I'm Sorry, I Love You

Fate

 

Xiaoting dan kedua orang tuanya sedang duduk di meja makan. Tidak ada dari mereka yang mau memulai pembicaraan. Merasa tak nyaman, Xiaoting pun beranjak dari kursinya, berniat untuk masuk ke kamarnya.

“Xiaoting, duduk…” Titah Papanya.

Xiaoting pun langsung duduk kembali.

“Tolong jawab Papa dengan jujur, apa hubunganmu dengan Putri Mr.Choi?” Tanya Papa nya, lagi-lagi dengan nada menginterogasi.

“Sudah aku bilang dia temanku..” Jawab Xiaoting.

“Jangan bohong Xiaoting, Mama bisa melihat gerak gerik kalian” Kini Mama nya ikut berkomentar.

Xiaoting menghela napasnya panjang.

“Apapun hubunganku dengan Yujin, itu urusanku..” Jawab Xiaoting sedikit emosi.

“ Xiaoting, kau sudah pikirkan apa yang Mama katakan malam itu? Kembalilah nak.. Kembali pada kami, lupakan jalan hidup seperti ini, itu hanya akan membuatmu susah nantinya.” Mamanya kini setengah memohon pada Xiaoting.

“Ma, maafkan aku, aku tidak bisa, ini adalah aku.. “ Xiaoting menunjuk dirinya sendiri. “Aku tak bisa berpura-pura menjadi seseorang yang bukan aku.. “ Jawab Xiaoting yang kemudiaan diiringi oleh air mata yang jatuh ke pipinya, ia pun segera mengusap air matanya, tak ingin orang tuanya melihat kelemahannya.

“Kalau begitu jangan dengan putri Mr.Choi” Ucap Papanya, mendengar itu tentu membuat Xiaoting kaget.

“Maksud Papa?” Tanya Xiaoting.

“Aku sudah tidak peduli dengan jalan hidupmu itu, aku sudah berikan yang kamu butuhkan, uang, tempat tinggal, pendidikan, sudah aku berikan semua.. aku hanya meminta kamu jangan mempermalukanku!” Papa nya kini berbicara dengan nada keras.

“Aku tak mengerti, bukannya aku sudah pergi jauh sesuai keinginan kalian?!” Xiaoting mulai terpancing emosinya.

“Dengan kamu menjalani hubungan tak pantas itu dengan Putri keluarga Choi, itu sama saja kamu mempermalukan kami! Kami baru saja mendapat proyek besar dari perusahaan mereka, apa jadinya jika mereka tahu bahwa putriku telah merusak putri mereka!!”  

Xiaoting tidak tahu lagi apa yang ia rasakan sekarang ini. Tepatnya dia sudah tak bisa merasakan apapun, ia merasa konyol sempat berpikir kehadiran orang tuanya akan memperbaiki hubungan mereka.

“Pa, Ma, apakah aku putri kalian?” Tanya Xiaoting.

“Mengapa pertanyaan kamu konyol seperti itu?” Tanya Mama nya.

“ Karena aku merasa tidak punya orang tua.. “

Plak..

Suara tamparan Papa nya itu terdengar keras. Mendengar itu Mama nya menutup mulutnya dengan kedua tangannya, terkejut karena suaminya harus bertindak sejauh itu.

Xiaoting yang masih memegangi pipinya yang terasa sangat perih oleh tamparan Papa nya itu, masih menundukan kepalanya.

“ Mengapa kamu harus mengatakan hal seperti itu? Setelah apa yang kami berikan kepadamu? Xiaoting aku mohon, kondisi perusahaan sedang tidak baik, kerjasama denga Keluarga Choi lah satu-satunya harapan kami. Aku sudah tak peduli kau akan berhubungan dengan perempuan manapun, aku sudah tak peduli dengan jalanmu lagi, tapi aku mohon jangan dengan Choi Yujin..”

Papa dan Mama nya kemudian meninggalkan Xiaoting yang masih tertunduk lemas.

Ponselnya berbunyi. Nama kekasihnya itu muncul di layar ponselnya.

Xiaoting tidak mengangkat panggilan dari kekasihnya itu.

 

***

“Apakah dia sudah tidur?”

Yujin sudah berkali-kali mecoba menelepon kekasihnya itu, namun panggilannya terus terabaikan.

Shenshine, kamu sudah tidur yaa? Have a nice dream, I Love You..” Yujin kemudian memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada kekasihnya itu.

Malam sudah semakin larut namun belum ada tanda-tanda  kantuk menghampirinya. Yujin pun melihat-lihat gallery di Ponselnya. Kini  gallery nya dipenuhi oleh foto selca nya dengan Xiaoting. Kekasihnya itu tidak jago dalam mengambil Selca, namun tetap saja wajah cantik tidak akan tertutupi oleh kemampuan selca yang buruk. Gadisnya itu cantik sekali, entah sudah berapa kali Yujin harus bersyukur karena kekasihnya itu memilihnya.

