please… “

“Ok..” Jawab Yujin pasrah.

“Yess.. “ Teriak Xiaoting.

Yujin yang sebelumnya harus dipaksa untuk bermain ice skating ternyata yang paling menikmati permainan, bahkan dia belum mau berhenti jika tidak dipaksa oleh Xiaoting. Bersama warga New York lainnya, mereka menghabiskan waktu natal dengan perasaan suka cita.

 

***

Meeting akhir tahun. Yujin sangat benci ketika hari itu tiba, karena itu artinya ia harus berhadapan dengan Appa-nya, walaupun meeting dilakukan secara virtual karena dihadiri oleh semua petinggi seluruh jaringan internasional perusahaan mereka, namun tetap saja melihat Appa-nya di tengah layar membuat bulu kuduk Yujin berdiri, his presence is really strong. Semua para petinggi harus mempresentasikan kinerja mereka selama setahun, Appa-nya mendengarkan setiap detail penjelasan dari para petinggi tersebut, ia bahkan tak segan memaki dengan berkata kasar jika salah satu dari mereka ia anggap under-performed. 

Ketika gilirannya yang harus presentasi, Appa-nya fokus mendengarkannya, ia percaya diri dengan kinerjanya selama setahun ini, ia dan tim nya sudah bekerja dengan sangat keras. Setelah Yujin selesai bicara,ekspresi Appa-nya tak berubah tetap datar. “Ok Next.. “ Ucap Appa-nya. 

Meski kecewa karena kerja kerasnya seperti tidak mendapat apresiasi, Yujin berusaha untuk tetap tersenyum ‘Well, at least dia tidak memakiku.’batinnya.

Selesai meeting Appa-nya ingin berbicara pribadi dengannya. Semua peserta meeting sudah keluar dari virtual meeting tersebut, tersisa Yujin dan Appa-nya.

“Yujin, aku ingin pernikahanmu dengan Minhyuk dimajukan, bulan Februari adalah waktu yang sangat cocok untuk kalian.. “ Tanpa basa-basi Mr.Choi mengutarakan keinginannya. Yujin tahu cepat atau lambat ini akan terjadi, ia hanya berharap Minhyuk tak berubah pikiran atas rencana mereka setelah menikah, jika tidak maka hidup Yujin akan benar-benar seperti di neraka.

“Baik Appa, nanti aku akan bicarakan ini dengan Minyuk Oppa.. “ Jawab Yujin.

“Tidak perlu, setelah ini aku yang akan mengabari Minhyuk dan keluarganya, mereka sudah pasti setuju, mereka harus setuju.” Tegas Mr. Choi.

“Baiklah kalau begitu.” Yujin sudah tak berniat untuk berdebat dengan Appa-nya.

“Yujin, please be a good daughter.” Ucap Appa-nya sebelum keluar dari virtual meeting.

‘Mungkin ini yang terbaik, aku menikah dan bisa melupakan Xiaoting, setidaknya aku akan tetap bisa melanjutkan hidupku dengan setengah sisa hatiku.. ‘ batin Yujin.

***

“Aku kira eonnie akan mengajaku ke Time Square.. “

“Eonnie? Aku kira kamu tak akan memanggilku itu lagi?”Tanya Yujin.

“Aku kangen memanggilmu eonnie… “ Jawab Xiaoting sambil tersenyum.

“Aku kira kamu lupa aku lebih  tua darimu.. “ Ucap Yujin lagi.

“Tak jadi deh, aku panggil kamu Yujin lagi saja.“

“Ckckck, dasar tidak punya pendirian… “

Xiaoting hanya tertawa mendengarnya.

“Ngomong-ngomong kamu belum menjawab pertanyaanku, mengapa kamu mengajaku ke sini? Bukannya seharusnya kita ada di Time Square menunggu pesta kembang api?” Tanya Xiaoting lagi.

“Time Square terlalu mainstream, selain itu terlalu padat di sana” Jawab Yujin.

“Benar juga sih, tempat ini bagus juga, bar di dekat danau, menarik..” Komentar Xiaoting sambil melihat sekelilingnya, Bar yang cukup besar itu sudah dipenuhi oleh orang-orang yang juga ingin merayakan pergantian tahun di sana.

