I’ve got sunshine on a cloudy day

Fate

Jika diibaratkan dengan karya seni, Shen Xiaoting seperti lukisan “sunflower” milik Van Gogh, digambarkan sebagai simbol kebahagiaan bagi semua orang yang melihatnya, tak terkecuali pada hari itu, Shen Xiaoting sedang menunjukan kemampuan menarinya di depan orang-orang, dengan kostum serba putihnya ia menari di tengah –tengah bukit salju di ski resort yang dibooking untuk syuting iklan yang ia bintangi. She dances gracefully, Her beautiful face and beautiful movements are like a spell to everyone to only focus on her

“ OK cut! Good Job Xiaoting… “ ucap Sutradara .

Xiaoting kemudian berhenti menari ketika mendengar aba-aba itu, tentu membuat kecewa para kru dan pengunjung resort yang sengaja berkumpul untuk melihat performance salah satu  penari terkenal di Asia bahkan dunia itu. Xiaoting kemudian memberikan senyumnya kepada para pengunjung yang rela menunggunya di tengah udara yang sangat dingin, tentu hal itu membuat para pengunjung gila, their sunflower gives them her rare smile.

Miran dan Sarang kemudian menghampirinya, segera memakaikan mantel untuknya, Ia sebenarnya sudah kedinginan sedari tadi namun profesionalitas membuatnya harus menahan rasa dingin itu.

“Terima kasih” Ucapnya pada keduanya.

Mereka pun membawa Xiaoting ke salah satu hotel resort yang sudah disediakan untuk mereka.

“Xiaoting, aku dan Sarang akan tidur satu kamar, kamu tidak masalah kan tidur sendiri?” Tanya Miran.

“Tidak apa-apa, Eonnie.. “ Jawab Xiaoting

“Besok jadwal syuting kita pagi-pagi sekali, jadi aku harap kamu bisa tidur lebih cepat malam ini.. “ Ucap Miran lagi.

Xiaoting hanya mengangguk.

“Baik kalau begitu, kamu segera istirahat ya..”

Xiaoting kembali hanya mengangguk.

Kini Xiaoting sudah berada di kamar hotelnya, kembali dengan kesunyiannya.

Sudah lebih dari seminggu semenjak kepulangannya dari New York. Setibanya di Korea, Xiaoting langsung disibukan dengan jadwalnya . Hal yang ia syukuri karena artinya ia tidak punya waktu untuk berpikir, tidak punya waktu untuk meratapi takdirnya.

Ia kemudian teringat akan pertanyaan Taeyeon waktu itu, apa yang akan dia lakukan setelah Yujin tak lagi di sampingnya?

“Apa yang akan aku lakukan?  tentu aku akan menjalankan hidupku seperti dulu, semua akan baik-baik saja bukan? “ Ucapnya pada diri sendiri.

“Yujin mungkin sekarang sedang bersenang-senang dengan.. “ ia tak bisa meneruskan lagi ucapannya. Ia kemudian mengambil tas nya mencari sesuatu.

“Aku perlu tidur, yah aku perlu tidur.. “ ia kemudian mengambil pil tidurnya dan meminumnya langsung.

“Everything is fine when i sleep” ucapnya lagi sebelum memejamkan matanya.

***

Hari ini adalah pertama kalinya semenjak 6 tahun yang lalu ia menginjakan kakinya lagi di tanah kelahirannya. Sebelumnya ia tak ingin kembali ke Korea karena seseorang namun orang itupula lah yang menjadi alasan ia kembali.

“Eonnie!!” Ia kemudian membalikan badannya mengikuti arah suara yang memanggilnya.

“Shiro… “ Ucapnya seraya tersenyum.

Kedua sahabat itu pun lalu saling berpelukan melepas kerinduan. Setelah sekian lama mereka pun melepaskan pelukan mereka.

“Ngomong-ngomong, Aku marah padamu!” Ucap Shiro. “Bisa-bisanya eonnie tak mengabari aku sama sekali..” ucapnya lagi.

“Maafkan aku.“ Ucap Yujin dengan perasaan bersalah.

Mashiro lalu menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu.

“It’s ok, eonnie. Aku mengerti. “ Ucap Mashiro sambil memberikan senyumnya. Yujin kemudian membalas senyum sahabatnya itu.

“Shiro, terima kasih sudah mau menjemputku di bandara…” Ucap Yujin.

“Anything for you, eonnie.. “ Balas Mashiro. Yujin kembali memberikan senyum penuh syukurnya.

“Yuk, kita cari makan dulu, eonnie pasti lapar.. “ Ucap Mashiro lagi.

Yujin kemudian memegang perutnya, “Kamu benar… “ ucapnya seraya memberikan senyumnya lagi.

“hahaha.. let’s go!”

***

“Ini yang terbaik Shiro, tidak ada yang bisa mengalahkan galbitang di tempat aslinya, aku sudah mencari-cari di restaurant Korea di New York, tapi tidak ada yang rasanya seperti ini!” Ucap Yujin bersemangat.

“Itu mengapa kamu harus rajin pulang, Eonnie. “ Balas Mashiro.

“Ummm.. Shiro, apakah kamu sudah bertemu dengan Xiaoting?” Tanya Yujin.

“Xiaoting bahkan belum mengabariku bahwa dia sudah pulang dari New York.” Mashiro langsung teringat sesuatu. “Eonnie, apakah kalian bertemu di sana?” Tanya Mashiro.

Yujin kemudian mengangguk. “Iya Shiro, kami bertemu lagi di New York.” Jawab Yujin.

“Eonnie, jangan bilang kepulanganmu ke Korea ada hubungannya dengan Xiaoting?” Tanya Mashiro lagi.

“Shiro, a lot of things happened in New York.” Jawab Yujin.

“Sudah kuduga, apakah Eonnie ada hubungannya dengan keputusan Xiaoting memperpanjang masa liburannya di sana?” Tanya Mashiro lagi.

Yujin mengangguk, membenarkan dugaan Mashiro tersebut.

“Apa yang terjadi, Eonnie?”

Yujin pun menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Xiaoting di New York.

“OH.MY.GOD.” Kisah kedua sahabatnya itu selalu membuatnya speechless.

“Eonnie, lalu sekarang bagaimana?” Tanya Mashiro lagi.

“Sekarang giliranku Shiro, Aku akan membuat Xiaoting kembali padaku.” Jawab Yujin.

Shiro kemudian meraih tangan sahabatnya itu. “Aku mendukungmu, Eonnie. Please make it right, aku ingin melihat kalian bahagia, you both deserve to be happy.”

“Terima kasih Shiro.. Terima kasih.. “ Ucap Yujin, mempererat genggaman tangan mereka.

“hmm Shiro, selain itu aku butuh kontak Xiaoting, aku harus segera menemuinya”

“Tentu saja Eonnie. Aku akan kirimkan nomornya. “ Jawab Mashiro.

“Good Luck Eonnie..”  Ucapnya lagi.

“Terima kasih Shiro..Oh yah, nanti kamu antarkan aku ke Hotel saja yaa.” Ucap Yujin

“Hah? Bukannya kamu punya rumah di sini?” Tanya Shiro Heran.

“Kamu tahu sendiri kan hubunganku sedang tidak baik dengan orang tuaku, walaupun mereka masih di New York, rasanya aneh jika aku harus tinggal di sana.” Jawab Yujin.

“Aku mengerti, ngomong-ngomong kamu bisa tinggal di apartemenku Eonnie.” Ucap Shiro lagi.

“Kamu masih tinggal sendiri?” Tanya Yujin.

“’eonnie, jangan meledekku, aku masih ‘sendiri.’. “ Jawab Mashiro sambil mengerucutkan bibirnya.

“Hahaha.. maaf aku tak bermaksud seperti itu, tapi sepertinya aku akan menerima tawaranmu. Sekali lagi terima kasih Shiro, kamu selalu baik padaku..” Ucap Yujin.

“Your Welcome, eonnie, aku seperti ini juga karena eonnie dulu juga selalu baik denganku” Balas Mashiro.

Yujin kembali memberikan senyum tulusnya kepada sahabatnya itu.

***

Yujin masih mondar-mandir di kamar yang disiapkan Shiro untuknya, ia sudah mencoba menghubungi nomor Xiaoting berulang kali, namun selalu terhubung dengan Mailbox. Mengapa Xiaoting mematikan ponselnya dari pagi? Apakah dia sedang ada pekerjaan yang mengharuskannya mematikan ponselnya?Apakah dia baik-baik saja? Pikiran Yujin sudah lari kemana-mana.

