Melepaskan

Fate

 

Hari ini sungguh hari yang melelahkan untuk Yujin, sepulang kuliah dia harus ke Choi enterprise untuk pelajaran tambahan dan kali ini Appa nya langsung yang jadi tutornya.  Selama di ruang kerja Appanya itu, Yujin terus melihat jam karena sore ini dia harus bertemu teman-teman PLAN GIRLS nya untuk meeting awal.

“Mengapa kamu tampak gelisah, Yujin” Tanya Mr.Choi

“Ahh tidak Appa, aku hanya lapar saja, iya lapar..” Jawab Yujin berbohong.

“baru jam 4 dan kau sudah lapar lagi? Hahaha… “ Balas Mr. Choi sambil tertawa.  “Baiklah, hari ini kita cukupkan saja palajaran hari ini, ingat Yujin ini tahun terakhir kamu di universitas,kamu harus lebih serius dan giat belajar, tidak boleh ada satupun nilaimu yang turun. setelah ini kamu akan langsung bantu Appa di sini. Appa sedang proses mendirikan anak perusahaan baru , dan Appa ingin kamu yang meng-handlenya, maka Yujin, bersiaplah!” Appanya begitu berapi-api ketika mengatakannya, lain dengan Yujin yang mukanya pucat karena lagi-lagi pressure yang diberikan oleh Appanya.

“Baik Appa, kalau begitu aku pamit dulu..” Yujin pun beranjak dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan ruang kerja Appa nya.

***

“Kenalkan ini temanku Dayeon” Ucap Hikaru saat tiba di kafe tempat mereka berjanji untuk bertemu.  Keenam gadis yang ada di kafe pun satu-satu bersalaman dengan Dayeon. Setelah itu mereka mengobrol ringan dengan teman baru mereka itu.

“ Berarti kita tinggal tunggu Yujin eonnie yaa?” Tanya Youngeun.

“ Eonnie sepertinya masih di jalan, tadi dia tertahan oleh guru kelas tambahannya” Jawab Mashiro.

“Sepertinya aku akan gila jika jadi Yujin, sudah lelah dengan kuliah tapi tetap harus sekolah tambahan” Cai Bing ikut berkomentar.

“Bahkan kuliah pun kamu sering bolos, Bing” ledek Xiaoting, membuat teman-teman yang lain tertawa.

“Kalian seperti tak pernah bolos saja..” Jawab Cai Bing sambil ikut tertawa.

“Waah ceria sekali suasananya…” Sahut seseorang yang baru saja datang. Yujin menyapa semua orang dengan senyum khas nya. Sekali lagi dengan wajah riang tanpa menunjukan rasa lelahnya.

Xiaoting yang melihat Yujin datang secara otomatis langsung menarik kursi di sebelahnya untuk Yujin duduk, Yujin yang melihatnya langsung duduk di sebelah Xiaoting. “terima Kasih” ucap Yujin seraya tersenyum ke arah Xiaoting yang dibalas juga oleh senyuman manis Xiaoting.

Yujin lantas memperhatikan sekelilingnya dan lalu menyadari posisi duduk Yurina yang jauh dari Xiaoting. Tidak seperti biasanya, dan Yujin tahu apa yang menjadi alasannya. Setelah itu baru ia menyadari ada wajah baru di antara genk para dancer hebat ini.

‘Eonnie, kenalkan aku Dayeon” Sapa wajah baru tersebut. Yujin membalas uluran tangan dayeon dan langsung tersenyum ramah, “Yujin,,” Jawab Yujin ramah.

“Oke, Karena kita bersembiilan sudah berkumpul, mari kita diskusikan strategi kita…” Xiaoting yang merupakan leader dari PLAN GIRLS memulai diskusi. “Kita mulai dari bagian penting, kalian ada saran untuk lagu yang akan kita pakai?” Lanjut Xiaoting.

“Kurasa karena ini kompetisi yang sangat penting kita tidak bisa memakai lagu yang biasa ditampilkan oleh yang lain” Saran May.

“Betul, lagu-lagu KPOP dari Girlgroup ataupun Boygroup sepertinya akan terlalu mudah ditebak..” Tambah Cai Bing.

“FATE…” Semua mata tertuju pada gadis yang mengatakan itu.

