What If

Stand By You
Please Subscribe to read the full chapter

Jarum jam di dinding tak bosan berputar mengitari porosnya. Sementara Amber tak bosan melirik jam tersebut karena tak sabar menunggu waktu pulangnya.

Banyak orang yang mengatakan jika itu adalah bulan yang rawan untuk Amber. Mau tidak mau dia harus siap menjadi suami siaga yang dapat diandalkan sewaktu-waktu. Namun pekerjaannya yang menumpuk membuatnya sering lembur kerja dan tidak bisa dikategorikan dalam sebutan suami siaga.

Sebelum pulang ke rumah Amber mampir ke sebuah toko roti langganan Krystal. Istrinya yang sedang hamil besar itu siang tadi merengek meminta roti salju isi blueberry, tapi dia tak bisa pulang karena sebuah rapat penting.

Amber membuka pintu rumahnya dengan was-was. Krystal memang sering marah kepadanya. Namun selama sebulan terakhir intensitas amarah Krystal meningkat drastis meskipun itu hanya karena sebuah masalah kecil seperti Amber yang tak bisa menemukan makanan atau hal lain yang ia minta.

"Soojunga?? Jung Soojung~ Aku pulang." panggil Amber berkali-kali dari ruang tengah, berharap Krystal segera keluar dan menemuinya.

Kesunyian. Itulah yang Amber dapati. Tak ada jawaban sedikitpun dari orang yang ia harapkan. Merasa khawatir Amber pun meletakkan sembarangan kantung berisi roti itu, dan mulai berlari mencari Krystal menyusuri seluruh sisi rumah. Namun semuanya nihil, Krystal tak ada disana. Amber segera berlari ke rumah depan, mungkin saja Krystal ada di rumah Ayahnya.

Langkah kaki Amber terhenti saat melihat Jeno turun dari mobilnya. Jeno menghampiri Amber yang sedang risau itu dan menyapanya. Amber bertanya alasan kedatangan Jeno malam itu. Kakinya seketika lemas setelah Jeno menyelesaikan ceritanya.

"Pakai mobilku saja Hyung. Aku saja yang menyetir."

Amber mengikuti permintaan Jeno. Masuk dan duduk di kursi penumpang dengan rasa bersalah yang kembali datang. Dulu Dani yang menemukan Krystal pingsan, kini ganti Jeno yang bersama dengan Krystal saat tiba-tiba mengalami hal yang sama.

Amber menggenggam erat tangan Krystal yang tengah tertidur itu. Dia duduk, seakan tak ingin pernah berdiri dari kursinya ketika memandang wajah tidur sang istri.

"Ayah dan Ibu pulang dulu. Besok pagi kami akan kembali." ucap Yunho menepuk pundak Amber.

"Jangan khawatir, dia tidak apa-apa. Hanya kelelahan saja." sahut Jaejoong mencoba menenangkan Amber dan mengikuti suaminya.

Tak berselang lama ganti Jessica yang pamit pulang sambil menggendong Eunbi yang tengah tertidur di pelukannya.

Ingin rasanya Amber membangunkan Krystal. Dia ingin bicara, terlebih bertanya tentang keadaannya meskipun dokter sudah menjelaskan tentang kondisi terkini Krystal sepuluh menit yang lalu.

"Hyung, temani aku minum kopi."

Jeno menyodorkan segelas kopi hangat yang baru saja ia beli di kafetaria rumah sakit pada Amber.

Kedua pria itu duduk disebuah kursi panjang yang ada di ruang tunggu. Setelah mendengar penjelasan Jeno jika Krystal kemungkinan baru akan bangun besok karena pengaruh obat tidur itu Amber pun memutuskan untuk keluar.

"Bagaimana kuliahmu?"

"Baik. Bagaimana dengan Hyung?"

"Apanya?"

"Jangan khawatir. Noona akan baik-baik saja."

Amber tersenyum tipis mendengat kalimat penyemangat adiknya itu. Bocah SMA yang masih ingusan dulu ternyata sudah berubah menjadi dewasa seperti itu.

"Bagaimana kau bisa bersamanya? Kenapa dia bisa mengeluarkan flek dan pingsan seperti itu?"

