Roller Coaster

Fate

Salju bulan Desember, gadis itu berharap ia bisa menyaksikan salju pertamanya bersama kekasihnya, namun keadaan yang harus memisahkan mereka. Xiaoting dan teman-teman Plan Girls nya berhasil menjadi perwakilan kampus mereka untuk mengikuti event Asia Pasific Dance festival yang diselenggarakan di Tokyo. Acara tersebut berlangsung selama 3 minggu, yang artinya dia akan melewatkan natal dan tahun baru tanpa kekasihnya.

Pemandangan kota Tokyo dari jendela hotelnya sungguh indah, atap-atap gedung dan rumah yang tertutup salju menambah keindahan malam itu. Xiaoting mencoba menghubungi kekasihnya, ia ingin berbagi keindahan Tokyo melalui video call, namun sepertinya Yujin sedang sibuk. Belakangan kekasihnya itu sedang disibukan oleh tugas akhirnya. Belum lagi persiapan atas perusahaan baru keluarganya. Namun begitu, hampir setiap hari kekasihnya itu masih menyempatkan diri untuk bertemu dengannya, walaupun hanya sekedar untuk mengobrol sebentar.

Ia dikagetkan oleh pintu kamar hotelnya yang terbuka, Young Eun yang merupakan teman sekamarnya masuk dengan wajah riang.

“Eonnie, harusnya tadi kamu ikut, seru sekali.. “ Ucap Young Eun. Teman-teman Plan Girls nya itu baru saja pulang berkeliling Tokyo. May, Hikaru, dan Yurina pun ikut berkeliling sekalian mengobati rasa rindu mereka dengan negaranya. Xiaoting tidak ikut karena moodnya yang tidak bagus hari ini, tentu saja alasannya karena seharian ini belum ada kabar dari pacarnya yang sedang berada di seberang lautan sana.

“Aku lelah.. “ Jawab Xiaoting singkat.

“Workshop kan baru dimulai besok, eonnie sudah lelah saja..” ucap Young Eun sambil mengerucutkan bibirnya.

Xiaoting tidak membalas komentar temannya itu, matanya kembali melihat ke layar ponselnya. Masih belum ada chat dari Yujin. Ia pun menghela napasnya panjang.

“eonnie…” Young eun kembali memanggilnya.

“Hmm..” Balas Xiaoting singkat.

“Apakah eonnie punya pacar?” Tanya Young eun. Xiaoting ingin sekali berkata jujur terhadap temannya itu, namun ia sudah berjanji dengan Yujin untuk tidak menceritakan hubungan mereka kepada siapapun.

“Apakah aku terlihat seperti punya pacar?” Xiaoting malah balas bertanya.

Young Eun mengangguk. “Sangat kentara eonnie, beberapa bulan ini eonnie jarang sekali ikut berkumpul dengan kita di akhir minggu, eonnie sering pulang lebih cepat dan sering melarang kita datang ke apartemennmu.” Xiaoting tak sadar ternyata  selama ini sikapnya terlalu kentara, tidak heran jika teman-temannya curiga.

“Apakah teman-teman yang lain merasa curiga sepertimu juga?” Tanya Xiaoting.

“Semua curiga eonnie, cuman kami menghargaimu, jika kamu memang belum mau cerita, kami tidak akan memaksa eonnie untuk cerita..” Xiaoting merasa bersalah kepada teman-temannya itu.

“Dan aku tahu orang itu bukan Yurina-chan, karena walaupun Yurina ada di sini tetapi pikiranmu sepertinya ada di seberang lautan sana.” Lanjut Young eun.

Xiaoting masih diam mendengar ucapan Young Eun. Ia kembali menghela napasnya. “ Betul Young, aku sudah punya seseorang yang sedang berada di seberang lautan sana, maaf aku tak bisa menyebutkan siapa..” Jawab Xiaoting pelan.

“Tidak apa-apa eonnie, aku senang mendengarnya. Siapapun orangnya sangat beruntung mendapatkanmu..” Ucap Young Eun seraya tersenyum.  Jauh dalam lubuk hati Young Eun, ia tahu siapa wanita beruntung itu. ‘Cai Bing Eonnie harus mencari perempuan lain sepertinya.’ Batin Young Eun.

“Terima kasih, Young.. “ Jawab Xiaoting penuh syukur. Ia sedikit lega walalaupun ia tak membuka semuanya kepada Young Eun.

