The Hardest Days

Fate

 

“Baru beberapa hari di sini saja aku sudah rindu masakan Korea… “ Ucap Sunmi yang tak bisa menghabiskan Taco yang ia pesan.

“Masalahnya kamu setiap ke sini pasti memesan Taco, pasti lama-lama akan bosan juga eonnie..” Komentar Yeseo yang masih menikmati tuna sandwinch miliknya.

“Lebih mending dibanding gadis di sampingku ini, Hei Yujin, apakah kamu hanya akan memainkan makananmu?” Tanya Sunmi.

“Apakah kamu sedang berdiet? Bukankah waktu kemarin sudah tidak ada masalah dengan baju pengantinmu?” Tanya Sunmi lagi.

Yujin hanya menggelengkan kepalanya.

“Aku sedang tidak nafsu makan saja… “ Jawab Yujin.

“Ckckck.. sepertinya aku pernah menonton drama ini sebelumnya..” Ucap Sunmi tiba-tiba.

“Maksud eonnie? Drama apa?” Tanya Yeseo.

“Drama dimana anak perempuan dipaksa menikah oleh Ayahnya sendiri, aku tak tahu apakah endingnya akan sama…” ucap Sunmi.

“Eonniee… “ Yeseo mencoba mengingatkan Sunmi untuk lebih pengertian kepada Kakak ketiganya itu.

“Kamu bisa bilang seperti itu karena kamu bisa menikah dengan orang yang kamu cintai dan disetujui oleh Appa.. “ Balas Yujin.

“Pernikahan yang adikku sendiri tak bisa datang.. “ Ucap Sunmi lagi.

“Aku kan sudah minta maaf, kamu terlalu pendendam, eonnie. Awas jangan menularkan sifatmu itu pada keponakanku.. “  Balas Yujin lagi.

“Heechan sangat manis, sepertinya sifatnya menurun dari Junho Oppa, Syukurlah…” Ucap Yeseo menambahkan.

“Yaaah, ada apa sih dengan kalian?” Protes Sunmi terhadap adik-adiknya.

Yeseo tiba-tiba menghela napasnya. “Aku jadi rindu Tiffany eonnie…” Ucapnya.

“Eonnie ada di sini.” Jawab Yujin mengagetkan kedua saudarinya.

“Tiffany eonnie ada di sini?” Tanya Sunmi lagi memastikan.

“Iyah Eonnie, aku sudah bertemu dengannya, dia ada di New York..” Jawab Yujin.

“Apakah kita bisa bertemu dengannya?” Tanya Yeseo penuh harap.

Yujin mengangguk.

“Nanti aku akan bilang pada Tiffany eonnie… “ Jawab Yujin lagi

“Apakah dia bahagia eonnie?” Tanya Yeseo lagi.

“Aku tak pernah melihat Tiffany eonnie sebahagia sekarang..” Jawab Yujin seraya tersenyum, mengingat wajah bahagia kakaknya itu.

Kemudian ia merasakan ada dua tangan yang menggenggam kedua tangannya, satu milik Yeseo, dan satunya lagi milik Sunmi.

“Kamu juga bisa bahagia seperti Tiffany, tolong pikirkan lagi Yujin.” Ucap Sunmi dengan lembut.

“Betul eonnie..” Ucap Yeseo menambahkan.

Yujin lalu menghela napas panjangnya.

“Shen Xiaoting… “ Tiba-tiba sebuah nama muncul dari bibirnya.

“Shen Xiaoting? Selebritis terkenal itu? Penari dan koreografer yang paling terkenal saat ini? Ada apa dengannya? “ Tanya Sunmi penasaran.

“Dia adalah alasan mengapa aku tak pernah bisa kembali ke Korea.. “ Jawabnya.

“Maksud eonnie dia adalah orang yang eonnie pernah cintai 6 tahun lalu? “ Tanya Yeseo.

Yujin menggelengkan kepalanya.

“Bukan pernah Yeseo, masih. Aku masih mencintainya.. “ Jawab Yujin.

“Eonnie…” Yeseo tidak tahu harus berkomentar apa.

“Kurang lebih sebulan yang lalu aku bertemu lagi dengannya di sini. Meski awalnya aku mencoba menghindarinya tapi kegigihannya membuat kami dekat lagi, aku pikir tidak apa-apa, kami masih bisa berteman. Namun ternyata Xiaoting memilih untuk tinggal karena ia ingin aku kembali padanya…” Tiba-tiba air mata Yujin jatuh. “ Aku sangat jahat padanya, dia begitu tulus tapi aku.. aku tetap saja menyakitinya… “

“Apa yang terjadi?” Tanya Sunmi dengan nada lembut.

“Malam itu, saat kami selesai… “ Yujin tak bisa menceritakan detail apa yang terjadi malam itu pada Yeseo dan Sunmi. “ Malam itu setelah aku dan Xiaoting menghabiskan malam bersama aku menerima email dari alamat tak dikenal…”

Ia pun menunjukan email itu kepada adik dan kakaknya.

“Oh My God, siapa yang mengambil gambar-gambar ini?” Tanya Sunmi setelah melihat foto Yujin dan Xiaoting yang sedang bercumbu di mobilnya dengan posisi yang dapat menghebohkan publik jika tersebar. Dan yang paling mengerikan adalah pesan di body text email yang dikirimkan kepada adiknya itu.