"Aku juga tidak tahu. Siang itu aku menelfon Noona, bertanya tentang kabarnya. Setelah itu Noona memintaku untuk membelikannya beberapa roti karena dia tak bisa keluar rumah. Wajah Noona terlihat sedikit pucat saat membukakan pintu untukku. Aku pikir itu karena dia lapar jadi aku santai saja. Tapi saat kami berjalan dan sampai di ruang tengah Noona tiba-tiba saja aku melihat kaki Noona berdarah dan aku tak paham itu karena apa. Baru saja Noona memintaku mengantarnya ke rumah sakit, tapi Noona malah langsung pingsan."

Rasa bersalah Amber kini menjadi berlipat-lipat karena cerita Jeno tentang kejadian siang tadi. Seandainya dia pulang dan membelikan apa yang diminta Krystal maka istrinya tak akan jadi seperti itu. Banyak pengandaian yang Amber buat sambil sesekali menyalahkan dirinya sendiri. Seandainya dia bisa ada dengan Krystal setiap saat, itu pasti akan baik untuknya.

~

Amber membasahi sebuah handuk kecil dengan air hangat. Dia juga berkali-kali memeras kain itu setelah mengelap tubuh Krystal agar bersih karena ia belum diijinkan mandi oleh dokter.

Krystal paham dengan diamnya Amber dan ekspresi datar yang suaminya pasang sedari tadi. Tak tega Amber menanggung rasa bersalah Krystal pun memutuskan untuk bersuara.

"Ini sudah jam sepuluh. Kamu tidak berangkat kerja?" tanya Krystal sehalus mungkin.

"Aku tidak akan pergi kemana-mana."

"Kalau tidak mau pergi kemana-mana lantas apa kau akan selamanya menempel padaku? Kau punya empat orang yang menjadi tanggung jawabmu. Kau harus kerja."

Amber menghentikan kegiatannya dan memandang lurus pada Krystal. Dia meletakkan handuk yang sedari tadi ia pegang ke dalam baskom berisi air hangat yang ada di atas meja kemudian duduk disamping Krystal.

"Marahlah padaku."

"Kenapa aku harus marah saat kau tidak salah?"

"Seandainya kemarin siang aku langsung pulang dan membawa roti yang kau minta. Mungkin kau tidak akan ada disini."

"Jangan terlalu banyak mengandai. Kau tidak salah, aku baik-baik saja. Selama aku periksa kau juga ikut kan? Apa kau pernah mendengar hal buruk? Jangan meminta hal buruk saat semuanya baik-baik saja. Tenanglah."

Krystal merentangkan tangannya. Memeluk Amber sembari sesekali menepuk pundak suaminya itu.

Selesai mengurus Krystal, Amber berjalan menuju ruangan Dokter Choi. Dia ingin bertanya, apakah Krystal sudah boleh pulang karena istrinya itu merengek minta pulang.

Choi Sooyoung diam setelah mendengar pertanyaan Amber. Sesaat kemudian dia memberikan jawaban yang Amber minta. Dia juga menyarankan agar Amber lebih memperhatikan Krystal karena minggu depan istrinya itu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
izzy_themythkingdom #1
Chapter 23: cool..nice story..kereeenn...
munyil_cutez #2
Chapter 23: ending bgus authornim, good job
CT4EVA
#3
Chapter 22: Yeayyyyy, good job
munyil_cutez #4
Chapter 19: bntr lagi anak2 krystal dan amber lahir neh mga2 semuanya baik2 j deh
munyil_cutez #5
Chapter 17: seneng bercampur sedih bacanya, moga2 ibu dan babys nya baik2 ja deh
Sy_penia #6
Chapter 17: Ceritanya keren thor cuma per part nya terlalu pendek
adekilysm
#7
Chapter 14: ceritanya biar panjang lagi, lagi asyik bacanya sudah habis.. huhu :)
munyil_cutez #8
Chapter 14: semoga mereka cepet dpt anak deh, kasihan si krys uring2an terus
munyil_cutez #9
Chapter 14: semoga mereka cepet dpt anak deh, kasihan si krys uring2an terus