Mereka berdua pun beristirahat di ranjang twin mereka masing-masing. Young eun sudah asik dengan ponselnya.

Xiaoting sudah hampir tertidur ketika ponselnya bergetar, ketika dia melihat siapa yang mengirim chat, rasa kantuknya pun menghilang.

Shen Xiaoting… Maafkann aku, seharian ini aku bersama Appaku.. Aku sama sekali tidak bisa melihat ponselku, Uhhh,, rasanya seperti wajib militer saja… I miss You, padahal ini baru 2 hari bagaimana sisa 19 hari lagi? T.T..”

Xiaoting tersenyum membaca chat dari kekasihnya itu, dia bisa membayangkan wajah imut pacarnya itu ketika mengetik chat yang baru dikirimnya.

Choi Yujin.. sebenarnya aku ingin marah,  baru kali ini kamu tidak ada kabar sama sekali, aku sangat khawatir T.T..”

Kamu belum tidur? “ Yujin malah membalasnya dengan pertanyaan.

Belum, bagaimana aku bisa tidur tanpa ada kabar dari pacarku seharian ini.. ><” Balas Xiaoting lagi

Maafkan aku.. aku harus bagaimana dong T.T?

Xiaoting tak akan pernah bisa berlama-lama marah dengan pacar imutnya itu, sambil tersenyum dia mengetikan balasannya. “ Terbang ke sini, I miss You too..

Tolong panggilkan doraemon kalau begitu, kamu kan sedang di kampung halamannya..” Balas Yujin mencoba bercanda.

Huhu.. lucu sekali..” balas Xiaoting.

Xiaoting, aku juga ingin sekali bisa terbang ke sana, tapi kamu tahu sendiri itu tak mungkin T.T..” Jawab Yujin.

Aku tahu kok, aku hanya bercanda, entah kenapa waktu seperti bergerak lambat di sini, bagaimana dengan di sana?

Hahaha, setauku waktu disini dan disana bergerak bersamaan, But I feel you.. aku ingin sekali waktu bisa bergerak lebih cepat. Banyak sekali wishlist tontonanku, aku tak mau menonton sendiri ><..”

“ T.T”

“xixixi, sudah malam, kamu harus istirahat, besok sudah mulai workshop kan?”

“T.T”

“Xiaoting….” Yujin gemas karena Xiaoting hanya membalasnya dengan emoticon.

Baiklah, tapi janji besok jangan hilang seperti hari ini lagi yah.. “ Balas Xiaoting.

Iyah, iyah.. besok aku tak ada jadwal dengan Appa ku, jadi silakan jika kamu mau meng-spam kakao ku..

????” Xiaoting hanya membalasanya dengan tanda Tanya.

hahaha,,,  Xiaoting, sudah ahh, waktunya tidur.. I love you.. Sweet dream, my Sunshine

I Love you too, My Love..

Xiaoting tidak langsung tidur, ia meng-scroll lagi percakapannya dengan kekasihnya itu, membaca ulang percakapan mereka, ia tersenyum sendiri.

Young Eun yang berbaring di ranjang sebelahnya, melihat ekspresi temannya itu. ‘You deserve it, Eonnie…” Ucap Young eun dalam hatinya.

***

“Xiaoting!!!” Panggil seseorang yang suaranya sangat ia kenal. Xiaoting pun membalikan badannya ke arah suara. Terlihat sahabatnya Yurina dan seorang wanita paruh baya yang mirip dengannya. Ketika keduanya sudah dihadapannya, Xiaoting langsung membungkukan badannya memberi hormat kepada wanita paruh baya tersebut.

“Mama, kenalkan ini Xiaoting, sahabat yang sering aku ceritakan..” Perempuan paru baya itu pun langsung memberikan senyum hangatnya.

“Kamu tampak lebih cantik dibandingkan di foto” Mama Yurina langsung memeluknya. Rupanya sifat hangat Yurina turun dari ibunya.

“Mumpung kalian sedang istirahat, mari aku traktir makan di restoran paling enak di daerah ini.” Xiaoting pun mengangguk, mencoba menghormati ajakan Mamanya Yurina.

“Tidak apa-apa kan?” Bisik Yurina, Xiaoting menggelengkan kepalanya, “Tidak apa-apa, Yuk..” mereka bertiga pun berjalan ke restoran.

