first snow

americano in autumn
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Won 원

 

Dentuman keras dari sebuah benda diujung ruangan mansion kami, apa setiap akhir pekan selalu begini? Sepatu ketsku menggesek lantai kayu membuat decitan kecil. Diruangan yang sama aku mengintai bagaimana hyungku bercucuran keringat.

 

Pada akhir pekan appa memberi kami privat atau lebih tepatnya lebih dominan yunho hyung tentang bisnis dan sebagainya, aku tak terlalu paham tentang apa yang hyung pelajari. Yang jelas yunho hyung tak menyukainya.

 

“Kau membolos privat lagi?” Suara bass milik appa menggelegar, bahkan akupun reflek melangkah kebelakang.

 

“Aku pergi ke perpustakaan.” lirih suara hyung, hampir tidak terdengar.

 

“Kau berbohong lagi.”

 

“Baiklah aku mengikuti khursus agar dapat masuk fakultas kedokteran.”  Desis hyung mengalihkan pandangan.

 

Yunho hyung menyelesaikan junior high school hanya dalam waktu 2 tahun sehingga diumurnya yang belum genap 17 tahun hyung dapat mengikuti tes CSAT.

 

“Jika kau menjadi seorang dokter, Lalu siapa yang akan meneruskan perusahaan? Tatap aku saat bicara Choi.” Dingin, menusuk, mengintimidasi. Keringat semakin deras meluncur membuatnya nampak berkilat.

 

“Lalu kenapa appa tak menyuruh siwon saja ?! Selalu saja aku! Semua hanya karena aku anak sulung kan?!” 

 

Sakit.

Tentu saja sakit, seseorang yang kau banggakan ternyata membencimu. Penekanan dalam setiap kata yang penuh kebencian, Sebegitu beratkah kau mengakuiku sebagi adik? 

 

Mata itu menantang nyalang, terengah-engah, menahan genangan air mata yang siap kapanpun meluncur. membuat appa terdiam, geram. 

 

Tangan kekar itu terangkat, bersiap memberi hukuman . Bergerak cepat mengayun , Yunho memejamkan mata ngeri, terpaku tak dapat melawan. Tangan kecilku mendorong engsel pintu, melangkah cepat lalu,

 

“Hyung!!!”

 

PLAKKK

 

--><--

 

"Ternyata cuma mimpi...."

 

Siwon melihat kearah jam digitalnya, terduduk memijit keningnya. Pusing, meyakinkan diri kejadian yang baru saja terjadi tidaklah nyata. Tangan kekar itu meraih sesegals air putih disamping ranjang, Namun matanya menangkap seikat bunga lily diatas sebuah novel tepat dimeja nakasnya. Pria itu tersenyum pahit.

 

"Dan yang kemarin ternyata bukan mimpi."

 

Suara percikan nyaring sudut ruangan, Air meluncur deras, menyentuh kuliat tan siwon yang sedang membasuh muka secara kasar menutup kran air. Pria atletis itu meraup wajahnya dengan tidak sabaran terdiam menatap refleksinya, 

 

matanya nanar melihat bayangannya tangannya mengepal erat menahan amarah, kekecewaan, dan kesedihan yang membuncah. 

 

Entah marahnya pada siapa, Kepalanya seakan ingin meledak melampiaskan kepada sesuatu. Kepalan tangan itu meremas surai hitamnya.

 

“Aarrghhhhh!!!!”

 

Nafasnya tersenggal menahan sesak yang amat sangat, kepalanya terasa sakit seakan dihantam ribuan ton besi. Matanya terpejam erat, mencegah sesuatu keluar dari susut matanya, rasa sakit yang tak dapat dia pungkiri mendera seluruh raganya. 

 

Frustasi.

 

--><--

 

Namja kepala besar dipagi buta sudah sibuk membenarkan dasi miliknya, didepan sebuah pintu dia sibuk merapikan penampilannya. Hari dia akan menggantikan bossnya meeting dengan beberapa client. Ada beberapa berkas yang harus dia laporkan maka dari itu disinilah dia, Apartement siwon

 

Dengan percaya diri dia menekan bel disamping pintu, seulas senyuman trrcetak. Bayangan kerja setengah hari sudah didepan mata. 