“Bukan saja karirnya yang akan hancur, aku memastikan dia tak akan melihat matahari lagi jika kamu tetap bersamanya…”

“Oh Tuhan, ini sungguh mengerikan..” Kini Yeseo ikut berkomentar.

“Siapa yang tega melakukan ini?” Tanya Sunmi.

“Appa.. “ Jawab Yujin yakin.

Ketiga saudari itu pun kemudian terdiam.

“Yujin… “ Panggil Sunmi memecah kesunyian.

“Aku minta nomor Tiffany eonnie… “

Yujin pun memberikan nomor Tiffany pada Sunmi

 

***

H-5

Sudah beberapa hari ini Xiaoting mengurung diri di kamar hotel, di tangannya masih menempel ponselnya yang hampir setiap menit ia cek notifikasinya. Sudah 5 hari tapi masih belum ada pesan ataupun telepon dari Yujin. Dia sengaja tidak menghubungi Yujin terlebih dahulu, karena ia sadar kini bola ada di tangan gadis yang ia cintai itu, ia akan menunggu, menunggu sampai tanggal pernikahan Yujin dan pria yang Xiaoting tak ingin sebut namanya. Jika pada saat itu masih tak ada kabar, maka Xiaoting akan berhenti.

“ Saat itu aku akan benar-benar melepasmu… “ bisiknya.

Ponselnya kini bergetar menumbuhkan kembali harapannya yang kemudian harus pupus lagi ketika melihat nama di layar ponselnya.

Ia pun menjawab panggilan yang masuk. “Hallo, Eonnie… “ Jawabnya.

Xiaoting, bagaimana kabarmu? Apa kamu sudah puas dengan liburanmu?” Tanya Miran di seberang sana.

“Lumayan.. “ jawab Xiaoting singkat.

Apakah kamu sudah siap kembali? Banyak tawaran yang sudah mengantri.. “ Ucap Miran lagi.

“Beri aku waktu 5 hari lagi yah Eonnie.. “ Balas Xiaoting.

Hmm Baiklah.. nanti aku akan telepon kamu lagi kalau begitu..” Jawab Miran lagi.

“Baik Eonnie.. “

Take care, Xiaoting..”

“Thank You, Eonnie…”

Xiaoting kembali melihat ke jendela hotelnya, melihat ke arah apartemen Yujin.

“ 5 hari lagi…” bisiknya.

***

“Eonnie, apakah kamu akan terus memelototi ponselmu itu?” Tanya Chaehyun pada bossnya itu.

“Aku sedang menunggu telepon dari Mr.Johnson..” Jawab Yujin berbohong.

“Bukankah nanti juga akan berbunyi jika ada telepon masuk” Ucap Chaehyun yang bingung dengan tingkah Yujin.

“Ahh iah kamu benar.. “ Yujin pun meletakan ponselnya di meja.

“Eonnie bukankah pernikahanmu tinggal 5 hari lagi, mengapa kamu tidak mengambil cuti?” Tanya Chaehyun.

“Tidak perlu.” Jawab Yujin singkat.

Chaehyun hanya mengangguk mendengar jawaban bossnya itu.

Yujin kembali melihat ke arah ponselnya. Mencoba menahan keinginan untuk menelepon Xiaoting, meminta maaf dan memohonnya untuk  kembali

‘5 hari lagi…’ ucapnya dalam hati.

 

***

H-3

“Masih punya muka kamu menemuiku? “ Ucap Mr.Choi pada putrinya.

“Appa.. “ Panggil Tiffany. Tiffany yang tahu bahwa Appa-nya ada di New York langsung menghubungi Appa-nya untuk mengajaknya bertemu.

“Ahh.. kamu masih menganggapku ayahmu?” Jawab Appa nya. “Aku tidak akan pernah memaafkanmu Tiffany.. “ Lanjutnya lagi.

“Aku tidak datang untuk meminta maaf Appa…” Ucap Tiffany.

Mr Choi langsung menaikan alisnya. “Lalu untuk apa?”

“Yujin.. “ jawab Tiffany.

“Ada apa dengan adikmu?” Tanya Mr.Choi.

“Please Stop, Appa.  Stop ruining your own daughter!” Ucap Tiffany.

“ Apa makudmu?!” Mr. Choi menaikan suaranya, ia kemudian melihat sekelilingnya, sejenak lupa mereka sedang ada di restaurant yang cukup ramai.

“Apa maksudmu, Tiffany?” ia bertanya lagi dengan suara lebih pelan.

“Aku tahu apa yang kamu lakukan? Mengancam putrimu sendiri? That’s low, even for you.. “ Tiffany kini menatap mata Appa-nya dengan tajam.

Appa-nya kini menggelengkan kepala.

“Kamu tahu aku tak akan melakukan apa yang aku tulis di email itu… “ Appa-nya secara tidak langsung mengakui perbuatannya. “Aku hanya menggertak, aku hanya ingin adikmu mundur…”

“Appa, kamu harus belajar tidak semua harus sesuai kehendakmu.. sepanjang umurnya, adikku itu selalu menurutimu. she has suffered because of it!” Kini Tiffany sudah tak bisa menahan emosinya.