Setibanya di restoran, Mrs. Kawaguchi terus menerus memuji Xiaoting, entah itu wajahnya, sifat sopannya, cara makannya. Sepertinya Ibu Yurina tersebut benar-benar menyukainya.

“Yurina sering sekali cerita tentangmu, dari ceritanya aku tahu kamu orang yang luar biasa. Terima Kasih sudah mau menemaninya di Korea, aku sempat khawatir ketika mengizinkannya terbang ke sana. Dan terima kasih telah menerima orientasinya, aku hampir takut dia tak akan punya teman karena itu.” Yurina adalah sedikit orang yang beruntung, orang tuanya bisa menerima ia apa adanya termasuk orientasinya. Xiaoting tersenyum mendengarnya.

“Aku yang berterima kasih karena Yurina lah teman pertamaku di Korea, dan.. “ Xiaoting ragu apakah dia harus mengakui orientasinya juga. “aku juga punya orientasi yang sama..” akhirnya ia pun memililih terbuka.

“ahhh.. aku lega, Yurina tak seorang diri.” Jawab Mrs. Kawaguchi sambil melemparkan senyum penuh arti pada Yurina dan Xiaoting.

Mrs. Kawaguchi tiba-tiba mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan restaurant.

“Tolong foto kami bertiga.” Ia pun memberikan ponselnya kepada pelayan tersebut.

Pelayan itu pun langsung memotret mereka bertiga dengan berbagai pose.

“Terima Kasih.” Ucap mereka bertiga ketika pelayan tersebut menyerahkan kembali ponselnya.

“Waah hasilnya bagus-bagus sekali, Xiaoting kamu benar-benar cantik.. “ Puji Mrs. Kawaguchi lagi. “Putriku juga sangat cantik..” ia melihat ke arah Yurina. “kalian benar-benar serasi..” Lanjutnya.

Mendengar itu, pipi Yurina memerah, sedangkan Xiaoting tidak tahu harus bereaksi seperti apa, dia hanya tersenyum kecil, lagi-lagi untuk menghormati Ibu dari sahabatnya itu.

***

Two people I cherish the most  J

Mashiro membaca caption instagram sahabatnya Yurina, Ia memposting fotonya bersama Xiaoting dan Ibunya. Mashiro mengenali wajah Ibu Yurina karena pernah dikenalkan ketika mereka sama-sama pulang ke Jepang.

“Wah ternyata kesampaian juga Ibunya Yurina bertemu dengan Xiaoting.” Ucap Mashiro. Perkataan Mashiro tersebut mengundang perhatian teman disebelahnya yang sedari tadi sibuk dengan bukunya.

“Siapa?” Tanya Yujin penasaran. Mashiro pun memberikan ponselnya kepada Yujin, menunjukan postingan instagram yang ia lihat.

Perasaan Yujin menjadi tak karuan melihat postingan itu, terlebih dengan isi caption yang ditulis oleh Yurina.

“Ibu yang ada di tengah itu siapa?” Tanya Yujin.

“Itu Mama-nya Yurina.” Jawab Mashiro. “Mama nya itu sangat penasaran ingin bertemu dengan Xiaoting sejak lama, sepertinya Yurina banyak cerita tentang Xiaoting.” Yujin masih terdiam mendengar cerita Mashiro.  “Ibunya Yurina itu termasuk supportive saat tahu orientasi anaknya.. dan sepertinya ia ingin sekali anaknya itu berjodoh dengan Xiaoting, aku pernah bertemu dengannya dan yang ia tanyakan selalu tentang Xiaoting..”  Jelas Mashiro menambahkan.

“Bukankah Yurina berpacaran dengan Viviane?” Tanya Yujin, ia tahu hubungan Yurina dan Viviane bermasalah, namun ia masih berharap.

“Eonnie mereka sudah putus, sudah cukup lama..” Pernyataan Mashiro tersebut menambah ketidakaruan dalam hatinya.

Ia kembali melihat foto di ponsel Mashiro, ‘sungguh seperti foto keluarga yang sempurna’ batinnya, tanpa sadar ia pun mengigit jari-jarinya dengan keras.

“eonnie..” Mashiro lalu meraih tangan Yujin.

“Ada apa denganmu eonnie? Lihat ini jarimu hampir berdarah?” Tanya Mashiro khawatir.

“Ahh aku hanya gugup saja dengan ujian akhir kita…”Jawab Yujin. Mashiro hanya menggelengkan kepalanya tak percaya dengan alasan yang dilontarkan sahabatnya itu.