Yujin yang merasa perhatian semua orang tertuju padanya mendadak gugup.”ahh lupakan,, aku hanya bergumam saja, dan dipikir-pikir itu ide gila..” Yang lain masih diam menunggu Yujin meneruskan ide yang ada di kepalanya. “ mmm,, okay, tadi aku mendengarkan kalian bahwa kita butuh lagu yang tidak biasa untuk ditampilkan, entah kenapa aku pikir bukankah jarang sekali orang menari dengan lagu ballad…” Yujin kembali diam tak yakin dengan idenya. “ ahh lupakan,, lupakan… dipikir-pikir itu benar-benar gila” Sambung Yujin.

“Eonnieee, itu ide BRILIANN!!” Jawab Xiaoting dengan antusias.

“Eonnie, we are the best of the best, kita bisa transformasikan lagu ballad itu menjadi gerakan yang indah dan spketakuler!! Bagaimana teman-teman?” Tanya Xiaoting terhadap teman-temannya yang lain.

“ahh itu tak terpikirkan olehku, aku pikir kita bisa coba dan mulai pikirkan gerakannya.” Jawab May. “yang lain bagaimana?”  Sambung May. Tanpa Yujin duga semua orang setuju. ‘Ok, masalahnya bagaimana denganku? Apakah aku yang masih amatiran ini bisa melakukankannya?’ batin Yujin dalam hati, tanpa ia sadari ia menggigit gigi bawahnya, hal ini menjadi kebiasannya ketika ia merasa cemas atau khawatir.  Yujin lalu merasakan ada yang memegang tangannya di bawah meja, Yujin melihat ke arah kanannya, Xiaoting tersenyum gentle ke arah Yujin “ aku akan mengajarimu eonnie, jangan khawatir” Ucap Xiaoting berbisik sehingga hanya Yujin yang bisa mendengarnya.  Yujin tersenyum penuh syukur, dia kemudian bertekad untuk melakukan yang terbaik, tidak ingin mengecewakan teman-temannya.

Lalu diskusi pun terus berlanjut, mereka membahas semua yang berkaitan dengan penampilan mereka nanti, gerakan hingga kostum yang akan mereka pakai. Tak lupa mengatur jadwal latihan yang bisa diikuti semua anggota. Entah mengapa Yujin seperti menemukan tempatnya, teman-teman yang baru ia kenal ini sungguh membuat Yujin nyaman bisa berlama-lama dengan mereka dan pembahasan tentang rencana penampilan mereka membuat Yujin sangat excited, siapa sangka Yujin akan tertarik dengan dance. Yujin hanya bisa berdoa semoga kejadian saat ia di US tidak terjadi lagi.

“Aku ke toilet dulu yaa… “ Di tengah-tengah diskusi Xiaoting izin ke toilet. Setelah Xiaoting pergi, tak lama Yurina pun berdiri seperti mau menyusul Xiaoting. Beberapa menit sudah berlalu namun Xiaoting dan Yurina tak kunjung kembali. ‘Mungkin mereka sedang membahas kejadian kemarin’ batin Yujin. ‘Apa yang akan dilakukan Xiaoting?’ Yujin penasaran dengan semua itu, tapi dia tahu itu bukan tempatnya, itu urusan mereka berdua, dan hanya mereka berdua yang bisa menyelesaikan.

***

Setelah selesai dengan urusannya di toilet, Xiaoting keluar dari bilik toilet untuk mencuci tangan. Xiaoting begitu fokus mencuci tangannya sampai ia tak sadar Yurina sudah berdiri di belakangnya.

“Astagaaa, kamu mengagetkanku..” Jerit Xiaotiing karena kehadiran tiba-tiba Yurina.

“Kamu sepertinya menghindariku ya?” Tanya Yurina, “sejak tadi kamu seperti tidak mau melihat mataku, sengaja duduk jauh dariku, apa salahku, Ting?”

