Time Lapse

Fate

This chapter is inspired by Taeyeon’s Song, Time Lapse. I recommend Listening to it while reading this chapter.

 

6 tahun kemudian

 

“ Pemenang untuk kategori Penari dan Koreografer terbaik tahun ini jatuh pada…. Shen Xiaoting… Selamat!” Pembawa acara yang juga merupakan aktor veteran itu mengumumkan namanya sebagai pemenang. Xiaoting maju ke depan untuk memberikan pidato kemenangan yang sudah ia siapkan. Yah, Xiaoting sudah tahu ia akan memenangkan kategori ini, ini adalah tahun ketiganya membawa piala untuk kategori yang sama.

“ Terima Kasih atas kepercayaannya, ini tahun ketigaku dan aku masih tak menyangka akan menerimanya lagi, terima kasih untuk orang-orang yang sudah membantuku, tim ku, teman-temanku, dan bos-bosku yang ada di agensi..tak lupa untuk semua penggemarku, aku cinta kalian, terima kasih…” Tepuk tangan pun membanjiri seisi hall acara penghargaan tahunan itu diadakan.

Kini Xiaoting sudah kembali ke apartemennya, Apartemen di jantung kota Seoul itu ia beli dengan hasil keringatnya sendiri. Ia sengaja memilih lantai paling tinggi di gedung itu, ia ingin merasakan bagaimana rasanya ada di puncak.

Xiaoting kini telah menggapai mimpinya, berbagai penghargaan dan pengakuan internasional yang ia dapatkan adalah buktinya.  Mimpi yang ia raih semenjak kejadian itu, kejadian yang membuat ia hanya berfokus pada mimpinya, tak membiarkan ada satupun distraksi yang menghalanginya.

Ponsel Xiaoting berbunyi, membuyarkan lamunannya. ‘Banyak sekali pesan yang masuk.’batinnya. Lalu Xiaoting memperhatikan waktu di ponselnya.

12 November. Pkl 00.00.

“Ahh,, karena itu rupanya..”  Xiaoting berbicara pada dirinya sendiri.

“Happy birthday to me then….” Bisiknya.

Sudah beberapa tahun ini ia menerima banyak sekali ucapan ulang tahun, tak terhitung jumlahnya. Ratusan ribu mungkin atau bahkan jutaan jika ia menghitung penggemar yang mengucapkan di sosial medianya. Menjadi seorang penari terkenal di Korea yang mendunia, sekaligus menjadi seorang koreografer yang banyak menciptakan tarian-tarian ikonik yang dipopulerkan oleh grup-grup terkenal KPOP membuatnya menjadi salah satu selebritas paling popular saat ini. Ditambah dengan paras cantiknya itu, membuatnya menjadi magnet untuk para penggemar.

Xiaoting kemudian mematikan ponselnya, kebiasaan yang selalu ia lakukan ketika hari ulang tahunnya tiba. Xiaoting menutup matanya, keputusan yang salah karena kini ia dibuat kembali  pada kenangan 6 tahun yang lalu di hari yang sama.

Flashback

Xiaoting menutup matanya sambil mengepalkan kedua tangannya, membuat permohonan di hari pertambahan umurnya, selesai  membuat permohonan ia membuka matanya, melihat sepasang mata yang dari tadi memperhatikannya.

“Sekarang tiup lilinnya.. “ Ucap Gadis itu seraya memberikan eye smile nya.

“ Mari kita tiup lilinya bersama..” Ucap Xiaoting.

“Ini kan ulang tahunmu..”

“Tapi aku ingin meniupnya bersama-sama denganmu.. “

Yujin pun menuruti keinginan kekasihnya itu. Mereka meniup lilinya bersama-sama.

“ Happy birthday, Sunshine.. “ Ucap Yujin lalu mecium bibir kekasihnya itu.

“Ngomong-ngomong apa permohonanmu tadi? “

“Birthday wish is supposed to be secret, Sayang.. “ Jawab Xiaoting.