“eonnie..” panggil Mashiro.

“Hmm..”

“kamu bisa cerita padaku, kamu selalu cerita padaku.. kenapa sekarang tidak bisa?” Tanya mashiro.

“maafkan aku..” Jawab Yujin pelan.

“Eonnie, apakah Xiaoting?” Tanya Mashiro.

“Maksudmu?” Jawab Yujin

“Aku sudah curiga eonnie punya seseorang yang eonnie cintai, eonnie selalu melihat ponsel di sela-sela waktu belajar kita, sebelumnya eonnie tak pernah seperti itu. Eonnie tak pernah mengajakku menemanimu nonton atau sekedar minum di kafe lagi, sebelumnya aku tak tahu siapa orangnya, tapi melihat reaksimu tadi.. Apa orang yang kamu cintai itu Xiaoting?”Tanya Mashiro lagi.

Yujin tak menjawabnya, namun air mata sudah turun ke pipinya. Melihat itu Mashiro langsung memeluk sahabatnya itu.

“Ohhh Eonniee,,,,”

***

Xiaoting terus tersenyum melihat layar ponselnya, entah sudah berapa kali ia memutar video itu. Ia ingat bagaimana ia harus memaksa pacar imutnya itu untuk menari di depan kamera dan beradegan seperti para idol group di video musik mereka.  Xiaoting yang mendapat tugas cinematografi dari profesornya, awalnya kebingungan untuk mencari konsep videonya. Namun ide muncul ketika ia sedang menghabiskan waktu dengan pacarnya itu di apartemennya. Pacarnya sedang menari-nari mengikuti gerakan idol wanita di Televisi. Sejak mengikuti kompetisi, pacarnya itu jadi hobi mengikuti tarian-tarian di televisi, tak jarang ia juga ikut menari bersama kekasihnya itu.

Xiaoting ingat pada hari itu, kekasihnya yang saat itu sangat aktif sampai harus terkilir kakinya di tangga, namun bukannya mengeluh sakit, pacarnya itu malah tertawa dan tetap ingin lanjut membatunya menyelesaikan video.

“Kemarin bukannya kamu tidak mau jadi model videoku, kok sekarang semangat sekali?” Tanya Xiaoting.

“Ternyata ini asyik juga, kalau aku dilahirkan kembali sepertinya aku mau jadi anggota girlgroup saja…” jawab Yujin antusias.

“ckckck… aku pikir kamu semangat karena ingin membantuku..” Ucap Xiaoting dengan ekspresi pura-pura sedih.

Yujin pun mendekatkan dirinya kepada kekasihnya itu, ia merangkul leher Xiaoting sambil tersenyum. “kalau bukan untuk kamu mana mau aku berpanas-panasan seperti ini?” Yujin pun langsung mencium pipi Xiaoting.

“hahaha,,, pipimu merah sekali..” Yujin langsung meledek kekasihnya itu.  Xiaoting tak membalas,namun ia langsung memegang kedua pipinya.

“Cute..” Ucap Yujin lagi.

Xiaoting kembali tersenyum mengingat percakapan mereka. Hal ini membuat ia semakin rindu dengan kekasihnya itu. Malam ini merupakan malam natal, kekasihnya itu sedang menghabiskan waktu dengan keluarga besarnya, jadi ia tak mungkin bisa menghubunginya.

“Eonnie…” lagi-lagi Young Eun masuk ke kamar hotel mereka tiba-tiba dan mengagetkannya. “Ayoo,, teman-teman yang lain sudah menunggu di lobi..” Ajak Young Eun. Mereka memang berencana menghabiskan malam natal bersama dengan keluarga Yurina yang dengan senang hati mengundang mereka. Hikaru dan May yang tinggal di prefektur yang cukup jauh dari Tokyo tak bisa pulang ke kampung halamannya, sehingga mereka pun memutuskan untuk ikut merayakan malam natal bersama.

“Baik, aku akan segera turun, beri aku waktu 5 menit lagi yaa..”

“Oke eonnie..” Young Eun pun kembali menutup pintu hotel.

Xiaoting kembali memutar video favoritnya itu.

https://www.youtube.com/watch?v=6iCb2U4VP5w

(Author: video yang dibuat Xiaoting)

 

***

Kamu sedang sibuk sekali yah?”