 

Aura gelap mengepul menyeruak melewati celah-celah daun pintu. Sedikit demi sedikit terbuka menampilkan sosok seram dengan aura kelam menakutkan bahkan lebih gelap dari aura miliknya. Siapa lagi jika bukan bosnya. Choi siwon.

 

Senyum cerah yesung seketika lenyap ditelan kegelapan siwon, bahkan untuk mengeluarkan satu katapun sangat sulit, tenggorokannya tercekat setiap huruf rasanya tertelan kembali.

 

“Ss... sajangnim, mm.. mma-“ Antara ketakutan, dan merinding yesung mencoba mengeluarkan kata demi kata.

 

“Aku masuk kantor hari ini kita lembur.” Nada dingin perintah mutlak keluar dari mulutnya, 

 

“Ttapi,-...” Sela yesung,

 

Sorot kelam itu menusuk tajam tepat kepada mata yesung. Suatu kesalahan fatal untuk membantah perintah dari seorang choi siwon.

 

“Mm... mmian-..”

 

“Tiga menit.” 

 

BLAMM 

 

Potong cepat siwon diakhiri bantingan lembut pintu apartemen, sebelum yesung menyelesaikan kata-katanya. Reflek Yesung mundur satu langkah, wajahnya pias berdoa semoga saja bosnya tidak mengahncurkan kantornya.

 

25 menit kemudian, sosok atletis dengan menawan berjalan cepat keluar dari lift. Kemeja putih yang dipadu dengan setelan jas silver dengan warna dasi metalik membuat siapa saja kagum melihatnya, sayangnya wajah stoic dan aura kelam membuat orang lebih memilih meliriknya sekilas ataupun berdoa. 

 

Langkah kaki jenjangnya menggema diseluruh penjuru kantor, seluruh karyawan lebih memilih berdiam ataupun membungkuk hormat, mereka tak mau menambil resiko mencari masalah dengan seorang choi siwon dengan awan gelap menyelimutinya.

 

Kloontang,

 

Bukan hanya yesung, seluruh karyawanpun seketika membeku bagai manekin. Nafas mereka tercekat dengan sebuah benda yang telah menghalangi  jalan bos mereka. Sebuah kaleng bir.

 

Bukan hal baru jika beberap karyawan berpesta bir atau soju didalam kantor entah saat mereka menang tender atau selesai menjalankan proyek. Bencananya kaleng bir tersebut merupakan sisa perayaan cutinya bos mereka selama beberpa hari kedepan yang artinya para karyawan dapat bekerja dengan santai atau bahkan membolos kerja.

 

Keringat Yesung makin mengucur deras saat siwon mengambil kaleng tersebut, mengendusnya sekilas lalu tersenyum. Atau lebih tepatnya tersenyum bagai iblis menyeret pendosa ke lubang neraka. Semua karyawan meneguk ludahnya memandang horor sebuah kaleng bir ditangan siwon.

 

“Ternyata kalian sudah bosan bekerja disini, Apa kau juga sudah bosan hyung?” monolong siwon dengan nada ceria menyeramkan, berpaling menatap yesung yang sudah pucat pasi bercucuran keringat.

 

Hening..,

 

“Wahahahaha....,”  tawa itu menggema, terkejut? ya tentu saja. Pria Dingin yang tak pernah tersenyum kini  dengan lepasnya tertawa. Menunjuk beberapa karwayan dengan jari telunjuknya, bahkan lengan menahan perutnya yang terguncang.

 

“Wajah kalian sangat lucu.” Beberapa dari mereka mengikuti wabah tertawa.

 

“Maaf karena ini diluar rencana. Jika kalian ingin mengambil cuti aku mempersilahkan.Dan yesung hyung... 

Pria ini menenagkan dirinya menahan tawa, tersenyum lembut sungguh senyum mempesona yang belum pernah ia tunjukkan. Langkahnya terhenti sejenak, melihat yesung dari ekor matanya, menghindari kontak mata.

 

“Ne, sajangmin?”

