Epilogue

Fate

 

Sudah dari siang ia duduk di meja kerja yang khusus dibuat Xiaoting untuknya, Yujin yang kini tinggal bersama Xiaoting di apartemennya sudah kembali bekerja di perusahaan keluarganya. Sebulan yang lalu, Appa mereka memutuskan untuk pensiun dan menyerahkan perusahaan kepada anak-anaknya. Tentu hal ini membuat Yujin semakin sibuk.

Ia masih larut dengan pekerjaannya saat tiba-tiba ada yang meletakan segelas susu di atas meja. Yujin tak perlu menoleh ke belakang untuk tahu siapa yang meletakannya.

“Makasih sayang.” Ucapnya masih sambil menatap laptopnya.

Ia kemudian merasakan bibir kekasihnya itu mendarat di pipinya.

“Sudah malam, tidur yuk, teruskan besok saja perkerjaannya. “ Ucap Xiaoting.

Yujin kemudian membalikan badannya menghadap kekasihnya, ia kemudian memberikan senyum paling manisnya pada gadis di hadapannya.

“Kamu sudah pulang? Bagaimana dengan meetingnya?” Tanya Yujin.

“Mereka ingin aku cepat kembali, rupanya petisi untuk memboikotku tidak terlalu didengar karena sepertinya masih banyak yang justru mendukungku.” Jawab Xiaoting.

“Syukurlah..” Jawab Yujin lega. “Kapan kamu akan kembali?” Tanyanya lagi.

“secepatnya, badanku sudah kaku karena tidak lama digerakan.” Jawabnya.

Yujin kemudian memegang wajah Xiaoting dengan satu tangannya.

“Aku ikut senang, mudah-mudahan semuanya berjalan dengan lancar.” Ucapnya sambil tersenyum.

Xiaoting kemudian mengangguk. Ia lalu mencium kening tunangannya itu.

“Can’t do this without you.” Ucapnya.

“Sepertinya takdir sedang berpihak pada kita. Kamu tahu, tadi Tiffany Eonnie menelepon, ia memberi kabar bahwa Taeyeon Eonnie mendapat tawaran untuk rekaman di US..” Ucap Yujin.

“Benarkah? She deserve it, She has a great voice, banyak orang yang pasti menantikan comeback nya.” Jawab Xiaoting.

“Sometimes I think that all of this is too good to be true. “ Ucap Yujin lagi.

“there is no such thing as ’ too good to be true’, We call it fate.” Jawab Xiaoting.

“Kamu benar.” Jawab Yujin singkat.

“Ayo istirahat.” Ajak Xiaoting lagi.

“Sebentar lagi ya, aku hanya perlu mereviu laporan ini sekali lagi.” Jawab Yujin sambil menunjuk laptopnya. “Kamu tidur duluan saja.” Ucapnya lagi.

Xiaoting kemudian mengambil kursi yang ada di dekatnya, ia kemudian menempatkan kursi itu di sebelah kursi Yujin dan kemudian duduk disebelahnya

“Aku temani kamu ya. Percuma aku tidak akan bisa tidur kalau tidak ada kamu.” Ucap Xiaoting yang kemudian merebahkan kepalanya di bahu Yujin.

Yujin hanya tersenyum mendengar ucapan tunangannya itu.

Ia kemudian kembali fokus dengan laptopnya. Setelah beberapa lama ia merasakan bahunya semakin berat, setelah itu ia menoleh ke samping, pacar cantiknya itu sudah tertidur di bahunya.

Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Keras kepala.” Ucapnya sambil tersenyum. Ia kemudian meneruskan pekerjaannya, mengetik pelan-pelan agar tak membangunkan gadis yang ia cintai itu.

***

“ Aku rasa warna ini akan cocok sebagai latarnya, sepertinya aku akan memilih warna ini. “ Ucap Yujin kepada wanita di depannya.