“Don’t you dare talk to me like that!” emosi Appa-nya ikut tersulut.

“Appaa… I know you love her.. I know you are sorry for what you did to her 6 years ago..” ucap Tiffany lagi dengan emosi yang lebih terkendali.

Mendengar itu Appa-nya hanya diam saja.

“Appa… “ Panggil Tiffany lagi masih berusaha.

“ You know, I just want the best for her, her choice will only trouble her later…” Balas Mr.Choi dengan nada yang lebih tenang.

“Appa, lihat aku, aku bisa bahagia dengan pilihanku.. “ Ucap Tiffany sambil menunjuk dirinya.

Mr.Choi langsung menatap tajam mata putri pertamanya itu.

“She is not You, Tiffany, I Won’t let her,,,”  Ucap Mr.Choi dingin.

“ Yujin akan tetap menikah dengan Minhyuk, keputusanku sudah bulat.” Mr.Choi pun beranjak dari kursinya meninggalkan Tiffany sendirian.

Tiffany kemudian menghembuskan napas yang ia tahan sedari tadi.

“Keras kepala..” bisiknya. Ia pun kemudian mengambil ponselnya.

“Taeyeon, I need your help… “ ucapnya pada kekasihnya di seberang sana.

 

***

Dua orang introvert yang baru pertama kali bertemu itu tampak canggung. Tak tahu siapa yang harus memulai pembicaraan terlebih dahulu.

“Ehm… “ Akhirnya  gadis yang lebih tua berinisiatif untuk memulai pembicaraan.

“Kamu mau minum apa?” Tanya Taeyeon.

“Sunbaenim saja dulu yang memesan.. “ Jawab Xiaoting.

“Umm jangan memanggilku itu, panggil saja aku eonnie..” Ucap Taeyeon.

“Ahh,, aku merasa tak enak, bagaimanapun juga Sunbaenim adalah seniorku di industri..” Jawab Xiaoting lagi.

“Aku sudah lama tidak aktif, lagipula lebih nyaman jika kamu panggil aku, eonnie..” Ucap Taeyeon lagi.

“Baiklah kalau begitu… Eonnie.” Ucap Xiaoting. Mendengarnya membuat Taeyeon tersenyum.

“Nah begitu dong.. umm sepertinya aku akan memesan cocktail tanpa alcohol saja, aku tak boleh mabuk karena harus menyetir.. “ ucap Taeyeon

“kalau begitu aku memesan yang sama. Tak ingin merepotkan eonnie jika nanti aku mabuk.. “

“Hahaha,, baiklah.. “ Taeyeon pun memberikan aba-aba kepada Waitress untuk menuliskan pesanan mereka.

Mereka pun kembali terdiam.

Taeyeon ditugasi oleh Tiffany untuk memastikan Xiaoting masih di New York dan dalam keadaan baik-baik saja. Tiffany sudah tahu mengenai hubungan Yujin dan Xiaoting melalui Sunmi, ia berusaha membantu agar adiknya mendapatkan kebahagiaannya juga.

Taeyeon yang masih punya banyak link akhirnya bisa medapatkan nomor Xiaoting, walaupun pada awalnya Xiaoting terdengar kaget ketika tahu tiba-tiba seorang Taeyeon meneleponnya. Namun akhirnya Xiaoting setuju ketika ia mengajaknya bertemu.

“Xiaoting, apakah kamu baik-baik saja? Aku sudah mendengar semuanya dari Tiffany..” Ucap Taeyeon dengan nada hati-hati.

Xiaoting menghela napasnya panjang.

“Aku ingin mengatakan aku baik-baik saja, tetapi bahkan aku tak bisa berbohong padamu, eonnie.. “ Jawab Xiaoting.

“Apakah kamu sangat mencintai Yujin?”

“Aku bahkan tidak bisa membayangkan untuk tidak mencintainya eonnie, loving her is like a part of me, so if I stop then that part of me will not be whole anymore.” Jawab Xiaoting lagi.

“ckckck.. ada apa dengan dua kakak beradik itu bisa membuat kita berdua seperti ini.. “ Ucap Taeyeon mengenang masa sulitnya bersama Tiffany.

“Aku kagum padamu eonnie, apa yang kamu lakukan dulu sangat berani…” Ucap Xiaoting.

“Itu bukan apa-apa, yang aku lakukan itu juga untuk diriku sendiri kok, aku ingin bahagia, aku memilih untuk bahagia bersama wanita yang aku cintai.. “Jawab Taeyeon.

Xiaoting tersenyum kecil mendengar Jawab Taeyeon tersebut.

“Xiaoting, apa yang akan kamu lakukan jika kamu bisa kembali bersama Yujin? Bagaimana dengan karirmu? ”Tanya Taeyeon.

“Hmm.. aku sudah pikirkan, saat ini masyarakat sudah cukup open minded, aku bisa saja jujur dan tetap terus berkarir, aku pasti akan banyak kehilangan penggemar, tapi itu tak akan menjadi masalah, aku bisa tahu mana yang benar-benar adalah penggemar sejatiku.. tapi jika memang tidak bisa, aku tak keberatan melepaskan semuanya, seperti yang eonnie lakukan. Aku sudah meraih mimpiku, aku masih punya mimpi yang lain… “

“Apa itu?” Tanya Taeyeon.

