Chapter 4

You are My Star

Cukup lama menempuh perjalanan akhirnya Taeyeon menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang sederhana.

"Jadi ini rumahmu? Aku pikir rumahmu besar dan mewah Yoona-ssi."

"Rumah mewah itu banyak sorotannya apalagi aku seorang artis. Rumah yang sederhana seperti ini lebih aman dan nyaman di tempati."

"Arasseyo, aku juga akan mengingat-ngingat jalan ini."

"Ne, ini untukmu." Yoona menyodorkan sekantong makanan yang dia beli tadi.

"Kamsahamnida. Tidak usah repot-repot padahal."

"Santai saja. Aku akan menyimpan nomor ponselmu Taeyeon-ssi. Ada nomorku kan di kotak panggilanmu? Kau simpan juga nomorku tapi awas jangan beritahu siapa-siapa."

"Selain bertemu, menginap, memberikan hadiah dan makanan aku juga mendapatkan nomor ponselmu? Aku benar-benar penggemar yang paling beruntung di dunia ini aigoo!"

"Hahaha aku juga beruntung bisa bertemu dan mengenal penggemar yang baik seperti dirimu. Aku akan menghubungimu jika aku butuh tumpangan."

"Aku jadi tersipu. Kapan pun kau membutuhkanku aku siap melayanimu. Tapi sebelumnya, apa kau percaya padaku? Kau tau aku ini orang asing dan kita belum lama saling mengenal."

"Mau orang asing atau bukan kau tetap penggemarku dan seratus persen aku percaya padamu."

"Aku jadi terharu mendengarnya. Gomawo Yoona-ssi."

"Sama-sama. Berapa taripnya?"

"Kau tidak perlu membayarku." Yoona langsung mencondongkan tubuhnya melihat layar ponsel Taeyeon yang di simpan di sebelah stirnya.

"Ah tiga ratus ribu." Yoona langsung mengeluarkan uangnya.

"Ini bayarannya."

"Tidak usah simpan saja." Dengan sedikit melotot Yoona langsung meraih salah satu tangannya.

"Terima atau aku akan menggigit tanganmu sekarang juga?" Dengan sedikit panik Taeyeon langsung meraih uangnya.

"Aish beraninya kau meniru ancamanku."

"Hahahaha!" Yoona pun langsung berbenah.

"Aku pamit ya, sampai jumpa kembali." Yoona turun dari mobilnya lalu bergegas masuk dan Taeyeon menyaksikannya hingga tubuhnya menghilang di balik pintu gerbang. Saat itu juga dia langsung menggeretakan kakinya dengan gembira.

"IT'S TIME TO SCREAM KYAAAAA... I GOT HER PHONE NUMBER, OH MY GOD I'M GONNA DIE!" Teriaknya dengan menggeretakan kakinya kembali. Dia meraih ponselnya kemudian menyimpan nomornya dengan memberi nama wife.

"Rasanya dadaku begitu sesak. Aku tidak mengerti mengapa aku bisa seberuntung ini ya ampun. Gomawo Yoona-ssi, kau sudah baik padaku dan juga mempercayaiku. Aku berjanji aku akan setia menjadi penggemarmu sampai kau tua sekali pun hihihi." Taeyeon menyimpan kembali ponselnya lalu mulai melajukan mobilnya tanpa melepas senyuman kegembiraannya. Tepat saat itu juga Yoona tiba-tiba kembali keluar dan berlari mengejar mobilnya.

"TAEYEON-SSI WAIT!" Taeyeon yang mendengar teriakannya langsung menginjak remnya sekaligus. Dengan terengah-engah Yoona langsung masuk ke dalam mobilnya.

"Ada apa?"

"Baru mau menginjak rumah ada telephone dadakan. Tolong antar aku ke gedung SM."

"Oke." Taeyeon kembali menancapkan gasnya.

"Mianhae kau harus mengantarku dua kali."

"Untuk tuan putri secantik dirimu ratusan kali dalam sehari pun aku bersedia. Aku juga gembira karena waktu kebersamaan kita jadi panjang hehehe."