“Ahh Namsan Tower.. “ bisik Yujin seraya melihat Selca mereka ketika mengujungi tempat itu. Ia teringat pada musim gugur yang lalu, kekasihnya itu memaksanya untuk mengunjungi Namsan Tower.

flashback

“ Mengapa kita harus ke sini sih? Aku tak mengerti dengan pasangan-pasangan itu, untuk apa mereka menggantungkan gembok di sana?” Ucap Yujin yang menolak beranjak dari tempat duduknya.

“Ada sebagian yang percaya jika kunci gembok yang mereka pasang itu dibuang jauh maka cinta mereka akan bertahan selamanya, dan sebagian lagi melakukannya hanya untuk seru-seruan saja.” Jawab Xiaoting seraya tersenyum pada kekasihnya itu.

“Kalau begitu aku tak mau membeli gembok untuk dipasang di sana, aku tak mau takdir kita ditentukan oleh sebuah gembok.. “ Jawab Yujin sambil mengerucutkan bibirnya.

“Kita lakukan untuk seru-seruan saja.. “ Bujuk Xiaoting.

“Nope.. “ Jawab Yujin bersikukuh.

“Baiklah.” Xiaoting pun menyerah.

“Tapi pemadangan di sini indah kan?” Tanya Xiaoting. Yujin menganggukan kepalanya.

“Xiaoting.. “ Panggil Yujin.

“If our fate keeps us together for a loooong time. Apa yang mau kamu lakukan?” Tanya Yujin.

“Hmm.. “ Xiaoting diam sejenak untuk berpikir.

“Aku mau membeli rumah dua lantai dekat danau, punya pekarangan luas, aku mau kita mengadopsi sepasang anjing, jadi jika mereka punya anak, anak-anak anjing itu akan leluasa bermain di pekarangan rumah kita.” Jawab Xiaoting dengan mata berbinar. Ia kemudian mengalihkan pandangannya, Matanya bertemu dengan mata kekasihnya itu.

“Dan jika memungkinkan, aku juga ingin ada anak kecil di rumah kita, mereka akan berlari-lari mengejar anak-anak anjing yang tak kalah aktif dengan mereka. Mendengar suara tangis mereka ketika mereka terjatuh di pekarangan, mendengar tawa mereka ketika Eomma-nya kalah bermain games dengan mereka..  Setiap hari memastikanmu untuk tidak membakar dapur kita… “

“Yaaah.. “ Jawab Yujin protes.

“Hahaha.. “ Selesai tertawa Xiaoting membelai pipi Yujin. “ If our fate keeps us for a long time, aku akan terus memastikan kamu akan selalu ada disisiku, selamanya..” Xiaoting mengucapkan kelimat terakhirnya itu dengan  nada lembut.

“Saat ini aku benar-benar ingin menciummu…”  Balas Yujin sambil melihat-lihat sekeliling mereka yang ramai dengan pengunjung tempat wisata itu.

“Kalau begitu ayo kita segera pulang ke apartemenku.. “ Ucap Xiaoting sambil meraih tangan Yujin.

End of flashback

Mengingat itu semua membuat Yujin semakin rindu terhadap kekasihnya itu. Apakah Xiaoting masih marah dengannya? Yujin menyesal karena menunda memberitahukan Xiaoting tentang rencana Appa nya untuk mengirimnya lagi ke Amerika.

“ Aku tidak boleh membuat Xiaoting sedih lagi seperti kemarin, aku harus segera bicara dengan Appa..”

 

***

Yujin meletakan secangkir Latte di atas meja kerja Appa-nya. Mr.Choi yang sedang fokus dengan Laptopnya kemudian mengalihkan pandangan kepada putrinya yang baru masuk ke ruangannya.

“Hmm Tumben sekali putri Appa yang membawakan minuman kesukaanku..” Komentar Mr.Choi.

“Appa apakah ada waktu?” Tanya Yujin.

“Ada yang mau didiskusikan?”Tanya Mr Choi berbalik bertanya yang dijawab oleh anggukan kepala oleh Yujin.

“Aku punya waktu 30 menit sebelum berangkat” Jawab Mr Choi.

“Appa, apakah aku harus ke Harvard?” Tanya Yujin gugup.

“Pertanyaan apa itu? “ Mr.Choi balik bertanya.

“Bukankah Appa memintaku untuk langsung membantu di perusahaan baru kita nanti? jadi aku agak kaget ketika menerima pemberitahuan bahwa aku tiba-tiba diterima di sana. “Ucap Yujin mencoba menjelaskan.

