Chapter 7

You are My Star

Taeyeon menyaksikan dua wanita yang baru saja berpapasan saling menatap satu sama lain sekarang. Melihat mereka saling bertatapan membuat Taeyeon merasa tidak senang dengan memasang wajah datarnya sementara Yoona mengerutkan keningnya setelah melihat mata Tiffany yang terlihat sembab.

Apa dia sudah menangis?

"Gwenchana?" Tiffany meresponnya dengan anggukan lalu dia menatap Taeyeon dengan kerutan di keningnya.

"Siapa gadis ini Yoong?"

"Kim Taeyeon."

"Kau punya hubungan apa dengannya?" Yoona sedikit menggigit bibirnya sementara Taeyeon langsung merangkul tangannya dengan mesra.

"Mianhae kami sedang terburu-buru." Taeyeon langsung membawa Yoona pergi meninggalkan Tiffany yang masih berdiri bingung.

"Ada yang aneh dengan mereka." Sembari menggigit bibir Tiffany langsung melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Dia melempar tasnya lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi sembari memikirkan apa yang di lihatnya barusan. Dia bahkan tidak menyadari kehadiran orang lain yang sudah lama menunggunya di depan jendela sembari menahan tawanya.

"Kim Taeyeon? Yoona punya hubungan apa denganya? Aku jadi penasaran dengan gadis itu. Mereka telihat seperti sudah lama dekat juga. Selama ini yang aku tau Yoona hanya berteman dengan kerabat satu agensi saja lalu dia?"

"Mereka memang dekat." Tiffany langsung terperanjat kaget dan melihat managernya berdiri dengan tersenyum polos.

"Hallo nona cantik!"

"Kwon Yuri, kau seperti hantu saja. Sejak kapan kau ada di sini?"

"Sekitar setengah jam yang lalu. Kau sendiri yang menyuruhku untuk menunggumu di sini."

"Ah aku lupa." Yuri kemudian tertawa.

"Ada yang lucu?"

"Saat kau masuk aku sudah berdiri di sini dan kau tidak melihatku, lucu bukan?"

"Not funny." Yuri hanya terkekeh lalu menghampirinya.

"Are you okay?"

"You can see. You know i'm broke up with Nichkhun."

"I know."

"Where you know?"

"Berita beberapa jam lalu. Nichkhun sudah mengonfirmasinya." Tiffany hanya mendesah.

"Mengapa kalian putus?"

"Aku merasa tidak cocok dengannya. Aku ingin kembali ke jalan yang lurus dengan mengencani seorang pria tapi itu sia-sia. Selama berbulan-bulan berhubungan dengan Nichkhun aku malah memikirkan Yoona secara terus menerus. Padahal dulu-dulu aku tidak punya perasaan sama sekali padanya, aneh." Yuri pun terkekeh.

"Jangan bilang setelah menolak mentah-mentah cintanya sekarang kau malah menyesal dan mencintainya?"

"I think so."

"Kau harus tau, sekarang Yoona pasti sudah berbahagia dengan orang yang selalu ada di sampingnya."

"Who?"

"Kim Taeyeon."

"Gadis itu, kau tau siapa dia sebenarnya?"

"Dia seorang driver online, aku pernah menjadi penumpangnya. Saat aku tau Yoona dekat dengannya aku cukup terkejut. Taeyeon juga orang yang penting baginya saat ini." Tidak sadar Tiffany merasa cemburu mendengarnya.

"Dari mana kau tau dia orang yang penting bagi Yoona?"

"Kau tidak melihat postingan Yoona di instagram?" Tiffany menggelengkan kepalanya.

"Sayang sekali kau ketinggalan informasi."

"Aku kan sudah lama tidak membuka akun instagram." Dengan penasaran Tiffany pun langsung melihat akun instagram Yoona. Ketika membaca postingan dari foto Taeyeon dia langsung menggigit bibirnya dengan perasaan cemasnya.

"Yul, ini postingan dua bulan yang lalu. Jangan bilang sekarang mereka sudah berpacaran?" Yuri langsung terkekeh.

"Aniyo, aku pernah mengobrol dengan Yoona mereka hanya berteman baik. Tapi soal gadis itu Yoona memang ada ketertarikan padanya. Sekarang kau punya saingan jika menginginkan Yoona."

"Syukurlah, setidaknya aku masih punya kesempatan untuk menebus semuanya."

"Good luck, sainganmu itu cantik dan cukup menghipnotis siapa pun yang melihatnya."

Secantik apa pun dirinya aku tau Yoona hanya mencintaiku seorang. Aku tidak akan membiarkan dia jatuh cinta dengan orang lain selain aku.