"Gombalnya!" Cubitan gemas pun mendarat di pipi imut Taeyeon.

"Rasanya seperti tersengat listrik setiap kali kau menyentuhku Yoona-ssi."

"Mulai lagi gombalmu."

"Hehehe." Mereka pun mulai mengobrol hal kecil hingga sampai di tempat tujuan.

***

 

14:00PM

Taeyeon berjalan menuju ruangan bosnya yang bernama Kim Hyoyeon. Hari ini dia akan menyetorkan hasil kerjanya dan setibanya di ruangan, Hyoyeon langsung berlari memukul pantatnya.

"Beraninya kau tidak memberitahuku tentang my lovely Yoona. Seharusnya kau langsung menghubungiku dan membawanya kemari Kim Taeyeon!"

"Hahahahahahahaha!" Taeyeon tidak bisa menahan tawa kerasnya sembari menjitak bosnya itu. Mereka berdua merupakan teman dekat dari mereka kecil. Walau pun jabatan Hyoyeon lebih tinggi dari Taeyeon itu tidak membuat mereka harus saling menghormati dan sudah terbiasa bersikap seperti itu.

"Kau malah tertawa. Kau tau aku hampir membanting ponselku setelah melihat postingan pertamamu bersamanya. Apalagi postingan satu ranjang itu aku merasa ingin gantung diri karena iri padamu."

"Hahahaha kau terlalu berlebihan. Dia tuan putri kita dan aku tidak ingin dia bertemu denganmu. Tubuhnya akan hancur kalau sampai kalian bertemu."

"Aish kau memang licik. Kaja duduklah, aku sangat penasaran mengapa my lovely Yoona bisa menginap di rumahmu?"

"Kau ingin tau saja." Jawabnya sembari duduk.

"Yah aku serius ingin tau. Bisa di lihat dari postinganmu ribuan penggemar sangat penasaran dan mempertanyakan hubunganmu dengan Yoona. Kau juga hanya menulis caption yang membuat semuanya sangat penasaran."

"Dia hanya kebetulan menjadi penumpangku dan aku juga sangat terkejut. Seperti yang kita baca di berita, sebelum bertemu denganku dia punya masalah dengan Tiffany bukan?"

"Ne lalu selanjutnya?"

"Kau penasaran?"

"CEBOL!"

"Aigoo rasanya aneh mendengar seorang cebol meneriaki cebol."

"Hah terserah, aku sangat ingin mendengar kelanjutannya bodoh!"

"Hahaha baiklah. Dia tidak punya tujuan harus pergi ke mana saat itu sampai akhirnya aku mengajaknya makan di rumahku. Dia sangat menyukai masakanku dan dari sana lah dia ingin menginap di rumahku."

"Kau sangat beruntung, lebih lebih lebih dari betuntung. Coba saja hal itu terjadi padaku, mungkin aku langsung menghabisinya." Taeyeon hanya tertawa.

Dan lebih parahnya lagi aku mempunyai nomor ponselnya hihihi.

Taeyeon pun mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Ini bulananku, totalnya sepuluh juta lebih seratus."

"Woah besarnya. Yang lain rata-rata di bawah enam juta kau melambung tinggi sendirian. Orderamu pasti banyak setiap harinya ya?"

"Begitulah." Hyoyeon kemudian mengambil sebagian uangnya dan memberikan sisanya kepada Taeyeon.

"Jangan bilang kau hanya mengambil tiga puluh persen lagi?"

"Sudah tau mengapa bertanya lagi? Berapa persen pun yang aku ambil jangan di pikirkan. Kau harus ingat dengan kondisi hidupmu sekarang. Kau juga harus melunasi rumahmu."

"Aigoo aku sangat bahagia memiliki sahabat yang sangat baik sepertimu. Kau juga sudah membantuku lepas dari masa sulit, gomawo."

"Itulah gunanya teman, susah senang kita harus saling membantu."

"Arasseyo."

"Hah aku masih kepikiran dengan my lovely Yoona. Penampilanmu juga terlihat berbeda hari ini, jaket itu cocok di tubuhmu." Dengan seringhainya Taeyeon mencondongkan tubuhnya.