“Sedikit ada perubahan rencana.” Jawab Appa-nya singkat.

“Perubahan rencana?” Tanya Yujin masih belum mengerti.

“Appa ingin kamu mengurusi mega proyek Perusahan Induk kita di Boston, lokasinya tak jauh dari Harvard, jadi kupikir mengapa tidak? sambil kamu membantu perusahaan, kamu bisa menambah kemampuanmu juga. “

“Appa, bukankah itu proyek yang terlalu besar untuk ku? Mengapa tidak rencana awal saja? Bukankah lebih baik untukku yang baru mau lulus kuliah ini untuk memulai bekerja di anak perusahaan terlebih dahulu?” Yujin berusaha ucapannya dapat meyakinkan Appa-nya.

“Apakah kamu sudah mau menyerah dari awal? itu bukan sifat putriku!” Mr.Choi mulai mengeraskan suaranya.

“Bukan begitu Appa, aku hanya tidak ingin mengecewakan perusahaan saja.” Jawab Yujin  mencari alasan.

“Kamu tidak perlu khawatir, kamu pikir Appa tidak memikirkan semuanya? Appa punya banyak sekali staff ahli, kamu akan ditemani dan diajari oleh mereka, selain itu Appa akan sering ke sana dan mengawasi kerjamu..”

Yujin masih memutar-mutar otaknya, apalagi alasan yang bisa ia berikan untuk tetap tinggal.

“Apakah ada hal lain yang menjadi alasan kamu tidak ingin pergi?” Suara Appa-nya itu menghentikan waktu berpikirnya.

Apakah Yujin harus jujur? tidak, itu bukan opsi. Jika ia jujur Appa-nya pasti akan makin serius untuk mengirimkannya ke Amerika.

“Tidak ada, Appa.. “ Jawab Yujin. Ia tiba-tiba merasa bersalah pada Xiaoting, kekasihnya itu dengan berani mengakui hubungan mereka, tidak sepertinya.

“Kalau begitu jangan pernah menanyakan hal yang tak berguna seperti itu lagi.” Ucap Mr.Choi tegas.

Yujin hanya bisa mengangguk lemas.

Appa-nya kemudian beranjak dari kursinya, ia menghampiri Yujin dan memegang bahunya.

“I trust you.. “ Ucap Appa-nya sebelum pergi meninggalkan Yujin di ruangannya.

Tak terasa air mata jatuh di pipi Yujin, ia marah dengan dirinya sendiri.

 

***

Yujin gelisah menunggu kekasihnya datang, ia meminta Xiaoting untuk datang ke apartemen Mashiro. Mashiro berbaik hati untuk meminjamkan apartemennya untuk mereka. Namun kekasihya itu tak kunjung datang. Namun jika dipikir-pikir Xiaoting belum mengatakan setuju untuk datang, lagi-lagi pesan kakao Yujin tidak ia balas, bahkan ia tak mengangkat satupun panggilan dari Yujin.

Yujin hampir tertidur ketika suara bel berbunyi , ia pun langsung bergegas membuka pintu. Ia pun tersenyum lebar ketika melihat Xiaoting di depannya. Ia pun langsung memeluk kekasihnya itu, walaupun kekasihnya itu tak membalas pelukannya.

“ I Miss You.. “ Ucap Yujin lembut.

“Hmm.. “ Jawab Xiaoting. Yujin tahu gadis cantiknya itu masih marah, ia mencoba tak mengambil hati atas sikap kekasihnya itu

Mereka pun berjalan menuju sofa.

“ Xiaoting.. “ Panggil Yujin, mencoba memancing respon kekasihnya itu. Ia pun menyentuh wajah Xiaoting, lalu menghadapkan wajahnya ke arahnya. Namun ia kaget ketika melihat ada bekas luka di bawah bibir Xiaoting, ‘mengapa aku baru menyadarinya?’

“Xiaoting, apa yang terjadi?” Tanya Yujin sambil memegang bekas luka di bawah bibir kekasihnya itu.

Xiaoting lalu menjauhkan wajahnya lagi, ia tak mau Yujin terlalu lama melihat lukanya.

“Xiaoting, please tell me, apa yang terjadi?” Yujin masih berusaha untuk membuat kekasihnya itu bicara.

Xiaoting masih belum menjawabnya. Yujin kemudian meraih tangan Xiaoting.

“Please..”  Ia mencoba sekali lagi.

“Papaku menamparku, cukup keras sepertinya jika sampai harus meninggalkan luka seperti ini.” Jawab Xiaoting dengan nada monoton.

“What happened?” Tanya Yujin panik.

“You happened.. “ jawab Xiaoting singkat.

“Huh?” Tanya Yujin tak mengerti.

