Be Friend (END)

Stand By You
Please Subscribe to read the full chapter

Seorang pria yang sedang duduk di meja kerjanya itu tak henti-hentinya menampakkan wajah sangarnya kepada seorang anak lelaki berusia delapan tahun yang berdiri di depannya. Pria itu kesal karena anak pertamanya itu terus saja membuat ulah yang selalu berhasil menaikkan tekanan darahnya.

"Taeyong tidak salah ayah."

"Mengalah bukan berarti salah bahkan kalah. Sudah berapa kali ayah mengatakannya padamu."

"Tapi dia yang mulai."

"Adikmu masih belum faham, kau sebagai kakak seharusnya bersabar dan mengalah."

Taeyong menunduk, dia tak berani membalas tatapan Amber yang sangat tajam itu. Sebenarnya dia sangat kesal, karena setiap kali bertengkar dengan sang adik maka dialah yang akan kena marah. Namun apa daya, menurutnya itulah resiko sebagai seorang kakak, apalagi anak pertama, yaitu sebagai sasaran kesalahan bagi orang tua.

Lagi dan lagi, setiap kali Taeyong keluar dari ruang kerja Amber maka dia akan menampakkan wajah kecewanya. Taeyong sangat menyukai ayahnya, tapi disaat seperti ini dia akan merasa jika ayahnya itu adalah orang paling pilih kasih dan jahat di dunia ini.

Krystal turun dari tempat tidur anak keduanya dengan hati-hati agar ia tak bangun dari tidurnya. Sesaat setelah menutup pintu Krystal lantas langsung berjalan menuju kamar Taeyong yang berada di sebelah. Mungkin anak pertamanya itu sedang meringkuk, menyembunyikan wajah kusut dan kesalnya dibalik selimut karena sikap tegas ayahnya.

Krystal menghela nafas melihat gundukan selimut yang menyerupai gunung di atas kasur. Tepat seperti dugaannya, Taeyong sedang mencoba menahan semuanya seorang diri.

"Dasar, anak dan ayah sama saja." gumam Krystal melihat kelakuan dua pria di rumahnya itu.

Tak mendapat respon setelah memanggil beberapa kali akhirnya Krystal pun menyibak selimut bewarna biru itu. Dia menghela nafas melihat Taeyong meringkuk, memeluk robotnya yang rusak karena ulah sang adik.

"Taeyong belum tidur?" panggil Krystal halus sambil mengusap rambut Taeyong.

"Lengannya putus, Taeyong tidak bisa memasangnya lagi." jelas Taeyong membuat Krystal tak tega karena suaranya yang lesu tak berdaya.

"Besok kita beli lagi, jangan sedih ya."

Taeyong menggeleng, dia sebenarnya tak terlalu paham dengan kelakuan adiknya yang pasti akan merusak semua barangnya setiap kali berada di genggaman tangan mungil bocah berusia lima tahun itu. Entah disengaja atau tidak, yang pasti adiknya itu adalah musuh yang selalu siap menyerang kesenangannya.

"Taeyong ingin tidur dengan ayah dan ibu?"

Taeyong kembali menggeleng, bukannya tidak mau. Hanya saja ia segan harus tidur bersebelahan dengan ayah yang baru saja memarahinya.

"Ibu saja yang tidur disini."

Krystal mengangguk, kemudian merebahkan dirinya untuk tidur menemani sang anak yang sedang bersedih itu.

"Ibu," panggil Taeyong setelah diam beberapa saat.

"Iya?"

"Ayah tidak sayang Taeyong ya?"

Krystal mengernyit, dia sedang mencoba mencari berbagai kalimat yang bisa dengan mudah dicerna oleh Taeyong mengenai sikap keras dan tegas Amber.

"Ayah bukannya tidak sayang, dia malah sangat menyayangi Taeyong. Seandainya ayah tidak sayang padamu maka dia akan membiarkanmu berbuat semaumu. Ayah membuat aturan dan memarahi Taeyong itu karena sayang, karena ayah ingin anaknya jadi anak yang baik dan menyayangi saudaranya."

"Tapi selama ini yang kena marah selalu aku, kenapa adik tidak. Semua mainan dan barang Taeyong rusak gara-gara adik."

"Siapa yang bilang? Sama halnya ayah yang tidak memarahi Taeyong didepan semua orang, ayah juga memarahi Sohyun saat mereka hanya berdua saja. Ayah tidak pilih kasih atau jahat, hanya caranya saja yang sedikit berbeda. Karena itu jangan membenci ayah."

Taeyong mengangguk lesu, ingin rasanya dia menolak semua petuah ibunya tadi. Namun, dia tak bisa melakukannya karena paham, lebih tepatnya mencoba paham dengan maksud ibunya saat menjelaskan sosok sang ayah.

~

Meja makan di rumah itu terlihat sedikit senyap. Tak seperti biasanya Taeyong hanya berdiam diri, menyantap sarapannya tanpa beradu mulut dengan sang adik yang juga memilih diam. Bukan karena marah, tapi karena rasa takut dan tak enaknya pada sang kakak.

Jenuh dengan suasana tegang itu Krystal pun akhirnya mulai bersuara. Dia mencoba membuat lelucon yang bisa dibilang sangat garing dan tak layak untuk ditertawakan.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan?"

"Minggu depan Taeyong ada ujian." sahut Taeyong datar.

"Ah, bagaimana kalau setelah ujian."

"Jadwalku padat, banyak rapat pen, " Amber urung menyelesaikan kalimatnya saat kakinya merasakan sakit karena diinjak Krystal.