Ia kemudian keluar kamar mencari keberadaan Mashiro. Kebetulan saat ia keular, Mashiro juga baru keluar dari kamarnya.

“Shiroo.. “ Ucapnya.

“Iyah, Eonnie.. “ Jawab Shiro.

“Aku tak bisa menghubungi Xiaoting dari tadi, apakah kamu punya nomor yang bisa aku hubungi lagi?”

Mashiro menggelengkan kepalanya.

“Hmm tapi aku kenal dengan managernya, aku coba hubungi dia yah Eonnie..” Ucap Mashiro.

“Terima kasih Shiro.. “

Mashiro pun kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya. Yujin kemudian ke dapur untuk mengambil minuman di kulkas sambil menuggu Mashiro. Ia sudah meneguk satu gelas air ketika melihat Mashiro menghampirinya di dapur.

“Ok… Ok… Baik Eonnie, sekali lagi terima kasih atas informasinya, hahaha… iya aku janji, See You Eonnie, take care. Bye.. “ Ucap Mashiro pada seseorang di telepon. Setelah selesai ia langsung mengalihkan perhatiannya pada Yujin.

“Xiaoting sedang ada di Gangwon, ia sedang syuting iklan di salah satu ski resort, sepertinya ia akan di sana sampai akhir minggu ini.“ Ucap Mashiro memberikan informasi kepada sahabatnya itu.

“Apakah kamu tahu kenapa ia mematikan ponselnya?” Tanya Yujin.

“Aku sudah tanya pada Miran Eonnie, dia pun tak tahu kenapa Xiaoting mematikan ponselnya, mungkin karena ia ingin fokus syuting tadi pagi, sekarang ia sedang beristirahat di kamar hotelnya. “ Jawab mashiro.

“Kamu tahu hotelnya di mana?”  Tanya Yujin lagi.

“Oak Valley Hotel and Resort.” Jawab Mashiro.

“Mashiro apakah aku boleh meminjam mobilmu? Aku sepertinya akan menyusul Xiaoting ke sana.” Yujin tidak punya pilihan lain, ia harus segera bertemu dengan Xiaoting.

“Tentu saja eonnie, tapi maaf aku tidak bisa mengantarmu, masih ada yang harus kukerjakan.” Ucap Mashiro

“Tidak apa-apa Shiro,terima kasih”  Yujin sekali lagi memberikan senyum syukurnya pada sahabatnya itu.

“Eonnie hati-hati yaa, perjalanan ke sana cukup jauh.”

“Pasti Shiro, aku harus dalam keadaan utuh saat bertemu dengan Xiaoting.” Ucap Yujin dengan mata berbinar, tak sabar menunggu perjumpaannya dengan Xiaoting.

“Sekali lagi aku berdoa untuk kebahagiaan kalian berdua.” Ucap Mashiro tulus.

“Thank You, Shiro. “

***

Xiaoting merasa bosan seharian di hotel, ia pun memutuskan untuk berjalan-jalan di area resort tanpa sepengetahuan Miran. Ia takjub dengan pemandangam resort ini yang menurutnya ‘magical’, terlebih salju yang menutupi semua area resort dan hutan yang mengelilinginya memberikan tambahan ‘magic’ untuknya.

Ia terus berjalan melihat-lihat, Ia terus mendaki ke bukit ke area hutan yang tidak terlalu lebat. ‘asal tak terlalu jauh harusnya tidak apa-apa’ pikirnya. Suasana di sana pun sangat hening, mungkin karena burung-burung sedang bermigrasi mencari tempat yang lebih hangat di belahan bumi lainnya. Namun Xiaoting sangat menikmati keheningan ini, somehow she feels calm. Seperti ada yang berbisik padanya, Xiaoting pun terus berjalan jauh mencoba mencari ketenangan lainnya, cukup jauh hingga saat ia membalikan badannya  untuk kembali ke resort tiba-tiba ia merasa bingung harus kembali lewat mana ‘aku tinggal mengikuti arah ketika aku datang saja kan, tapi tadi aku datang lewat arah kanan atau kiri?’ pikirnya lagi. Xiaoting pun menyesali kecerobohannya.

“Ini tidak lucu sekali, mengapa aku harus tersesat di saat seperti ini? Bodoh bodoh, Xiaoting bodoh..” Ia memaki dirinya sendiri.

Hari sudah semakin gelap dan Xiaoting masih belum menemukan jalan kembali  ke resort.

“Apakah aku harus diam saja, mungkin Miran eonnie sudah sadar aku tidak ada di hotel dan sudah menyuruh orang-orang mencariku. Sial, mengapa sekarang semakin dingin?” Ucap Xiaoting.

Ia pun mencari tempat yang lebih hangat, ‘itupun jika ada’ pikirnya, Xiaoting tak pernah merasa seputus asa ini.

Setelah berjalan beberapa saat, Xiaoting menemukan sebuah rumah tradisional Korea yang sepertinya sudah tidak berpenghuni. ‘kebetulan sekali, seperti di film-film’ ucapnya dalam hati.

 Xiaoting pun mendekat ke arah rumah itu, ‘hmm tidak dikunci, sedikit menakutkan tapi aku lebih takut mati kedinginan daripada harus  takut dengan hantu untuk sekarang ini’ pikirnya saat melihat keadaan rumah yang hanya memiiliki satu ruangan kecil itu.

Xiaoting kemudian duduk di salah satu sudut ruangan, ia merapatkan tubuhnya, memeluk lutut dengan kedua tangannya dan mendekatkannya ke dadanya, salah satu usaha untuk meghangatkan badannya.

Xiaoting lalu menghela napasnya sangat panjang.

“Apa yang aku lakukan?” Lagi dia menyesali kecerobohannya, bahkan ia tidak membawa ponselnya saat ini.

Xiaoting sudah mulai merasa mengantuk ketika ia mendengar suara langkah kaki yang mulai mendekat, ia langsung panik karena takut ada orang jahat yang masuk ke rumah itu, ia kemudian berdiri mencari barang yang bisa ia jadikan senjata. Ia kemudian melihat ada kayu yang berdiri di salah satu sudut, ‘mungkin sisa kayu bakar yang ditinggalkan oleh pemilik rumah’ pikirnya, ia kemudian mengambil kayu tersebut.

Xiaoting sudah ancang-ancang, memegangi kayunya dan siap memukul siapapun orang jahat yang akan masuk ke rumah itu. Kemudian ia melihat ada cahaya bersamaan dengan bayangan seseorang, karena rasa takutnya yang sangat besar ia langsung mengarahkan kayu tersebut  ke orang itu setelah orang itu mulai memasuki rumah.

“Oww sakitt… “

‘Suara itu’ batin Xiaoting. Ia langsung melempar kayu yang ia pegang ketika sadar siapa pemilik suara itu.

“Yujin?”orang yang ia panggil namanya langsung membuka tutup kepalanya yang sengaja ia pakai ketika salju sudah mulai turun.

“Xiaoting? Oh Thanks God.. “ Yujin dengan refleks langsung memeluk Xiaoting.

“Mengapa kamu hobi sekali membuatku khawatir, apa yang kamu lakukan di sini?” Tanya Yujin dengan nada cemas. “Please, don’t ever do this again…” Yujin kemudian menangis di pelukan Xiaoting. Xiaoting yang sebenarnya masih bingung dengan kehadiran wanita yang ia cintai itu hanya  bisa membelai rambutnya mencoba menenangkannya. Ia kemudian teringat kejadian tadi.

“Tanganmu tidak apa-apa?” ia teringat pukulannya itu tadi sepertinya mengenai tangan Yujin, ia langsung memeriksa tangan Yujin yang mulai memerah. “Oh My God, maafkan aku Yujin.. “ ucap Xiaoting merasa bersalah.

“It’s ok, Xiaoting.. “ Yujin lalu meraih tangan Xiaoting. “It’s ok” ulangnya lagi seraya menyentuh pipi dingin Xiaoting.

Xiaoting pun mengangguk, ia kemudian mengajak Yujin untuk duduk di tempatnya tadi. Mereka kini duduk bersampingan. Beruntung Yujin tadi berinisiatif untuk membawa lampu penerangan sehingga mereka berdua tidak perlu bergelap-gelapan.

“Xiaoting, are you okay?” Tanya Yujin.

“Menurut kamu? Aku pasti tampak bodoh di mata kamu..” Jawab Xiaoting. Yujin langsung mendekatkan dirinya ke tubuh Xiaoting sehingga tidak ada jarak diantara mereka. Ia lalu meraih tangan Xiaoting,Saling menautkan jari-jari mereka.

“Tanganmu dingin sekali, sudah berapa lama kamu di sini?” Tanya Yujin lagi, Xiaoting hanya menggelengkan kepalanya.