“Mereka tahu hubungan kita, mereka marah, mereka marah bukan karena aku berpacaran dengan seorang wanita, mereka marah karena aku berpacaran denganmu, mereka marah karena aku berpacaran dengan putri Choi Hyunbaek,  mereka marah karena aku merusak putri dari rekan bisnis mereka, mereka marah karena aku lagi-lagi mempermalukan mereka.” Lagi-lagi Xiaoting mengatakan itu semua dengan nada monoton.

“Apa? Mengapa orang tuamu bicara seperti itu? Xiaoting kamu tahu kamu tidak merusakku, I Love you first…” Ucap Yujin.

“Yujin, kamu benar, ini benar-benar berat.. “ Ucap Xiaoting sambil menundukan kepalanya. Yujin kaget mendengar kekasihnya itu bicara seperti itu.

“Xiaoting, we promised, remember?” Yujin mencoba mengangkat kepala Xiaoting sehingga pandangan mereka sejajar. “We promised… “ Ulang Yujin.”We promise to be strong for each other..” lanjut Yujin dengan nada gentle, Yujin kemudian mencium kening Xiaoting.

Keheningan kembali menyelimuti mereka berdua setelah itu.

“ Aku kemarin sudah berbicara dengan Appa… “ Yujin memutuskan untuk memecah keheningan, Xiaoting masih terdiam mendengarkan.

“ Ia masih bersikukuh mengirimku ke Amerika, perubahan rencana katanya, aku sudah berusaha untuk membujuknya untuk kembali ke rencana awal, tapi aku belum berhasil.. “ Ucap Yujin sedih. “Appa bertanya  apakah ada alasan lain kenapa aku bersikukuh untuk tinggal, pada saat itu aku tak bisa menjawabnya, padahal aku ingin sekali berteriak bahwa kamu alasan aku tak ingin meninggalkan kota ini..” Lanjut Yujin.

“lalu mengapa tidak kamu lakukan?” Xiaoting akhirnya membuka suaranya, namun berbeda dari biasanya, nada suara Xiaoting sangat sinis saat mengatakannya, Yujin sontak kaget mendengarnya.

“Xiaoting kamu tahu aku ingin sekali melakukannya, tapi terlalu banyak hal yang harus dipertimbangkan..” Yujin berusaha membela diri.

“Ck.. Mungkin kamu selama ini salah, mungkin kamu tak pernah mencintaiku.. “ Ucap Xiaoting lagi dengan nada yang masih sinis.

“Xiaoting kamu tahu itu tidak benar!” Yujin mengeraskan suaranya, tak percaya kekasihnya itu bisa mengatakan hal seperti itu.

“Yujin, aku lelah, apakah kita sudahi saja?” Ucap Xiaoting lemas.

“ No.. No.. Please, jangan bicara seperti itu.. aku akan bicara lagi dengan Appa, aku janji kali ini aku akan berhasil membujuknya, kamu tidak boleh bicara seperti itu..”

Xiaoting masih terdiam, kini air mata jatuh ke pipinya.

“Xiaoting, please… I love you…  please.. “ Yujin meraih wajah Xiaoting sambil menghapus air matanya.

Xiaoting masih terdiam, Yujin yang tak bisa membayangkan jika harus kehilangan kekasihnya itu lalu memeluk kekasihnnya sangat erat. Berharap Xiaoting melupakan apa yang baru saja ia ucapkan.

***

 Suasana makan malam keluarga Choi bisa dikatakan jauh dari kata hangat, tentu itu bukan hal asing bagi Yujin.  Terlebih setelah Tiffany pergi, suasana dalam rumah itu menjadi lebih canggung, orang tuanya berusaha bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa, berpura-pura bahwa Tiffany tak pernah hadir di kehidupan mereka. Entah kenapa, tiba-tiba Yujin merasa muak dengan semua ini.

“Appa, Eomma..” panggil Yujin, Sunmi sebagai kakak tertua yang ada di ruangan lalu menatap Yujin, memberi pesan lewat matanya, Yujin mengerti kakaknya itu berusaha mengingatkannya bahwa orang tua mereka belum selesai makan, dan mereka terutama Appa-nya sangat tidak suka jika ada yang menginterupsinya ketika makan. Namun saat ini Yujin tidak peduli.

Mr. Choi meletakan sendok dan garpunya dengan keras, tanda ia tak suka.

“Ada apa? Kamu tidak lihat kami belum selesai makan?!” tegur Appa-nya.

“Aku tidak akan pergi ke Harvard.. “ Ucap Yujin dengan nada tegas.

“Apa-apaan ini? Aku sudah bilang bahwa tidak ada diskusi lagi tentang ini, keputusanku sudah final. Kamu akan pergi ke Harvard!”