“Hmm.. baiklah aku tidak akan bertanya lagi..” Balas Yujin  mengerucutkan bibirnya.

Xiaoting lalu memeluk kekasihnya itu, ia kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Yujin sambil berbisik. “ Aku memohon agar aku selalu merayakan ulang tahunku denganmu tiap tahunnya..” mendengar itu membuat Yujin kembali mengeluarkan senyum terbaiknya.

“Apa lagi? Aku lihat tadi kamu menutup mata lama sekali, tak mungkin hanya itu permohonanmu..” Tanya Yujin, mendengar itu Xiaoting pun tertawa.

Xiaoting pun menunjuk salah satu gedung paling tinggi yang terlihat dari tempat mereka. “Aku memohon suatu hari  kelak aku bisa membeli apartemen di sana, di lantai yang paling tinggi dengan keringatku sendiri..” ucap Xiaoting.

“You can do it, Xiaoting. I Know you can do it.. “ Ucap Yujin sambil meraih tangan Xiaoting.

“Thanks Love.. “ balas Xiaoting.

Yujin kemudian mencari sesuatu di keranjang piknik yang mereka bawa.

“Apa yang kamu cari?” Tanya Xiaoting.

“ahh ini dia.. tadaaaa… “ Yujin pun memperlihatkan sebuah kotak kecil yang sudah dilingkari pita. Ia lalu memberikan kado kecil itu kepada kekasihnya.

“Waah, kapan kamu menaruhnya di situ?” Tanya Xiaoting.

“ Saat kamu tidak lihat, ayo sekarang buka hadiahmu..”

Xiaoting pun membuka hadiahnya, ketika ia membuka kotak kecil itu, ia terkejut ketika melihat ada cincin di dalamnya.

“Yujinnie, kamu melamarku? Apakah tidak terlalu cepat?” Tanya Xiaoting dengan nada terkejut.

“Hahaha… You wish! ini bukan untuk lamaran, ini hanya simbol saja, hmm.. promise ring? Tetap terlalu cepat yah?” Tanya Yujin.

“Apapun itu aku tetap suka, I Love You, Yujinniee…” Yujin lalu memakaikan cincin itu di jari Xiaoting, Xiaoting kemudian mencium kekasihnya lagi, mereka beruntung karena udara yang dingin, jarang ada orang yang berpikinik di tempat mereka sekarang ini.

“Xiaoting, someday I will give you different ring… Suatu hari aku akan benar-benar melamarmu…” Ucap Yujin tiba-tiba.

“Lalu bagaimana jika aku yang duluan melamarmu?” balas Xiaoting.

“ Then I will say yes.. “ Jawab Yujin lagi.

Mereka berdua pun saling menukar senyum terbaik mereka.

End of flashback

 

Xiaoting kemudian membuka matanya, kenangan itu selalu muncul setiap tahunnya, seperti sudah otomatis disetting setiap tanggal 12 November. Ia sudah banyak melewatkan banyak ulang tahun, melewatkan banyak pengalaman hidup, hidupnya sudah sangat berubah dibandingkan dahulu, namun mengapa ia seperti berdiri di tempat yang sama, mengingat nama yang sama. Mengingat wajah yang sama. Tak terasa air mata Xiaoting pun jatuh.

“Birthdays
Are always the same
Many of them have passed
I feel like I’m becoming an adult

 

But still, when I think of your name
Tears well up and when I close my eyes
I see you and even though everything changed
You’re always at the same place, looking the same
Making me cry”

  • Time Lapse, first verse  

 

***

 

“Miss Choi, I’m very impressed with your presentation, looking forward to working with you.. “

“My pleasure Mr. Johnson, looking forward to working with you too.” Yujin kemudian berjabatan tangan dengan partner bisnis barunya.

Another day, another business deal.