“Hidup bersama Yujin, memiliki rumah 2 tingkat dengan pekarangan besar, memilki 2 anak dan sepasang anjing dan anak-anaknya… “ Jawab Xiaoting yang sudah mulai berkaca-kaca.

“Ohh Xiaoting… “ ucap Taeyeon seraya memberikan tissue pada gadis yang lebih muda darinya itu.

Xiaoting pun segera menyeka air mata yang sudah mulai turun.

Taeyeon yang melihat itu tak kuasa menitikan air matanya.  Taeyeon kemudian menghela napasnya. “Lalu bagaimana jika akhirnya Yujin tetap menikah dengan Minhyuk?”

“Aku akan kembali ke Korea, lalu… “ Xiaoting tak bisa meneruskan kata-katanya, ia kemudian menggelengkan kepalanya.

“Aku tak tahu Eonnie, jujur aku tak tahu apa yang akan aku lakukan lagi, aku tak pernah pikirkan itu..” Ucap Xiaoting dengan nada lemas, tiba-tiba perasaan sedih mendatanginya ketika muncul bayangan akan kehilangan Yujin untuk kedua kalinya.

Taeyeon lalu menepuk-nepuk bahu Xiaoting mencoba memberikannya kekuatan.

Tak lama waitress pun datang membawa minuman mereka. Xiaoting lalu meminum minumannya berusaha untuk menenangkan dirinya.

“Maafkan aku, Tiffany memintaku untuk menemani dan menghiburmu tapi aku malah membuatmu menangis.. “ Ucap Taeyeon merasa bersalah.

“Tidak apa-apa eonnie, terima kasih.. “ Ucap Xiaoting. Mereka pun terdiam sejenak, menikmati cocktail yang mereka pesan.

 “Aku jadi penasaran, apa yang membuatmu dulu jatuh cinta pada Tiffany eonnie?“  tanya Xiaoting tiba-tiba.

“I love everything about her, hahaha… but definitely her eyesmile. Ketika ia memberikan eyesmile-nya khusus untukku pada saat pertama kali kami bertemu, from that moment I know that she is the one. Love at the first sight?  “ Jawab Taeyeon. Xiaoting tersenyum mendengarnya.

“Berbeda dengan eonnie aku tak langsung menyadarinya, ketika Yujin memberikan eyesmile-nya pertama kali padaku, aku merasakan sesuatu yang berbeda, namun aku mencoba tak memikirkannya karena pada saat itu aku punya perasaan dengan perempuan lain. Namun tanpa aku sadari aku selalu menantikan pertemuan kami, menantikan untuk melihat eyemile-nya tiap hari, Maybe not love at the first sight but love that comes slowly but steadily…” Ucap Xiaoting mengenang awal perkenalannya dengan Yujin hingga akhirnya jatuh cinta padanya.

“Again, what’s wrong with those sisters with their eyesmile? “ Ucap Taeyeon.

“Hahaha.. sepertinya kita harus melarang mereka untuk menggunakan eyesmile-nya lagi, sungguh tak baik untuk kita… hahaha… “ Ucap Xiaoting sambil tertawa, Taeyeon senang setidaknya ia bisa membuat Xiaoting tertawa walaupun hanya sesaat.

“Mengapa sekarang aku rasanya ingin minum alcohol yah?” ucap Taeyeon tiba-tiba “ Ahh,, aku akan pesan supir bayaran saja untuk antar kita pulang, bagaimana?” Tanya Taeyeon lagi.

“Ok!” Jawab Xiaoting

“Beer?” Tanya Taeyeon.

“Beer.” Jawab Xiaoting.

Dua orang asing yang tidak pernah bertemu itu pun kemudian menghabiskan malam layaknya teman lama. Mereka mengobrol tentang masa lalu mereka, tentu sebatas hal-hal yang menyenangkan dan kenangan-kenangan indah bersama wanita yang mereka cintai, sengaja melewatkan hal-hal yang menyedihkan.

Malam itu Taeyeon berhasil menjalankan misi-nya dengan cukup baik.

***

H-2

Meskipun hari pernikahannya tinggal 2 hari lagi, Minhyuk masih disibukan dengan urusan perusahaannya, Ia masih harus mereview berbagai laporan untuk projek baru perusahaannya, harapannya, dia bisa lebih tenang meninggalkan perusahaan selama ia pergi honeymoon dengan Yujin. Mengingat tunangannya itu membuat ia senang sekaligus sedih.

Yujin mungkin tidak tahu, namun Minhyuk selalu mencintai Yujin selama 6 tahun mereka saling mengenal, Minhyuk bisa menyimpan perasaannya begitu rapi, ia tahu wanita yang ia cintai itu masih belum sembuh dari luka masa lalunya, maka dari itu ia menempatkan dirinya sebagai sahabat wanita yang ia cintai itu. Tahun demi tahun mereka lalui, namun Yujin tetap sama, ia tak pernah melihat Minhyuk lebih dari seorang sahabat, Minhyuk pun mencari pelarian dengan mengencani wanita lain, namun tetap saja itu tak dapat menghilangkan perasaanya kepada Yujin, ia pun berubah menjadi seseorang yang selalu berganti wanita, berharap perasaan cintanya pada Yujin bisa terhapus sendirinya. Lagi, itu tidak pernah berhasil.