“Aku tidak mau Appa, meski Appa memaksa, aku tetap tidak akan pergi.” Yujin masih bertahan.

Mr.Choi lalu memukul meja makan dengan keras.

“Apa yang kamu pikirkan?! Sejak kapan kamu berani melawanku!” Mr.Choi mulai meninggikan suaranya.

“Aku tak melawan Appa, aku hanya sedang berjuang untuk mempertahankan pilihanku!” Yujin sudah semakin berani.

“Pilihan apa? Kamu ini hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa.. hmm.. apakah ada hal lain yang kamu tutupi sehingga kamu menjadi seperti ini?!” Suara Mr. Choi menjadi semakin tinggi.

“ Appa, aku mencintai seseorang.. “

Entah dari mana keberanian Yujin muncul, mungkin rasa takut kehilangan gadis yang ia cintai membuat rasionalitasnya terbang jauh tinggi. Namun dalam lubuk hatinya paling dalam, ia tahu bahwa ini adalah keputusan yang benar. Yujin harus berjuang untuk dirinya dan Xiaoting.

“Aku mencintai seorang wanita.. “

Perkataan Yujin itu sontak mengagetkan semua orang. Mata Sunmi dan yeseo terbuka lebar tak penah menyangka atas apa yang baru saja diucapakan oleh saudara perempuan mereka itu. Eomma mereka tak kalah kagetnya, sambil memegangi dadanya, ia menutup mulut dengan tangannya tak percaya dengan apa yang dikatakan putrinya.

Mr. Choi beranjak dari kursinya, ia menghampiri Yujin. “berdiri..” ucapnya. Yujin pun mengikuti perintah Appa-nya.

Plakkk.. Papanya lalu menampar keras putrinya itu. Satu kali, dua kali, tiga kali, dan tamparan keempat membuat Yujin terjatuh ke lantai.

“Appa Stopp.. “ teriak Sunmi menghampiri Appa dan adiknya itu. “Sunmi jika kamu terus mendekat, aku akan menampar Adikmu lebih keras lagi.. “ Ucap Appa-nya, Sunmi kemudian menangis, di belakangnya Yeseo sudah menangis sesenggukan,, “Yujin eonnie…”  panggilnya masih sambil sesenggukan.

“Bilang yang kau katakan tadi tidak benar, Yujin!” kini Mr Choi menggoyang-goyangkan tubuh putri nya itu.

“Itu benar Appa..” Satu tamparan lagi mendarat di pipi Yujin.

“Siapa perempuan itu? Siapa perempuan yang telah merusakmu? “ Tanya Mr.Choi  masih menggoyang-goyangkan tubuh mungil Yujin.

Yujin menggelengkan kepalanya, tak ingin menyebut nama kekasihnya, ia takut apa yang akan dilakukan oleh Appa-nya terhadap kekasihnya itu.

“sebutkan siapa Yujin!!!” Appa nya kembali berteriak. “ Aku bersumpah akan membunuhnya!!!”

Mendengar itu Yujin menggelengkan kepalanya makin cepat.

“Cepat katakan!!” Appa-nya yang sudah semakin emosi kini menendang putrinya itu.

“Apppaaa… “ Teriak Yeseo dan Sunmi.

“Mengapa harus kamu Yujin?! Anak kebangaaanku, harapanku!!! Mengapa kamu??” Appa nya melayangkan satu tendangan lagi.

“Yeobooo,,, Stoppp!!!” Kini suara eomma nya yang terdengar. Eomma nya berlutut di depan suaminya.

“Please Stop, cukup.. cukup.. aku sudah kehilangan satu orang putri, aku tak mau kehilangan putriku yang lain.. “ ucap Mrs.Choi sambil menangis. Mendengar permohonan istrinya  itu Mr.Choi lalu menjauh dari Yujin dan duduk di salah satu kursi berusaha meredam emosinya.

“Sunmi, tolong bawa adikmu ke kamarnya.. “ Ucap Mrs. Choi.  Sunmi dibantu Yeseo dengan sigap membopong saudara perempuan mereka ke kamarnya.

Sunmi dan Yeseo membaringkan Yujin di ranjangnya, Yeseo lalu mencari antiseptic  dan obat-obatan untuk membersihkan dan mengobati  luka-luka kakaknya itu. Mereka pun dengan hati-hati mengobati luka Yujin.

Selama beberapa saat tak ada suara yang keluar dari ketiga saudari itu.

“kamu dan Tiffany eonnie sama saja, mengapa kalian tak pernah cerita masalah kalian padaku. Aku merasa tak berguna.. “ Ucap Sunmi sambil menangis.