“Tidak ada yang salah Yurina, mungkin itu hanya perasaan kamu saja,, ayo keluar, yang lain sudah menunggu kita” Xiaoting berusaha menghindar namun Yurina mencegah Xiaoting, dia menarik tangan Xiaoting. Xiaoting terjebak di antara pintu bilik toilet dan tubuh Yurina. Jantungnya pun berdetak kencang karena jarak mereka berdua yang begitu dekat. Waktu seakan berhenti bagi Xiaoting, dan seolah-olah badannya terlumpuhkan karena wajah Yurina semakin mendekat. Akhirnya bibir mereka pun saling bersentuhan. Setelah 2 tahun, Xiaoting akhirnya bisa merasakan bibir Yurina, Yurina lalu menggerakan bibirnya memaksa Xiaoting untuk mengikutinya. Akhirnya keduanya pun saling balas membalas ciuman, suasana pun semakin panas saat Yurina mengarahkan bibirnya ke leher Xiaoting, namun Xiaoting langsung tersentak, ia teringat kejadian kemarin saat ia melihat Yurina mencium wanita lain. Spontan dia menjauhkan badannya dari Yurina.

“Kenapa kamu menjauh?” Tanya Yurina dengan wajah terluka.

“Apa yang kamu lakukan, Rin? Kenapa kamu menciumku padahal kemarin aku melihatmu mencium perempuan lain di taman?” Tanya Xiaoting penuh emosi, air mata sudah jatuh dari matanya.

Mendengar hal itu Yurina pun kaget, “Kamu melihatnya?” Xiaoting hanya bisa mengangguk lemas. Yurina berjalan ke arah wastafel menundukan kepalanya sambil menahan tubuhnya ia pun ikut menangis.

“Aku bingung, Ting, aku sangat bingung. Kamu tahu selama 2 tahun ini kita selalu bersama, susah senang kita hadapi bersama di sini, kita sama-sama jauh dari keluarga. Aku selalu berpikir, You are the One, Ting. Aku selalu berpikir aku tidak akan bisa hidup tanpa kamu, aku selalu berpikir hanya masalah waktu saja hingga akhirnya kita akan bersama..” Xiaoting kaget mendengar pengakuan Yurina, apakah Yurina merasakan hal yang sama dengannya?

“Aku berpikir aku sudah siap, aku tahu perasaanmu padaku, Ting, demi Tuhan, meskipun kamu tidak bilang padaku aku tahu bagaimana perasaanmu. Namun, saat aku berencana untuk membuat perubahan atas hubungan kita…” Yurina diam sejenak, air matanya jatuh semakin deras. “ Aku tak mengerti apa yang direncanakan oleh Tuhan, namun saat aku yakin tak lama lagi kita akan bersama, Viviane muncul…” Viviane? Apakah itu nama perempuan yang kemarin bersama Yurina, batin Xiaoting bertanya-tanya.

“Kami kenal di kelas lukis, Viviane orang Jepang juga sepertiku, hanya saja dia sudah dari kecil tinggal di Korea. Kami semakin dekat semenjak kami sering bekerja satu tim. Aku tak menyadari aku semakin nyaman bersamanya dan ingin selalu menghabiskan waktu dengannya, namun begitu aku selalu merasa bersalah jika sedang bersamanya karena aku selalu teringat padamu.”

“Mulai saat itu aku bingung, aku ingin terus bersama Viviane tapi aku tidak ingin menyakitimu, tapi akupun tak ingin kehilangan kamu, Ting. Aku bingung dengan perasaanku ini.”

Xiaoting berpikir bahwa hatinya tak akan pernah sesakit ini setelah kejadian orang tuanya mengasingkannya. Tapi ini jauh lebih sakit, apa yang dikatakan Yurina ini seperti belati yang terus-terusan ditusukan ke hatinya. Jadi Yurina punya perasaan padanya namun dia juga punya perasaan dengan wanita lain? Atau memang dari awal Yurina tidak pernah punya perasaan padanya? Apakah perasaan Yurina hanya ilusi saja karena mereka yang selalu bersama? Jika saja Xiaoting lebih cepat mengungkapkan perasannya ke Yurina mungkin Yurina tak akan membuka hatinya kepada yang lain? Yah ini pasti salahnya, semuanya selalu salahnya.

“Tingg,, tolong berbicaralah,, jangan diam saja…” Yurina panik dengan diamnya sahabatnya itu.