 

“...., tolong buatkan aku secangkir americano.” Senyuman indah terpatri diwajah tampannya, indah namun penuh kesedihan.

 

Iris kelam itu tak dapat berbohong.

 

--><--

Kyu 규

 

Aku benci badai, 

oh ayolah seharusnya salju sudah turun kenapa hujan badai masih berlanjut. Aku mengeratkan mantelku, sebenarnya rehearsal terakhir sudah selesai beberapa hari yang lalu. Hanya beberapa penampilan yang belum matang termasuk diriku.

 

Menyebalkan, seharusnya aku dapat bergulung dalam selimut bersama benda hitam favoritku. Sejak kemarin lusa perasaanku menjadi kacau, jujur aku benar-benar tak siap dengan situasi seperti ini. benar-benar kehabisan cara untuk tidak memikirkan masalah ini, Aku kira jae hyung adalah kekasihnya, Sungguh siapapun pasti tahu besarnya rasa cinta yang jae hyung berikan hanya lewat pandangan. Untuk Yunho hyung, aku harap aku tak bertemu dengannya untuk beberapa minggu. 

 

Di tambah lagi siwon hyung yang sulit sekali kuhubungi, apa dia sibuk bekerja ? Yunho hyung berkata dia orang yang cukup sibuk. Namun sesibuk apa hanya untuk membalas pesan singkatku? Moodku benar-benar buruk, aku mengurut dahiku mendesis.

 

“Siwon masih belum ada kabar?” tanya Jong Shin sunbae merapian beberapa partitur. 

 

Yoon Jong Shin sunbaenim menggantikan yoo young suk sunbaenim, mereka para musisi terkenal. Sebenarnya Jong Shin sunbae baru beberapa minggu mengenalku, dia orang yang cukupsibuk hingga kesempatan langkah untuk dapat berlatih vokal dengannya.

 

“Aku sudah mengirimnya pesan, namun belum ada respon.” kugigit bibir bawahku, cemas.

 

“Bukankah setiap orang pernah mendapat kesibukan masing-masing? Kita coba menghangatkan suaramu.” Jong Shin sunbae menuju pojok panggung temapt piano.

 

“moodku sedikit tidak baik sunbaenim.”

 

Bukannya curhat, hanya saja aku takut jika suaraku buruk karena suasana hatiku.

 

“Ketika perasaanmu gundah, kau dapat mengutarakan perasaanmu lewat apa yang kau nyanyikan. Berharap angin akan membawa suaramu untuk seseorang yang kau inginkan, Jja..., Apa kau mau memulai dengan ‘nothing better’?”

 

“Aku akan mencoba lagu itu.” Kulirik Jong Shin Sunbae sekilas dia tersenyum kecil,

 

Lagu ini sengaja sunbae tulis karena dia berkata suaraku seperti musim gugur, kami beberapa kali latihan namun belum sempurna untuk keseluruhan.

 

I opened the closet.

A few clothes caught my eyes.

Although I thought it was a little early, I wore them.

Standing in front of the mirror, I look the same as back then.

 

Aku bukan orang yang terlalu peduli dengan penampilan namun kejadian pagi ini terlintas saat membuka lemari dengan Beberapa pakaian tertangkap mataku, thats black shawl. Meskipun aku pikir itu sedikit lebih awal, namun aku tetap memakainya Berdiri di depan cermin, menghirup aroma maskulinnya, aku sungguh merindukan saat-saat itu.

 

The sun is setting on the streets.

The coffee scent brings me to that time

 

Aku ingat saat itu cuaca begitu dingin, Matahari terbenam di jalanan. Aroma americano yang selalu membawaku ke masa itu, masa ketika aku bersamanya.

 

Yes, it was you that brought me out of there.

You during the late Autumn of this year.

Where are you walking now?

 

selama musim gugur  Kau yang selalu menghangatkan aku dengan segala caramu. Hingga musim gugur mungkin akan berakhir saat ini, Di mana kau berjalan sekarang?

 

I miss the sound of your footsteps.

 

“Feling better? Your voice always amazing, gentle and soft.” Aku tak dapat menahan senyumku saat Jong Shin sunbae memujiku, dia sedikit berlebihan.