Yujin meraih tangan kakaknya, menggegamnya. “jangan bilang seperti itu, aku dan Tiffany eonnie punya alasan kami sendiri.. “ Jawab Yujin lemas. Sunmi hanya bisa menggangguk lemas.

“Eonnie, Yeseo,, bolehkah kalian tinggalkan aku sendiri.. aku mau istirahat…” Ucap Yujin. Yeseo dan Sunmi pun meninggalkan kamar saudarinya itu, tak lupa mereka mencium kening Yujin secara bergantian sebelum meninggalkan kamar Yujin.

 

***

Xiaoting sedang menuju tempat parkir motornya ketika ada seseorang yang memanggilnya.

“Tinggg.. “ Yurina memanggilnya dari Taman kampus. “Kemari…” teriak Yurina. Xiaoting pun menghampiri sahabatnya itu.

“Mama, ini ada Xiaoting bersamaku.. “  Xiaoting lalu mengarahkan mukanya ke kamera ponsel yang sedang dipegang Yurina.

“Selamat siang, Mrs. Kawaguchi.. “ Ucap Xiaoting sambil memberi salam kepada Mama-nya Yurina, Mama Yurina pandai berbahasa korea karena pernah tinggal beberapa tahun di korea, sehingga mereka tak kesulitan untuk berkomunikasi.

“Ahh Xiaoting, aku begitu merindukanmu, dan mengapa kamu masih memanggilku seperti itu, aku kan sudah bilang panggil aku Mama, aku sudah menganggapmu seperti putriku sendiri.. “

Xiaoting merasa terharu dengan apa yang diucapkan oleh Mama-nya Yurina tersebut. Apalagi dengan apa yang terjadi dengan keluarganya.

“baik, Mama… “ Jawab Xiaoting.

“ Nah begitu dong.. “ Ucap mama Yurina di seberang sana. Mereka bertiga pun melanjutkan obrolan hangatnya.

“Yurina, Xiaoting, sepertinya Mama harus menutup video call nya, aku harus menyiapkan makan siang untuk dibawakan ke kantor Papa Yurina, kalian jaga diri baik-baik di sana yah. Dah, aku sayang kalian.. “ Ucap Mrs. Kawaguchi sebelum menutup teleponnya.

“Aku iri padamu.. “ Ucap Xiaoting.

“Kenapa? Aku dengar orang tuamu sedang ada di Seoul.. “ Tanya Yurina.

Xiaoting menganggukan kepalanya.

“Apakah mereka masih belum bisa menerimamu?” Tanya Yurina lagi.

Xiaoting menganggukan kepalanya lagi.

“Xiaoting… “ Yurina lalu memegang wajah Xiaoting, menatap matanya.

“Kamu tahu apapun yang terjadi, aku akan selalu di sampingmu bukan? “ Ucap Yurina dengan tulus.

‘Yurina benar, dia selalu ada di sisiku dari awal, apakah perkataan Yujin waktu itu benar, mungkin jika aku bersama Yurina, aku tak akan sesakit dan sebimbang ini, tak akan ada halangan dari orang tuaku, bahkan aku akan punya orang tua baru, orang tua Yurina begitu menyayangiku. Apakah aku harus menyerah saja.. ‘ batin Xiaoting.

Yurina mendekatkan wajahya ke wajah Xiaoting, bibirnya kini menyentuh bibir Xiaoting. Ia lalu menggerakan bibirnya meminta respon dari Xiaoting, Xiaoting yang batinnya sedang berperang, tanpa sadar membalas ciuman Yurina. Mereka berciuman beberapa saat, hingga akhirnya Yurina tiba-tiba berhenti.

“Yujin eonnie.. “  Ucap Yurina dengan nada terkejut.

“Apa?” Tanya Xiaoting.

“Aku tadi melihat Yujin eonnie, ia melihat kita sedang… “ Yurina tak sempat menyelesaikan kata-katanya, karena Xiaoting langsung berdiri mencari keberadaan Yujin.

“Di mana dia sekarang?” Tanya Xiaoting panik.

“Dia berlari ke arah sana.. “ Yurina menunjuk arah parkiran mobil. Tanpa pikir panjang Xiaoting berlari berusaha mengejar kekasihnya.

‘No.. No.. what have I done?’ batin Xiaoting.

Melihat Xiaoting pergi tanpa meliriknya lagi, Yurina seperti menemukan jawaban dari semua pertanyaannya selama ini.

“Jadi selama ini Yujin eonnie lah orangnya.. “ bisik Yurina bicara pada dirinya sendiri.

 

***

Yujin masih tak bisa merasakan badannya, badannya masih kaku atas apa yang dilakukan oleh Appa-nya kemarin malam. Kepalanya pun terasa sangat berat. Ia menyesal harus diam-diam pergi dari kamarnya dan menyetir sendiri.