“Sudah lama aku ingin ke sini, karena tempatnya yang jauh, niatku tak pernah kesampaian..” Ucap Yujin.

“Yeah.. kamu harus menyetir selama 3 jam untuk sampai ke sini, ngomong-ngomong bagaimana nanti kita pulang? Aku tidak mau kamu menyetir terlalu malam, dan aku yakin kamu pasti akan minum banyak malam ini..” Tanya Xiaoting.

“Kita akan tidur di mobil..” Jawab Yujin

“what?Jangan bilang ini ide spontanmu? Kamu tidak mempunyai planning sebelumnya?” Tanya Xiaoting.

Yujin memberikan senyuman bersalah kepada mantannya itu.

“Maafkan aku,  today is such a bad day for me, sebenarnya tadi saat menyetir aku tak berniat ke sini, aku hanya ingin berjalan terus saja, tahu-tahu kita sudah sampai di Lake George, makannya aku langsung mengajakmu ke sini, kebetulan aku sudah lama ingin ke sini.” Ucap Yujin masih sambil memberikan senyum bersalahnya.

“Oh My God Yujin.. “ Ucap Xiaoting tak percaya.

“Lagipula sepanjang perjalanan tadi kamu tidak protes, kamu malah asyik bernyanyi-nyanyi.. “ Ucap Yujin membela dirinya.

“Yah karena aku pikir kamu sudah punya rencana di pikiranmu itu,,” Jawab Xiaoting.

“I’m sorry.. “ Ucap yujin lagi, kini merasa bersalah.

Sebenarnya Xiaoting tak keberatan dengan ini semua, ia malah senang bisa pergi jauh berdua dengan Yujin, namun ia khawatir dengan mantannya itu, apa yang menyebabkan Yujin menjadi hilang arah seperti itu.

“It’s ok, Malam ini adalah malam tahun baru, kini nikmati saja yaa..” Ucap Xiaoting.

Semua pertunjukan ditampilkan di bar itu, musik, tarian, bahkan pertunjukan sulap, Yujin dan Xiaoting sangat menikmati malam mereka itu. Dan saat waktu sudah mulai menunjukan pukul 11.59 malam, para pengunjung bar pun melakukan countdown bersama-sama tak terkecuali kedua mantan kekasih yang tak kalah antusiasnya dengan pengunjung yang lain.

“5, 4, 3, 2, 1… Happy new Year… “ Sorak sorai terdengar di seluruh bar, banyak pasangan yang hadir di sana, mereka langsung mencium pasangan masing-masing ketika jam tepat menunjukan Pukul 00: 00, suasana yang canggung bagi Yujin dan Xiaoting.

Untuk mengurangi kecanggungan, Yujin lalu mengambil ponselnya, ia mencoba mencari penginapan terdekat di sini, ia dan Xiaoting tak mungkin pulang malam ini juga.

“Tidak ada yang kosong..” gumamnya.

“Apa?” Tanya Xiaoting.

“Aku sedang mencari penginapan. Hotel, motel, atau apapun sejenisnya sudah full booked, mungkin karena malam tahun baru, susah untuk mencari penginapan secara mendadak seperti ini..” jawab Yujin. “Maafkan aku ya..” Lanjutnya.

“Bahan bakar mobilmu masih banyak kan? Aku tadi melihat kamu mengisinya full ketika sampai sini..” Tanya Xiaoting.

Yujin mengangguk.

“Kalau begitu mau bagaimana lagi, kita tidur di mobilmu, setidaknya kita bisa menyalakan penghangat sampai besok pagi. Besok pagi baru kita kembali ke Manhattan..” Usul Xiaoting.

Yujin kembali mengangguk “Ya, mau bagaimana lagi.. “. Mereka pun bergegas ke luar bar setelah membayar makanan dan minuman mereka.

***

Ketika pagi hari tiba, Yujin mendapati dirinya sendiri di dalam mobil, ‘dimana Xiaoting?’ pikirnya. Ia pun kemudian melihat ke jendela samping mobil, Ia melihat Xiaoting sedang duduk di pinggir danau, ia pun kemudian turun menghampiri Xiaoting.