Ketika kabar perjodohannya dengan Yujin disampaikan oleh orang tuanya, Minhyuk tak bisa berbohong, ia bahagia mendengarnya namun lagi-lagi kebahagiannya langsung sirna ketika mendengar rencana Yujin.

Oppa, bagaimana kalau kita ikuti saja apa kata orang tua kita, kita menikah namun aku dan Oppa tetap menjalankan hidup kita masing-masing. Aku tahu kamu tak suka diikat seperti ini dan kamu masih bisa bebas pergi bersama pacar-pacarmu itu… “

Ia masih bisa mengingat kata-kata Yujin dengan jelas. Ia dengan bodohnya menuruti permintaan Yujin, ia pikir setidaknya ia bisa memiliki sedikit bagian dari Yujin walaupun dengan cara seperti itu.

“Apakah dengan seiring waktu kamu bisa mencintaiku?” Ucap Minhyuk pada diri sendiri. Minhyuk masih berharap.

Tiba-tiba terdengar ada yang mengetuk pintu kantornya.

“Masuk..” Ucapnya.

“Boss, ada yang mau bertemu denganmu..”

“Siapa?” Tanya Minhyuk

“ dia mengaku namanya Tiffany Young.. “ Jawab Asisten pribadinya itu.

‘Bukankah itu kakaknya Yujin’ pikirnya.

“Suruh dia masuk.. “ Ucap Minhyuk kemudian.

Minhyuk kemudian berdiri dari tempat duduknya ketika melihat Tiffany masuk.

“Hai Minhyuk, maaf aku tiba-tiba datang ke kantormu..” ucap Tiffany.

“Tidak apa-apa Noona, silakan duduk”

Tiffany kemudian duduk.

“Senang bertemu denganmu Noona.. “ Minhyuk kemudian menawarkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Tiffany, Tiffany pun menyambutnya.

“Senang juga bertemu denganmu, Minhyuk.. “ Balas Tiffany.

“Ada yang bisa aku bantu Noona?“ Tanya Minhyuk. 

“Aku mau membicarakan tentang Yujin. “ Jawab tiffany langsung ke pokok masalah.

Minhyuk mengangguk seperti sudah tahu kemana arah pembicaraan.

“Minhyuk, aku tahu kamu pria yang baik.. “ Ucap Tiffany lagi. “Apakah kamu bisa membatalkan pernikahanmu dengan Yujin?” Tanya Tiffany.

Minhyuk tak langsung menjawabnya. Ia kemudian bersandar ke kursi kerjanya, ia kemudian menutup matanya untuk berpikir. Setelah beberapa lama ia kembali membuka matanya.

“Noona, itu tak akan mudah, kamu tahu kan ini bukan mau ku? Kamu tahu sendiri bagaimana ayahmu..” Jawab Minhyuk mencoba mencari alasan.

“Soal Appa biar aku yang mengurusnya, aku hanya butuh kamu setuju untuk membatalkan pernikahan ini..” Ucap Tiffany.

“Kenapa?” Tanya Minhyuk tiba-tiba.

“Kenapa apanya? Aku tak mengerti?” Tanya Tiffany lagi.

“Kenapa noona tak percaya padaku? Aku bisa menjaga Yujin.. “ Jawab Minhyuk.

“Bagaimana kamu bisa menjaga Yujin jika kamu tak mencintainya?” Tanya Tiffany.

Minhyuk tak menjawabnya.

“ Jangan bilang…. Minhyuk, kamu mencintai adikku?” Tanya Tiffany.

Minhyuk masih terdiam, ia kemudian mengangguk lemas.

“Minhyuk maafkan aku, tapi Yujin mencintai orang lain.. “ Jawab Tiffany dengan suara pelan, ia tahu kata-katanya itu melukai Minhyuk.

“Aku tahu.. “ Jawab Minhyuk singkat.

“Aku akan terdengar kejam, tapi ini untuk kebaikan kalian berdua, aku yakin kelak kamu akan bertemu wanita yang juga mencintaimu. Bisakah kamu pikirkan lagi? Pernikahan seperti ini tidak akan berhasil.. “ Bujuk Tiffany lagi masih berusaha.

“Noona maafkan aku.. “ Jawab Minhyuk.

“Minhyuk…”

“Noona,maaf aku ada meeting setelah ini.. “ Ucap Minhyuk memotong pembicaraan Tiffany, ia tak mau mendengar lagi. Ia sudah cukup mendengar.

Tiffany hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Baik kalau begitu.. “ Tiffany pun beranjak dari tempat duduknya..

“Tolong pikirkan lagi.” Ucapnya untuk terakhir kali sebelum meningggalkan kantor Minhyuk.

***

“Dimana diaa?” Tanya Minhyuk dengan nada khawatir.

“Dia duduk di sana..” ucap seorang pemuda Korea-Amerika  yang juga merupakan teman Minhyuk. “kamu harus segera membawanya pulang, sepertinya dia sudah mabuk berat dan dari tadi banyak sekali pria yang mendekatinya, syukurlah aku buru-buru mengenalinya sehingga aku bisa dengan cepat mengusir  pria-pria itu.”