“harusnya tadi aku pake Taxi saja.” Ucapnya.

Kemudian pikirannya kembali ke skenario yang ia saksikan di kampus kekasihnya itu.

“Dejavu” ucapnya lagi.

Pertama kali ia datang ke kampus Xiaoting, pemandangan pertama ia lihat adalah dua orang gadis sedang berpelukan erat, kini yang ia lihat, masih dua gadis yang sama, masih berpelukan, namun sekarang ditambah keduanya saling membalas ciuman dengan mesra .

“Progress” Ucap Yujin. Ironis pikirnya.

Mungkin jika ini sebuah film, Yujin adalah tokoh pendukung,  mungkin dalam kredit di akhir film, namanya  akan ditaruh di paling bawah untuk nama-nama aktor pemain film tersebut.

“ and then, the princess and the princess live happily ever after.. “  Ucap Yujin lagi.

“and the loser one, sitting by the river, lamenting her fate.. “

“Fate.. “ Yujin teringat obrolannya dulu dengan Xiaoting.

“I guess this is my Fate.. “ Yujin ingin menangis dan tertawa secara bersamaan. Ia menangisi hidupnya dan menertawakannya secara bersamaan.

‘Sepertinya aku sudah gila… ‘ batinnya.

“Yujin… “ Terdengar suara orang yang sangat ia kenal memanggilnya.

‘Sepertinya aku benar-benar sudah gila, aku mendengar suara-suara…’ batin Yujin lagi

“Yujin.. “ Suara itu makin mendekat.

Yujin yang tubuhnya masih lemah, merasa kesadarannya semakin berkurang.

“Sayang, Hey.. kamu tidak apa-apa?”

“Xiaoting? “ Ia memanggil nama kekasihnya, ‘atau mantan kekasih?’ lagi-lagi Yujin berkata dalam hatinya.

“Ya ini aku, sayang. Kamu tidak apa-apa? kenapa badan mu panas sekali.. Yujinn??”

Kini Yujin benar-benar sudah kehilangan kesadarannya.

***

Xiaoting berkali-kali melihat ke pintu kamar Mashiro. Saat Mashiro keluar dari kamarnya, ia lalu menghampiri sahabatnya itu.

“Bagaimana keadaannya?” Tanya Xiaoting.

“Mengapa tak melihatnya sendiri?” Balas Mashiro balik bertanya. Xiaoting kemudian menundukan kepalanya.

Saat sampai ke apartemen Mashiro, Xiaoting buru-buru membawanya ke kamar Mashiro, namun betapa terkejutnya ia ketika membuka baju Yujin, berniat untuk menggantikan bajunya dengan pakaian yang lebih nyaman, ia malah melihat tubuh kekasihnya itu sudah penuh dengan luka, dan ketika ia memperhatikan wajah kekasihnya lagi, ia baru menyadari bahwa wajah gadisnya itu sedikit lebam. ‘apa yang terjadi?’ batinnya. Xiaoting pun tak kuasa menahan tangisannya, ia pun meminta Mashiro menggantikannya Karena ia tak bisa berhenti menangis melihat keadaan Yujin.

Melihat sahabatnya menunduk seperti itu, Mashiro lalu memegang pundak Xiaoting.

“Yujin eonnie sudah sadar, mungkin sebaiknya kalian bicara. Aku ada di ruang tengah jika kalian butuh sesuatu. “ Ucap Mashiro sebelum meninggalkan sahabatnya itu.

Xiaoting pun masuk ke kamar Mashiro.

“Hei.. “ Sapa Xiaoting ketika melihat gadisnya itu sedang memandangi langit-langit kamar Mashiro.

Yujin pun mengalihkan pandangannya pada Xiaoting.

“Hei.. “ sapa Yujin sambil tersenyum, ia pun berusaha untuk duduk.

“kamu tiduran saja.. “ Ucap Xiaoting. Yujin menggelengkan kepalanya.  “Aku sudah bosan tiduran..” Jawab Yujin seraya mencoba untuk duduk, Xiaoting pun membantu kekasihnya itu.

Xiaoting pun duduk di samping Yujin. Ia mencoba meraih tangan Yujin, namun Yujin langsung melepaskan tangannya dari raihan tangan Xiaoting. Xiaoting kecewa, namun ia mengerti.

“Yujin, apa yang terjadi, mengapa tubuhmu penuh luka? Mengapa wajahmu penuh lebam?” Tanya Xiaoting dengan nada khawatir.

“Aku sudah memberitahukan semuanya pada Appa..” Jawab Yujin memilih untuk jujur.

“Apaa? Ini semua perbuatan Appa-mu?” Tanya Xiaoting tak percaya.