“Huh dingin.. “ Ucapnya seraya duduk di samping mantan kekasihnya itu.

“Sudah bangun? Padahal di mobil saja jika kedinginan.. “ Ucap Xiaoting yang matanya masih tertuju pada danau yang terbentang luas di depannya.

“Badanku pegal jika di mobil terus..” Ia pun lalu meregangkan tangan dan kakinya. “ Ahh.. this is better.. “ Ucapnya lagi

Setelah itu mereka berdua pun kembali terdiam, keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

“Yujin..” panggil Xiaoting memecah kesunyian.

“Hmm..” Jawab Yujin.

“Apakah ada masalah? Tolong jangan bilang tidak ada, aku sangat mengenalmu.. “ Ucap Xiaoting berharap Yujin akan jujur padanya.

“Sebenarnya ini bukan masalah, hanya saja..  “ Yujin menghentikan ucapannya.

“Apa Yujin? Hanya saja apa?” Tanya Xiaoting kembali dengan nada memohon.

“Xiaoting, bolehkah untuk sekali ini saja kita melupakan semuanya? Kamu tak perlu khawatir denganku, kita nikmati saja kebersamaan kita selama kamu ada di New York, jangan memikirkan apapun, kita bersenang-senang saja, sebagai teman. “ Ucap Yujin yang tak sadar kata-kata terakhirnya itu bagai belati yang menusuk hati Xiaoting.

Yujin, apakah masih ada harapan untukku?’ Xiaoting bertanya dalam hati. Meski begitu Xiaoting tetap menganggukan kepalanya.

“Terima Kasih” ucap Yujin.

 Meski sulit Xiaoting akan tetap bertahan. Ia tetap akan mengejar harapan itu, walaupun harapannya itu hanya 1% ia akan tetap mengejarnya. ‘ Tak boleh lagi ada penyesalan Xiaoting, tidak boleh ada penyesalan’ pikirnya.

Yujin melihat ekspresi Xiaoting yang berubah menjadi sedih, ia tak mengerti apa artinya, apakah mantannya itu masih memiliki rasa padanya, Yujin berusaha untuk tidak memikirkan kemungkinan itu, tidak mungkin Xiaoting masih mencintainya, namun entah mengapa ada perasaan bersalah yang menghinggapinya.Tanpa sadar,  Ia pun kemudian meraih tangan Xiaoting, menautkan jari-jari mereka. kepalanya kemudian bersandar di bahu Xiaoting. ‘this shoulder was once my home’ pikirnya.

‘ Xiaoting, Let me be with you for a while, until the time you have to go,until we finally forget about each other’   Pikir Yujin lagi sambil memperat tautan jari mereka.

***

 

Yujinnie, apakah sudah di apartemen?” Kata-kata yang tertulis di ponsel Yujin. Sudah 3 hari ia tak bertemu dengan Xiaoting karena kesibukannya.

Aku sedang bersama Minhyuk Oppa.. “ Balas Yujin, ia kemudian melihat ke cermin, berdiri di depannya seorang wanita menggunakan gaun putih panjang, gaun yang sangat cantik. Ia menghirup napas panjang dan mengeluarkannya lagi, ia lakukan itu berkali-kali. ‘you can do it, Yujin’ ia berusaha meyakinkan dirinya. Ponselnya kembali bergetar.

Oh begitu, baiklah, have fun.

 Tiba-tiba Yujin merasa bersalah karena sudah menelantarkan Xiaoting tiga hari ini, sudah hampir satu bulan Xiaoting ada di sini, dan hampir setiap hari Yujin menemaninya.

Kamu sedang apa? Nanti malam aku jemput yaa…” Tanya Yujin, ia merasa harus menebus 3 hari kemarin.

Ok, oh aku sedang bersama Mrs.Wellington, ia mengajaku berbelanja.” Yujin senang Xiaoting memiliki teman di New York selain dirinya.

Baiklah, Have fun..” Balas Yujin.

“Jinnie apakah sudah selesai? Kamu lama sekali di dalam”  Kini terdengar suara Minhyuk memanggilnya dari luar.

