Fight

Stand By You
Please Subscribe to read the full chapter

Hanya suara detik jam di tangan dan dindinglah yang menjadi pendamping rasa khawatir di setiap benak orang yang tengah duduk, bahkan berdiri di depan ruang operasi itu.

Amber melalui setiap detik waktunya dengan hati yang tak menentu. Dia tak henti-hentinya melangkahkan kaki, mondar-mandir dengan pikiran kosongnya. Mungkin sebelum Dokter yang sedang membantu proses persalinan Krystal itu keluar Amber tak akan pernah bisa duduk dengan tenang.

Dua jam sudah Amber dan semua anggota keluarganya menunggu tanpa kejelasan. Amber dan semua orang disana hanya mengharapkan satu hal yang sama yaitu mereka semua selamat.

Yunho beberapa kali menepuk pundak Amber, menyuruh mantunya itu agar tenang meskipun dirinya tak kalah khawatir. Donghae hanya bisa memberikan kalimat penyemangat, karena dia tahu sendiri bagaimana rasanya menunggu orang terkasih yang sedang berjuang melahirkan buah cinta mereka, terlebih dulu ia bahkan ikut masuk dan melihat proses selama Jessica melahirkan Eunbi.

"Duduklah."

Akhirnya Amber pun duduk setelah mendengar permintaan Jaejoong yang entah sudah keberapa kalinya itu.

"Paman kenapa sedih? Sebentar lagi kita kan punya adik baru."

Amber tersenyum, meraih tangan keponakan kecilnya itu dan mulai memangkunya.

"Eunbi senang punya adik baru?"

"Iya, nanti Eunbi akan mengajak mereka bermain setiap hari." jawab Eunbi antusias.

Amber mengacak rambut Eunbi dengan gemas. Gadis kecil itu berhasil membuat rasa tegang di hatinya seakan sedikit mereda dan lebih tenang.

Eunbi terus mengeluarkan celotehan lucunya. Hingga akhirnya suasana tegang di sana pun seakan menghilang entah kemana.

Pintu otomatis ruangan operasi yang sedari tertutup rapat itu mulai terbuka dan menampakkan sosok dokter wanita yang sangat mereka kenal dan tunggu. Amber dan semua orang yang disana langsung berdiri dan mengerumuni dokter Choi.

Semua bernafas dengan lega setelah Choi Sooyoung menjelaskan jika mereka semua selamat setelah menempuh operasi selama beberapa jam itu.

"Bolehkah aku masuk dan melihat mereka."

Amber senang bukan main ketika Sooyoung mengijinkannya. Dia mengikuti langkah kaki Sooyoung dengan hati yang berbunga.

Ruangan persegi berbatas kaca itu nampak sunyi. Amber tak bisa mendengar suara apapun yang berasal dari ruangan itu karena batas kaca tersebut. Amber menempelkan kedua tangannya ke kaca tembus pandang itu. Dia melihat tiga bayi laki-lakinya yang tengah tidur di dalam inkubator itu sesekali menggerakkan tangan mereka meskipun di tubuh mereka terpasang beberapa alat kesehatan yang digunakan untuk memantau keadaan mereka.

Melihat Amber tersenyum lebar sedari tadi membuat Sooyoung hampir mengurungkan niatnya untuk mengatakan tentang keadaan mereka yang sesungguhnya.

"Di mana Ibu mereka?" tanya Amber tanpa mengalihkan pandangannya dari ketiga bayi tersebut.

"Ada di ruang pemulihan. Setelah semuanya stabil dia akan kembali ke ruangannya."

Senyum Amber kali ini lebih ringan dibanding sebelumnya. Semua kekhawatirannya seketika lenyap setelah mendapat jawaban Sooyoung. Namun, semua rasa leganya kembali hilang saat Sooyoung mulai bersuara lagi.

Amber menatap kosong pada ketiga anaknya yang masih tertidur tak berdaya. Isi kepalanya penuh dengan kalimat yang Sooyoung ucapkan barusan.

"Anak laki-laki harus kuat. Kalian tidak boleh menyerah begitu saja, Ibu kalian bahkan belum melihat wajah tampan kalian. Ayah akan melakukan apapun, jadi kalian juga harus berjuang dan jangan menyerah." bisik Amber sangat halus sambil melihat ketiga bayinya dengan mata yang mulai memerah setelah Sooyoung pergi meninggalkannya sendirian disana.