“Terima kasih James telah membatuku menjaganya, dan terima kasih telah meneleponku.. “ Ucap Minhyuk.

‘No Problem, sebaiknya kamu harus segera ke sana.. “ Ucap James.

Minhyuk pun mengangguk, ia lalu menghampiri gadis yang akan dinikahinya 2 hari lagi itu.

“Yujin.. “ Sapa Minhyuk seraya duduk di kursi sebelah Yujin. Yujin yang sudah mabuk berat itu lalu menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

“Ahh.. Oppa, kamu ada di sini?” Ucapnya dengan nada mabuk.

“Yujin, ayo kita pulang.. “ Ucap Minhyuk seraya menarik tangan Yujin, namun Yujin menahannya dengan sisa tenaga yang ia miliki.

“Tidak mau, aku mau minum lagi.”

“Yujin, kamu sudah minum terlalu banyak. Kalau seperti ini kamu besok akan sakit. Yuk, kita pulang sekarang.. “ Minhyuk masih berusaha membujuk tunangannya itu.

“Oppa, apakah menurutmu aku orang jahat?” Tanya Yujin tiba-tiba.

“kamu bicara apa sih? Tidak, kamu tidak jahat.. “ Meski ia tahu Yujin dalam keadaan mabuk dan tak sadar apa yang ia tanyakan, Minhyuk tetap menjawabnya.

“Bohong, kamu pasti berpikir aku jahat…” Balas Yujin yang kini sedang menopang kepalanya dengan tangan kirinya.

“Sungguh aku tak pernah berpikiran seperti itu..” Jawab Minhyuk dengan suara lembut.

“Kalau begitu apakah Xiaoting yang menganggapku jahat?” Tanya Yujin mulai melantur.

‘Nama itu lagi.. ‘ batin Minhyuk.

“Aku tak tahu yang ada di pikirannya.. “ meski sakit, Minhyuk tetap membalas pertanyaan Yujin.

“Oppa, apakah Xiaoting akan baik-baik saja?”

“Aku tak tahu Yujin, tapi mungkin dia akan baik-baik saja…”

Yujin kemudian meminum minumannya lagi, Minhyuk tak mencegahnya. Setelah kembali menghabiskan satu gelas minumannya, ia kembali menoleh ke arah Minhyuk.

“Oppa, apakah Xiaoting akan melupakanku setelah ini?”

“Aku tak tahu Yujin…” Minhyuk masih terus membalas pertanyaan tunangannya yang sudah semakin mabuk itu.

“Oppa, apakah aku bisa melupakan Xiaoting?” Minhyuk kemudian menutup matanya mendengar pertanyaan Yujin itu, mencoba menahan perasaannya.

“Oppaa… “

“Aku tak tahu Yujin!!!” Kini Minhyuk tak bisa menahan emosinya, ia menaikan volume suaranya, hal itu membuat orang-orang di sekitarnya melihat ke arah mereka.

“Maafkan aku.. “ Kini Minhyuk meminta maaf kepada tunangannya yang matanya kini sudah mulai merah menahan air matanya.

“Kini kamu pun marah padaku.. “ Ucap Yujin kini dengan air mata sudah mengalir di pipinya.

“Aku tidak marah Yujin.. “ Ucap Minhyuk seraya meraih tangan Yujin. Kemudian ia mencoba meraih pipi Yujin untuk menghapus air matanya, namun Yujin langsung memalingkan mukanya. Minhyuk kembali menghela napas panjang.

“Yujin, What am I to you?” Kini Minhyuk yang balik bertanya. Mendengar pertanyaan Minhyuk tersebut, Yujin kembali mengalihkan pandangannya kepada Minhyuk.

“Tentu saja kamu adalah Oppaku, My one and only Oppa, my trusted Oppa.. “ Jawab Yujin kemudian melayangkan senyum tulusnya.

Minhyuk hanya mengangguk mendengar jawaban Yujin itu, ia kembali menutup matanya , kini untuk menahan air mata yang sudah mengancam ingin keluar.

Setelah beberapa saat ia sudah mulai bisa menenangkan dirinya.

“Ayo aku antar pulang.. “ Ucap Minhyuk lagi.

Yujin yang sudah mulai mengantuk kini setuju dengan ajakan Minhyuk.

 

***

H-1

Xiaoting terus menerus melihat ke jam tangannya. Orang yang ia tunggu tak kunjung datang. Awalnya ia bingung setelah mendapat pesan dari orang tersebut, namun ia tetap setuju untuk datang karena ia tahu pertemuan ini pasti terkait dengan wanita yang ia cintai.

“Xiaoting… “ Ia kemudian menoleh ke belakang, terlihat seorang pria yang wajahnya jelas terlihat karena terkena sorot lampu taman.

Pria tersebut kemudian mendekatinya.

“Terima kasih sudah mau datang.. “ ucap pria itu dengan nada dingin. Bukan awal yang bagus, pikir Xiaoting.

“Ada apa?” Jawab Xiaoting juga dengan nada dingin ikut terbawa suasana.

“Apa yang kamu miliki yang tak aku miliki?” Tanya Pria bernama Minhyuk itu tiba-tiba.

“Aku tak mengerti..” Jawab Xiaoting.