“Xiaoting, maafkan aku.. “ Ucap Yujin lagi.

“Tidak ada yang salah Yujin, kamu seharusnya tidak ada di sini, apa yang akan dipikirkan suamimu nanti..” ucap Xiaoting dengan suara pelannya.

Yujin kemudian menghela napasnya.

“Xiaoting, apa yang kamu pikirkan?” Yujin tidak menanggapi ucapan Xiaoting. “Kamu tahu bagaimana khawatirnya aku ketika sesampainya aku di sini aku mendapati orang-orang sedang mencarimu. Kamu bahkan tak membawa ponselmu! Dan kemudian managermu memberitahuku bahwa ia menemukan banyak obat tidur di kamarmu! Xiaoting apa yang kamu lakukan?!”  Ucap Yujin dengan nada bergetar.  “ Aku bahkan sempat berpikir bagaimana jika aku kehilanganmu, I can’t, I can’t lose you, Xiaoting.. How can I live in this world without you in it? Aku bahkan tidak bisa membayangkannya!” Kini Yujin tak sanggup menahan air matanya. Melihat itu Xiaoting kembali memeluk wanita yang ia cintai itu.

“ Maafkan aku, sungguh aku tak pernah ada niat ke arah situ, obat tidur itu hanya membantuku untuk tidur, aku tidak ada niat berbuat lebih jauh…” ucap Xiaoting.

“Tapi kamu sudah menghabiskan setengah wadah, berapa kapsul yang sudah kamu minum?” Tanya Yujin lagi.

“Kadang aku meminum lebih banyak  jika aku benar-benar susah tidur.” Jawabnya lagi, tiba-tiba malu pada dirinya sendiri.

Yujin kemudian melepaskan pelukannya, ia kemudian memegangi wajah Xiaoting dengan kedua tangannya “Xiaoting, itu berbahaya.. “ ucapnya lembut

“Maafkan aku.” Balas Xiaoting.

Yujin menggelengkan kepalanya. “Aku yang seharusnya minta maaf, Xiaoting tolong lihat mataku.”

Perkataan Yujin seperti sihir bagi Xiaoting, ia langsung menatap mata Yujin.

“Aku tak pernah menikahi Minhyuk, hari itu aku mengejarmu ke bandara, namun aku terlambat. Maafkan aku tidak langsung menghubungimu, karena aku pikir aku harus membereskan dulu urusanku di New York, aku pikir aku harus bicara langsung denganmu, tidak melalui telepon, tapi sepertinya aku salah… “

Xiaoting kemudian menitikan air matanya mendengar penjelasan dari Yujin tersebut. Yujin dengan sigap menghapus air mata dari wajah favoritnya itu.

“Jadi kamu tidak menikah?” Tanya Xiaoting memastikan.

“Nope, I can’t, saat pendeta menanyai komitmenku aku teringat janjiku pada seseorang. Aku sudah berjanji padanya untuk mengganti cincin yang ada di jarinya ..” Kini jari Yujin menyentuh cincin yang masih terpasang manis di jari Xiaoting. “Bagaimana aku bisa menepati janjiku jika aku menikah dengan orang lain..” Ucapnya lagi.

Senyum terpampang di wajah Xiaoting untuk pertama kalinya.

“ Xiaoting, I Love You.. “ Ucap Yujin lembut. 

Hanya Choi Yujin yang bisa membuat seorang Shen Xiaoting yang tadinya tersenyum kemudian dalam hitungan detik menangis sejadi-jadinya. Tiga kata itu, tiga kata yang Xiaoting tunggu-tunggu akhirnya keluar langsung dari bibir wanita yang sangat ia cintai itu. Betapa ia merindukan mendengar Choi Yujin mengucapkan kata-kata itu lagi.

“Hei, kenapa kamu menangis? “ Yujin kembali memeluk Xiaoting.

“Bisa kamu ulangi?” Ucap Xiaoting lagi. Yujin kemudian mempererat pelukan mereka.

“I Love You Xiaoting. Kemarin, hari ini, besok, selamanya. “ Jawab Yujin berbisik di telinga Xiaoting.

Xiaoting kemudian membalas membisikan sesuatu di telinga Yujin. “I Love you too, My Love”

Mereka pun berpelukan dalam waktu yang lama.

“Aku sudah mulai mengantuk. “ Ucap Xiaoting.

“Udara di sini sangat dingin Xiaoting, kita tidak boleh tidur, akan bahaya untuk tubuh kita.“ Ucap Yujin. Ia kemudian mengecek ponselnya. “Tidak ada sinyal dan di luar sudah mulai hujan salju. Kita harus menunggu sampai besok pagi. “ Ucapnya.

Ia kemudian mengorek ke dalam mantelnya. “ahh syukurlah. ini makan dulu.” Ia kemudian memberikan roti kepada Xiaoting, entah mengapa di hotel tadi ia masih sempat memikirkan untuk membawa roti itu bersamanya.

“Kamu tidak makan? Atau kita bagi dua saja?” Tanya Xiaoting. Yujin menggelengkan kepalanya.

“aku sudah memakan satu bungkus saat perjalanan ke sini.. “ Jawabnya. Mendengar itu Xiaoting yang memang sedang lapar itu langsung melahap makanannya.

“Ngomong-ngomong bagaimana kamu bisa menemukanku? Dan dipikir-pikir mengapa kamu mencariku sendirian? Itu sama bahayanya, Yujin!” ucap Xiaoting.

“Aku juga tak tahu bagaimana caranya bisa sampai ke sini, tadi aku hanya berpikir jika aku menjadi seorang Shen Xiaoting aku akan ke mana, and there seems to be some magic power directing me to where you are” Jawab Yujin sambil mengangkat bahunya. “ Dan aku terlalu panik untuk mengajak seseorang pergi denganku, at least aku membawa lampu penerangan dan roti.“ Ucapnya lagi membela diri.

“Ckckck, aku tidak tahu mau berkomentar apa?” Balas Xiaoting.

“Sudahlah, yang penting aku bisa menemukanmu..” Ucap Yujin. Xiaoting pun mengangguk tak mau memperpanjang perdebatan.

“Bagaimana kalau kita bermain games?” Ucap Xiaoting tiba-tiba. “Karena tidak boleh tidur, kita harus melakukan sesuatu.” usulnya lagi.

“Games apa?” Tanya Yujin lagi.

“Truth or Dare?” Jawab Xiaoting.

“Aku sudah tidak ada tenaga untuk menjalankan tantangan dari kamu.” Ucap Yujin.

“Hmm bagaimana kalau Truth or Truth?”Tanya Xiaoting

“Memangnya ada?”

“Aku yang menciptakan.” Ucap Xiaoting lagi.

“Baiklah, kalau begitu mulai dari kamu.” Yujin akhirnya setuju dengan usul Xiaoting.

“Ingat yah harus jujur.. Hmm, apakah kamu pernah melakukan’ itu’ dengan orang lain selain denganku?” Tanya Xiaoting sengaja membuat gerakan mengutip dengan kedua jarinya untuk memperjelas.

“Yaaaah!! mengapa baru pertanyaan pertama sudah menanyakan hal seperti itu” Protes Yujin.

“Hei ingat aturannya, tidak boleh protes dan kamu harus jujur.” Balas Xiaoting.

“Hmm.. tidak pernah, aku cuman pernah melakukannya denganmu. Puas?” Jawab Yujin. Xiaoting pun mengeluarkan senyum paling lebarnya.

“Yasss!! Hahaha.“ ia pun kemudian tertawa gembira.

“Sekarang giliranku, pertanyaanku sama denganmu.. “ Kini giliran Yujin yang mengetes kejujuran wanitanya itu.

No one dares to touch this smooth body other than you. “ Jawab Xiaoting dengan senyum nakalnya. Melihat itu tentu membuat pipi Yujin merona.

“Hahaha.. pipimu merah sekali, Sayang.. ahh it’s so nice to be able to call you that again… “ Ucap Xiaoting lagi. Yujin tersenyum mendengar perkataan dari Xiaoting tersebut.

“Sekarang giliranku lagi, kapan pertama kali kamu jatuh cinta padaku?” Tanya Xiaoting kini dengan nada lebih lembut.

“Mungkin aku tak langsung sadar, tapi kalau dirunut, sebenarnya aku sudah jatuh cinta saat pertama kali melihatmu menari di panggung.” Jawab Yujin jujur.

“Benarkah?” Tanya Xiaoting yang dijawab oleh anggukan kepala Yujin. Xiaoting kemudian kembali meraih tangan Yujin, menggenggam erat tangannya.