Layar ponselnya menyala, tampak nama kekasihnya di pop up notifikasinya. Yujin sesungguhnya merasa bersalah, beberapa hari ini ia sedikit menghindari Xiaoting, dengan alasan sibuk ia jarang membalas Kakao message dari Xiaoting, dan ketika Xiaoting menelepon pun dia akan berpura-pura ada kegiatan lain sehingga waktu bertelepon mereka pun menjadi pendek. Rasa insecure lah yang membuat dia menjadi begini. Karena rasa bersalah itulah, Yujin pun memutuskan untuk menelepon kekasihnya itu.

Halo…” Jawab gadis di seberang sana.

Hari ini aku tidak begitu sibuk.. “ Balas Yujin langsung menjawab pertanyaan Xiaoting di chat.

“Syukurlah...” Jawab Xiaoting. “Eonnie…” Panggil Xiaoting lagi , Yujin kaget karena sudah lama Xiaoting tak memanggilnya eonnie.

Are we okay?” Tanya Xiaoting dengan nada sedih. Yujin  menggigit bibir bawahnya, rupanya kekasihnya itu menyadari perubahannya, Ia pun semakin merasa bersalah.

Maafkan aku yaa, deadline atas tugas akhirku sudah dekat dan aku benar-benar harus menyiapkan kelulusanku, Appa akan sangat marah jika ada nilaiku yang turun.” Jawab Yujin setengah berbohong.

Xiaoting hanya terdiam mendengar penjelasan kekasihnya itu, Ia sudah terlalu mengenal Yujin untuk tahu bahwa pacarnya itu sedang berbohong.

Setelah sekian lama, Yujin mencoba memecah keheningan.  “Kamu tidak kemana-mana? Malam ini kan malam tahun baru, pasti akan seru perayaan di sana..”

Xiaoting masih tak mau membalas pertanyaannya.

Xiaoting, kamu marah padaku?” Tanya Yujin dengan nada pelan.

Yujin, kamu marah padaku?” Yujin kaget karena Xiaoting membalas dengan pertanyaan yang sama.

Maksudmu? Aku tidak marah dengan siapa-sapa…” Ucap Yujin.

Eonnie Please… I know there is something wrong, bolehkah eonnie jujur?” Xiaoting mengatakannya dengan nada lemah. ‘panggilan itu lagi’ pikir Yujin.

Yujin pun menghela napasnya, mungkin ini saatnya ia jujur dengan Xiaoting.

Aku butuh waktu, Ting” Jawab Yujin.

Butuh waktu untuk apa?”Tanya Xiaoting bingung.

Melawan rasa insecure ku…” Jawab Yujin lagi.

Insecure atas apa???” kini nada bicara Xiaoting semakin keras. Yujin sadar kekasihnya itu sudah mulai emosi.

Xiaoting, lupakan saja yah, ini hanya pikiran bodohku saja, kita lupakan saja ya..” ucap Yujin.

Tidak eonnie, jika kamu terus menghindari ini, kita akan terus berputar-putar terus dengan masalah ini, masalah yang akupun tak tahu apa, please eonnie…” kini nada Xiaoting berubah menjadi nada memohon.

Aku melihat postingan Yurina, waktu kamu bertemu dengan Ibunya.” Ucap Yujin pelan.

eonnie.. kamu tahu kan aku tak memiliki perasaan lagi kepadanya selain rasa sayang terhadap sahabat, harus berapa kali aku bilang bahwa aku hanya cinta padamu..” Xiaoting mengatakan itu dengan tenang, dengan nada yang pelan berharap kekasihnya itu paham dan tak pernah mempertanyakan cintanya lagi.

Aku tahu, maka dari itu aku bilang itu pikiran bodohku saja.. “ Jawab Yujin.

Xiaoting menggelengkan kepalanya. “Aku rasa tidak hanya itu saja, apalagi yang ada di pikiranmu?”

Yujin lagi-lagi menggigit bibirnya.

Saat melihat foto itu, pikiran gilaku muncul lagi, aku pikir mungkin akan lebih mudah jika aku tak hadir di tengah-tengah hubunganmu dengan Yurina, aku pikir itu akan lebih mudah bagimu, , kamu tidak akan menjalani hubungan yang diam-diam seperti ini, kamu akan memiliki calon mertua yang menyayangimu, kamu akan lebih bahagia… dan yang paling penting kamu tidak akan menghadapi Appa-ku, Sungguh aku takut sekali dengan apa yang Appa-ku bisa lakukan kepadamu… “ Yujin kemudian tak mampu menahan tangisannya. “Maafkan aku,, maafkan aku.. mungkin aku seharusnya tak pernah hadir di hidupmu..”