Tiffany mengepalkan tinjunya. Sementara di luar setelah menghindari orang yang tidak di sukainya Taeyeon langsung melepas rangkulannya sembari menatap Yoona dengan tersenyum polos.

"Barusan itu apa Taengoo?"

"Mencoba menghindarinya dan memanas-manasinya hehehe."

"Hahaha kau memang pintar." Yoona mencolek pipinya.

"Yoongie?"

"Ne?"

"Kau sudah tau berita putus dirinya dengan Nichkhun?" Yoona mengerutkan keningnya.

"Mereka putus? Serius?"

"Serius, aku sudah melihatnya di berita tadi pagi."

Pantas matanya terlihat sembab, itu alasannya.

"Mau mereka putus atau tidak aku tidak peduli." Yoona kemudian melepas jaketnya dan memasangkan jaketnya ke tubuh Taeyeon.

"Udara sangat dingin, kau pasti merasa kedinginan."

"Bagaimana denganmu? Kau pasti kedinginan juga."

"Jangan khawatir, aku masih punya jas ini dan baju yang aku kenakan cukup hangat." Terakhir Yoona memasangkan topi di kepalanya.

"Sekarang kita kencan yuk?"

"Kemana?"

"Ke hatimu hahaha." Taeyeon langsung memukul kecil lengannya.

"Hobimu itu selalu saja menggodaku."

"Habis aku sangat gemas setiap kali menggodamu. Kaja kita pergi kencan."

"Kemana dulu?"

"Makan di cafe, aku sudah memesan tempat khusus untuk kita berdua.” Yoona menggenggam tangannya lalu mereka mulai melangkahkan kakinya dengan tersenyum-senyum idiot. Sesampainya di sana mereka di persilahkan untuk menunggu sementara di dekat kasir karena tempat dan hidangan yang di pesan sedang di siapkan. Sembari menunggu diam-diam Yoona mengambil foto Taeyeon.

J5BNzqh.jpg

@yoona__lim: Today's date with my lovely Taengoo ❤\(^o^)/

Setelah mengunggahnya di instagram pelayan memanggil mereka lalu keduanya masuk ke ruangan khusus yang sudah di pesan.

“Woah tempat ini sangat cocok untuk berkencan tanpa di lihat orang lain.”

“Maka dari itu aku memesannya. Hmm wangi masakannya enak, aku jadi lapar. Kaja kita makan sekarang.”

“Ne.” Taeyeon meraih sendoknya. Sembari makan Taeyeon membuka akun instagramnya dan tersenyum idiot setelah melihat postingan Yoona. Selanjutnya giliran dirinya yang mengambil foto Yoona dengan diam-diam.

PtfLHkW.jpg

@taeyeon_ss: Today's date with my lovely idol, Yoongie ❤\(^o^)/

Dia sedikit terkekeh karena mengcopy status Yoona.

Pasti semua penggemarnya langsung menyerbu dengan komentar-komentar histeris hihihi.

Selanjutnya dirinya mengobrol hal acak dengan Yoona dan menikmati kencan romantisnya sampai mereka selesai dan keluar dari cafe dengan perut kenyang.

“Yoongie, lain kali aku ingin sering-sering datang ke cafe ini untuk mojok bersamamu seperti tadi hehehe.”

“Kapan pun jika aku punya waktu senggang kita akan melakukannya lagi.”

“Awas aku akan menagihnya.” Yoona hanya tertawa.

"OH MY GOOD IM YOONA!" Keduanya langsung terperanjat melihat sekumpulan orang menunjuk Yoona lalu berlarian mendekatinya.

"HWAAA YOONA-SSI!"

"G-gawat!" Yoona langsung membawa lari Taeyeon dari kejaran orang-orang yang merupakan penggemarnya itu.

"Chakkaman Yoona-ssi, kami ingin berfoto denganmu!" Teriak mereka dengan terus berlarian mengejarnya.

"Mereka mengejar kita Yoongie, ottoke?"

"Kita harus bersembunyi dan jangan berhenti berlari."

"IM YOONA!" Teriakan penggemar semakin membuat Yoona panik karena dari arah lain orang-orang bermunculan dan ikut mengejarnya juga.

"Huaaaaa!" Semakin panik Yoona langsung membawa Taeyeon memasuki gang kecil dengan berlari terbirit-birit. Ketika menemukan tempat untuk bersembunyi keduanya langsung masuk ke pojokan sempit dengan berpelukan.

"Hah hah hah!" Keduanya bernapas dengan terengah-engah.