Yujin lalu kembali larut dengan rutinitasnya, memeriksa semua dokumen-dokumen yang perlu otorisasinya. Mengecek anggaran, melakukan reviu atas laporan-laporan yang dikirimkan oleh para managernya. Jika melihat ada yang tidak sesuai dengan proyeksinya, ia akan memanggil InCharge terkait dan mengevaluasi kerjanya. Yujin telah berevolusi menjadi CEO yang perfeksionis.

Terdengar ada yang mengetuk pintu ruangannya.

“Masuk.. “ Ucap yujin.

“Eonnie, ini sudah hampir tengah malam, kamu akan pulang jam berapa?” Tanya Chaehyun, sahabat sekaligus sekretarisnya itu.

“Chaehyun, mengapa kamu belum pulang?” Tanya Yujin, matanya masih menatap Laptop di hadapannya.

“Aku menunggumu, Eonnie.. “

“Aku sudah bilang, kamu tidak perlu menungguku.”

Chaehyun kemudian menghela napasnya.

“Eonnie butuh istirahat, sudah satu minggu ini eonnie pulang larut malam, besok hari sabtu, bersantailah sedikit..” Bujuk Chaehyun. Yujin yang memiliki soft spot terhadap sekretarisnya itu kemudian menyerah.

“Baiklah… “

“Yess..”

“Kamu mau menginap di apartemenku lagi?” Tanya Yujin.

“Ya, aku besok mau pergi dengan Hiyyih. Lebih gampang jika pergi langsung dari apartemenmu..” jawab Chaehyun. Bahiyyih adalah sepupu Yujin yang tinggal di Amerika, kini ia tinggal bersama di apartemen Yujin. Kebetulan ia dan Chaehyun  merupakan teman satu kampus, Bahiyyih pula lah yang menyebabkan Yujin dan Chaehyun bisa dekat.

“Kalau begitu, aku bereskan ini sebentar yah..” Yujin menunjuk layar laptopnya. “Kamu beres-beres saja dulu..”

“Baik eonnie, jangan lama-lama yaa..” Ucap Chaehyun sebelum keluar dari ruangan Yujin.

 Yujin kemudian membereskan sisa pekerjaannya dengan cepat, tak mau membuat Chaehyun menunggu lama, setelah beberapa saat ia melihat ke jam digital di sebelahnya, Pukul 00.00 tanggal 12 November.

Yujin pun langsung menghentikan aktivitasnya. Sambil menyenderkan badannya di kursi kerjanya, Yujin melihat ke arah jendela kantornya.

New York City, kota yang tak pernah tidur, dari jendela ruang kerjanya ia bisa melihat lampu-lampu yang menghiasi gedung-gedung tinggi, Jalanan yang masih terang oleh lampu-lampu mobil. Kehidupannya di sini pun terasa lebih cepat, rasanya baru kemarin ia pindah dari Boston ke kota ini, padahal jika dipikir-pikir sudah banyak yang ia lakukan di sini, sudah banyak hal yang ia raih di sini.

Lulus dari Harvard sebagai lulusan terbaik di angkatannya dengan GPA sempurna, Menjadi key person faktor sukses atas mega proyek Boston milik perusahaan Appa-nya, dan sekarang menjadi salah satu CEO termuda yang dapat memimpin perusahaan multinasional. Orang-orang sering mengatakan bahwa dia adalah orang paling beruntung di dunia, namun benarkah? Yujin tak yakin.

Yujin tanpa sadar memegangi rantai kalungnya yang kemudian tak lama ia lepas dari lehernya.  Dalam rantai kalung emas itu tergantung cincin yang pernah ia berikan kepada orang yang ia sangat cintai, cincin yang di dalamnya ada tulisan nama orang yang ia cintai tersebut. Cincin yang dikembalikan orang tersebut di saat mereka memutuskan untuk berpisah. Diusap-usapnya cincin itu, sebuah kebiasaan yang Yujin sendiri tak tahu kenapa dia masih lakukan.