“Sebentar lagi, Oppa.. “ ia kemudian melihat bayangan dirinya lagi di cermin. “Ok, you can do it!”bisiknya, ia kemudian membuka pintu fitting room.

“ OH MY GOD, Jinniee,, kamu sangat cantik..” ucap Minhyuk dengan nada takjub. Yujin hanya tersenyum mendengar komentar Minhyuk.

“Kamu juga tampak lebih tampan dengan jas itu Oppa.” Yujin balik memuji Minhyuk,mendengar itu senyum Minhyuk bertambah lebar.

“Wah kalian serasi sekali.. “ Kini terdengar suara Mrs. Jannie Kim , pemilik butik tempat Yujin membuat baju pengantinnya. “Tolong berpose, aku akan foto kalian.. “ ucapnya.  Minhyuk sudah melingkarkan tangannya di pinggang Yujin ketika tiba-tiba pintu butik terbuka.

“Jane, I want to.. Ups, did I interrupt something?” terdengar suara dari arah pintu.


“Oh My God, Minhyuk and Yujin! I didn’t expect to meet you here.. “ sapa seorang wanita yang ternyata adalah Mrs. Wellington, di belakangnya adalah Xiaoting yang sedang menatap tajam ke arah Yujin. Mereka berdua pun menghampiri kedua calon pengantin itu.

“Oh, You guys are so compatible, handsome and beautiful, I hope your marriage goes well.. “ Ucap Mrs. Wellington lagi.

“Thank You, auntie.. “ balas Minhyuk. Sementara Yujin hanya membalasnya dengan senyum kecil. Perhatiannya kemudian tertuju pada gadis yang sekarang tak mau melihat matanya.

‘Kamu kenapa Xiaoting?’ pikirnya, ada perasaan bersalah pada diri Yujin karena tak pernah memberitahukan tanggal pernikahannya kepada Xiaoting. Dia pun tak mengerti mengapa ia tak bisa terbuka untuk hal itu pada mantan kekasihnya.

“Xiaoting, let's come here next time, we can't disturb the happy couple..” Ucap Mrs. Wellington sambil tertawa kecil. “ Jane, I will come again next time.. “

Mrs. Wellington pun mengajak Xiaoting ke luar butik. Yujin hanya bisa melihat mantan kekasihnya itu pergi menjauh.

“ Are you okay?” bisik Minhyuk di sebelahnya.

Yujin menggelengkan kepalanya.

“Bolehkah kita pulang sekarang?” Tanya Yujin.

“Ok” Jawab Minhyuk lemas.

***

Yujin berjalan lemas keluar dari lift menuju apartemennya, bayangannya penuh dengan wajah Xiaoting, mengapa mantannya itu tampak sedih? Bukannya Xiaoting tahu ia akan menikah dengan Minhyuk? mengapa ia tak mengangkat telepon dari Yujin? mengapa ia tak membalas pesannya?  Semua pertanyaan bercampur di otaknya. ‘Apakah dia sudah sampai hotel?’ perasaan khawatir kemudian muncul, ia berniat untuk membalikan badannya untuk kembali ke parkiran megambil mobil untuk pergi menuju hotel Xiaoting menginap ketika ia melihat orang yang ia cari sedang duduk bersandar di depan pintu apartemennya.

“Xiaoting?” ucapnya, ia kemudian berjalan cepat menuju gadis yang sedari tadi ada di pikirannya.

“Xiaoting hei.. “ Sapa Yujin yang ikut menurunkan badannya, duduk di sebelah Xiaoting.

“Hei.. “ balas Xiaoting, ia memberikan senyum kecil kepada Yujin.

“Mengapa tidak masuk?” Tanya Yujin heran, Yujin sudah memberikan password pintu apartemennya kepada Xiaoting.

“Aku mendadak lupa passwordnya… “ Jawab Xiaoting. Yujin tak tahu harus menjawab apa, ia kemudian berdiri dan menarik tangan Xiaoting agar ia ikut berdiri. Setelah memasukan password apartemennya mereka berdua pun masuk.

Kini mereka berdua sudah duduk di sofa ruang tengah.

“Xiaoting, maafkan aku yah..” Ucap Yujin.