“Apakah kamu pernah cinta aku?” Tanya Xiaoting pelan

“Aku cinta kamu, Ting” Jawab Yurina yakin, “Tapi kamu mencintai gadis bernama Viviane itu juga” Tanya Xiaoting lagi. “Maafkan aku Ting” Jawab Yurina, satu belati lagi menusuk hati Xiaoting.

Xiaotingpun tersenyum sinis. “kalau begitu kamu sudah menemukan jawabannya, pergilah ke Viviane, karena kalau kamu benar-benar mencintai aku, kamu tak akan memberi kesempatan kepada orang lain untuk membuatmu jatuh cinta lagi..” setelah itu Xiaoting pun meninggalkan toilet, meninggalkan Yurina yang menangis sejadi-jadinya.

***

Xiaoting kembali ke meja tempat teman-temannya berkumpul, ia tak sanggup menutupi mata dan wajahnya yang merah bekas tangisannya. Tak lama yurina pun datang dengan kondisi yang tak jauh berbeda dengan Xiaoting.  Walaupun kaget dengan kondisi kedua teman mereka, tak ada satupun yang bertanya, mengerti bahwa  mungkin kedua temannya itu butuh ruang.

Melihat kondisi seperti itu, Cai Bing yang paling tua diantara semua gadis di sana berinisiatif untuk menyudahi pertemuan mereka.

“Baiklah sepertinya hari ini cukup yah, kita akan ketemu lagi saat latihan pertama nanti lusa, terima kasih semuanya”

Mereka semuapun beranjak pergi. Yurina pulang bersama dengan May, kebetulan mereka tinggal di apartemen yang sama.

Xiaoting berusaha menahan air matanya untuk tidak jatuh lagi ketika melihat Yurina pergi. Apakah ini saatnya dia harus melepaskan orang yang dia cintai selama 2 tahun ini. Xiaoting hendak berjalan pergi  ketika ada tangan yang menariknya.

“Aku antar yaa..” Ucap Yujin tanpa bertanya ,langsung menarik Xiaoting ke mobilnya. Xiaoting hanya pasrah mengikuti Yujin, rasanya ia sendiripun sudah tak kuat berjalan.

Selama perjalanan mereka berdua tidak mengeluarkan sepatah katapun. Yujin lagi-lagi memberikan ruang kepada Xiaoting untuk menenangkan dirinya. Apapun yang terjadi di toilet tadi pasti sangat menyakitinya.

Sesampainya di depan apartemen, mereka berdua pun masih tidak mengeluarkan suara. Sudah 10 menit, Xiaoting masih berdiam diri seakan belum niat untuk keluar dari mobil Yujin. Yujin yang berpikir bahwa Xiaoting butuh segera istirahat akhirnya memecah keheningan, “Xiaoting..” ucapnya pelan. “kita sudah sampai, sepertinya kamu butuh istirahat.” Xiaoting hanya mengangguk, kemudian dia bersiap untuk membuka pintu mobil, namun tiba-tiba dia berhenti.

“Eonnie…” Xiaoting memanggil Yujin dengan suara yang sangat pelan “iya xiaoting..” jawab Yujin.

“Bisakah eonnie temani aku malam ini? Yaning sedang pergi ke Busan, aku tak percaya pada diriku sendiri, aku takut apa yang akan aku lakukan malam ini jika aku sendiri….” Ucap Xiaoting dengan nada seperti robot. Hal itu jelas membuat Yujin kaget, ia langsung menyetujui permintaan Xiaoting, padahal Appanya sedang di rumah dan Appanya sangat tidak suka jika Yujin menginap di tempat lain. Yujin akan pikirkan itu nanti, yang penting sekarang adalah Xiaoting. Yujin harus pastikan Xiaoting baik-baik saja.

***

Yujin baru saja keluar dari kamar mandi , ia sudah memakai pajama yang ia pinjam dari Xiaoting. Saat memasuki kamar Xiaoting, ia melihat Xiaoting yang sedang mengeringkan rambutnya, sadar ada yang masuk ke kamarnya, Xiaoting langsung menoleh ke arah Yujin. Xiaoting langsung tersenyum melihat penampilan Yujin yang memakai pajama miliknya, pajama yang tampak kebesaran ketika dipakai Yujin. Yujin yang melihat Xiaoting tersenyum, sedikit lega, setidaknya dia bisa membuat gadis itu sedikit tersenyum.