“ Anda memang pintar sekali dalam memilih.” Ucap wanita yang ditunjuk oleh Yujin sebagai Wedding organizer-nya. Yujin tersenyum mendengarnya.

“Untuk bunganya kira-kira mana yang mau anda pilih, Yujin-sii?” Tanya wanita tadi.

“Sunflower.” Jawab Yujin. “ Aku baca-baca katanya bunga itu salah satu simbol yang cocok untuk pernikahan,  mempunyai arti adoration,Loyalty, Longevity.” Ucapnya lagi.

“Ahh ide yang brilian, akan cocok sekali dengan warna latar yang dipilih.” Jawab wanita yang bernama Heesun itu.

“Satu lagi.” Ucap Yujin. “ Lavender!” ucapnya.

“Purity, Serenity, Grace.” Balas Heesun

“Tepat sekali!” Ucap Yujin.

“Ada alasan kenapa memilih lavender?” Tanya Heesun lagi.

“Mengingatkanku pada tunanganku..” Jawab Yujin yang kemudian membayangkan wajah cantik Xiaoting. “Walaupun aku tidak tahu apakah menggabungkan 2 bunga itu akan cocok dengan tema pernikahannya?” ucapnya lagi.

“ Tenang saja, serahkan semuanya padaku.” Ucap Heesun lagi.

Yujin tersenyum mendengarnya, ia berharap pernikahannya itu akan berjalan dengan lancar. Ia lalu teringat akan tunangannya. Xiaoting belum membalas pesannya tadi siang, dan bahkan ia tidak mengangkat teleponnya, sepertinya kekasihnya itu benar-benar sibuk.

Sebenarnya Yujin sedikit kesal dengan Xiaoting akhir-akhir ini, Xiaoting seperti kurang antusias dengan persiapan pernikahan mereka, setiap ditanya apa yang ia mau untuk hari pernikahan mereka, ia selalu menyerahkannya pada Yujin. Padahal Yujin ingin Xiaoting terlibat juga dengan persiapan hari yang bersejarah untuk mereka itu.

“Yujin-ssi” Suara Heesun membangunkannya dari lamunannya.

“Bukan kah itu tunanganmu? “ ucapnya sambil menunjuk pintu kafe. Yujin pun langsung membalikan badannya.

Xiaoting dengan senyum khas nya sedang berjalan ke arah mereka.

Sesampainya di meja mereka, tanpa malu ia langsung mencium kening tunangannya itu dan langsung duduk di sebelahnya.

“Kok kamu sudah ada di sini?” Tanya Yujin heran.

“Ponselku mati, aku lupa membawa charger. Makanya aku langsung datang ke sini dan berdoa kamu masih ada di sini.” Jawabnya. “Kalian sudah sampai mana?” Tanyanya pada Yujin dan Heesun.

Heesun pun langsung menjelaskan apa yang tadi dibicarakannya dengan Yujin.

Mereka pun berdiskusi mengenai apa saja yang harus disiapkan untuk hari besar mereka itu. Tak terasa malam sudah semakin larut ketika Heesun pamit untuk pulang.

“Pokoknya aku pastikan pada harinya nanti kalian akan jadi pasangan paling berbahagia.” Ucapnya sebelum meninggalkan dua sejoli itu.

Yujin kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi, ia kemudian menghela napasnya panjang.

“Ada apa, kok menghela napas?” Tanya Xiaoting.

“Aku merasa bersalah, tadi sebelum kamu sampai di sini, aku semacam berpikiran negative tentang kamu.” Jawab Yujin.

“Oh yah?” Tanya Xiaoting.

Yujin pun mengangguk. “Tadi sempat terpikir bahwa kamu tidak antusias dengan pernikahan kita, karena kamu jarang terlibat ketika aku mengurus persiapan pernikahan kita.” Ucap Yujin.

“Ahh.. begitu ya?” Jawab Xiaoting, ia lalu meraih tangan tunangannya itu.