“Mengapa kamu harus minta maaf?” Tanya Xiaoting datar.

“karena tak memberitahumu bahwa aku dan Minhyuk akan menikah awal bulan depan.”

“Bukankah itu kurang dari 2 minggu lagi?” Tanya Xiaoting.

Yujin mengangguk.

“Aku sepertinya sudah tak berarti apa-apa buatmu yah?” Tanya Xiaoting lagi.

“Maksudmu?” Yujin bingung dengan pertanyaan Xiaoting.

“Kamu bahkan tak peduli untuk sekedar memberitahukan tanggal pernikahanmu.” Ucap Xiaoting masih dengan nada datar.

“Bukan begitu Xiaoting, aku juga tidak tahu kenapa aku begitu takut untuk memberitahumu, tapi jangan pernah bilang aku tidak peduli denganmu, aku sangat peduli padamu, Ting” Jawab Yujin tanpa ragu.

“Yujin, apakah waktu bersama kita selama sebulan ini tidak ada artinya buat kamu?”  Tanya Xiaoting yang masih belum puas dengan jawaban Yujin.

“Bagaimana bisa kamu bilang sebulan kemarin tidak berarti bagiku padahal sebulan kemarin adalah masa paling bahagiaku selama 6 tahun di sini?!” kini Yujin tak kuasa menahan air matanya.

“Lalu apa artinya aku buatmu, Yujin?!” emosi Xiaoting mulai terpancing.

“Xiaoting… Apa yang kamu lakukan? Aku tahu kamu tidak ada pekerjaan di sini, mengapa kamu memutuskan untuk tetap tinggal?” Yujin membalas pertanyaan Xiaoting dengan pertanyaan.

“Lalu mengapa kamu tidak bertanya dari dulu? Mengapa kamu tidak pernah membahas alasanku untuk tetap tinggal?” Tanya Xiaoting dengan nada yang cukup keras. Yujin terdiam sesaat.

 

“Karena aku tak mau kamu pergi, aku ingin terus bersamamu sampai akhir, sebelum akhirnya aku harus menikahi Minhyuk..” Jawab Yujin pelan, dia tiba-tiba merasa malu terhadap gadis disampingnya itu.

“yujin, it’s not fair, it’s not in’ fair!!!…” Kini air mata Xiaoting yang jatuh. “Sekarang bertanyalah, tanyakan padaku mengapa aku memilih tinggal..” Ucap Xiaoting.

Yujin menggelengkan kepalanya, menolak menuruti perintah Xiaoting.

“Yujin please, jika kamu memang masih punya rasa peduli padaku, bertanyalah…”

Yujin kemudian mengalihkan pandangannya ke wajah Xiaoting, ia menatap matanya dengan dalam.

“Xiaoting, mengapa kamu memilih tinggal?” Tanya Yujin, air mata masih mengalir di pipinya.

Xiaoting kemudian mengusap air mata di pipi Yujin. “Aku memilih tinggal karena aku masih cinta sama kamu, aku masih sangat sangat mencintaimu, perasaanku tak pernah berubah sedikitpun, aku mau kamu kembali” Jawab Xiaoting perlahan agar Yujin bisa mencerna semua kata-katanya satu persatu.

Mendengar kata-kata itu membuat air mata Yujin semakin deras.

“ Xiaoting.. aku tidak bisa, aku sebentar lagi akan menikah..” Jawab Yujin.

“Apakah kamu mencintai Minhyuk? Tolong jawab aku dengan jujur… “ Ucap Xiaoting lirih.

Yujin menutup matanya, kini air matanya tak terbendung lagi, ia menangis sejadi-jadinya. Melihat itu Xiaoting dengan sigap memeluk wanita yang sangat ia cintai itu.

“Mengapa kamu seperti ini, sayang?” Tanya Xiaoting. “Tak bisakah kali ini kita saling jujur dengan perasaan kita..” Ucapnya lagi.

“Xiaoting, cinta kita ini terlalu rumit, aku tak mau kita saling menyakiti lagi. Aku tak mau terluka lagi dan aku juga tak mau melihatmu terluka” ucap Yujin yang masih ada di pelukan Xiaoting.