"Kemana larinya mereka?" Yoona dan Taeyeon pun langsung menahan napasnya ketika orang-orang berlarian melewati mereka tanpa ada satu pun yang melihat keduanya. Ketika orang-orang itu sudah jauh dari lokasi persembunyian keduanya langsung bernapas lega dan saling bertatapan.

"Hahahahahaha!" Keduanya mengeluarkan tawa secara bersamaan.

"Resiko dekat dengan artis terkenal, aku jadi ikut terseret. Hah aku tidak mau terlibat lagi dengan bencana yang hampir membuat jantungku copot."

"Aish!" Yoona langsung menjitaknya.

"Lain kali aku akan mengenakan helm saat berjalan di luar."

"Hahahaha ada-ada saja." Keduanya kemudian saling bertatapan dengan posisi yang masih berpelukan.

"Taengoo, aku sangat suka setiap kali melihatmu menatapku."

"J-jinja?"

"Hmm, rasanya seperti di tatap dengan penuh cinta."

"K-kau ini bisa saja." Taeyeon mendadak gugup.

"Kau juga sangat cantik dan mempesona tau."

"G-gomawo." Taeyeon merasa tersipu sembari memalingkan wajahnya.

"Jangan memalingkan wajahmu, tataplah aku." Taeyeon kembali menatapnya dengan malu-malu namun dia kembali memalingkan wajahnya.

"I can't."

"Wae?"

"Berlama-lama menatap wajah cantikmu aku tidak akan sanggup untuk bernapas."

"Jinja?" Dengan iseng Yoona menarik dagunya untuk menatapnya kembali.

"Apa kau sanggup bernapas sekarang?"

"Sesak, aku tidak akan tahan." Taeyeon langsung melepaskan pelukannya dan keluar dari persembunyiannya.

"Hahaha payah!" Yoona juga keluar dari persembunyiannya.

"ITU DIA!"

"Again?" Yoona merasa ingin menangis melihat orang-orang itu kembali berlarian ke arahnya. Dengan menggeretakan gigi dia langsung menarik tangan Taeyeon dan kembali melarikan diri.

"YOONA-SSI WAIT!"

"KYAAAAAAAAA!"

***

 

Next Day~

11:00AM

 

BRUK

Tiffany menutup pintu mobilnya. Dengan sedikit malas dia langsung melangkahkan kakinya menuju cafe kecil yang tidak jauh dari gedung SM. Ketika tiba di depan pintu dia di kejutkan dengan sosok Yoona yang hampir menabraknya. Eye smilenya langsung di perlihatkan ketika Yoona memberinya senyuman lalu berjalan melewatinya.

"Yoong wait!"

"Ada apa?"

"Bisa bicara sebentar?" Yoona mendesah kecil.

"Mau membicarakan apa? Katakan saja mumpung tidak ada orang." Dengan malu-malu Tiffany menyentuh tangannya.

"Aku sangat menyesal dengan hari itu."

"Hari di mana kau menolak cintaku maksudnya?"

"Ne."

"Lalu?"

"Aku ingin menebusnya dengan... Dengan c-cintaku." Yoona menatapnya dengan datar.

"Setelah apa yang kau lakukan? Kau akan menebusnya dengan cintamu?" Tiffany mengangguk.

"Nasi sudah menjadi bubur Fany-ah, aku sudah tidak mau membahasnya."

"B-but..." Dering ponsel kemudian mengganggu percakapan mereka. Yoona meraih ponselnya kemudian mengangkat panggilan telephone.

"Yeobosseyo Taengoo?"

"Sebentar lagi aku tiba putri cantik."

"Ah kalau sudah sampai tunggu saja di depan gedung."

"Arasseyo, pastikan tidak ada penggemarmu yang berkeliaran. Aku tidak ingin di kejar lagi seperti kemarin, bye!"

"Hahaha bye." Yoona menutup panggilannya.

"Apa itu telephone dari Taeyeon?"

"Hmm, mianhae aku harus pulang sekarang." Yoona melangkahkan kakinya dengan perasaan tidak enaknya sementara Tiffany hanya menatap punggungnya dengan perasaan sedihnya.

"Aku tau ini sudah terlambat Yoong tapi aku tidak akan menyerah." Tiffany pun mengikutinya dari belakang hingga mereka tiba di depan gedung SM. Setelah melihat Yoona masuk ke dalam gedung sebuah mobil muncul dan berhenti tidak jauh dari Tiffany. Detik selanjutnya dia melihat Taeyeon keluar dari mobilnya.

"Pas sekali." Tanpa pikir panjang dia menghampirinya.

"Bisa bicara sebentar?" Taeyeon langsung mendesah setelah melihatnya.