“Apa yang dllihat Yujin darimu? Kamu bahkan tidak ada selama 6 tahun ini..” Ucapnya lagi.

“Sebenarnya apa maumu?” Tanya Xiaoting lagi, kini emosinya mulai tersulut.

“Aku ingin kamu pergi jauh! Aku ingin kamu tak pernah datang!” Kini Minhyuk menaikan volume suaranya.

“Ohh begitu rupanya, apakah kamu takut Yujin akan meninggalkanmu dan lari denganku?!” Ucap Xiaoting menantang.

Minhyuk lalu mendorong tubuh Xiaoting.

“Jawab aku! Kemana kamu selama ini? Aku yang sudah menemani Yujin selama 6 tahun ini, dan tiba-tiba kamu datang dan mengacaukan semuanya!!” Minhyuk kembali mendorong tubuh Xiaoting.

“Coba kamu pikirkan, selama 6 tahun apa saja yang kamu lakukan? Yujin tak bisa membalas cintamu, bukankah itu berarti ada yang salah denganmu?” Balas Xiaoting tak mau kalah, ia kemudian bergantian mendorong tubuh Minhyuk dengan segenap tenaganya.

“Salahku? Selama 6 tahun Yujin terluka karena siapa? Karena kamu! Karena ulahmu 6 tahun lalu!!” Minhyuk masih tak mau kalah.

“Aku sudah meminta maaf dan melakukan segalanya agar Yujin mau memaafkanku, dia seharusnya bisa kembali kepadaku jika bukan karena anak manja yang bersembunyi di ketiak orang tuanya yang membuat ia harus menikahi orang yang tak ia cintai!”

Tiba-tiba Xiaoting merasakan tamparan keras dari pemuda di hadapannya, cukup keras yang membuat ia bisa merasakan darah di bibirnya.

“Ditambah dia ternyata adalah seorang pengecut.. “ Xiaoting masih mencoba menantang Minhyuk. Minhyuk hampir menampar Xiaoting untuk kedua kalinya, namun belum  sempat telapak tangannya mengenai pipi Xiaoting ia langsung tersadar bahwa Xiaoting bukan lawannya.

“kamu harus bersyukur bahwa kamu adalah seorang wanita, kalau tidak sudah kupukuli muka cantikmu itu… “ ucapnya.

“Pukul saja, biar Yujin tahu pria seperti apa yang akan ia nikahi..” balas Xiaoting.

Minhyuk pun perlahan menghampiri Xiaoting, kini wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter saja, Minhyuk kemudian membisikan sesuatu di kuping Xiaoting.

“Yujin tidak akan peduli dengan apa yang kamu katakan, karena seperti yang kamu bilang tadi, besok kami akan menikah, besok di malam pertama kami, I will drive her crazy.. aku akan membuatnya lupa semua tentangmu, mulai besok aku dapat menyentuhnya sesukaku, aku akan melakukan hal-hal yang tidak bisa kamu lakukan, aku akan… “

Minhyuk belum sempat menyelesaikan kata-katanya ketika sebuah tinju mendarat di pipinya. Xiaoting yang sudah terbakar emosinya, terus menghujani wajah Minhyuk dengan pukulannya. Ia tak peduli dengan tubuh Minhyuk yang lebih besar, kemarahannya seperti mengalahkan ketakutannya.  Ia masih memukuli Minhyuk yang memang sengaja tak melawan ketika ia mendengar suara wanita yang ia cintai.

“Xiaoting, stop!” Kini Yujin sudah berada di tengah-tengah mereka.

“Apa yang kalian lakukan? “ Tanya Yujin, perhatiannya kemudian berpindah kepada Minhyuk yang wajahnya cukup babak belur. 

“Are you okay? “ Tanya Yujin pada Minhyuk dengan nada khawatir, melihat  itu Xiaoting hanya menggelengkan kepalanya. ‘This is it, aku kalah’ ucapnya dalam hati. Xiaoting kemudian berdiri dan pergi meninggalkan mereka berdua.

“Xiaoting! Kamu mau ke mana?” Tanya Yujin panik.

“Kembali ke hotel.. “ Ucap Xiaoting tanpa menoleh.

Yujin ingin sekali mengejar Xiaoting, namun melihat kondisi Minhyuk ia menjadi ragu.

“Oppa, apakah kamu bisa berdiri?” Tanya Yujin lagi.

Minhyuk kemudian mengangguk. Ia kemudian berdiri dengan dibantu oleh Yujin.

“Yujin, aku baik-baik saja.” Ucap Minhyuk. Ia pun kemudian menghela napasnya.

“Sepertinya kamu harus mengejarnya, aku tadi sepertinya agak keterlaluan.. “ Ucap Minhyuk dengan suara pelan.

“Apa yang kalian lakukan?” Tanya yujin.

“Kamu kejar saja dia dulu, sebelum jauh…” Balas Minhyuk. “Aku pulang..”  Minhyuk pun langsung meninggalkan Yujin.

Yujin tanpa ragu langsung mengejar Xiaoting, berharap ia belum jauh pergi.

Yujin kemudian mendapati Xiaoting duduk di sebuah kursi taman, tak jauh dari tempat ia pergi. Ia pun menghampiri gadis yang tak pernah absen menghantui pikirannya itu.