Xiaoting terdiam, ia membiarkan kekasihnya yang ada di seberang lautan sana menghabiskan air matanya. Xiaoting akan menunggu gadisnya itu berhenti menangis terlebih dahulu. Setelah beberapa lama, isak tangis Yujin pun tak terdengar lagi.

Yujin…” panggil Xiaoting.

Aku punya satu cerita, pada dahulu kala ada seorang gadis yang sedang sangat putus asa. Saat itu ia merasa dunia nya akan runtuh, orang-orang yang ia cintai, satu persatu meninggalkannya. Ia hampir saja kehilangan tujuan hidupnya, ia hampir berpikir untuk apa mengejar mimpinya namun ia tak punya orang-orang yang ia cintai di sampingnya. Dalam keputusasaannya, hadir seseorang, yang dalam diam meminjamkan bahunya untuk menopang kepala gadis yang sudah lelah dengan dunianya. Seseorang yang tak keberatan pakaian bagusnya harus kotor oleh air mata si gadis putus asa itu. Seseorang yang dengan kesibukannya selalu menyempatkan diri mengunjungi si gadis putus asa hanya untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja dan tidak melakukan hal bodoh… Semua itu ia lakukan dengan tulus tanpa sekalipun meminta balasan.. “

eonnie, Yujin.. coba jawab aku, apakah mungkin si gadis itu tidak akan jatuh cinta padanya? apakah si gadis bisa melepaskan malaikatnya itu? Apakah si gadis tidak boleh bertahan  dengan keyakinannya bahwa suatu hari mereka bisa menggapai mimpi-mimpi mereka bersama-sama?”

Yujin, My Yujin..  I Just want you, only You…” Xiaoting mengucapkan kalimat terakhirnya dengan nada bergetar seakan menahan air matanya.

Yujin tidak bisa berkata-kata. Kemampuan berbicaranya seakan hilang. Ia sangat mencintai Xiaoting dan mendengar pengakuan dari Xiaoting membuat hatinya seperti siap meledak.

Setelah beberapa lama, karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Yujin, Xiaoting pun kembali menghela napasnya.

Kamu istirahat yah, mari kita pikirkan semua ini saat pikiran kita sudah sama-sama jernih.  Good night My Love. I Love You… “ ucap Xiaoting, saat dia akan mematikan ponselnya terdengar suara dari seberang sana.

 “I love you too..” Jawab Yujin dengan suara yang sangat pelan.

***

“Eonnie tahu kapan Xiaoting dan lainnya pulang dari Jepang?” Tanya Mashiro.

“Sepertinya masih 2 atau 3 hari dari sekarang.” Jawab Yujin. Walaupun tidak pernah secara eksplisit mengakui hubungannya denga Xiaoting, Yujin tak keberatan jika Mashiro tahu hal yang ia coba sembunyikan itu. Bagaimanapun Mashiro adalah orang yang setia menemainya sejak awal.

“Sudah lama juga yah mereka, aku kangen berkumpul dengan mereka..” ucap Mashiro.

“aku juga..” jawab Yujin singkat.

Tiba-tiba Mashiro menghentikan langkahnya, “eonnie bilang 2 atau 3 hari, lalu itu apa?” Mashiro menunjuk ke arah gerbang kampus mereka. Yujin mengikuti arah telunjuk Mashiro, dan betapa kagetnya ketika ia melihat Xiaoting dengan scooternya sedang tersenyum ke arahnya.

“Sepertinya dia menunggumu eonnie,  kalau begitu aku pulang duluan ya.. “ Ucap Mashiro sambil tersenyum melihat sahabatnya yang sedang mematung, “have fun eonnie..” bisik Mashiro seraya pergi meninggalkan Yujin.

Yujin pun menghampiri kekasihnya yang masih saja memberikan senyum terbaiknya.

“Kenapa kamu sudah di Korea? Bukannya masih ada 2 atau 3 hari?” Tanya Yujin ketika sudah sampai dihadapan Xiaoting.

“Kamu tidak kangen padaku?” Tanya Xiaoting cemberut. Yujin hanya tersenyum dengan pertanyaan Xiaoting, ia kemudian membelai pipi pacarnya itu, ia ingin sekali mencium kekasihnya itu, namun ia tahu sedang berada dimana, ia tak mau seluruh kampus heboh jika melihat ia mencium seorang wanita di gerbang kampus.