"Ini pemberian dari sesorang yang baru aku antar beberapa waktu lalu. Berjanjilah kau tetap tenang setelah mendengarnya?"

"Memangnya itu pemberian dari siapa?" Taeyeon kembali menyeringhai.

"Yoona, kami kembali bertemu dan dia memberikan hadiah ini padaku." Hyoyeon refleks menggeprak mejanya.

"ARE YOU KIDDING ME?"

"Hahahaha aku serius. Kalau tidak percaya kau bisa bertanya padanya." Taeyeon memberinya kedipan mata kemudian melarikan diri dengan tawa konyolnya. Sementara di ruangan pribadinya, Yoona yang baru saja menghadiri rapat tersenyum-senyum sendiri saat menatap foto Taeyeon yang dia ambil beberapa waktu lalu.

“Cantiknya.” Gumamnya.

“Sepertinya aku mencium bau kebahagiaan di wajahmu.” Yoona langsung mematikan ponselnya melihat managernya duduk di hadapannya.

“Memangnya kau melihatnya?”

“Jelas aku melihatnya, dari tadi kau terlihat sumringah. Kemarin-kemarin kau terlihat kusut tapi hari ini sebaliknya. Aku jadi penasaran apa yang membuat moodmu cepat berubah?” Yoona langsung tersenyum konyol.

“Ini karena gadis yang bernama Kim Taeyeon.”

“Kim Taeyeon? Siapa dia?”

“Orang yang baru aku temui dua hari ini dan dia adalah penggemar beratku. Malam itu juga aku menginap di rumahnya dan dia orangnya sangat baik Oppa. Dia juga berhasil menghilangkan rasa sakitku dalam waktu yang singkat.”

“Mwo? Kau menginap di rumah orang asing? Kau pasti sudah gila Yoona, kau ini seorang artis. Kau tidak boleh sembarangan percaya dengan orang asing apalagi menginap di rumahnya aish! Bagaimana jika orang itu berniat jahat padamu?” Dengan berdecak kesal Yoona langsung melempar managernya dengan botol minum.

“Dia tidak seperti yang kau pikirkan Oppa, aku bersumpah dia orang yang sangat baik. Dia bahkan berhasil menghilangkan perasaanku terhadap Tiffany dalam waktu yang singkat, hebat bukan?”

“Tetap saja dia itu orang asing, kau tidak boleh sembarangan bergaul dengannya. Kejahatan kapan saja bisa datang menghampirimu Yoona.”

“Aish kau ini terlalu protective. Lihat saja nanti aku akan membuktikannya padamu. Kaja antar aku pulang, Tiffany bisa saja muncul dan aku tidak mau bertemu dengannya.”

“Kau memang keras kepala. Jangan khawatir, Tiffany sedang mengambil libur panjang.”

“Aku lega kalau begitu.” Keduanya pun pergi meninggalkan gedung. Sesampainya di rumah managernya langsung berpamitan pulang dan Yoona segera bergegas memasuki rumahnya. Saat membuka pintu matanya tidak sengaja melihat sebuah sepatu yang tidak asing baginya.

Jika dia ada di sini mengapa mobilnya tidak ada di depan?

Dengan perasaan gugupnya dia langsung berjalan menuju kamar Tiffany lalu melihat sosoknya sedang duduk manis di tepi ranjang.

“Akhirnya kau pulang Yoong, kemarilah.” Dengan wajah datarnya Yoona langsung menghampirinya dan berdiri di hadapannya.

“Aku pikir kau sudah pergi dari rumah ini.” Tiffany terkekeh.

“Karena ada yang harus kita selesaikan Yoong.”

“Apa lagi?”

“Rumah ini, kita membelinya bersama bukan? Sekarang kita harus putuskan siapa yang harus tinggal di sini. Jika kau berniat pergi maka aku akan mengembalikan uangmu dan sebaliknya untukku juga sama. Kau tinggal memilih Yoong, mau tinggal atau pergi?” Yoona sedikit mendesah.