“Terima kasih sudah menunggu, maaf aku sadar lebih lama.” Ucap Xiaoting.

“ Tidak apa-apa, the wait is worth it.“ Jawab Yujin.” You are my sunshine on my cloudy day” ucap Yujin lagi.

Then, you are my Sunflower, that always turn to the sunshine, always stand proud, tall and straight even when your head full of seeds.” Jawab Xiaoting mengutip salah satu quote yang pernah ia baca. Mungkin bagi orang-orang Xiaoting adalah Sunflower mereka, tapi bagi Xiaoting , Yujin adalah Sunflowernya.

I think I've heard that quote somewhere.. “ Ucap Yujin mengomentari.

“Yaaaah! Kamu tidak bisa diajak romantis sedikit..” Jawab Xiaoting.

“Hahaha.. umm sekarang giliranku.” Ekspresi Yujin kemudian berubah serius. “Enam tahun yang lalu, apa yang terjadi? mengapa kamu mencium Yurina?” Tanya Yujin. Suasana pun berubah. Xiaoting diam sejenak untuk berpikir.

“ Aku akan jujur, 6 tahun yang lalu sebelum kita berpisah, aku sedang berada di fase paling bimbang. Aku seperti dihadapkan dua pilihan, bukan pilihan antara kamu dan Yurina, karena jika kamu tanyakan padaku lagi aku tidak akan ragu memilihmu. Saat itu aku harus memilih hidup dengan mudah tanpa orang yang aku cintai atau hidup yang sulit dengan orang yang aku cintai, umurku yang masih muda saat itu memengaruhi judgement-ku, hingga tanpa aku sadari saat aku mencium balik Yurina, itu artinya aku sudah memutuskan memilih opsi pertama.” Xiaoting kemudian diam sejenak mengenang masa lalu menyakitkannya itu.

“Lalu aku sadar, pilihanku itu bukan hanya menyakitimu tapi menyakitiku juga. Saat kamu meminta berpisah dariku, aku langsung menyesali keputusanku itu. Aku memang menjalani hidup yang mudah bahkan aku bisa menggapai mimpiku dengan mudahnya, namun tak pernah sekalipun aku benar-benar merasa  bahagia. “ Kini Xiaoting memegang wajah wanita yang ia sangat cintai itu dengan kedua tangannya.

 “I've made a choice. I have lived with the consequences of my choice. I regret it. I fixed it. and I promise in the future I will involve you for every choice I make” Ucap Xiaoting memberikan komitmennya pada gadis di hadapannya.

Yujin yang air matanya sudah jatuh menganggukan kepalanya.

“Terima kasih sudah mau jujur, Ting.” Balasnya.

Malam pun sudah semakin dingin. Yujin dan Xiaoting semakin mendekatkan badan mereka, mempererat pelukan mereka, mencoba berbagi kehangatan.

“Mana yang lebih cantik, aku atau Cai Bing?” Tanya Xiaoting lagi.

“Aku pikir permainannya sudah selesai?” Balas Yujin.

“Belum! Kamu sendiri yang bilang kita tidak boleh tidur..” Ucap Xiaoting lagi.

“Cai Bing.” Jawab Yujin.

“Whatt? Yang benar saja!” Balas Xiaoting

“Kamu sendiri yang bilang harus jujur. Hahaha tapi kamu lebih charming, lebih cute, lebih segalanya dan yang paling penting aku cintanya sama kamu.. “ Ucap Yujin.

“Ok good enough,hmm setelah ini aku harus lebih rajin perawatan. Kamu tunggu yah,  nanti pasti aku akan tanyakan lagi pertanyaan yang sama..” Balas Xiaoting. Yujin hanya menggelengkan kepalanya.

“Aku mau Tanya, Siapa itu Chen Hsin Wei?aku melihatnya mencium pipimu di salah satu siaran langsung televisi..” Tanya Yujin.

“Waaah katanya kamu selalu memindahkan channel setiap melihatku di TV?”

“Aku tak sengaja melihatnya..”

“Hahaha baiklah, dia adalah anggota girl grup yang pernah aku buatkan koreografinya, dia memang orangnya seperti itu, tidak padaku saja. I have no feeling for her. Case closed.” Jawab Xiaoting singkat, padat dan jelas.

“Apakah kamu pernah mencium Minhyuk?” Tanpa jeda Xiaoting langsung menggunakan gilirannya untuk bertanya.

“Nope, never…” jawan Yujin singkat.

“Yass!! Rasakan itu Minhyuk!” teriak Xiaoting bahagia.

“Kenapa sih? Minhyuk oppa ikut membantuku membatalkan pernikahan kami bahkan dia yang mengantarkanku ke bandara , for your information” Ucap Yujin.

“Aku tidak peduli, aku tetap sebal padanya. Apakah kamu tahu apa yang ia katakan padaku malam itu?” Ucap Xiaoting yang masih marah dengan ucapan Minyuk.

“Aku tahu, Oppa cerita padaku, dia sudah minta maaf dan aku pun sudah puas mengomelinya..” Balas Yujin.

“Pokoknya aku tidak mau bertemu dengannya lagi. “ Ucap Xiaoting lagi.

“Ok” Jawab yujin pasrah. “Kapan kamu akan mengubah warna rambutmu?” kini giliran Yujin yang bertanya.

“Hah? Random sekali. aku suka warna rambutku ini, tapi jika kamu memintaku mengubahnya akan aku lakukan.” Jawab Xiaoting.

“Naah, aku suka rambutmu yang sekarang..” Balas Yujin.

Xiaoting hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Hmm aneh sekali” ucapnya.

“Sekarang giliranku, Yujin kapan kamu mau jadi pacarku?” Tanya Xiaoting.

“What? Xiaoting pertanyaan apa itu? Kita bukan remaja lagi. “ Jawab Yujin.

“Tapi kan aku harus memastikan, aku harus menandai tanggal di kalenderku.“ Balas Xiaoting lagi.

“Astaga, harus aku jawab?” Yujin kembali bertanya.  Xiaoting mengangguk dengan cepat.

“hari ini?” Jawab Yujin.

“Ok!  Sini aku pinjam ponselmu, aku harus menandai kalendermu karena kamu yang suka lupa tanggal anniversary kita. “ Ucap Xiaoting seraya mengambil ponsel di tangan Yujin dan lalu mengetikan  sesuatu di ponselnya.

“Oh My God.“ Ucap yujin sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah wanita yang sekarang sudah kembali menjadi kekasihnya itu.

Mereka pun terus melanjutkan sesi tanya jawab mereka, pada malam itu akhirnya mereka dapat saling jujur satu sama lain, tidak ada lagi yang mereka sembunyikan.  They finally learn that honesty is the essence of a relationship.

Pagi akhirnya tiba dan tim penyelamat akhirnya berhasil menemukan mereka.

***

“Xiaoting, apa yang kamu pikirkan? Kamu membuat semua orang khawatir. Dan kenapa kamu meninggalkan ponselmu? Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?!” Sepanjang karirnya, Xiaoting baru melihat manager nya semarah itu, namun ia mengerti posisi managernya itu, ia hampir mengacaukan semuanya.

“Maafkan aku eonnie, aku tak bermaksud menghilang seperti itu, aku hanya mencari angin segar namun tiba-tiba aku kehilangan arah.” Jawab Xiaoting.

“Lain kali tolong beritahu aku jika kamu pergi, dan jangan lupa untuk bawa ponselmu.” Balas Miran lagi.

“Ok, eonnie.” Jawab Xiaoting singkat.

Miran yang dari tadi berdiri kemudian duduk di sebelah Xiaoting.

“Xiaoting, apakah kamu mau ceritakan masalahmu padaku?” Tanya Miran.

“Maksud eonnie?”

“Aku menemukan banyak obat tidur di tas mu.” Jawab MIran. Xiaoting kemudian memegang tangan managernya itu.

“Eonnie tidak usah khawatir, mulai sekarang aku tak akan meminumnya lagi.” Ucap Xiaoting meyakinkan managernya itu.

“Kalau begitu, aku akan membuang semua obat tidur itu untuk memastikan.”

“Ok eonnie.” Jawab Xiaoting seraya tersenyum.

“Apakah Yujin-ssi adalah teman yang menemanimu di New York kemarin?” Tanya Miran tiba-tiba.

Xiaoting mengangguk, “Betul eonnie..” Jawabnya.

“Apakah dia akan menginap di sini juga?” Tanya Miran lagi.

Xiaoting kembali mengangguk.

“Kalau begitu aku akan bantu memesankan kamar untuknya.” Miran sudah siap melakukan panggilan ketika tangan Xiaoting menahannya.