Amber tak ingin percaya dengan ucapan dan prediksi Sooyoung. Dokter itu bilang jika kondisi ketiga anaknya cukup lemah, dan ia tak yakin apakah mereka bisa bertahan atau tidak.

"Oi, kau.!!" panggil Amber pada satu-satunya bayi yang nampak sangat aktif bergerak saat kedua lainnya sepertinya mulai tertidur.

"Dokter Sooyoung bilang kau yang lahir paling awal. Jaga adik-adikmu, katakan pada mereka kalau kita harus hidup bersama, kalian harus menjaga Ayah dan Ibu saat tua nanti." lanjut Amber tak kuasa lagi menahan tangisnya. Dia sesekali mencoba tersenyum meskipun itu berat mengingat Krystal yang masih belum bangun dari tidurnya.

~

Entah sudah berapa malam Amber tak memejamkan matanya. Dia terus-terusan duduk disamping ranjang Krystal yang masih enggan membuka matanya. Dia sempat kesal pada istrinya itu, kenapa dia tak kunjung bangun saat dia sudah berhasil membawa ketiga anak mereka ke dunia ini.

"Kau sudah tidur dua hari. Soojung, kau tidak ingin bertemu denganku? Kau tidak ingin bertemu dengan mereka?~ Semalam si bungsu pergi dan pagi ini si nomor dua. Apa yang harus kulakukan?" lirih Amber putus asa sambil menggenggam erat tangan Krystal. Amber meletakkan kepalanya yang terasa berat itu disebelah Krystal. Dia menangis sejadi-jadinya, rasa putus asa dan gagal menguasai diri Amber. Dia bingung dengan Krystal, dokter bilang tidak ada yang salah dengan operasinya. Namun kenapa sampai sekarang wanita itu tak mau bangun juga.

Seakan mendengar tangisan putus asa suaminya sejak tadi itu Krystal pun dengan perlahan membuka kedua matanya. Pusing dan bingung itulah kesan pertama Krystal setelah berhasil membuka kedua matanya. Melihat Amber menunduk disampingnya dengan suara isakan yang terdengar menyakitkan itu Krystal pun mencoba memanggil nama sang suami dengan seluruh tenaganya yang ada.

Mendengar suara lirih sang istri Amber seketika itu juga langsung mengangkat kepalanya, berdiri dari duduknya dan memberondong Krystal dengan jutaan pertanyaan.

"Kau baik-baik saja? Tunggu sebentar, aku panggilkan dokter."

Melihat Amber akan pergi Krystal pun segera meraih lengan suaminya itu.

"Bagaimana mereka? Mereka sehat? Kenapa kau menangis?"

Amber terdiam di tempatnya. Bingung harus menjawab pertanyaan Krystal dengan jawaban semacam apa. Haruskah dia mengatakan yang sebenarnya dan membuat sang istri yang baru saja sadar itu pingsan lagi karena terkejut dan bersedih.

"Mereka baik-baik saja. Tunggu sebentar, aku akan memanggil dokter untukmu."

Ditinggal Amber pergi seorang diri Krystal pun mulai merangkai semua skenario yang mungkin saja menjadi penyebab dari tangisan sang suami barusan. Namun rasa pusing, pegal dan sakit yang alami hanya

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
izzy_themythkingdom #1
Chapter 23: cool..nice story..kereeenn...
munyil_cutez #2
Chapter 23: ending bgus authornim, good job
CT4EVA
#3
Chapter 22: Yeayyyyy, good job
munyil_cutez #4
Chapter 19: bntr lagi anak2 krystal dan amber lahir neh mga2 semuanya baik2 j deh
munyil_cutez #5
Chapter 17: seneng bercampur sedih bacanya, moga2 ibu dan babys nya baik2 ja deh
Sy_penia #6
Chapter 17: Ceritanya keren thor cuma per part nya terlalu pendek
adekilysm
#7
Chapter 14: ceritanya biar panjang lagi, lagi asyik bacanya sudah habis.. huhu :)
munyil_cutez #8
Chapter 14: semoga mereka cepet dpt anak deh, kasihan si krys uring2an terus
munyil_cutez #9
Chapter 14: semoga mereka cepet dpt anak deh, kasihan si krys uring2an terus