“Tidak usah repot-repot memintaku untuk memilih, aku juga sudah mau pergi dari rumah ini dan kedatanganku kemari untuk mengambil barang-barangku.”

“Baiklah maka aku akan mengembalikan uangmu.”

“Aku tidak membutuhkannya, anggap saja rumah ini hadiah perpisahan dariku untukmu. Aku permisi ke kamar.” Tiffany menatap punggung Yoona dengan tidak percaya. Dengan perasaan kesalnya Yoona langsung meraih dua kopernya lalu memasukan baju dan barang-barang  pribadinya. Setelah selesai dia tidak berpamitan dengan Tiffany dan langsung mendorong kopernya menuju mobilnya. Dia memasukannya ke dalam bagasi kemudian masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan mesinnya.

“Setidaknya aku sudah terlepas darimu dan aku merasa senang karena tidak sedih sama sekali. Hah sudah lama juga aku tidak menyetir.” Yoona pun langsung menginjak gasnya. Selama di jalan raya Yoona merasa pusing karena hanya berputar-putar tanpa arah dan tujuan. Rasa pusingnya itu juga membuat dirinya menghentikan mobilnya sembarangan di depan rumah orang lain. Dia mendesah sembari memijat pelipisnya dan dia juga tidak sadar bahwa saat ini dia berada di depan rumah Taeyeon.

“Aku harus kemana sekarang? Ke hotel aku malas, menginap di rumah teman-teman aku malas juga. Membeli rumah baru aku harus memilih-milih tempat yang bagus aish aku pusing memikirkannya.” Dia menyandarkan kepalanya ke kursi lalu memutuskan untuk tidur sejenak.

***

 

10:00PM

 

Melihat sebuah mobil besar yang terparkir di depan rumahnya membuat Taeyeon membunyikan klaksonnya karena menghalangi jalannya. Lama menunggu respon Taeyeon kembali membunyikan klaskonnya.

“Mobil siapa ya?” Dengan penasaran Taeyeon pun turun dari mobilnya lalu mengetuk-ngetuk kaca mobilnya.

“Mianhae, anda menghalangi jalan saya.” Yoona yang baru bangun langsung menurunkan kaca pintunya.

“Mianhae aku ketiduran.” Ketika menyadari siapa pemilik mobilnya Taeyeon langsung melebarkan matanya.

“Y-yoona-ssi ommo!” Dia refleks menutup mulutnya dan Yoona langsung berbinar melihatnya.

“Taeyeon-ssi, apa yang kau lakukan di sini?” Tanyanya sembari turun dari mobilnya.

“Seharusnya aku yang bertanya. Mengapa kau memarkirkan mobilmu di depan rumahku?”

“Rumahmu?” Yoona langsung menoleh ke arah rumahnya.

“Astaga… Jadi dari tadi aku memarkirkan mobilku di depan rumahmu. Aku bahkan tidak menyadarinya sama sekali karena pusing hehehe.”

“Dasar, memangnya pusing kenapa?” Yoona berpikir sejenak.

Ini kesempatanmu Yoona, kau tidak boleh menyia-nyiakan momen ini. Aku juga berharap dia mau mengajakku lagi untuk menginap di rumahnya.

“Aku… Aku b-baru saja pergi meninggalkan rumah. Tadinya aku ingin menginap dulu di hotel tapi aku malah ketiduran di dalam mobil.”

“Kau meninggalkan rumah? Wae?”

“Karena sekarang kepemilikan rumah itu jatuh ke tangan Tiffany. Aku juga berniat mencari rumah baru tapi aku pusing harus mencari di mana.”

Kesempatan emas Kim Taeyeon!

“Bagaimana kalau tinggal di rumahku saja sampai kau menemukan rumah baru, kau mau kan?”

Itu dia yang aku mau Taeyeon-ssi hihihi.

“Kau tidak kerepotan nantinya?”

“Selalu saja kalimat itu yang keluar dari mulutmu. Aku malah gembira bisa menampung idolaku sendiri di rumah. Kaja masukan dulu mobilmu ke halaman rumahku.” Yoona mengangguk kemudian memarkirkan mobilnya ke halaman rumah dan Taeyeon menyusulnya dari belakang. Taeyeon kemudian membantu membawakan salah satu kopernya dan menyimpannya di kamar.