“Terlambat Yujin, luka ku tak pernah sembuh semenjak kita berpisah 6 tahun lalu, bagaimana aku bisa sembuh jika satu-satunya obat yang bisa menyembuhkanku adalah kamu..” Xiaoting meluapkan semua perasaannya.

“Xiaoting, please… “

Xiaoting lalu melepaskan pelukan mereka, ia kemudian memegang wajah Yujin dengan kedua tangannya.

“ I Love You.. “ Ucap Xiaoting sambil menatap mata Yujin dengan dalam.

Yujin tak bisa membalas pernyataan cinta Xiaoting, ia hanya mengangguk sambil masih menangis.

“Apakah aku tak akan pernah mendengar kamu mengatakan 3 kata itu lagi?” Tanya Xiaoting sedih.

Yujin kini menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. “I’m sorry.. I’m sorry..” ucap Yujin lirih.

Suasana pun menjadi hening seketika, hanya terdengar suara tangis Yujin yang mulai mereda.

“Satu hari.. “  ucap Xiaoting tiba-tiba.

Yujin lalu mengangkat kepalanya setelah mendengar ucapan Xiaoting.

“ Satu hari?” tanyanya bingung.

“Beri aku satu hari untuk kembali ke masa itu, ke masa dimana kamu adalah milikku dan aku adalah milikmu. Aku ingin setelah itu kamu memilih antara aku atau Minhyuk” Jawab Xiaoting.

“Xiaoting, aku sudah bilang aku tak mau menyakitimu lagi..” Yujin menganggap itu adalah ide yang gila.

“Yujin, aku mohon, satu hari saja. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku ingin menyelesaikan semua ini tanpa penyesalan. “

Yujin masih belum menjawab.

“Aku janji jika ternyata aku bukan pilihanmu, aku akan melepaskanmu, benar-benar melepaskanmu.” Kini Xiaoting kembali mengeluarkan air matanya.

“Please… “ Ia masih memohon.

Yujin kini mengangguk tak tahan melihat Xiaoting menangis.

“Terima Kasih“ Ucap Xiaoting sambil menghapus air matanya.

***

 

Yujin segera membuka pintu apartemennya ketika bel berbunyi. Ia tersenyum ketika melihat siapa yang ada di balik pintu. Ia langsung membukakan pintu apartemen.

“Apakah kamu masih lupa password apartemenku? “ Tanya Yujin.

“Tidak seru kalau aku langsung masuk ke apartemenmu..” Jawab Xiaoting seraya tersenyum, ia kemudian menyerahkan satu buket bunga kepada Yujin .”Buat Kamu..” ucapnya sambil tersenyum malu.

“Terima kasih..” Yujin mencium bunga yang baru ia terima lalu kembali tersenyum. “Masuk dulu ya, aku masih belum selesai siap-siap..” Ucap Yujin.

“Ok..” Xiaoting pun masuk ke apartemen Yujin.

Setelah menunggu beberapa lama, Yujin pun ke luar dari kamarnya.

“Yuk..” ajak Yujin.

“Hari ini aku yang menyetir ya, aku sebenarnya sudah punya international driving licence.. “Ucap Xiaoting.

“ Oh yah? Kamu tak pernah cerita, ok kalau begitu. Hari ini aku serahkan semuanya padamu.” Jawab Yujin seraya memberikan kunci mobilnya kepada Xiaoting.

“Umm Yujin, hari ini tolong jangan pikirkan apapun, Please remember that today You are Mine and I’m Yours.. “ Ucap Xiaoting dengan nada lembut

Yujin mengangguk. “Ok..” Jawabnya.

***

“Ternyata benar kata orang-orang di internet. This is the best sandwhich yang pernah aku makan..” Ucap Xiaoting.

“Kamu mencari tempat ini di internet?” Tanya Yujin.

“Tentu saja, aku mengetik di search bar ‘Tempat kencan terbaik di New York’ dan hampir semua situs menyarankan tempat ini.. “ Balas Xiaoting sambil tersenyum.

“Lalu setelah ini kita akan ke mana?” Tanya Yujin lagi.