Orang-orang akan menyebutnya bodoh jika tahu ia masih menyimpan benda yang seharusnya sudah ia kubur sejak lama. Yujin sendiri juga tak mengerti mengapa ia tak membuang benda itu jauh-jauh , mungkin ia memang bodoh, namun benda inilah yang membuat Yujin masih bisa berdiri, berjalan, bahkan berlari dalam menghadapi hidup ini.

Yujin kemudian kembali melihat ke arah jam digitalnya. Sambil menutup matanya ia mengingat setiap scene yang terjadi 6 tahun lalu di taman itu.

“Happy birthday to you.. “ bisiknya. Tak terasa air mata jatuh ke pipinya.

 

“The seasons are still the same
Though many have passed
Now it’s time that
I got used to being without you

But still, when I think of your name
Tears well up and when I close my eyes
I see you and even though everything changed
You’re always at the same place, looking the same
Making me cry”

-Time Lapse, Second Verse-

 

***

Xiaoting sedang mengamati para trainee yang sedang fokus berlatih gerakan tari yang ia ciptakan. Xiaoting menerima tawaran untuk menjadi salah satu mentor di acara survival Show Populer di sebuah televisi. Menambah lagi daftar kesibukannya.

“Xiaoting.. “ Manajer nya memanggil namanya.

“Yah Eonnie..”  Xiaoting pun keluar ruang latihan dan menghampiri Manajernya.

“Perwakilan dari Hyundai tadi menelepon, mereka menginginkanmu sebagai ambassadornya..” Ucap Manajernya.

“Oke..” Jawab Xiaoting singkat.

“Aku lihat jadwalmu padat sekali, apakah kamu tidak mau menguranginya?” Tanya manajer nya lagi.

“Mengapa harus dikurangi? Kita harusnya bersyukur eonnie.. “ Ucap Xiaoting.

Manajernya hanya menggelengkan kepala. “Aku hanya khawatir padamu, berat badanmu semakin turun saja.. “

“Tenang eonnie, kalau begitu mulai sekarang aku akan banyak makan..” Jawab Xiaoting.

“ckckck,,, kau sungguh keras kepala.. “ Ucap manajernya lagi. Xiaoting hanya tersenyum mendengarnya.

“ Oh yah, apakah Cai Bing sudah menghubungimu?” Tanya manajernya. Xiaoting menggelengkan kepalanya.

“Dia menanyakan jadwalmu, dia dan temanmu yang lain mengajakmu bertemu, mereka ingin merayakan ulang tahunmu yang sudah lewat itu.. “ Lanjut Manajernya.

“Mengapa dia tak bertanya padaku langsung?” Tanya Xiaoting.

“Kamu lupa seharian kemarin kamu mematikan ponselmu.?”

“hehe,, aku lupa, kalau begitu aku akan hubungi  Cai Bing langsung, terima kasih eonnie.. “ Xiaoting pun langsung mengambil ponsel di saku celananya.

“Hmm,, baiklah, kalau begitu aku akan tunggu kamu di mobil sampai jadwalmu selesai..”

“Oke Eonnie..”

Xiaoting lalu mencari nama temannya itu di ponselnya.

Halo” terdengar jawaban dari seberang sana.

“Cai Bing!!” Sapa Xiaoting.

Ahh masih hidup kamu rupanya.. “ Jawab Cai Bing.

“Jangan seperti itu dong, by the way, eonnie bilang kalian ingin bertemu denganku?”

Yap, malam ini apakah kamu bisa? Kita bertemu di club seperti biasa?” Tanya Cai Bing.

“Call!!” Jawab Xiaoting sngkat.

Okee, See you, Friend..” Ucap Cai Bing.

“See You”.

***

Xiaoting bersama teman-teman lamanya sudah berkumpul di private room club favorit mereka.Meski sudah memiliki karir masing-masing mereka masih menyempatkan diri  untuk berkumpul, walaupun frekuensinya tidak sesering dulu.

“Happy birthday Xiaoting.. cheers… “ Teriak May yang hari ini begitu bersemangat.