“how could I not be enthusiastic if I was the one who proposed to you?” Jawab Xiaoting.

“Bisa saja kamu berubah pikiran.” Balas Yujin.

“Yujin, Seriously?”

“Iya, iya maaf.. aku insecure lagi.” Jawab Yujin.

“It’s ok, aku senang setidaknya kamu mau jujur dan menceritakan apa yang ada di kepalamu itu.” Balas Xiaoting.

“Kalau begitu aku mau menanyakan pendapatmu, dari kemarin semuanya selalu terserah aku, sekarang aku ingin dengar dari kamu.” Ucap Yujin. “Kamu ingin pernikahan kita seperti apa?” Tanyanya lagi.

“Hmm.. aku sebenarnya ingin pernikahan seperti Tiffany Eonnie dan Taeyeon eonnie  ,  pernikahan di pinggir pantai, tapi berhubung idenya sudah diambil oleh mereka, aku jadi tidak keberatan pesta kita mau dimana saja.” Jawabnya.

“Mengapa kamu tidak bilang? Tahu begitu aku tak akan membooking tempat dulu.” Jawab Yujin.

“Garden party is not bad.” Balas Xiaoting.

“Klise yah?” Tanya Yujin lagi.

“Tidak ada yang klise, yang penting adalah orang yang disampingku nanti.” Jawab Xiaoting. “Dan Sayang, please jangan berpikiran aku tidak antusias dengan pernikahan kita, kamu tidak tahu saja aku setiap hari mencoret kalender di apartemen kita untuk menghitung mundur ke hari pernikahan kita.” Ucapnya lagi. “Maaf yah mungkin karena aku terlalu sibuk ikut andil dalam persiapan debut girlgrup baru di agensi, aku jadi kurang ada waktu untukmu.” Xiaoting masih mencoba menjelaskan.

“It’s ok, dipikir-pikir aku yang terlalu overthinking.” Jawab Yujin.

“Tidak apa-apa, yang penting kamu tidak menutupi dariku tentang apapun yang mengganjal di hati kamu. Communication is the key, remember?”

“Ya, sayang..” Jawab Yujin yang kini memberikan senyum terbaiknya.

“Nah begitu dong, I miss your smile. Today was really hard.” Ucapnya.

“ Kalau begitu ayo pulang, mau aku pijat?” Tanya Yujin.

“Of course sayang!” jawab Xiaoting bersemangat, ia lalu berbisik ke telinga tunangannya itu.” Pijat is just  a side dish, aku butuh main course nya juga.” Ucap Xiaoting dengan senyum nakalnya.

“I’m Sorry Shen Xiaoting, I’m on my period.” Jawab Yujin juga sambil berbisik.

“Ughh, today is really really bad day.” Xiaoting hanya bisa menggerutu.

***

“Are you ready?” Tanya Mr.Choi pada putrinya.

“Iya Appa, aku siap.” Jawab Yujin seraya tersenyum. Mr.Choi lalu meraih tangan putrinya.

“Come on, then..” ajaknya.

Yujin pun kemudian mengalungkan tangannya di lengan Appa-nya.

“Yujin, kamu cantik sekali, kalau aku tidak keras kepala mungkin Eomma-mu masih di sini dan bisa melihat putri kesayangannya begitu cantik dengan gaun putihnya.” Ucap Mr.Choi sambil mengusap air matanya.

“Appa, jangan berkata seperti itu. Aku yakin Eomma sedang menyaksikan kita sambil tersenyum  di atas sana.” Ucap Yujin. Mr.Choi pun mengangguk.

“Ayo, jangan biarkan pasanganmu menunggu.” Ucap Mr.Choi seraya tersenyum.

Mereka pun berjalan menuju tempat pemberkatan.