“Tidak usah Eonnie, Yujin akan tidur di kamar ini denganku.” Ucap Xiaoting dengan cepat.

Miran kemudian menaikan alisnya, kini kepalanya dipenuhi oleh banyak pertanyaan.

“Xiaoting….”

“Iyah Eonnie?”

“Ahh tidak apa-apa, kalau begitu aku ke luar dulu, kamu harus istirahat, syuting ditunda besok pagi jadi hari ini kamu fokuskan saja untuk mengembalikan energimu. “ Miran memutuskan untuk bertanya lain kali.

“Baik eonnie, sekali lagi maafkan aku.” Ucap Xiaoting lagi.

Miran membalasnya dengan senyuman, ia lalu meninggalkan Xiaoting di kamarnya.

***

Yujin tak sempat menikmati pemandangan indah resort ini, karena kemarin setibanya ia di sini, ia sudah dibuat panik oleh kekasihnya itu.

 Ia tersenyum ketika melihat anak kecil yang terus-terusan jatuh dari skiboard nya, namun anak kecil itu bukannya menangis namun malah tertawa, orang dewasa yang sepertinya adalah ayahnya seperti sudah kelelahan melatihnya, namun anak kecil itu masih ingin terus mencoba.

“Anak yang luar biasa, kita orang dewasa harus banyak belajar darinya.” Terdengar suara di belakangnya.  Yujin lalu menoleh ke belakang, memberikan eyesmile-nya pada gadis yang kini sudah berdiri di sampingnya.

“Sedang apa di sini? Yuk, kita harus tidur jika tidak mau sakit.” Ajak Xiaoting pada kekasihnya itu.

“Aku bahkan tak membawa baju ganti.” Jawab Yujin.

“Tenang saja, Miran Eonnie selalu membawakanku baju 2 kali lipat dari yang kubutuhkan.” Balas Xiaoting.

Yujin pun mengangguk.

“Sebenarnya aku ingin sekali bermain.” Ucapnya kini.

“Hari ini kita istirahat dan besok selesai aku syuting, kita akan bermain sepuasnya, bagaimana?”

“Ok” Jawab Yujin singkat.

“Dan lagi ada permainan yang lebih menyenangkan daripada ski.” Ucap Xiaoting

“Apa?” Tanya Yujin penasaran.

“Kamu akan tahu ketika kita sudah di kamar, ayo!” Jawab Xiaoting bersemangat sambil menarik tangan kekasihnya itu.

“Oh My God, ert, ByunTing!” Ucap Yujin.

“hahaha.. I know you will like it.” Balas Xiaoting.

***

Yujin masih setengah sadar saat ia merasakan geli di bagian perutnya, rasa geli itu kemudian terus berpindah ke bagian lebih atasnya.

“Xiaoting, aku masih ngantuk.. “ ucapnya.

“Kamu tidur saja.. “ Balas Xiaoting.

Yujin sudah membuka setengah matanya ketika ia merasakan ada sensasi basah di bibirnya. Kekasihnya itu benar-benar pandai memainkan lidahnya hingga Yujin tak punya pilihan selain membalasnya. Kini kesadarannya pun sudah kembali seratus persen, Ia bisa merasakan ketika tangan pacarnya itu sudah mulai menjelajah ke seluruh bagian tubuhnya. Xiaoting benar-benar tahu semua titik lemahnya, she is trully an expert in this field. Yujin sudah siap untuk kembali menyerahkan dirinya kepada Xiaoting ketika tiba-tiba ponselnya berbunyi.

“Xiaoting, aku harus mengangkat teleponnya..”

“Biarkan saja..” Xiaoting masih sibuk dengan tangan dan bibirnya.

Yujin hampir menuruti Xiaoting jika tidak karena teleponnya yang terus berdering.

“Xiaotiing… “ Ia kemudian sedikit mendorong tubuh kekasihnya itu.

“Maafkan aku,  tapi aku benar-benar harus mengangkat teleponnya.. “ Ucap Yujin lagi.

“Hmm baiklah..” ucap Xiaoting sedikit frustasi. Ia pun membalikan badannya dan memunggungi Yujin. Melihat tingkah pacarnya itu, Yujin hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia pun langsung mengambil ponselnya.

Kini ia sedikit ragu untuk mengangkat teleponnya ketika melihat nama yang ada di layar. Yujin kemudian menghembuskan napasnya lalu mengangkat teleponnya.

“Eomma.. “ Ucapnya.

Yujin.. “ Terdengar suara Eomma-nya di seberang sana tidak seperti biasanya.

“Eomma, ada apa dengan suaramu? Apakah eomma habis menangis?” tanyanya khawatir.

Aku baik-baik saja, bagaimana kabarmu? Apakah kamu sudah kembali ke Korea?”

“Aku juga baik-baik saja Eomma dan aku sudah kembali ke Korea.” Jawab Yujin.

Syukurlah.. “ Balas Eomma-nya singkat.

“Eomma, apakah kamu benar baik-baik saja?” Tanya Yujin lagi.

Yujin, bisakah kita bertemu sepulang eomma ke Korea?” Balas eomma nya.

“Tentu saja Eomma.. “

Dan tolong bawa Xiaoting, aku ingin bertemu dengannya.”

“Eomma..”

Aku sudah tahu semuanya, jangan khawatir, kamu bawa saja dia.”

“Baik Eomma..”

Sudah yah, nanti Eomma akan menghubungimu lagi..”

“Baik Eomma..”

Yujin?”

“Iyah Eomma..”

Aku sayang Padamu..” Setelah mengatakan itu Mrs.Choi lalu menutup teleponnya.

Yujin masih duduk terpaku sambil memegang ponselnya ketika Eommanya menutup teleponnya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

“Sayang, ada apa? Mengapa kamu melamun seperti itu” Tanya Xiaoting yang sudah kembali membalikan badannya menghadap ke arah kekasihnya itu.

“Eomma, dia bilang dia sayang padaku.” Jawab Yujin, Xiaoting kemudian menaikan alisnya bingung, “Bukankah itu hal yang wajar?” tanyanya.

“Eomma tak pernah mengatakan itu dari semenjak aku kecil.” Jawab Yujin.

“Ohh.. “ Xiaoting lalu menepuk-nepuk tangan Yujin.

“Xiaoting, Eomma ingin bertemu denganmu..” Ucap Yujin lagi yang tentu membuat Xiaoting kaget.

“Benarkah?” Tanyanya masih tak percaya, Yujin mengangguk.

“mari kita temui Eomma, aku ingin memperkenalkan pacarku padanya..” Ucap Yujin seraya tersenyum yang dibalas oleh anggukan kepala Xiaoting.

“Yujin..” panggil Xiaoting.

“Hmm..” Jawab Yujin singkat

“Kamu masih punya hutang padaku..”

“Apa?” Tanya Yujin bingung.

Xiaoting kemudian mendekatkan dirinya ke tubuh Yujin, ia lalu meraih tangan kekasihnya itu, ia lalu mengedipkan matanya kepada Yujin.

“Hahaha. Oh My God Xiaoting.. Semalam tidak terhitung berapa kali kita melakukannya, apa kamu tidak lelah?”

“Itu untuk membayar 6 tahun kemarin, kita masih hutang banyak.. “Jawab Xiaoting.

“Ckckck.. sekarang siapa yang seharusnya dipanggil kelinci?” Tanya Yujin.

“Kita berdua, karena tidak akan terjadi jika salah satu tidak mau. Hahaha” balas Xiaoting tidak mau kalah.

“Baiklah.. “ Yujin pun kini langsung kembali membaringkan badannya.  “I have run out of energy, so do as you please.”

“Oke!” Jawab Xiaoting.

Pagi itu mereka harus melewatkan sarapan mereka, dan Xiaoting hanya berhenti ketika Miran meneleponnya untuk mengingatkan jadwal syutingnya.

***

“Aku tidak pernah melihatmu segugup ini.” Ucap Yujin kepada kekasihnya yang sedari tadi tak berhenti menggerakan kakinya.

“Bagaimana tidak, ini pertama kalinya aku bertemu ibumu.” Balas Xiaoting masih menggerak-gerakan kakinya. Sejujurnya Yujin pun merasa gugup, ia berharap pertemuan ini bisa berjalan lancar.

Tidak lama, wanita yang mereka tunggu-tunggu menghampiri meja mereka. Xiaoting spontan langsung berdiri dan membungkukan badannya memberi hormat.

“Eomma..” Ucap Yujin, Mrs. Choi lalu mendekatkan dirinya dan memeluk putrinya itu. Perhatiannya kemudian mengarah ke gadis di sebelah putrinya.