“Eonnie cute sekali memakai pajama itu” ucap Xiaoting

“Aku tidak menyangka semua pajama mu itu bermotif kartun, ckckck” protes Yujin sambil cemberut.

“tapi itu cocok sekali denganmu eonnie…” Jawab Xiaoting masih tersenyum.

“Yah sukurlah mukaku ini juga imut, jadi tidak terlalu kelihatan aneh dengan pajama-pajama ini” Jawab Yujin. “Oke,, oke,,, Eonnie, ayo kita tidur, aku sangat lelah dan aku yakin eonnie juga sangat lelah.” Saran Xiaoting.

“Betul juga, aku lelah sekaliii,,,,” yujin pun langsung berbaring di sebelah Xiaoting. Xiaoting pun lalu ikut  berbaring.

“Yujin sudah hampir menutup matanya ketika dia merasa ada mata yang mengamatinya.” Yujin kembali membuka matanya. Rupanya Xiaoting masih memandanginya. “Kenapa melihatku seperti itu?  aku tahu aku cantik.” Ucap yujin, Xiaoting hanya tersenyum mendengar ucapan narsis Yujin itu. “Terima Kasih eonnie..” Tiba-tiba Xiaoting kembali menangis, Yujin yang melihat reflex mendekatkan tubuhnya ke arah Xioating dan memeluknya, Xiaoting menaruh kepalanya di bawah leher Yujin, masih sambil menangis. “jika ingin menangis, menangislah, Ting, sampai rasa sakitmu habis bersama air matamu.” Mendengar itu Xiaoting terus menangis di dekapan Yujin, hingga akhirnya ia pun lelah dan tertidur. Yujin terus mendekap Xiaoting sampai ia pun ikut tertidur.

 

***

Keesokan harinya, Yujin terbangun sendiri di tempat tidur Xiaoting. Ia menoleh ke kanan dan kiri namun tak melihat keberadaan temannya itu. Setelah mengumpulkan nyawanya, Yujin pun bangun dari tempat tidur dan keluar dari kamar tidur. Ketika membuka pintu ia mendengar suara dari dapur, ia pun berjalan ke arah dapur.

“waah rajin sekali temanku ini.. ” Sapa Yujin

“Good Morning eonnie,, Tentu aku tak akan mebiarkan temanku kelaparan, bukan” Jawab Xiaoting sambil menoleh ke arah Yujin

“ ahh aku tak sabar mau mecoba masakanmu, kalau dari harumnya sih sepertinya enak.” Jawab Yujin.

“Pastinya Eonnie, oh yah Eonnie jika ingin mandi, aku sudah menyiapkan pakaian untukmu, kamu pasti ingin berganti pakaian”

“ Ahh terima kasih, Ting, kalau begitu aku mandi dulu yah.”

Selesai mandi, yujin menghampiri Xiaoting yang sudah menunggunya di meja makan.

“Wah apa kamu yakin ini menu sarapan? Lengkap sekali..” Tanya Yujin.

“Karena ada tamu agung, aku jadi semangat untuk masak dan menyediakan masakan andalanku.” Ucap Xiaoting berbangga.

“waah aku cukup tersanjung,, hmm mari kita coba..” Yujin langsung melebarkan matanya ketika mencoba masakan Xiaoting. “Wow, kamu memang tidak bercanda, ini enak sekali Xiaoting!” Yujin memuji masakan Xiaoting. Xiaoting yang mendengar ini langsung tersenyum lebar.

“ kalau begitu habiskan semuanya yah eonnie..”

“Pastinya..” Yujin pun meneruskan makannya dengan lahap.

Selesai makan, mereka pun bersantai di sofa sambil menonton variety show di TV. Sebenarnya tak satupun dari mereka fokus dengan acara di TV, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Eonnie,,,” Xiaoting memanggil Yujin.

“Hmm..” Jawab Yujin masih sambil menatap TV.

“Waktu itu di mobil eonnie bertanya apa yang akan aku lakukan pada Yurina… “ Saat itu fokus Yujin langsung sepenuhnya berpindah ke Xiaoting.

