No Name

Stand By You
Please Subscribe to read the full chapter

Malam itu Amber duduk bersebelahan dengan Krystal di sebuah restoran dengan seorang teman lama yang sudah lama tak mereka temui. Krystal merasa sedikit canggung saat menyadari suasana hati Amber yang ketika itu bisa dibilang buruk, terlihat dari ekspresi yang ia pasang.

"Woah~ kalian benar-benar menikah?" tanya seorang pria yang duduk didepan Amber dan Krystal untuk yang kesekian kalinya.

"Bbagaimana kabarmu?" tanya Krystal balik.

"Aku baik. tapi serius? Kalian ini pasangan suami istri?" tanya pria itu lagi membuat Amber semakin emosi karenanya.

"Terus apa yang kau inginkan? Kau ingin melihat dan membaca kartu keluargaku huh?!" ketus Amber.

"Eih, kenapa marah? Aku kan hanya bertanya."

"Normalnya orang itu bertanya sekali, tapi kau tidak.! Sudah dijawab masih saja tanya."

Pria itu tertawa keras melihat tempramen Amber yang tak pernah berubah sejak dulu jika sedang berhadapan dengannya. Sementara Krystal mencoba menyuruh Amber tenang dengan menyikut lengannya.

"Aku hanya tidak percaya saja. Kalian dulu tidak pernah akur, setiap hari selalu saja bertengkar tapi sekarang malah bisa menikah. Itu sungguh menakjubkan Amber. Haha."

"Jadi Minhyuk, apa yang kau lakukan disini? Kau datang sendirian?" potong Krystal mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku tinggal disini, dengan anakku."

"Oh, dimana dia? Kenapa tidak diajak keluar sekalian?"

"Anakku sedang di Denpasar dengan neneknya, aku kemari hanya untuk memantau restoranku."

"Ah, Istrimu juga di sana?"

"Tidak, kami sudah bercerai. Aku hanya hidup dengan ibu dan anakku." jelas Minhyuk singkat membuat Krystal merasa tak enak.

"Maaf. Berapa usianya?"

"Enam tahun. Kalau kalian?"

Krystal menggeleng lesu setiap kali mendapat pertanyaan seperti itu. Paham dengan tabiat istrinya Amber yang sedari tadi diam itupun mulai bersuara. Mencoba mengalihkan arah pembicaraan Minhyuk agar tak lagi menyinggung masalah anak.

Amber setia membalikkan punggungnya, mengacuhkan Krystal yang terus mencoba menenangkannya setelah sempat mengobrol sebentar dengan mantan Krystal di restoran miliknya.

"Sayang~ Amber~" panggil Krystal sangat halus sambil menggoyang tubuh Amber yang sama sekali tak memberikan respon.

"Jadi aku dinikahi untuk diacuhkan ya?"

"Tidur, sudah malam. Besok kita harus pulang." balas Amber dingin.

"Kenapa marah? Aku kan tidak melakukan kesalahan."

"Aku tidak marah padamu."

"Terus? Pada Minhyuk?"

Mendengar Krystal menyebut nama itu Amber pun langsung membuka kedua matanya dan berbalik ikut duduk dengan Krystal.

"Kenapa aku harus marah padanya?!"

"Lalu kau marah pada siapa? Rumput yang bergoyang?"

Belum sempat Amber menimpali Krystal segera memeluknya dan mengeluarkan sebuah kalimat yang mampu meluluhkan hati suaminya.

"Jangan cemburu. Dia hanya masa lalu, perasaanku padanya pun juga sudah hilang entah kemana. Untuk sekarang dan nanti hanya ada dirimu, semua perasaanku hanya milikmu seorang. Jadi berhenti marah. Hem~"

Amber tak mampu menjawab ucapan Krystal. Sikapnya memang berlebihan, tapi mau bagaimana lagi. Bagi kebanyakan orang cinta pertama tak akan pernah dilupakan meskipun mereka sudah memiliki yang baru. Hal itu jugalah yang Amber pikirkan tentang Krystal saat tiba-tiba wanitanya itu bertemu dengan cinta pertamanya lagi.

"Amber,~"

"Apa?"

"Siapa cinta pertamamu?"

Amber melepaskan pelukan Krystal dan hanya diam sampai membuat istrinya itu mengernyit penasaran.

"Siapa??" tanya Krystal lagi.

"Kau tidak tahu?"

"Hem, tidak tahu. Siapa dia? Supaya kita adil. Kau tahu, akupun juga harus tahu."

Amber menghela nafas panjang melihat keluguan Krystal yang masih saja bertanya tentang siapa cinta pertamanya.