“Eomma perkenalkan dia adalah Xiaoting.” Ucap Yujin lagi. Mrs .Choi kemudian memberikan tangannya pada Xiaoting yang lalu disambut oleh gadis yang jauh lebih muda darinya itu.

“Senang bertemu dengan anda..” Ucap Xiaoting masih belum bisa menyembunyikan kegugupannya. Mrs.Choi hanya menganggukan kepalanya dan memberinya senyum tipis.

Setelah itu mereka kembali duduk, suasana sedikit canggung karena tidak ada yang memulai pembicaraan.

“Yujin, sekarang kamu tinggal di mana?” Tanya Mrs.Choi memutuskan untuk memecah keheningan.

“Aku tinggal di apartemen Shiro, Eomma.” Jawab Yujin.

“Mengapa kamu tidak pulang ke rumah?” Tanya Eomma nya lagi.

“Eomma, aku belum siap bertemu dengan Appa.. “ Jawab Yujin jujur. Mrs.Choi lalu meraih tangan putrinya itu.

“Aku akan bicara dengan Appa-mu, setelah itu kamu pulang ke rumah yah? “ Bujuk Mrs. Choi dengan suaranya yang lembut.

“Baik, Eomma. “ Jawab Yujin.

“Umm Xiaoting, karena penasaran, tadi di jalan menuju ke sini aku melihat pertunjukanmu di youtube, kamu sungguh hebat.” Puji Mrs.Choi yang tentu membuat Xiaoting kaget.

“Benarkah? Terima kasih,  auntie.” Balas Xiaoting. Mrs.Choi kemudian memberikan senyum hangatnya pada Xiaoting.  Xiaoting ingin menangis melihatnya, ia tidak pernah memimpikan hari ini akan datang.

“Aku yang harus berterima kasih, aku tak pernah melihat putriku sebahagia ini, terima kasih Xiaoting.. “ Ucap Mrs. Choi dengan nada bergetar seperti menahan tangisnya.  Xiaoting pun membalasnya dengan senyumnya.

“Eomma, apakah kamu baik-baik saja?” Entah mengapa tiba-tiba perasaan khawatir menghinggapi Yujin, karena jika diperhatikan dengan seksama wajah Eomma nya itu terlihat pucat.

“Aku tidak apa-apa Yujin..” Jawab Mrs.Choi, ia kemudian meraih tangan putrinya dan tangan Xiaoting.

“Aku akan berusaha untuk bicara pada suamiku, aku ingin suatu hari kita bisa makan bersama lagi dengan seluruh keluarga, termasuk  dengan Tiffany dan Taeyeon-nya, dan Kamu bersama Xiaoting. Suatu hari kita akan berkumpul seperti keluarga utuh.” Ucap Mrs.Choi sambil menahan air matanya.

“Baik Eomma.” Jawab Yujin.

Mereka pun mengobrol sampai matahari kembali ke peraduannya.

***

“Terima kasih.” Ucap Xiaoting.

“Untuk apa?” Tanya Yujin.

“Untuk hari ini, aku sangat bahagia.” Jawab Xiaoting lagi.

“Terima kasih juga sudah mau menemaniku dan membuat hari ini menjadi salah satu hari paling bahagiaku.” Yujin kemudian meraih tangan Xiaoting dan mencium tangan kekasihnya itu.

“I Love You..” Ucapnya.

“I Love You too, My Love..” balas Xiaoting.

Suara dering telepon membuyarkan suasana romantis di dalam mobil, Xiaoting pun kemudian mencari ponselnya.

“Hallo..” ucapnya setelah menemukan ponselnya yang ternyata ada di dalam tas.

Xiaoting, coba lihat aplikasi chat-mu, aku mengirimkan sebuah link padamu.. “ Ucap Miran dengan nada panic. “Xiaoting, this is not good..” Ucapnya lagi. “Tolong hubungi aku lagi setelah kamu selesai membacanya.” Miran pun langsung menutup teleponnya.

Karena penasaran Xiaoting langsung membuka aplikasi Chat nya dan mengklik link yang diberikan oleh Miran.

Hal yang pertama ia lihat adalah foto dirinya dengan seorang wanita di area permainan ski, ia terlihat sedang merapihkan rambut wanita tersebut, tentu yang disorot oleh reporter adalah cara ia memandang si wanita itu, pandangan penuh cinta.

Foto kedua adalah foto dirinya yang sedang merangkul seorang wanita dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kantong belanjaan. Dalam foto itu jelas terlihat ekpresi bahagianya, lagi-lagi sedang menatap wajah wanitanya dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya.

Foto ketiga mungkin yang akan sulit untuk disangkal, dalam foto itu Xiaoting sedang mencium kening wanitanya di area parkir apartemennya. Terkadang dia lupa, paparazzi itu selalu mengintai di area parkir apartemen para selebritis, menunggu waktu untuk menerkam dan sekarang adalah gilirannya.

Ia kemudian membaca kolom komentar dari artikel tersebut.

“Lagi, seorang selebriti terlibat hubungan kontroversi”

  1. (+21.533,-1567) Omoo, Shen Xiaoting??
  2. (+12.111,-345) Xiaoting terkenal dengan image girl crush, aku tidak terkejut.
  3. (+8.777,-8.655) Akan jadi apa generasi kita nanti jika selebriti-selebriti berperilaku seperi ini?
  4. (+2.423,-112) Bukankan dia yang mengatakan di televisi nasional bahwa tipe idealnya adalah Megan Fox? Aku tidak terkejut.
  5. (+1.577,- 1161) Sepertinya para lelaki harus segera menyembunyikan wanitanya jika tidak ingin mereka lari ke pelukan Shen Xiaoting.
  6. (+877,-932) Memalukan!
  7. (+544,-400) Menurutku sudah saatnya Korea mulai terbuka, bagaimanapun cinta adalah cinta.
  8. (+411,-200) Eonnie terlihat bahagia di foto, siapapun wanita itu sangat beruntung bisa dicintai oleh seorang Shen Xiaoting.
  9. (+101,-33) Bagaimana caranya menjadi wanita yang ada di sebelah Eonnie?
  10. (+85,-245) Boikot Xiaoting!!
  11. (+11,-3) Eonnie, cium keningku juga!!!
  12. (+9,0) Heoll….

 

Secara mengejutkan komentar dari Netizen Korea tidak seburuk yang ia bayangkan, walaupun masih banyak yang menghujatnya, namun tak sedikit pula yang mendukungnya.

“Xiaoting, apa yang terjadi?” Tanya Yujin.

Xiaoting pun memberikan ponselnya pada kekasihnya. Mata Yujin melebar saat melihat berita yang sekarang sedang trending di semua portal di Korea.

“Oh My God, Xiaoting apa yang akan terjadi selanjutnya?” Tanya Yujin dengan nada cemas.

“Aku tidak tahu, tapi cepat atau lambat ini akan terjadi. Syukurlah mereka mem-blur wajahmu..” Ucap Xiaoting.

“Yaaah, bagaimana kamu menghawatirkan hal itu? Xiaoting ini karirmu yang sedang kita bicarakan.” Yujin semakin panik. Xiaoting kemudian kembali meraih tangan Yujin dan gantian mencium tangannya itu.

“Jangan khawatir, mungkin ini saatnya kita jujur pada semua orang, setelah itu kita serahkan pada takdir. Aku akan baik-baik saja selama kamu ada di sampingku.” Ucapnya dengan nada lembut.

Yujin kemudian menghela napasnya, masih tidak yakin dengan keputusan Xiaoting, namun ia tahu ia tak punya pilihan selain percaya dengan kekasihnya itu.

Xiaoting lalu mengambil ponselnya lagi, ia kemudian menelepon managernya.

“Eonnie, tolong siapkan untuk konferensi pers besok. Terima Kasih.”

***

Lampu-lampu kamera menyoroti muka cantiknya, mencoba mengintimidasinya. Namun Xiaoting tetap duduk dengan  tenang dengan kepala tegak memandang ke depan.

“Xiaoting apakah benar artikel yang sedar beredar?”

“Xiaoting apakah benar anda berhubungan dengan seorang wanita?”

“Xiaoting apakah anda akan meninggalkan karir yang sudah susah payah anda bangun?”

“Xiaoting apakah benar pacarmu itu adalah putri seorang chaebol terkenal?”

“Xiaoting apakah kamu mau melepas karirmu karena pacarmu itu adalah salah satu pewaris perusahaan raksasa?”