"Tentang apa?"

"Yoona. Apa kau memiliki hubungan spesial dengannya?"

"Apa pedulimu?" Tiffany memutar bola matanya.

"Jelas aku peduli, dia milikku." Taeyeon tersenyum sinis.

"Milikmu? Jangan bilang kau baru bangun tidur Tiffany-ssi?"

"Aigoo kau mulai membuatku kesal sekarang. Dengar ya, dia sangat mencintaiku dan aku akan membalas cintanya sekarang. Jika kalian memiliki kedekatan yang spesial aku minta tolong jangan halangi aku untuk mendapatkannya. Hanya itu yang ingin aku bicarakan, semoga kau paham dan mau menjauhinya sampai aku mendapatkannya." Tiffany langsung meninggalkan Taeyeon yang kembali tersenyum sinis.

"Apa-apaan kau ini? Setelah menyakiti hati Yoona kau tiba-tiba muncul untuk membalas cintanya? Dasar tidak tau malu." Di balik kekesalannya Taeyeon mulai merasa khawatir dengan nasib dirinya.

"Tapi apa dia serius dengan ucapannya? Yoona kan pernah mencintainya. Seandainya dia memberi kesempatan untuk Tiffany itu berarti aku tidak akan pernah... m-memilikinya? Damn tidak akan ku biarkan dia merebut Yoona dariku." Merasa cemas Taeyeon menggigit jemarinya sembari mondar mandir dan tidak lama dia melihat Yoona berlari menghampirinya.

"Taengoo!" Yoona memberinya pelukan hangat. Rasa cemas yang di rasakan Taeyeon pun seketika menghilang merasakan kehangatan tubuhnya.

"Kau sudah menunggu lama?"

"Aniyo aku baru saja tiba. Kaja kita pulang." Keduanya memasuki mobil.

Setibanya di rumah Taeyeon langsung duduk di atas tempat tidurnya sembari memikirkan perkataan Tiffany yang membuat dirinya merasa tidak tenang.

Aku jadi takut dia mengambil Yoona dariku.

Yoona yang baru saja masuk ke dalam kamar pun sedikit aneh melihat wajah Taeyeon yang tampak gelisah.

"Are you okay? Kau tampak gelisah."

"No i'm fine." Yoona mengangguk mengerti lalu duduk di sampingnya. Sama halnya dengan Taeyeon, dia juga memikirkan Tiffany yang cukup mengganggunya.

Apa dia serius dengan ucapannya itu? Bagaimana pun juga aku sudah tidak punya perasaan padanya walau sekarang dia mencintaiku.

Yoona kemudian melirik Taeyeon yang sibuk dengan dunianya.

Kau juga sudah terlambat Fany-ah, sekarang aku sangat mencintai gadis yang ada di sampingku ini.

Dengan sedikit gugup Yoona menggeser tubuhnya untuk lebih dekat dengan Taeyeon.

"Taengoo boleh aku bertanya sesuatu?"

"Hmm, apa itu?"

"Sebenarnya aku selalu penasaran, apa saat ini ada sesorang yang kau inginkan?"

"Ada."

"Siapa?"

Dirimu.

"Rahasia hehehe." Yoona langsung menyeringhai.

"Pasti aku orangnya."

"Kau terlalu percaya diri."

"Tapi itu kenyataannya kan? Ayolah mengaku saja, aku orang yang kau inginkan itu kan?" Godaan Yoona seketika membuat Taeyeon merasa gugup.

"S-siapa bilang itu kenyataan. A-aku memang penggemarmu tapi bukan berarti a-aku menginginkamu."

"You lying!"

"A-aku serius."

"Lalu mengapa kau gagap menjawabnya? Gagap berarti bohong, hayo!"

Memang benar. Gawat gawat gawat!

"Hayo jawab aku? Jujur saja tidak usah bohong." Yoona mencolek-colek pipinya dengan seringhainya.

"Dasar sok tau." Jawab Taeyeon sembari memukul wajahnya dengan bantal. Merasa semakin gugup dia langsung memalingkan wajahnya yang mulai memerah. Yoona yang masih penasaran mengeluarkan seringhainya dengan langsung menarik kasar tubuh Taeyeon dan membaringkannya. Selanjutnya dirinya menindihnya dari atas dengan mencengkram kedua tangannya.

"Y-yoongie, a-apa yang akan kau lakukan?" Yoona hanya meresponnya dengan senyuman. Detik selanjutnya keduanya hanya saling bertatapan dengan jantung yang berdebar-debar tidak karuan.

Aku rasa ini waktu yang tepat. Hanya cium dia dan katakan bahwa kau mencintainya Yoona.