“Yoona-ssi, kau mau membereskan pakaianmu sekarang? Lemari pakaianku terlalu besar dan kebetulan masih sangat kosong.”

“Besok saja ya aku lelah.”

“Arasseyo. Mau minum apa?”

“Tidak usah, aku ingin beristirahat sekarang.”

“Ah baiklah. Aku permisi ke dapur sebentar, aku haus.”

“Ne.” Taeyeon meninggalkan kamarnya. Merasa sangat ngantuk Yoona langsung berbaring dan melanjutkan kembali tidurnya. Taeyeon yang baru saja kembali ke kamar pun mengeluarkan tawa kecilnya melihat Yoona yang sudah terjun ke alam mimpi.

Cepat sekali. Apa dia sudah tertidur pulas?

Dengan penasaran dia mendekatinya.

"Yoona-ssi kau sudah tidur?" Tidak ada respon Taeyeon kembali tertawa sembari duduk di lantai samping tempat tidur. Dia kemudian memandang wajah tidurnya sembari tersenyum-senyum sendiri.

Biasanya aku hanya memandang wajahmu melalui layar ponsel dan poster. Tapi saat ini aku memandang wajahmu secara langsung, rasanya masih seperti bermimpi. Kau selalu terlihat cantik di layar kaca, tapi di lihat secara langsung kau lebih dari cantik dan tidak ada tandingannya.

Taeyeon menyilangkan kedua tangannya di atas tepi ranjang lalu menyandarkan dagunya di atas tangannya.

Entah mengapa aku jadi mengharapkan sesuatu yang lebih dari sekedar penggemarmu. Aku tau aku seorang wanita dan salah jika mencintai sesama jenis. Tapi untuk dirimu aku tidak memperdulikan hal itu sama sekali. Aku sudah lama mencintaimu Yoona-ssi dan semua penggemarmu pasti merasakan hal yang sama. Hanya saja aku bukan siapa-siapa dan sangat mustahil bisa menjalin ikatan cinta denganmu.

Taeyeon pun mendesah kecil tanpa berpaling dari tatapannya. Tanpa menyadari waktu dia tetap di posisinya sampai lambat laun matanya terasa berat dan tertidur lelap.

 

TBC

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
yy_101
#1
Chapter 21: Awww happy ending :D yoona mesum banget sih, pengen jga jadi yeri deh biar jadi anaknya yoontae :v
Yoongie02
#2
Chapter 21: YoonTae punya baby kyaaaa... Kocak pas tae menyusui itu hahaha
Good job thor, aga ga rela ff yg 1 ini udah end :) semangat trus berkaryanya :)
Yoongie02
#3
Chapter 20: Akhirnya yoontae menikah yawww.. Honey moonnya huuut hehe kasian kamu tae, selalu pasrah ga bisa nglawan suami wkkk
kim_taeny #4
Chapter 20: Dua kali dapet notif update tp kok masih chap 20 aja ?
Tae-In
#5
Chapter 20: Hahaha... Hinyoona emg unbeatable...
Moga slmat aja yah taeng
kim_taeny #6
Chapter 20: Himyoona memang beda tenaganya haha, se byun2nya taeyeon, tenaga taeyeon tetap kalah haha
Tae-In
#7
Chapter 19: Ada" aja nih taengoo..
Tidur di lantai dapur? Kan kasian yoonanya...

Duh yoona knpa jdi lebih mesum dri tae yah?
deer_yoongie_
#8
Chapter 19: Hahah tidur di lantai dapur... ada2 aja taeng.
Gak sabar nunggu moment yoontae nikah, kalo bisa lanjut ke bulan madu ya thor wkwk
Yoongie02
#9
Chapter 19: OH MY GOD OH MY WOW.. MEREKA AKHIRNYA AKAN MENIKAH!!!!!!!!!
Tinggal nunggu weddingnya, tapi kok.... kaya mau end ya? Gw belum siap thor, terlanjur jatuh cinta sm ff ini hehe