Para jurnalis itu pun bahkan tak menunggu giliran mereka untuk bertanya. Mereka sudah menghujani Xiaoting dengan pertanyaan-pertanyaan mereka. Ia sama sekali tidak keberatan dengan pertanyaan yang menyudutkan dirinya, ia hanya tak suka mereka membawa-bawa wanita yang ia cintai.

“Tolong tenang, Xiaoting akan memberikan pernyataannya.. “ Ucap Miran yang duduk di sampingnya.

Xiaoting kemudian memegang mic nya, sudah siap untuk memberikan pernyataan di depan publik.

“Terima kasih sudah datang, aku akan memberikan pernyataanku sekarang, aku hanya akan mengatakan ini sekali, jadi tolong dengarkan baik-baik. Aku mengadakan konferensi pers ini bukan untuk meminta maaf karena aku mencintai seseorang. Betul, aku sedang menjalani hubungan dengan seseorang. Seorang wanita..” Suasana tempat konferensi pun menjadi riuh dengan pengakuan Xiaoting tersebut, Xiaoting menunggu sampai suasana tenang lagi sebelum ia meneruskan pernyataannya.

“Aku harap akan datang suatu hari semua orang bisa menunjukan rasa cintanya kepada orang yang ia cintai tanpa harus merasa malu. Aku tak akan menunggu hari itu tiba, love is love, whoever they love is not someone else’s problem. Siapapun orang yang aku cintai itu, aku ingin kalian tak mencampurinya. Dan terkait karirku, aku akan menyerahkan pada penggemar dan masyarakat, apakah mereka ingin aku kembali atau tidak. Untuk itu, aku akan rehat dulu dari semua aktivitas ku.” Suasana kembali riuh dengan pengumuman hiatus dari Xiaoting, lagi Xiaoting harus menunggu suasana tenang terlebih dahulu sebelum kembali meneruskan.

“ Dan terakhir untuk penggemarku, terima kasih atas dukungan kalian selama ini, aku sangat bersyukur, aku ingin memberitahu kalian bahwa saat ini aku sangat bahagia dan aku harap kalian bisa bahagia bersamaku dan aku harap kalian pun berani untuk mengejar mimpi dan kebahagiaan kalian. Sekali lagi Terima Kasih.” Xiaoting pun menutup pernyataan resminya.

Ia kemudian berdiri dan sedikit membungkukan badannya, sekedar memberi hormat kepada orang-orang yang mau hadir ke konferensi pers nya. Setelah itu ia pergi meninggalkan ruangan, masih dengan kepala tegak.

***

Yujin sedang serius memperhatikan rebusan sup di dalam panci ketika sepasang tangan tiba-tiba melingkar di pinggang rampingnya.

“Astaga Xiaoting.” ia lalu memukul tangan yang masih melingkar di pinggangnya itu. “Kenapa hobi sekali membuatku kaget.” Protesnya lagi.

Xiaoting kemudian mencium pipi kekasihnya itu, “Melihatmu dengan apron itu sungguh menggemaskan.” Ucapnya.

“Sedang membuat apa?” Tanyanya lagi.

“Sup, aku mencari resepnya di internet.” Jawab Yujin.

“Hmm, aku coba dulu yaa.” Xiaoting lalu melepaskan pelukannya, ia kemudian mencicipi sup buatan kekasihnnya itu.

“Apakah kamu mau membuat sirup?” Komentar Xiaoting.

“Yaaah, jahat sekali.” Ucap Yujin sambil mengerucutkan bibirnya.

“hahaha, ini manis sekali, sayang. Hmm aku akan tambahkan garam dan merica.” Xiaoting pun menambah garam dan merica.

“Ahh perfect” ucapnya saat mencicipi lagi. Ia kemudian melihat ke arah Yujin yang masih cemberut. Ia kemudian membelai pipi pacarnya itu. “Nice try, Sayang.. Jika sering berlatih kamu pasti akan mengalahkan Chef Baek Jong Won..” ucap Xiaoting.

“Kamu bukannya menghiburku malah makin mengejekku.” Ucap Yujin.

“Aku tidak mengejekmu, aku hanya memberimu motivasi.” Bela Xiaoting.

Yujin kemudian mengangkat bahunya. “Terserah kamu saja..” Ucapnya.

Tiba-tiba terdengar suara telepon berbunyi. Yujin kemudian mengambil ponsel yang ia simpan di saku celananya.

“Sunmi Eonnie..” ucapnya.

Ia kemudian langsung mengangkat teleponnya.

“Eonnie ada apa?”

“Yujin.. Eomma.. “ Sunmi lalu menangis, membuat Yujin bingung.

“Ada apa dengan Eomma?” Tanya Yujin tiba-tiba merasa khawatir.

“Eomma sudah tidak ada, Jinnie. Ia jatuh dari kamar mandi, dan sekarang ia sudah tidak ada.” Jawab Sunmi masih menangis.

Mendengar itu membuaat Yujin kehilangan warna di wajahnya, Ia pun seperti kehilangan daya untuk berdiri, ia hampir terjatuh jika bukan karena Xiaoting yang menahannya.

“Sayang, ada apa?” Tanya Xiaoting khawatir.

“Eomma.. “ jawab Yujin , ia kemudian mengeluarkan air matanya.

“Eomma sudah tidak ada Xiaoting.” Kini air matanya semakin deras, Xiaoting kemudian memeluk kekasihnya itu dengan erat, mencoba memberikan kekuatan.

***

Tempat persemayaman sudah penuh oleh keluarga, kerabat, dan kolega bisnis ketika Yujin datang bersama dengan Xiaoting.

Yujin tak sanggup untuk sekedar menyapa tamu yang hadir, ia hanya memberikan senyum kecilnnya ketika ada diantara mereka yang menyapa atau sekedar menyampaikan bela sungkawa nya.

“Yujin.” Ia kemudian berbalik ke arah suara yang memanggilnya.

“Eonnie, kamu ada di sini?” ucap Yujin kepada Tiffany. Tiffany kemudian langsung memeluknya.

“Aku baru sampai tadi pagi, kemarin lusa eomma meneleponku, ia memohon padaku untuk kembali ke Korea sebentar saja, ia bilang ia hanya ingin keluarga berkumpul sekali saja. “ Tiffany kemudian kembali menangis. “Aku tidak tahu ternyata maksudnya adalah ini..” Ucapnya lagi.

“Eonnie.” Yeseo ditemani Sunmi kemudian menghampiri Tiffany dan Yujin. Keempat bersaudara itupun berpelukan, berbagi kesedihan mereka.

“Bagaimana dengan Appa?” Tanya Tiffany.

“Appa dari tadi duduk di depan peti, tidak mau meninggalkan eomma walau hanya sebentar. Bahkan diajak bicara pun ia tidak mau.” Jawab Sunmi.

Appa mereka itu mungkin adalah orang yang paling keras di dunia, namun dalam hal mencintai pasangannya, Appa mereka adalah salah satu pria terbaik dalam hal itu.

Keempat bersaudara itu dengan diikuti Xiaoting dan Taeyeon di belakangnya kemudian berjalan menuju peti Eomma mereka. Mereka berdiri di samping Appa mereka, kembali menangisi kepergian Eomma yang mereka cintai. Pada hari itu sesuai keinginan Eomma mereka,  akhirnya mereka dapat berkumpul di tempat yang sama seperti keluarga seutuhnya.

***

Xiaoting bisa merasakan kesedihan yang mendalam untuk keluarga Choi. Di sampingnya ada kekasihnya yang sedang memeluk erat si bungsu, Yeseo yang masih belum berhenti menangis. Di depannya Sunmi dengan tatapan kosongnya sedang bersandar di bahu suaminya, dan anak mereka yang kini tertidur di pangkuan Ayahnya. Di kursi paling pojok, Tiffany tak bisa melepaskan pelukannya dari Taeyeon masih berusaha untuk menghentikan air matanya yang masih bercucuran.

Mereka baru saja pulang mengantarkan Mrs.Choi ke tempat peristirahatan terakhirnya, sesampainya di rumah mereka langsung berkumpul di ruang keluarga sedangkan Mr.Choi langsung masuk ke ruang kerjanya, mengunci diri.

“Oppa..” Ucap Sunmi memanggil suaminya.

“Ada apa?” balas Junho lembut.

“Bisakah kamu melihat kondisi Appa? Dia belum makan apa-apa, aku jadi khawatir. Dia biasanya lebih mendengarmu.” Ucap Sunmi lagi.

“Baiklah, aku sekalian memindahkan Heechan ke kamarnya yaa.” Jawab Junho, ia kemudian mengangkat Heechan dengan hati-hati.

Keadaan kemudian hening kembali.

Junho kembali setelah beberapa menit.