Musik pun diputar ketika Yujin dan Appa-nya sudah masuk ke area pemberkatan. Yujin sudah berada di ujung lorong ketika ia melihat kekasihnya kelihatan sedikit gugup berdiri di depan altar. Mata mereka pun bertemu. Yujin memberikan senyum kecilnya pada Xiaoting, Xiaoting kemudian mengangguk ke arahnya, ia terlihat sedang menahan air matanya. Yujin ditemani sang Appa kemudian berjalan perlahan menuju altar, mata mereka masih saling bertemu seperti tak ada yang rela melepaskan tatapannya.

Ketika sudah sampai di depan altar, Mr.Choi lalu menyerahkan tangan putrinya itu pada Xiaoting.

“Mulai sekarang, aku titipkan putriku padamu, tolong jaga dia untuk selamanya. “ bisik Mr.Choi pada Xiaoting.

“Aku berjanji Appa, I will protect her!  untuk selamanya.” Jawab Xiaoting. Mr.Choi pun mengangguk dan memberikan senyum pada calon menantunya itu sebelum ia berbalik menuju kursinya.

Pandangan Xiaoting kembali fokus pada tunangannya itu.

“Hai. “ Bisiknya.

“Hai.” Jawab Yujin sambil memberikan eyesmile-nya.

“Apakah kalian siap?” Tanya pendeta di hadapan mereka. Mereka berdua pun mengangguk.

***

 

 

“Hallo wife..” Panggil Xiaoting terhadap wanita yang sedang berdansa dengannya.

“Hallo wife.. “ ucap Yujin tak mau kalah.

“Apakah aku sudah bilang bahwa kamu cantik sekali malam ini?” Tanya Xiaoting.

“Tidak terhitung, Xiaoting. Malam ini sepertinya hanya kata-kata itu yang kamu ucapkan.” Jawab Yujin pada istrinya itu.

“Itu karena kamu benar-benar cantik malam ini. Terima kasih.”Ucap Xiaoting lagi.

“Untuk apa?” Tanya Yujin.

“Karena memilihku.” Jawab Xiaoting.

“Kamu tahu aku akan selalu memilihmu.” Jawab Yujin.

Xiaoting lalu mendekatkan wajah mereka, memberikan ciuman paling hangat untuk istrinya. Mereka pun memberikan senyum terbaiknya setelahnya.

“Ehm, bolehkah aku meminjam putriku sebentar, aku juga ingin berdansa dengannya.” Suara Mr.Choi mengagetkan mereka.

“Ahh.. tentu saja Appa.” Jawab Xiaoting yang kemudian menyerahkan tangan istrinya pada Appa-nya.

Putri dan ayahnya itu kemudian berdansa.

“Ting..” panggil seseorang.

“Yurina..” Jawab Xiaoting sambil tersenyum.

“Sekali lagi selamat.”ucap Yurina.

“Terima Kasih.” Xiaoting lalu teringat sesuatu. “ Ohh aku sepertinya belum mengucapkan selamat juga padamu, aku dengar May melamar.” Ucap Xiaoting lagi.

Yurina mengangguk. “Iya..” Yurina kemudian menunjukan cincin di jari manisnya.

“Selamat Ya, tidak ada yang menyangka kamu dan May..”

“Mungkin itu yang disebut takdir..” Jawab Yurina.

“Betul, No one knows where fate will take us” Ucap Xiaoting. Ia pun kemudian memberikan senyum terbaiknya kepada sahabatnya itu.

“Yurina, please always be happy..” ucapnya.

“You too, Ting.. may happiness always be with you and Yujin eonnie..” Balas Yurina sembari memberikan senyumnya.

***

Sudah lama Xiaoting tidak merasa segugup ini, kemarin ia mendapat telepon dari seseorang yang ia pikir sudah menghapusnya dari hidupnya.

“Eomma apakah masih jauh?” Tanya anak perempuan di sebelahnya.

“Sebentar lagi sayang..” Jawab istrinya yang sedang memangku putri mereka yang baru berusia 3 tahun itu.