“Happy 6 month anniversary..” bisik Xiaoting sambil kembali mengeluarkan senyum terbaiknya.

“ Hari ini kah?” Tanya Yujin.

“Choi Yujin, kamu lupa?” Xiaoting kembali mengerucutkan bibirnya.Yujin kembali tersenyum melihat sikap menggemaskan kekasihnya itu.

“Aku bercanda… Happy 6 month anniversary.. “Kini Yujin memberikan senyum terbaiknya, tak lupa ditambah dengan eyesmile yang sangat disukai oleh kekasihnya itu.

Xiaoting lalu memberikan helm kepada Yujin, “Yuk naik, aku ajak kamu ke suatu tempat..”

“Kemana?” Tanya Yujin

“Naik saja dulu.. “ Jawab Xaoting. Tanpa bertanya lagi Yujin pun naik ke motor Xiaoting dan tak lupa melingkarkan tangannya di pinggang Xiaoting.

***

“Xiaoting mengapa kita belum sampai juga? Aku sudah mulai kedinginan… “ Keluh gadis imut itu.

Xiaoting mulai merasa bersalah karena di musim dingin ini ia malah mengajak kekasihnya itu bepergian dengan motor. “Kita sudah mau sampai … lihat sebelah sana, itu penginapan kita..”

“Penginapan? Kamu mau menculikku?” Tanya Yujin bercanda. Xiaoting hanya tertawa.

“Aku tak membawa apapun loh..” Lanjut Yujin.

“Tenang aku sudah mempersiapkan semuanya” Balas Xiaoting. Yujin pun mengeratkan pelukannya ke punggung kekasihnya itu, berharap untuk mendapatkan tambahan kehangatan.

Benar saja, tak lama mereka sampai ke tujuan. Sebuah villa dengan konsep rumah tradisional Korea di pinggiran kota Seoul, jika dilihat dari design rumahnya sepertinya pemiliknya sudah menambah sentuhan modern pada villa tersebut. Di depan villa tersebut terdapat danau yang mulai membeku karena suhu yang sangat dingin. Terdapat perapian di halaman rumahnya, dan si pemilik juga menyediakan peralatan untuk barbeque di teras villa.

“Kita akan menginap di sini?” Tanya Yujin.

“Yap, aku sudah mereservasinya sebulan yang lalu.. “ Jawab Xiaoting.

Yujin berdecak kagum, kekasihnya itu tak pernah berhenti mengejutkannya. “Terima kasih..” ucap Yujin dengan nada lembut.

***

“kamu bahkan sudah menyiapkan semuanya, bukankah kamu baru datang kemarin malam? Mengapa semuanya sudah tersedia? “ Tanya Yujin sambil membolak-balikan daging di atas alat pemanggang.

“Aku menyuruh orang untuk mempersiapkannya, aku sudah pikirkan ini masak-masak..” jawab Xiaoting.

“Kamu memang luar biasa.. “ Ucap Yujin, Xiaoting hanya tersenyum mendengarnya.

“Yujinniee… “ Panggil Xiaoting.

“Hmm.. “ Balas Yujin

“ I Love You..” Xiaoting mengutarakannya sambil menatap mata Yujin dengan dalam, percakapan terakhirnya di telepon dengan Yujin sungguh membebaninya, rasa takut kehilangan kekasihnya itu semakin besar,  maka ketika mereka bisa bersama lagi seperti ini, emosi yang ia simpan mejadi tak terbendung lagi, tak terasa air mata jatuh ke pipinya.

Melihat itu Yujin pun panik. “Heii, I love you too Xiaoting,,, I’m sorry I’m sorry.. “ Yujin dengan sigap membasuh air mata di pipi Xiaoting.

“Aku berjanji aku akan lebih terbuka denganmu, aku akan menceritakan semua isi otakku.. aku tidak akan membiarkan insecurity ku merusak hubungan kita.. “ Lanjut Yujin.

Xiaoting tersenyum mendengarnya.

“Maafkan, seharusnya aku tidak menangis di moment seperti ini”Ucap Xiaoting.

“Its ok baby..”  Jawab Yujin. “Yuk kita masih harus menghabiskan makanan-makanan ini.” Lanjut Yujin. Mereka berdua pun kembali fokus memanggang.