"Minggu depan, setelah Taeyong ujian kita jalan-jalan. Iya kan, ayah??" tanya Krystal dengan aegyo yang menurut Amber sangat mengerikan.

Amber tak mempunyai pilihan lain selain mengangguk, menyetujui ucapan istrinya jika tak ingin menanggung rasa sakit disekujur tubuhnya karena mendapat tinju.

Selesai mengurus Amber kini Krystal ganti mengurus Sohyun, anak bunsunya yang sedari tadi berdiam diri karena merasa bersalah sudah merusak robot kesayangan kakaknya itu.

"Sohyun senang kan?" tanya Krystal sangat halus.

"Ne," jawab bocah itu lemas.

"Apa Sohyun sudah melakukan hal yang ayah suruh tadi?"

Sohyun menggeleng pada ucapan Amber. Dia menghela nafas, kemudian menoleh ke kiri tempat dimana kakanya sedang duduk untuk melakukan perintah sang ayah.

"Oppa, Sohyun minta maaf. Sohyun tidak sengaja, lain kali Sohyun tidak akan masuk kamar dan bermain dengan mainan Oppa tanpa ijin."

"Hem~"

Mendengar jawaban singkat tak bersahabat Taeyong yang sepertinya masih kesal itu membuat Amber berdeham. Paham dengan maksud ayahnya Taeyong pun kembali menjawab, menerima permintaan maaf adiknya itu dengan lebih baik.

"Jangan bertengkar terus, kalian itu bersaudara."

"Iya ayah." sahut kedua bocah itu dengan lemas secara bersama-sama.

~

Krystal yang sedang sibuk dengan komputernya itu tak bisa sepenuhnya berkonsentrasi dengan hal yang sedang ia kerjakan. Tak ingin rencana liburan keluarganya gagal ia pun memutuskan untuk menghubungi Suzy, sekretaris Amber yang selama ini dia jadikan sebagai musuh tanpa alasan yang jelas.

Seorang wanita dengan setelan rapi khas pegawai kantoran nampak sibuk mengedarkan pandangannya mencari sosok yang menghubunginya siang tadi. Setelah mengetahui meja sang pengundang, Suzy pun berjalan dan menyapa istri bosnya itu dwngan sangat sopan.

Tak ingin basa-basi lebih lama Krystal pun mulai menjelaskan semua maksud dan tujuannya kepada Suzy.

Suzy sempat bingung harus memberikan jawaban apa pada Krystal. Namun, ia juga tak memiliki hak untuk melarang orang lain liburan dan bersenang-senang saat dia berpikir masih bisa menangani urusan sang boss selama ditinggal beberapa hari.

Begitu mendengar kata sepakat Krystal pun berniat beranjak dari tempatnya untuk segera pulang. Namun ia urung berdiri saat Suzy mulai mengajaknya bicara.

Krystal sempat terkejut mendengar cerita yang baru saja Suzy paparkan. Selama ini dia baru tahu kalau sekretaris suaminya itu adalah keponakan dari teman dan saingan lamanya sebelum menikh dengan Amber.

"Benarkah??!"

"Aku juga terkejut saat Eonni bilang jika dia kenal kalian."

"Bagaimana kabarnya? Aku kehilangan semua kontak teman-temanku dan tak bisa menghubungi mereka."

"Eonni baik-baik saja."

"Apa dia masih di Busan?"

"Iya, kalian berdua disuruh main jika ada waktu. Eonni bilang ingin marah pada kalian karena sudah berani berbohong padanya."

Rasa tak bersahabat Krystal yang sebelumnya tinggi terhadap Suzy entah mengapa seketika itu juga menghilang. Mereka melanjutkan percakapan mereka hingga Krystal lupa jika sudah saatnya dia pergi untuk menjemput Taeyong dan Sohyun.

~

Krystal nampak bersemangat mengemasi berbagai barangnya ke dalam koper. Melihat sang istri penuh semangat seperti itu membuat Amber tersenyum tipis, seingin itukah Krystal liburan hingga senyum itu tak pernah hilang dari wajahnya. Jika demikian, kenapa dia harus memilih Busan saat ada tempat yang lebih bagus seperti Jeju atau mungkin mereka bisa liburan keluar negeri.

"Jangan hanya berdiri disana. Periksa kedua anakmu, siapa tahu mereka sedang perang di dalam kamar."

"Perasaan bulan kemarin kau baru saja liburan dengan Sica Noona, kenapa kali ini kau terlihat sangat bersemangat?"

"Ini liburan keluarga, tentu saja semangat. Sudah sana pergi ke kamar sebelah."

Amber segera pergi meninggalkan Krystal yang masih sibuk dengan kopernya untuk memeriksa keadaan kedua anaknya.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
izzy_themythkingdom #1
Chapter 23: cool..nice story..kereeenn...
munyil_cutez #2
Chapter 23: ending bgus authornim, good job
CT4EVA
#3
Chapter 22: Yeayyyyy, good job
munyil_cutez #4
Chapter 19: bntr lagi anak2 krystal dan amber lahir neh mga2 semuanya baik2 j deh
munyil_cutez #5
Chapter 17: seneng bercampur sedih bacanya, moga2 ibu dan babys nya baik2 ja deh
Sy_penia #6
Chapter 17: Ceritanya keren thor cuma per part nya terlalu pendek
adekilysm
#7
Chapter 14: ceritanya biar panjang lagi, lagi asyik bacanya sudah habis.. huhu :)
munyil_cutez #8
Chapter 14: semoga mereka cepet dpt anak deh, kasihan si krys uring2an terus
munyil_cutez #9
Chapter 14: semoga mereka cepet dpt anak deh, kasihan si krys uring2an terus