Dengan jantung yang semakin berdebar kencang perlahan Yoona mencondongkan wajahnya dengan menejamkan matanya. Taeyeon yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya melebarkan mata sembari menahan napasnya menyaksikan Yoona hampir mencium bibirnya. Baru saja sedikit bersentuhan dering ponsel kemudian merusak momen ciumannya.

"Aish!" Dengan sedikit kesal Yoona bangkit dan meraih ponselnya. Ketika melihat nama Tiffany dia menggeretakan giginya lalu membuka pesannya.

Fany: Yoong aku tau ini sudah terlambat tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk menebusnya. Aku sadar aku mencintaimu Yoong dan aku ingin berbicara empat mata bersamamu di rumahku. Aku akan menunggumu sampai kau datang ke rumahku.

Yoona mendesah panjang sembari menoleh ke arah Taeyeon yang kini duduk memandangnya dengan bingung.

"Something wrong?" Yoona mengangguk.

"Aku harus pergi untuk menyelesaikan persoalanku dengan Tiffany." Mendengar namanya Taeyeon langsung teringat dengan perkataan Tiffany.

Jangan bilang dia akan..

Dengan perasaan takutnya Taeyeon langsung menghampiri Yoona yang masih berdiri bingung.

"Y-yoongie, memangnya ada urusan apa lagi dengannya?" Yoona memperlihatkan pesannya dan setelah membacanya Taeyeon semakin merasa takut akan kehilangannya.

"Mianhae aku harus pergi menemuinya sebentar." Yoona melangkahkan kakinya kemudian Taeyeon langsung menahan tangannya.

"Ada apa?" Dengan gemetaran Taeyeon mencengkram kuat tangannya sembari menatap wajahnya dengan ekspresi ketakutannya.

"Taengoo gwenchana?"

"N-ne. Apa serius kau akan pergi menemuinya?" Yoona mengangguk.

"Jika dia memintamu untuk menerima cintanya apa kau akan menerimanya?" Yoona tersenyum tipis.

"Mengapa kau bertanya seperti itu? Apa kau takut aku menerima cintanya?"

"A-aniyo, a-aku... Aku hanya khawatir dia mempermainkanmu." Melihat ekspresi ketakutan di wajahnya membuat Yoona tersenyum mengerti. Dia mencondongkan tubuhnya kemudian mencium bibirnya dengan singkat.

"I'll be back for you." Yoona mengusap pangkal kepalanya kemudian keluar dari kamar.

"Mengapa dia m-menciumku?" Taeyeon menyentuh bibirnya dengan penuh pertanyaan. 

"Apa mungkin dia melakukannya karena dia... M-mencintaiku?" Sontak dia langsung naik ke atas tempat tidurnya sembari melompat-lompat seperti orang idiot.

"YOONA MENCINTAIKU KYAAAAAAAA!"

 

TBC

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yy_101
#1
Chapter 21: Awww happy ending :D yoona mesum banget sih, pengen jga jadi yeri deh biar jadi anaknya yoontae :v
Yoongie02
#2
Chapter 21: YoonTae punya baby kyaaaa... Kocak pas tae menyusui itu hahaha
Good job thor, aga ga rela ff yg 1 ini udah end :) semangat trus berkaryanya :)
Yoongie02
#3
Chapter 20: Akhirnya yoontae menikah yawww.. Honey moonnya huuut hehe kasian kamu tae, selalu pasrah ga bisa nglawan suami wkkk
kim_taeny #4
Chapter 20: Dua kali dapet notif update tp kok masih chap 20 aja ?
Tae-In
#5
Chapter 20: Hahaha... Hinyoona emg unbeatable...
Moga slmat aja yah taeng
kim_taeny #6
Chapter 20: Himyoona memang beda tenaganya haha, se byun2nya taeyeon, tenaga taeyeon tetap kalah haha
Tae-In
#7
Chapter 19: Ada" aja nih taengoo..
Tidur di lantai dapur? Kan kasian yoonanya...

Duh yoona knpa jdi lebih mesum dri tae yah?
deer_yoongie_
#8
Chapter 19: Hahah tidur di lantai dapur... ada2 aja taeng.
Gak sabar nunggu moment yoontae nikah, kalo bisa lanjut ke bulan madu ya thor wkwk
Yoongie02
#9
Chapter 19: OH MY GOD OH MY WOW.. MEREKA AKHIRNYA AKAN MENIKAH!!!!!!!!!
Tinggal nunggu weddingnya, tapi kok.... kaya mau end ya? Gw belum siap thor, terlanjur jatuh cinta sm ff ini hehe