“Setelah ini kita akan berbelanja, membeli buah-buahan, minuman, roti? Apapun yang bisa kita bawa, dan yang paling penting kita akan membeli keranjang piknik!” Jawab Xiaoting.

“Coba aku tebak, setelah itu kita akan pergi ke Central Park?”Tanya Yujin.

“Yahh tidak seru! mengapa kamu bisa menebaknya.. “ Ucap Xiaoting sambil cemberut.

“Hahaha.. jika kamu bertanya kepada Mr.Internet dia pasti akan mengarahkanmu ke sana..” Ucap yujin seraya mencubit pipi Xiaoting tak tahan melihat ekspresi menggemaskannya,”Why so cute..” ucapnya lagi. Xiaoting kemudian kembali tersenyum, ia meraih tangan Yujin dan menautkan jari-jari mereka.

“Apakah aku sudah bilang bahwa hari ini kamu cantik sekali?” Ucap Xiaoting lembut yang membuat pipi  Yujin memerah. Melihat pipi merah Yujin Xiaoting langsung membelai pipinya itu. “cute..” bisiknya.

Xiaoting bisa melihat pipi wanita yang dicintainya itu semakin memerah.

“Yujin. I Love you so much “ Bisiknya kini.

“I Know...” Jawab Yujin.

Yujin masih belum membalasnya, tapi Shen Xiaoting belum menyerah, ia akan mencobanya lagi.

***

“Ketika kamu bertanya kepada Mr.Internet pasti kamu lupa menambahkan ‘musim dingin’ di belakangnya..” Ucap Yujin.

Mereka sedang duduk di kursi taman karena mereka merasa tak nyaman jika harus menggelar tikar di cuaca yang sangat dingin hari itu. Xiaoting kemudian menggaruk kepalanya. “Aku lupa, hahaha… “ ia pun tertawa. “Setidaknya kita punya wine untuk menghangatkan badan..” Ia pun kemudian mengambil botol dan gelas wine di keranjang yang mereka beli. Ia menyerahkan gelas yang sudah diisi wine kepada Yujin, kemudian ia menyiapkan untuk dirinya sendiri.

“Ahh Nice.. “ ucap yujin usai meneguk wine miliknya.

“Not bad right? Pemandangan Central Park juga  menjadi indah sekali dengan salju-salju ini..” Ucap Xiaoting.

“Kamu benar..” Jawab Yujin singkat. Yujin pun mengalihkan pandangannya ke wajah cantik Xiaoting, mantannya hari ini berdandan sangat cantik.

“ Xiaoting, ada yang ingin sekali aku katakan dari pertama kita bertemu lagi di pesta Mrs Wellington. Umm…  Xiaoting,  kamu semakin cantik. You are the most beautiful person in the world, at least for me “ Ia kemudian membelai pipi Xiaoting. “Melihatmu dengan mantel putihmu sekarang ini… I have no words to describe it.” Ucap yujin kehabisan kata-kata.

“then have you fallen in love with me?” Tanya Xiaoting penuh harap.

“I can’t answer it..” Jawab Yujin kemudian menundukan kepalanya.

Xiaoting kemudian meraih tangan Yujin dan menggenggamnya.

“It’s ok, I’ll try harder..” bisiknya.

***

“Comedy show? Seriously Xiaoting..” Ucap Yujin.

“Hahaha, Mr. Internet merekomendasikannya, aku tak tahu ternyata Jokes mereka tidak sama dengan kita.. “ Jawab Xiaoting.

“Aku yang sudah 6 tahun disini pun kadang tak paham dengan jokes orang-orang di sini, cultural difference I guess…” Ucap Yujin. Xiaoting pun mengangguk.

“Yujin, Thank you for today.. This is my happiest day..” ucap Xiaoting.

“For me, this is my hardest day… “ Jawab Yujin.

“Maksud kamu?” Tanya Xiaoting bingung.

Yujin hanya menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menyalakan radio mobilnya.

Mereka berdua pun mendengarkan musik dari radio, sebuah lagu lama, mereka berdua terdiam seperti terbawa oleh lirik lagunya.

If you're not the one then why does my soul feel glad today?

If you're not the one then why does my hand fit yours this way?