“ Xiaoting… “ panggilnya.

Gadis tersebut tak menjawabnya. Yujin pun kemudian duduk di sebelahnya.

“Astaga, bibirmu berdarah, Ting.. “ ucapnya dengan nada panik. “ini harus segera diobati, ayo kita ke apotik.. “ Lanjutnya lagi.

“Tidak usah..” jawab Xiaoting dingin.

“Ada apa dengan kalian? Apa kalian berkelahi?” Tanya Yujin lagi. Xiaoting hanya mengangguk.

“Xiaoting, Minhyuk itu laki-laki, tubuhnya lebih besar darimu, jika kamu lebih parah dari ini bagaimana?” ucap yujin lagi.

“Kamu tidak lihat siapa yang babak belur tadi?” Balas Xiaoting. Yujin kemudian menggelengkan kepalanya.

“Apakah kalian berkelahi karena aku?” Tanya Yujin. Xiaoting tak langsung menjawab.

Setelah beberapa saat, Xiaoting lalu menghadapkan tubuhnya ke arah wanita yang ia cintai itu. Ia kemudian meraih tangan Yujin dan menggenggamnya.

“Yujin, aku akan menepati janjiku.. “ Ia kemudian menghela napasnya panjang. “ Yujin, mulai malam ini aku melepaskanmu..” pertahanan Xiaoting pun runtuh, air matanya jatuh, ia kemudian menangis di hadapan wanita yang ia cintai itu. Tentu melihat itu semua membuat Yujin ikut menangis. ‘Jadi inikah akhirnya?’ pikirnya, ia kemudian memeluk Xiaoting dengan erat.

 ‘is this really the end?’

***

Taman yang disulap menjadi tempat prosesi pernikahan telah penuh oleh tamu-tamu yang sudah duduk manis di kursi yang sudah disediakan.

Calon pengantin pria sudah menunggu di depan altar.

Hingga kemudian terdengar musik pengiring yang menandakan kehadiran calon pengantin perempuan didampingi oleh ayahnya.

Yujin sungguh cantik pagi itu, menggunakan gaun putihnya ia berjalan dengan begitu menawan menuju altar. Namun ada yang kurang, tidak ada senyum yang terpampang di wajahnya.

Setelah sampai di altar, Mr.Choi menyerahkan tangan putrinya itu kepada Minhyuk, mereka berdua kemudian menghadap ke arah pendeta.

Choi Yujin, do you take Lee Minhyuk to be your husband and promise to choose each other everyday, to love each other in word and deed, and recognize one another as equals,and support one another in your goals and wishes for the future?

Pertanyaan pendeta yang ditujukan padanya kata perkata tadi, entah mengapa menjadi boomerang bagi Yujin. Apakah dia bisa menjalani semua yang ditanyakan oleh pendeta tersebut dengan Minhyuk? Namun mengapa bayangan orang lain yang muncul di benaknya ketika mendengar pertanyaan dari pendeta tadi.

Yujin tiba-tiba kehilangan fungsi otaknya, ia tidak bisa merespon pertanyaan dari pendeta. Hal itu tentu membuat para tamu menjadi gugup, menunggu sang calon pengantin wanita memberikan jawabannya.

Tiba-tiba Yujin seperti ingin menangis, apa yang ia lakukan di sini. Tak terasa air matanya pun jatuh, Yujin seperti kehilangan dirinya.

“Aku tak bersedia.. “ Suara Minhyuk seperti membuatnya kembali ke bumi, Ia kemudian melihat Minhyuk tersenyum padanya sambil mengangguk. “Ayo kita pergi.” Ucap Minhyuk, ia pun kemudian meraih tangan Yujin.

“maafkan kami, bapak..” ucap Minhyuk kepada sang pendeta sebelum menarik tangan Yujin untuk pergi bersamanya meninggalkan altar. Terdengar suara teriakan Appa-nya dan suara dari para tamu yang bingung dengan apa yang terjadi, namun mereka tetap berlari.

Mereka pun sudah berada di dalam mobil. Minhyuk tanpa berpikir lagi langsung menancap gas.

“Kita akan kemana oppa?” Tanya Yujin

“Mengejar Xiaoting..” Jawabnya.

“Apaaa?” ucap Yujin kaget.

“Penerbangan Xiaoting ke Korea adalah hari ini, kita harus mengejarnya sebelum terlambat.. “ Ucap Minhyuk lagi.

Minhyuk pun langsung menambah kecepatannya.

Yujin yang masih mencoba mencerna apa yang terjadi hanya bisa mengangguk sambil berdoa gadis yang sangat ia cintai itu belum pergi.

Sesampainya di bandara, mereka langsung berlari menuju ke pintu keberangkatan. Setelah berlari cukup jauh pandangan mereka pun terfokus pada papan pengumuman digital. Mencari penerbangan yang dinaiki oleh Xiaoting.

“Itu dia… “ Ucap Minhyuk.

JFK to Incheon – has departed

“Yujin, sepertinya kita terlambat..”

 

********************************************************************************************************************************************************************************************

Don't Kill Me ><

Masih ada satu atau dua chapter lagi tersisa..

So, Sabar Yaaa...

Terima Kasih...

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!