“Mommy, kenapa rumahmu jauh sekali.” Komentar anak kecil itu yang memang sedang hobi mengoceh.

“Sabar Lynn.” Jawab Xiaoting lembut, ia kemudian membelai rambut putrinya itu.

Kini mereka bertiga sedang berada di dalam Taxi menuju rumah lama Xiaoting di Chengdu, ia mendapat kabar bahwa orang tuanya pindah dari Shanghai ke kota kelahirannya 2 tahun yang lalu.

“Harusnya kita membawa Cicho dan Ciky, kasihan mereka ditinggal di rumah, Eomma..” Sahut anak kecil itu lagi tiba-tiba teringat dengan anjing mereka.

“Ada auntie Yeseo yang menjaga mereka, sayang,. Nanti kita video call auntie yaa jika kamu kangen dengan mereka.” Ucap Yujin. Yujin kemudian menatap mata istrinya sambil menggelengkan kepalanya.

“Mirip sepertimu, kalau sudah bicara tak bisa berhenti.” Ucap Xiaoting menggoda istrinya.

“Yaah.. “ Protes Yujin.

Mereka akhirnya sampai di suatu rumah yang cukup besar.

Xiaoting kemudian kembali gugup saat berada di depan pintu rumah masa kecilnya itu. Tak mau berlama-lama dengan kegugupanya, ia pun mengetuk pintu. Tak butuh waktu lama untuk pintu itu terbuka, dengan muka yang sudah semakin tua, Mrs.Shen kini berada di hadapan Xiaoting. Perempuan yang telah melahirkannya itu kemarin tiba-tiba menelepon dan memintanya untuk datang ke kota kelahirannya.

“Xiaoting..” Sapa Mrs. Shen

“Mama.. “ Jawab Xiaoting.

Mrs. Shen tiba-tiba memeluknya.

“Oh Tuhan, aku benar-benar merindukanmu, maafkan aku Xiaoting…” Ucapnya.

“Maafkan aku juga, Mama. Aku merindukanmu.” Xiaoting yang sudah semakin dewasa, sudah melupakan apa yang terjadi di masa lalu, ia sudah memaafkan orang tuanya walaupun tak diminta.

Pandangan Mrs.Shen lalu tertuju pada wanita muda dan anak kecil yang ada di gendongannya.

“Xiaoting apakah itu?”

“Mama, kamu sudah pernah bertemu dengan dia sebelumnya. Perkenalkan, Yujin, istriku dan putri kami, Evelynn..”  Ucap Xiaoting dengan nada bangga.

“Oh My God, come here dear..” Ucap Mrs.Shen. Yujin pun mendekat ke arah ibu dan anaknya itu. Mrs. Shen lalu memeluk menantu dan cucunya itu.

“I’m sorry, It takes time for me to accept all of this..” ucapnya lagi. “but I'm happy now that I have a daughter-in-law and a granddaughter.”  Ia kemudian menggendong Lyn yang tidak tahu kenapa tidak keberatan digendong dengan orang yang baru ia kenal itu

“You will have two, actually..” Ucap Xiaoting.

“Maksud kamu?” Tanya Mrs.Shen bingung.

“Yujin sedang hamil anak kedua kami.” Ucap Xiaoting sambil tersenyum lebar.

“ Really? But How?” Tanya Mrs. Shen.

“Thanks to technology.” Jawab Xiaoting.

“Oh My God, Congratulation dear, I’m so happy for both of you.” Ucapnya pada Xiaoting dan Yujin. Mereka berdua pun saling bertukar senyum.

“Ayo masuk, Papamu sudah menunggu.” Ajak Mrs. Shen.

Mereka pun masuk ke rumah menuju kamar Mr.Shen. Saat masuk, Xiaoting kaget melihat kondisi Papa nya yang terbaring di tempat tidur.

“Papa..” Panggil Xiaoting.