“Happy birthday.. “ Kemudian semua teman-temannya mengucapkan bersamaan.

“Aku ingin berdansa, apakaah kalian ada yang ingin ikut denganku?” ajak Young eun.

“yay…” teman-temannya langsung megikuti Young Eun ke lantai dansa, kecuali Xiaoting, Mashiro, dan Yurina.

“Tumben kamu tidak ikut dengan mereka?” Tanya mashiro.

“ Trying to avoid scandal..” Jawab Xiaoting sambil mengangkat kedua bahunya.

“Kamu benar, paparazzi is everywhere…  aku tidak bisa membayangkan jika jadi kamu, Ting..” Ucap Mashiro sambil menggelengkan kepalanya.

“Seseorang pernah bilang,’You win some, you lose some’, aku harus menerima konsekuensi dari pilihanku.” Jawab Xiaoting.

Kemudian ia bisa merasakan ada yang menggegam tangannya.

“You are amazing.. “Ucap Yurina sambil tersenyum.

“I’m not, but Thank You.. “ Balas Xiaoting membalas senyum Yurina.

“Sepertinya aku akan bergabung dengan mereka… “ Ucap Yurina kemudian berjalan menuju lantai dansa.

“She’s waiting for you, Ting.. “ Ucap Mashiro tiba-tiba.

“Hmm?” Tanya Xiaoting tak mengerti.

“Yurina, She’s waiting for you, she’s been waitng for you for 6 years.. “ Lanjut Mashiro.

Xiaoting tak tahu harus berkata apa mendengar itu, dalam hati kecilnya ia sudah tahu.

“ Apakah karena Eonnie?” Tanya Mashiro lagi.

“Kamu belum bisa melupakannya?” Xiaoting tetap diam, tidak menjawab pertanyaan Mashiro.

Apakah dia bisa menghapus semua memori bersama Yujin? Namun dalam lubuk hati Xiaoting paling dalam ia tahu, pertanyaannya bukan apakah dia bisa, tapi apakah dia mau?

“Yeah, that’s how all break-ups are
It’s about erasing all
The happy memories of being together

But when I try to forget
Tears well up (tears well up)
On top of those tears
You flow down and time stops
My feelings that I tried to hide
Quietly raises its head
Calling out to you with a longing voice”

-Time lapse, third verse-

 

***

Eonnie, sungguh tak bisa pulang? Aku kangen sekali denganmu, huhuhu

Yujin tersenyum mendengar suara adiknya di seberang sana.

“Aku sungguh tak bisa pulang Yeseo, banyak sekali pekerjaan ku di sini…” Ucap Yujin.

Tapi sebentar lagi natal eonnie.. kamu sudah enam tahun tidak pulang..” Ucap adiknya lagi. “Aku sudah lama tak menghabiskan waktu natal denganmu.. “ Sambungnya.

“ Mengapa kamu tidak ke sini saja? “Saran Yujin.

Aku kan sudah menghabiskan liburan musim panasku di sana, Appa dan Eomma tak akan mengizinkan terbang ke sana lagi..”

“Kalau begitu, nanti saja selesai ujianmu aku yang akan membelikan tiket pesawatmu untuk kamu terbang ke sini yaa..”

Baiklah Eonnie…” Jawab Yeseo pasrah.

eonnie…” Panggil Yeseo lagi.

“Hmmm?” Jawab Yujin

Apakah kamu tidak akan pernah kembali ke Korea?” Tanya Yeseo.

Yujin tak menjawab pertanyaan Yeseo.

Eonnie?”

“Ya Yeseo?”

Tolong belajar untuk melupakan dia..”

“Apa maksudmu? Dia siapa?” Tanya Yujin pura-pura bodoh.

Eonnie….”

“Yeseo, ada yang harus eonnie lakukan, nanti kita sambung lagi yaa.. “

Yeseo menghelas napasnya.

Baiklah eonnie, jaga dirimu yah eonnie, aku sayang padamu..” Ucap Yeseo.