 

***

“Sepertinya aku tidak akan makan lagi sampai besok malam.. “ ucap Yujin sambil mengusap perutnya.

“ Hahaha.. sepertinya aku juga sama” jawab Xiaoting sambil meminum red wine nya.

Kini mereka sudah berada di ruang tengah villa, melihat pemandangan malam dari jendela yang tirainya sengaja mereka buka.

“Xiaoting, apakah kamu tidak ada rencana untuk mengunjungi orang tuamu?” Tanya Yujin. Xiaoting hanya menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak tahu, dan aku tak yakin mereka ingin melihatku..”Jawab Xiaoting sedih. Yujin meraih tangan Xiaoting dan membelai ruas-ruas jarinya. Xiaoting lalu menghadapkan badannya ke arah kekasihnya itu.

“Don’t ever leave me, okay?” ucap Xiaoting dengan nada memohon, Yujin menganggukan kepalanya dengan cepat. Melihat itu Xiaoting kemudian tersenyum, ia mendekatkan wajahnya ke wajah kekasihnya. Ia mencium kening kekasihnya itu cukup lama. Xiaoting lalu memperhatikan wajah kekasihnya itu, kekasihnya itu sudah menutup matanya. Ia kemudian mendekatkan bibirnya ke mata kekasihnya  lalu mencium mata gadisnya itu, bergantian dari yang kanan kemudian ke bagian kirinya. Bibirnya pun berpindah mencium hidup mancung gadisnya itu. Tak selang berapa lama bibirnya sudah bertemu dengan bibir gadis yang ia cintai itu.

Mereka pun saling melampiaskan kerinduannya, ciuman mereka semakin memanas, lidah mulai terlibat. Xiaoting sudah tidak punya control dengan tangannya sendiri, tangannya itu menyentuh bagian-bagian sensitif milik Yujin. Yujin yang pikirannya sudah terbang ke nirwana pun tidak keberatan dengan sentuhan-sentuhan yang diberikan Xiaoting.

Bibir Xiaoting sudah berpindah ke leher Yujin, ia mencium titik paling sensitif Yujin, ini sungguh membuat Yujin gila.

Yujin lalu mencoba membuka kancing kemeja Xiaoting, ingin segera melepaskan kemeja itu dari badan Xiaoting, ia merasa kesal dengan kain-kain itu, entah apa yang merasukinya, ia ingin lebih dekat dengan kekasihnya itu. Xiaoting yang mendapat sinyal kekasihnya itu membantunya melepaskan pakaiannya. Tak mau kalah Xiaoting pun membuka kancing kemeja Yujin. Kini tubuh atas keduanya sama-sama hanya tertutupi oleh bra.

Xiaoting kembali mencium kekasihnya, saat ia akan membuka pengait bra milik kekasihnya, ia mengangkat kepalanya memandangi kekasihnya.

“Yujinnie, apakah kamu yakin?” Tanya Xiaoting pelan. Yujin menganggukan kepalanya. Xiaoting tersenyum ,ia kemudian melepaskan bra milik kekasihnya . Ia kemudian memandangi sesuatu yang paling indah yang pernah ia lihat seumur hidupnya. Karena malu dipandangi seperti itu Yujin pun menutupinya dengan tangannya.

“Xiaoting, this is my first time..” bisik Yujin. Pipinya sangat merah saat mengucapkannya. Xiaoting tersenyum melihatnya.

“This is my first time too, My Love… “ balas Xiaoting. “Let me love you..” ucap Xiaoting, kemudian ia mencium bibir gadisnya lagi.

Malam itu menjadi malam yang tak akan pernah dilupakan oleh Xiaoting dan Yujin.

 

***

Yujin sedang sibuk dengan tugasnya saat ada notifikasi dari emailnya. Penasaran ia pun membuka emailnya untuk melihat kotak masuk.

Dear Yujin Choi,

Congratulations! I am pleased to inform you that you have been admitted to the Harvard Graduate School of Business….

...........“

Yujin tak sanggup membaca pengumuman itu sampai habis. Ia tak pernah merasa mengajukan aplikasi untuk melanjutkan pendidikan master di Harvard. Bahkan Yujin tak pernah berpikir untuk menghabiskan waktunya lagi di Amerika.

Siapa yang melakukannya? Yujin bertanya-tanya. Namun hanya satu orang yang akan melakukan hal seperti ini.

“Appa… “ bisik Yujin.

 

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!