If you are not mine then why does your heart return my call?

If you are not mine would I have the strength to stand at all?

I'll never know what the future brings

But I know you're here with me now

We'll make it through

And I hope you are the one I share my life with

I don't want to run away but I can't take it, I don't understand

If I'm not made for you then why does my heart tell me that I am?

Is there any way that I can stay in your arms?

https://www.youtube.com/watch?v=gxGHhKGMj4M

(Note: try reading while listening to the song)

 

Seperti terbawa suasana, Xiaoting lalu meraih tangan Yujin, menghadapkan badannya ke hadapannya. Ia kemudian membelai pipi Yujin dengan lembut sambil menatap kedalaman mata wanita yang ia cintai itu. Ia kemudian mendekatkan wajah mereka, tak butuh lama untuk bibir Xiaoting bertemu dengan bibir gadisnya itu. Tak sabar ia meminta Yujin untuk membuka mulutnya, kini lidah mereka pun saling beradu. Kedua tangan Yujin kini sudah melingkar di leher Xiaoting membuat Xiaoting memperdalam ciumannya.  Tak puas, Xiaoting pindah dari kursinya, kini ia berada di atas tubuh Yujin, dengan tergesa-gesa ia mengatur posisi kursi Yujin agar gadisnya itu lebih nyaman, kemudian ia kembali mencium bibir gadisnya lagi, masih belum puas ciumannya kini berpindah ke leher. Terdengar desahan milik wanita yang ia cintai itu, hal itu membuat Xiaoting semakin lepas kendali, ia mencoba menyentuh bagian sensitif  dari wanita yang ia cintai itu, namun tangan Yujin menghalanginya.

“Xiaoting, not here… “ ucap Yujin dengan suara seraknya.

Xiaoting pun lalu pindah ke kursinya, menancap gas mobil langsung menuju hotelnya.

Sesampainya di hotel, mereka tak membuang waktu, bibir mereka kembali bersatu, tanpa rasa sabar mereka menanggalkan pakaian mereka satu persatu. Sesampainya di tempat tidur Xiaoting kembali mendominasi, Kini ia mencium dahi, mata, hidung, pipi, dan bibir Yujin, tak ada satupun bagian dari wajahnya yang terlewat. 

Xiaoting kemudian mengangkat kepalanya, memandang wajah gadis yang tak pernah absen mengisi hati dan pikirannya.

“ I Love You.. “ Ucapnya entah sudah berapa kali hari ini.

Ia kemudian mencium leher Yujin, walaupun 6 tahun sudah berlalu, ia masih ingat spot yang disukai wanitanya itu. Yujin kemudian mengeluarkan suara yang sangat disukai oleh Xiaoting. Kini bibir Xiaoting berpindah ke tempat lain, memberi perhatian ke satu persatu bagian tubuh gadis yang sangat ia cintai. Malam itu hanya terdengar suara  keduanya meneriakan nama satu sama lain.

That night the two lost souls reunited.

***

Xiaoting membuka matanya ketika sinar matahari yang datang dari jendela hotel mengenai matanya. Secara otomatis tangannya mencoba mencari wanita yang membuat malamnya indah semalam, matanya kemudian terbuka lebar ketika tangannya tak menyentuh apapun. Yujin tidak ada di sampingnya.

Ia kemudian berlari menuju kamar mandi. ‘kosong’ pikirnya.

“Where are You?” bisiknya.

Ia kemudian mencoba menelepon ponsel Yujin, panggilannya diarahkan ke Mailbox. Yujin mematikan ponselnya.

Ia kemudian melihat secarik kertas di meja sebelah tempat tidurnya. “Mengapa aku baru sadar sekarang” bisiknya lagi,

Ia pun lalu mengambil secarik kertas itu.

I’m Sorry Xiaoting…

I Love You..

never stop, will never stop….

Xiaoting tak tahu harus bereaksi seperti apa setelah membaca pesan dari Yujin.

“ What does this mean?” bisiknya.

 

 

Author:

What’s next???

Btw just wanna say thanks to the love for this Fanfic and thanks to the people who commented.

only a few chapters left!!

Terima kasih!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!