“I Love you too, dear.. “ Balas Yujin sambil menutup teleponnya.

 

“Your sister?” Tanya orang dihadapannya. Yujin mengangguk.

“Ya Oppa,  dia memintaku untuk pulang..” Balas Yujin.

“Why not?”

“You know why, Minhyuk oppa…” Jawab Yujin lagi.

Minhyuk hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

“Yujin… “ Panggil Minhyuk lagi.

“Hmm..”

“Apakah kamu yakin dengan rencana ini?” Tanya Minhyuk.

“Memangnya ada jalan lain, oppa?” Jawab Yujin dengan senyum pahit.

“Aku bisa saja bilang pada orang tuaku untuk membatalkannya, mereka lumayan mau mendengarkanku…” Balas Minhyuk.

“ Dan lalu mendapatkan Appaku berdiri di depan pintu apartemenku sambil berteriak-teriak mengutukiku? Naah.. we are going according to plan…” Tegas Yujin

“Apakah seburuk itu?” Bisik Minhyuk bertanya.

“Bahkan bisa lebih buruk..”  Jawab Yujin.

“Tapi memangnya kamu tidak punya power sama sekali? You are not the same Choi Yujin as 6 years ago…” ucap Minhyuk.

Yujin mengangkat bahunya.

“Aku yang sekarang hanya tidak peduli, lagipula ada kamu Oppa, kamu tidak berubah pikiran kan?” Tanya Yujin.

“No, aku masih ingin bebas, aku sudah cukup bahagia dengan gadis-gadisku di luar sana.. “  Jawab Minhyuk.

“Then there is no problem..” Ucap Yujin seraya tersenyum.

“ We are crazy..” ucap pemuda tampan itu lagi.

“Yes we are..” Balas Yujin.

“Kalau begitu aku pergi dulu, need to have fun before the wedding…” Minhyuk pun beranjak pergi meninggalkan Yujin.

Yujin menghelas napasnya panjang. Ia tak tahu apakah yang ia lakukan ini benar. Namun ia pikir ini adalah kesempatan untuk membungkam Appa-nya. Ia dan Minhyuk sudah kenal sejak mereka sama-sama mengambil master di Harvard, Minhyuk yang ternyata adalah anak dari rekan bisnis Appa-nya itu menjadi calon terkuat orang tuanya untuk menjadi pendampingnya. Beruntung karena kedekatan mereka, Minhyuk yang tahu kisah Yujin 6 tahun lalu mau menolongnya.

“That’s okay Yujin, hanya selembar surat dan perubahan status, that’s it.. and you will be free..” Yujin berusaha meyakinkan dirinya. Yujin berpikir dengan pernikahannya dengan Minhyuk, Appa-nya akan berhenti mengganggunya. Lagipula ia dan Minhyuk sudah bersepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing setelah menikah, Minhyuk bebas bersenang-senang dengan wanita-wanitanya, dan Yujin?dia sudah bersumpah untuk tidak akan mencintai lagi, So everything is enough for her.

 

“Yeah, that’s how love is
The start and end are always so different

Yeah, that’s how all break-ups are
A deeper love comes and makes you cry

Yeah, this break-up keeps making me cry

-Time lapse, Last verse -

***

Xiaoting sedang fokus melihat ipad nya, ia sedang mengevalusi gerakan tarian yang akan ia tunjukan di acara penghargaan besok malam, fokusnya buyar ketika ada panggilan masuk ke ponselnya.

“halo… “ jawab Xiaoting

Xiaoting….”

“Yaah Eonnie…” Jawab Xiaoting ke manajer nya.

Another job.” Ucap manajer nya singkat.

“Apa?” Tanya Xiaoting.

Kamu diundang untuk jadi salah satu juri di kompetisi dance Internasional..”

“Ok, when?” Seperti biasa Xiaoting langsung setuju

Around Christmas..”

“Where?”

New York…”

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!