"Aigoo~ Sudahlah, tidur saja sana."

Krystal sempat kesal saat Amber berbalik, kembali tidur tanpa memberikan jawaban yang ia inginkan. Sesaat kemudian ia tersenyum seorang diri karena tebakannya tentang cinta pertama Amber. Krystal membalik paksa tubuh Amber dan mengungkapkan apa yang ia pikirkan.

"Tunggu. Mungkinkah itu aku?! Cinta pertamamu?"

"Tidur! Sudah malam."

Krystal tersenyum senang melihat respon Amber yang sepertinya memang benar jika dialah cinta pertama sang suami. Krystal terus menggoda Amber dengan kalimatnya tentang sebesar apa penderitaan Amber dulu karena menyukai seorang wanita yang populer dan diinginkan banyak pria semacam dia.

"Maaf ya, sudah membuatmu sakit hati selama tahunan." goda Krystal.

"Masa bodoh. Tidur sana." acuh Amber mencoba melepaskan tangan Krystal yang mencoba memelukannya.

~

Sekembalinya mereka berdua ke Korea semua kembali seperti sedia kala. Pergi pagi, pulang malam itulah yang Amber lakukan, sementara Krystal menyibukkan diri dengan produk yang sedang digarap perusahaan fashion yang dipimpin Jessica.

Krystal tersenyum selama menghabiskan waktu berdua dengan Sulli. Keduanya saling bertukar cerita mengenai hari mereka masing-masing. Namun kesenangan mereka tak berlangsung lama saat ada seorang pria brengsek yang ikut bergabung di meja mereka.

"Dimana kacungmu?" tanya pria itu pada Krystal yang mengacuhkannya.

Krystal dan Sulli yang hendak pergi seketika mengurungkan niat mereka saat pria itu mengucapkan sebuah kalimat yang menurutnya sangat kotor. Sulli bahkan sampai ingin melempar kursinya ke wajah orang itu.

"Kacung tak becus seperti itu masih saja dipelihara."

"Kau butuh kaca? Kau ada jauh dibawahnya, jadi jangan berlaga!"

"Sudahlah, tinggalkan saja dia. Kau juga ingin punya anak kan? Datanglah padaku dan aku akan membantumu."

Krystal yang kepalang emosi segera mengguyur wajah pria itu dengan air minumnya hingga ia basah dan kotor.

"Daripada datang kepadamu aku lebih memilih tidak punya anak seumur hidupku.!"

Pria itu menyeringai sambil membersihkan bajunya yang kotor.

"Kau yakin dia setia padamu? Ada banyak wanita muda dan cantik disekitarnya. Kau pikir kami para pria akan tetap melihat pada satu wanita yang tidak bisa memberi kami keturunan?!"

"Apa katamu?!"

Krystal semakin terprovokasi mendengar ucapan kasar pria itu. Ia bahkan tak bisa mengucap lagi karena amarahnya yang sudah diubun-ubun.

"Aku sarankan padamu, lebih baik tata hatimu mulai sekarang. Karena suatu hari pasti akan ada seorang wanita asing yang mengetuk pintu rumah kalian sambil menggendong anak suamimu. Ah, aku dengar Ayah kandungnya juga hobi main wanita. Darah tidak bisa bohong Krystal."

Pria itu segera pergi setelah menancapkan bisa beracunnya pada Krystal dengan senyum bengisnya. Sulli sibuk menahan, menenangkan Krystal agar tak meladeni bedebah semacam Jongin karena orang seperti itu tak pantas untuk direspon.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
izzy_themythkingdom #1
Chapter 23: cool..nice story..kereeenn...
munyil_cutez #2
Chapter 23: ending bgus authornim, good job
CT4EVA
#3
Chapter 22: Yeayyyyy, good job
munyil_cutez #4
Chapter 19: bntr lagi anak2 krystal dan amber lahir neh mga2 semuanya baik2 j deh
munyil_cutez #5
Chapter 17: seneng bercampur sedih bacanya, moga2 ibu dan babys nya baik2 ja deh
Sy_penia #6
Chapter 17: Ceritanya keren thor cuma per part nya terlalu pendek
adekilysm
#7
Chapter 14: ceritanya biar panjang lagi, lagi asyik bacanya sudah habis.. huhu :)
munyil_cutez #8
Chapter 14: semoga mereka cepet dpt anak deh, kasihan si krys uring2an terus
munyil_cutez #9
Chapter 14: semoga mereka cepet dpt anak deh, kasihan si krys uring2an terus