“Putriku.. “jawab Mr.Shen. Xiaoting lalu memeluk Papa-nya.

 “Papa maafkan aku baru mengunjungimu.”

“Aku yang seharusnya minta maaf, nak. Sepertinya aku mendapat karmaku, aku terkena karena telah menyakiti putriku sendiri.” Ucap Mr.Shen dengan nada bersalah.

“ Mari kita lupakan masa lalu Papa..” Ucap Xiaoting. “ Papa, aku membawa Istri dan putriku.” Lanjutnya lagi. Perhatian Mr. Shen pun beralih kepada Yujin dan anak kecil yang ada di gendongan istrinya.

“Yujin, come here..” Yujin pun mendekati Mr.Shen. Mr.Shen kemudian meraih tangannya.

“Thank  you for making my daughter happy.” Ucap Mr.Shen.

“This is because your daughter has also made me happy, uncle..” Jawab Yujin.

“Please call me, Papa..” Ucap Mr. Shen.

“Papa..” Ucap Yujin. Mereka berdua pun tersenyum.

“ Dan siapa anak kecil yang manis ini?” Tanya Mr.Shen dengan bahasa korea seadanya.

Mrs.Shen mendekat ke arah suaminya, mendekatkan suaminya dengan cucu pertama mereka.

“Namaku Evelynn..” Jawab gadis manis itu.

“Ohh Evelynn, ini Grandpa-mu, panggi aku Grandpa mulai sekarang yah..” ucap Mr.Shen

“Grandpa!!” Ucap Lyn sambil berteriak. Para orang dewasa pun tertawa dengan tingkah laku anak kecil itu.

“Tidak saja mukanya yang mirip denganmu bahkan hobi teriaknya pun mirip denganmu, Xiaoting.” Ucap Mr.Shen. Xiaoting hanya tersenyum mendengar komentar Papa-nya itu.

***

“Terima kasih sudah menepati janjimu untuk membawaku ke tempat kelahiranmu. Aku benar tempat kelahiranmu ini indah sekali. “ Ucap Yujin.

“ Masih banyak tempat yang lebih indah dari ini, selama di sini aku akan mengajakmu dan Lynn berkeliling.”  Jawab Xiaoting.

“I’m so happy” Ucap Yujin sambil menghirup udara segar di area perkebunan teh itu.

Xiaoting tersenyum melihat istrinya itu, ia meraih tangan istrinya dan menautkan jari mereka.

“Melihat Lynn aku seperti melihat kombinasi kita berdua, hobi bicara sepertimu dan enerjiik sepertiku. Lihat orang tuaku sepertinya kewalahan bermain dengannya. “ Pandangannya sekarang menuju kepada putri mereka yang sedang berlari-lari karena dikejar oleh Grandma-nya, kemudian Mr.Shen yang  sedang duduk di kursi roda tampak sedang menertawakan tingkah istri dan cucunya.

“Xiaoting..”Panggil Yujin.

“Hmm..” Jawab Xiaoting

 "Thank you, I Love You. My Sunshine. ” Ucap Yujin tiba-tiba.  

Mendengar itu Xiaoting kembali tersenyum.

“Thank You, I Love you too, My sunflower.” Balas Xiaoting.

Mereka pun kembali memperhatikan orang-orang yang mereka cintai.

Senyum tidak pernah lepas dari wajah mereka.

If fate would bring them here, they wouldn't mind going through tough times again, as long as they ended up together.

 

-BYE-

This is the end of the story

Thanks for reading my very first fanfic

Gak ada niat sebenarnya untuk buat fanfic sendiri, tapi karena frustasi mencari fanfic Xiaojin yang kayanya masih langka, so yeahh.. FATE happened

There was no expectation when I started writing this, so I'm grateful that there are also people who want to read my messy writing.

I'm still learning though

Since I enjoy writing, you can expect other Xiaojin stories from me.

Thank You!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!