“ Tiffany, Yujin.. Appa ingin bicara dengan kalian.” Ucap Junho setibanya di ruang keluarga.

Yujin dan Tiffany saling berbagi pandangan, Tiffany pun melepaskan pelukannya dari kekasihnya dan lalu beranjak dari kursinya.

“Ayo Yujin..” ajaknya.

Yujin lalu mengalihkan pandangannya kepada Xiaoting, Xiaoting menganggukan kepalanya lalu memberikan senyum dengan makna menguatkan.

Yujin pun mengikuti Tiffany menuju ruang kerja Appa mereka.

Mereka pun masuk ke ruang kerja Appa mereka yang sudah tidak dikunci. Saat mereka masuk, mereka mendapati Appa-nya sedang duduk di meja kebesarannya,  matanya terpejam dan kedua tangannya yang mengepal sedang menopang dagunya.

“Appa..” Panggil Tiffany meminta perhatian Appa-nya.

Mr.Choi lalu membuka matanya. Ia memandang kedua putrinya dengan tatapan yang Yujin tak pernah lihat sebelumnya.

“Tiffany, Yujin, boleh kalian mendekat? “ Ucap Mr.Choi dengan suara pelan. Mereka pun berjalan mendekatinya.

Saat kedua putrinya sudah di dekatnya,  Mr. Choi lalu beranjak dari kursinya, ia kini tepat berada di hadapan Tiffany dan Yujin. Ia memandangi kedua putrinya itu, tiba-tiba Mr.Choi berlutut di hadapan kedua putrinya , tentu hal itu membuat Tiffany dan Yujin kaget. Mereka spontan ikut berlutut di hadapan Appa nya.

“Apa yang Appa lakukan?” Tanya Tiffany.

“Maafkan aku… maafkan aku.. maafkan aku..” Ucap Mr.Choi berulang-ulang. “Semua salahku, maafkan aku..” sekali lagi ia mengucapkan kata maaf.

“Appa..” Yujin tidak tahu harus berbicara apa.

“Yujin, aku sangat menyesali perbuatanku 6 tahun lalu, aku selalu dihantui rasa bersalah, namun egoku terlalu besar untuk mengakuinya. Aku tahu apa yang aku lakukan itu tidak bisa dimaafkan. Eomma kalian begitu kecewa padaku, aku sekali lagi mengecewakannya bahkan sampai akhir hayatnya aku hanya bisa mengecewakannya..” Kini untuk pertama kalinya Yujin melihat air mata keluar dari mata Appa-nya.

“Aku sudah memaafkan Appa, aku yakin Eomma juga sudah memaafkanmu.” Balas Yujin.

Mr.Choi menggelengkan kepalanya.

“Jika dia memaafkanku, dia tak akan meninggalkanku..” ucap Mr.Choi lagi.

“Appa, jangan berpikir seperti itu..” Kini Tiffany yang mencoba menghibur Appa-nya.

“Tiffany, maafkan atas segala yang telah aku lakukan padamu dan Taeyeon, maafkan aku yang selalu merasa benar, aku pikir dengan apa yang aku lakukan kamu akan kembali pada kami, lagi-lagi aku salah, aku membuat Eomma kalian harus kehilangan putrinya sendiri.” Kini air mata Mr.Choi benar-benar pecah. Rasa sedih dan penyesalan mendalam membuatnya seperti ini.

“Aku bahkan tak tahu bahwa Eomma kalian sedang mengidap kanker, dia tak pernah mengeluh jadi kupikir dia baik-baik saja, bahkan saat masa terakhirnya dia memintaku untuk memohon agar kalian kembali namun aku masih saja keras kepala. Oh Tuhan, apa yang aku lakukan..” Mr.Choi masih menangis sesenggukan. Melihat itu Yujin dan Tiffany kompak memeluk Appa-nya, sambil ikut menangis  di pelukan Appa-nya, dalam diam mereka sudah memaafkan semua yang telah diperbuat oleh Appa-nya, demi Eomma mereka, demi keluarga mereka.

 

 

***

2  Bulan kemudian

“Xiaoting jangan cepat-cepat.” Teriak Yujin kepada kekasihnya itu.

“Ayo kejar aku..”balas Xiaoting dengan teriakan khas nya.

Yujin yang sudah kelelahan kini tertinggal cukup jauh, ia menyesal mengikuti ide kekasihnya itu untuk bersepeda. ‘Kencan seperti apa ini, jika akhirnya aku harus ditinggal’ gerutu Yujin.

Beruntung pemandangan di jembatan kayu yang merupakan area khusus bersepeda itu sangat indah, Yujin jadi bisa menikmati pemandangan walau lelah. ‘Biarkan saja Xiaoting, aku akan berjalan pelan saja.’ Ucapnya sambil menghirup udara segar musim semi.

Ia kemudian melihat Xiaoting berbalik arah menghampirinya.

“Mengapa lama sekali?” Ucap kekasihnya itu.

“Aku mau menikmati pemandangan sambil bersepeda santai, jika ingin bersepeda kencang, kamu sendiri saja.” Jawab Yujin dengan muka cemberutnya.

Xiaoting tersenyum melihat ekspresi kekasihnya itu.

“Baiklah aku akan berjalan pelan juga mengikutimu..” Jawab Xiaoitng. Yujin pun mulai mengeluarkan senyum khas nya.

“Nah begitu dong, baru itu namanya kencan.” Balasnya.

Mereka pun akhirnya bersepeda santai dengan berjalan beriringan, menikmati pemandangan sungai Bukhangang dan gunung-gunung yang terlihat dari jembatan.

Kemudian mereka sampai ke sebuah taman bunga tak jauh dari jembatan, Xiaoting berinsiatif untuk  mereka beristirahat di sana. Mereka kemudian duduk di kursi menghadap taman bunga yang terbentang luas yang dapat memanjakan mata orang yang melihatnya.

“Bunga cosmos..” Ucap Yujin tiba-tiba.

“Hmm, indah yah, banyak sekali tempat indah di negaramu” Jawab Xiaoting.

“Aku yakin di tempat kelahiranmu juga banyak tempat indah. Xiaoting suatu hari nantii aku ingin melihat tempat kelahiranmu..” Ucap Yujin.

Xiaoting kemudian mengangguk. “Suatu hari aku pasti akan mengajakmu.” Ucapnya seraya meraih tangan kekasihnya itu.

“Yujin apa kamu masih ingat dengan janjimu?” Tanya Xiaoting tiba-tiba.

“Janji yang mana?” Tanya Yujin.

Xiaoting lalu menunjukan cincin di jarinya.

“Ahh itu! Tentu aku masih ingat..” Jawab Yujin. Xiaoting lalu menarik tangan Yujin, ia kemudian mengambil sesuatu di saku celananya.

“Aku sudah mempersiapkannya.” Ucap Xiaoting yang membuat Yujin bingung. Ia kemudian memasangkan sebuah cincin ke jari manis kekasihnya itu.

“Sambil aku menunggu kamu mengganti cincin yang ada di tanganku, aku ingin memasangkan cincin ini dulu di jari manismu..” Ucap Xiaoting lagi. “Ahh Xiaoting memang pandai, ukurannya pas!” Ucapnya memuji dirinya sendiri  saat cincin sudah terpasang di jari manis Yujin.

Yujin tak bisa berkata-kata dengan apa yang terjadi, matanya sudah mulai berkaca-kaca, pacarnya ini memang selalu penuh dengan kejutan.

Masih sambil memegang tangan Yujin, Xiaoting kemudian menatap kekasihnya itu.

“Yujin, kita sudah melewati perjalanan yang panjang. Pertemuan, terluka, Jatuh cinta, Perpisahan, dan akhirnya bersatu kembali. Aku sering bingung dengan banyak hal, namun satu yang selalu aku yakini, bahwa aku tidak bisa hidup tanpa kamu. Eonnie, Yujinnie, My Love, My Sunflower, Will You Marry Me?” Kini mata Xiaoting pun sudah mulai berkaca-kaca.

“ Xiaoting, bagaimana aku bisa bilang tidak saat kamu sudah memasang cincinnya duluan?” jawab Yujin sambil menangis.

Xiaoting hanya tersenyum mendengar komentar kekasihnya itu.

“Lalu jawabannya?” Tanya Xiaoting lagi.

“I will Xiaoting! Yes I will” jawab Yujin dengan yakin.

Xiaoting lalu memeluk erat calon istrinya itu.

 

I’ve got sunshine on a cloudy day, because I’m a sunflower

 

The End

still thinking whether it still needs an Epilogue or not?? Let’s see…

But before that, i would appreciate it if you could give your opinion about this fic.

Thank You! Terima Kasih!

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!