“Aku memutuskan untuk melepaskannya, eonnie…..” Xiaoting kemudian menceritakan semua yang terjadi di toilet kafe tadi malam. Yujin mendengarkan tanpa memotong sedikit pun.

“… Semua itu membuatku sadar, bahwa mungkin Yurina memang tidak pernah mencintaiku, karena dia tak akan melakukan itu jika dia mencintaiku. Jadi melepaskan adalah opsi yang paling baik untuk kami berdua. Dia bisa bersatu dengan Viviane nya dan aku… aku akan belajar melupakannya…” Perasaan campur aduk dirasakan oleh Yujin mendengar cerita Xiaoting. Yujin pikir, kejadian 2 malam sebelumnya sudah sangat menyakitkan untuk Xiaoting, tapi ternyata itu belum berakhir. Yujin kemudian memeluk Xiaoting dengan erat.

“You are so strong, Ting… eonnie akan mendukung apapun keputusan kamu, Mungkin waktu yang akan menjawab kedepannya akan seperti apa, Jika Yurina adalah takdir kamu, dia pasti akan kembali sama kamu entah bagaimana caranya, tapi jika bukan Yurina takdir kamu, eonnie berdoa agar kamu segera bertemu dengan orang tersebut, orang yang benar-benar mencintai kamu dan tahu betapa berharganya kamu..” Yujin mencoba menguatkan Xiaoting. Xiaoting berkaca-kaca mendengar semua ucapan Yujin. “Terima Kasih Eonnie,  entahlah bagaimana jadinya jika tidak ada eonnie…” mendengar itu Yujin langsung mengeratkan pelukannya.

 

******

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Elsha95 #1
Chapter 2: Ijin baca ya, suka bgt sama plotnya
Ani_Ang #2
Chapter 19: Ya ampunn.. cerita Ini sangat luar biasa 😍😍.. Akhir yang sangat indah 😍😍.. Terimakasih banyak author-nim 🤗🤗🤗
Iamreader #3
Thank You author!!
PLAPLE #4
Chapter 19: The epilogue was so beautiful!!!
I'm crying at the scene of their wedding and child
Lynn must be so beautiful since she has two visual moms
I loved the story and will be waiting for more XiaoJin stories!
Thank you so much
That was really amazing and beautiful
sclocksmith #5
Chapter 19: Aaaa... Epilognya manis banget. Xiaojin-ku. Diri ini jadi sedikit iri 😭

Anak xiaojin pasti cantik banget deh. Ortunya visual semua 😁

Au xiaojin masih jarang. Ditunggu buat karya selanjutnya. Semangat 💪
rahamn023 #6
Chapter 19: Oh my good epilognya 😭😭😭
Demi ini cerita dari awal udah bagus banget
Alurnya, tulisannya dan feelnya juga dapet banget 😭😭😭😭😭
Gak tau mau berkata apa lagi. Wajib kudu mesti debut di base sih ini soalnya ketikannya bagus 😭😭.
Terima kasih atas ceritanya ya ka 🙏🏻
Ditunggu karyanya yang lain 😄
PLAPLE #7
Chapter 18: I'M SO HAPPY!
THIS STORY WAS SUCH A GOOD ONE!
The way that you portraited the characters and their relationships was amazingggg
loved to read it and longed every week for a new chapter!
thank you so much for this, authornim and I'd love an epilogue and more XiaoJin stories from you ♥️♥️♥️
iniindomiesoto #8
Chapter 18: Aaak happy ending 🥳 terima kasih author sudah menulis cerita sebagus ini ❤❤❤ jujur suka banget sama ceritanya, alur yang singkat namun jelas bikin aku makin tertarik buat ngikutin cerita ini.. sangking bagusnya dari awal sampai akhir emosiku ikut main 🥺 pokoknya semua temen2 ku harus tau cerita ini! Aku bakal rekomendasiin! 😅 sekali lagi terima kasih.. sukses terus menulisnya ❤❤❤
sclocksmith #9
Chapter 18: Pas baca berasa naik roller coaster, tapi aku sangat menikmati perjalanannya. Untung mereka mendapatkan kebahagiaan yang pantas mereka dapetin. You're amazing, author!
P.s Ditunggu epilognya. Fighting!