“Ya, Appa tidak bisa mengendalikan emosinya ketika tahu anak yang selama ini selalu ia bangga-banggakan mengaku bahwa dirinya mencintai seorang wanita.. “ lanjut Yujin.

“Tapi ia Appa-mu, mengapa tega melakukan ini?” Xiaoting tak tahan lagi untuk mengeluarkan air matanya.

“Bahkan aku tak tahu dia bisa sejauh apa lagi.. “ Jawab Yujin lemas.

“Yujinnie…” Panggil Xiaoting.

“Apakah tadi kamu melihat aku dan Yurina… “ Xiaoting tak bisa melanjutkan lagi, ia merasa malu dan bersalah.

“berciuman? Ya, aku melihatnya sangat jelas.. “ Jawab Yujin.

“Yujin aku.. ” Xiaoting tak bisa melanjutkan pertanyaannya karena Yujin mengangkat tangannya memintanya untuk berhenti.

“Aku melihat kalian dari awal hingga akhir, dari kalian mengobrol dengan Ibunya Yurina. You deserve it, Xiaoting.. “ Ucap yujin lemas.

“ Apa maksudmu Yujinnie?” Tanya Xiaoting.

“Jangan bohong padaku, apakah tadi tidak terpikirkan olehmu bahwa jika kamu bersama Yurina semuanya akan lebih mudah? Itulah mengapa kamu membalas ciumannya?”  Xiaoting kaget mendengar ucapan Yujin, kekasihnya itu seperti bisa membaca pikirannya.

“Yujin… Baik aku akan jujur, tadi memang sempat terpikirkan olehku bahwa mungkin semuanya akan lebih mudah jika aku bersama Yurina, tapi percayalah, itu hanya pikiran sesaatku saja… “

“Tapi kamu menciumnya Xiaoting.. Kamu membalas ciumannya.” Yujin mulai mengeluarkan air matanya.

“Maafkan aku, pikiranku sangat kacau sekali, aku sedang tak stabil, aku tak sadar apa yang aku lakukan…” Xiaoting berusaha menjelaskan.

Yujin mengusap pipinya, menghapus air matanya.

“It’s Ok Xiaoting, apa aku bilang tadi? You deserve it, Kamu berhak bahagia Xiaoting, meski bukan dengan aku..”

“Apa yang kamu bilang? Aku tidak akan bahagia kalau bukan dengan kamu, Yujin!” Xiaoting mencoba meraih lagi tangan Yujin, kini Yujin yang sudah kehabisan energy tak menolaknya.

“Please Sayang, kita perbaiki semuanya, aku minta maaf.. “ Bujuk Xiaoting lagi.

“Xiaoting… “ Panggil Yujin lemas.

“Sepertinya kita berdua over estimate pada diri kita sendiri, Kita belum dewasa menjalani hubungan ini..”

Xiaoting menggelengkan kepalanya.

Yujin menghadapkan tubuhnya ke arah Xiaoting. Memandang mata Xiaoting dalam.

“Xiaoting, kita akhiri saja sampai di sini..” Ucap Yujin pelan.

Xiaoting masih menggelengkan kepalanya, air matanya sudah mulai membanjiri pipinya.

“Xiaoting, sekarang waktunya kamu menata hatimu, kita berdua butuh ruang dan waktu, untuk masing-masing saling instropeksi. “ Lanjut Yujin, kini air matanya kembali turun dengan deras.

“Kamu berjanji tidak akan meninggalkanku..” Ucap Xiaoting.

“Aku tidak meninggalkanmu, Xiaoting. Tapi kamu yang meninggalkan ‘kita’, tanpa kamu sadari, you are the one who leaving our love behind…”

Xiaoting tidak tahu harus berkata lagi, rasa bersalah, rasa takut akan kehilangan, semuanya bercampur menjadi satu.

“Yujin, do you love me?”

“I do, Ting. I Love you very much, every cell in my body contains my love for you. “ jawab Yujin tanpa ragu.

“Then why? Why we can’t be together?” tangis Xiaoting semakin menjadi-jadi. “I Love you Yujin, I love you..” tubuh Xiaoting bergetar saat mengucapkannya. Melihat itu Yujin langsung memeluk Xiaoting. Ia kemudian mengusap-usap puncak kepala Xiaoting, kebiasaan yang sangat disukai gadisnya itu.

“Aku tak mau kita nantinya jadi saling membenci, Ting. Biarlah kita berpisah di saat masih ada perasaan cinta diantara kita.. “ Jawab Yujin, masih sambil memeluk Xiaoting. Xiaoting membalas pelukan Yujin dengan hati-hati karena takut melukainya.

“I’m Sorry, I love you..” Balas Xiaoting yang belum berhenti menangis

The two injured girls never know where fate will take them in the future.

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!