 

“No, its Because that’s song is so great.” 

 

Seorang panitia memasuki ruang latihan, langkah kecilnya terburu-buru menghampiriku.

 

“Permisi. Kyuhyun-ssi , Siwon-ssi berhalangan untuk melakukan perform, apa perlu aku mencarikan pianist lain?” 

 

Mungkin ini jawaban kecemasan tak beralasanku hari ini, kecewa? ya tentu saja.

Seseorang yang tak dapat hilang dari bayanganmu tiba-tiba menghilang membawa semua rinduku, Kuhirup nafas dengan perlahan dan dalam mencoba menetralkan ekspresiku. 

 

“Ahhh...., anniyo, gwenchana. Aku akan mencari lagu lain, tenang saja.” Aku menepuk bahunya menenagkan, tentu saja dia cemas karena sesuatu diluar rencana. Aku tersenyum semoga semua baik-baik saja,

 

 meski hatiku teriris kecewa.

 

--><--

Kyu 규

 

Diam-diam aku mengunjungi cafe favorite kami, membeli dua cup minuman dari tempat tersebut. Seperti biasa segelas americano dan coklat. Musim gugur segera berakhir namun salju belum juga turun.

 

Park ahjussi sengaja aku liburkan jalanan sepi tak ada taksi yang Sepertinya aku harus naik bus, kueratkan syal hitam hingga menutupi separuh wajah, mengghirup aroma maskulin dengan paduan americano. Aku tak mengerti hatiku seperti kehilangan dirimu, namun aku merasa nyaman tiap kali mengingatmu. Lebih baik aku kembali sebelum malam yang berat datang.

 

it was you who taught me Autumn.

 

Dia yang membuat musim gugur menjadi sangat bermakna bagiku, Daun maple mewarnai trotoar jalan mengingatkanku padanya, tak banyak orang melaluinya atau lebih tepatnya aku sendirilah yang disana. Musim gugur kali ini mungkin akan segera berakhir, 

 

hari ini,

 

besok, atau sekarang?

 

Sebuah kristal putih berkilauan membiaskan lampu jalanan, memantul indah sepanjang jalan cokelat tak berujung. Selamat datang musim dingin, aku harus memepersiapkan diri. Musim dingin yang memiliki malam yang panjang, musim dingin dengan banyak hal tentang mu.

 

--><--

 Nowon

Pria dengan mantel hitam sudah 2 jam dia terduduk disana, menunduk mengantupkan tangannya memanjatkan doa disela beberapa lelehan air mata melewati rahang tegasnya.

 

Aura kesedihan menyelimutinya begitu dalam, pandangan matanya syarat akan kesengsaraan, bibirnya mengantup rapat tak mampu berucap sorot matanya sayu memohon kepada sosok menjulang tinggi di dinding gereja.

 

Ruangan itu semakin gelap karena senja memang telah berakhir, hanya cahaya lampu yang dengan lancangnya masuk menerobos kaca jendela yang menemaninya. Ditengah kegelapan pria itu masih terdiam, sunyi.

 

Derap langkab berat menggema ditengah kesunyian, kerlap-kerlip cahaya  memantul menerangi atap langit-langit gereja, Sosok ringkih menjulang tinggi berada dibelakangnya tertatih-tatih berusaha memindahkan benda yang jauh lebih besar darinya.

 

“Permisi tuan, maaf jika anda tidak keberatan bisa tolong membantu saya memindahkan pohon ini ke al

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 4: Please translate to english
rikha-chan #2
Chapter 1: Mereka naksir orang yang sama.
Awas jangan sampe berantem ya.
eommahee daebak...
rikha-chan #3
Kyumbul kesayangan semua orang kayaknya..
Numpang baca. ^_^v
kyukyu2434 #4
Chapter 18: yahhh kok hiatus:(((
Dubu_Choi1213 #5
Chapter 16: Makin bingung sama jalan ceritanya :'(
tiba2 kok siwon bisa hilang ingatan, padahal di chap awal siwon inget sama kibum, duh puyeng :(
Cheondhe #6
Chapter 17: Sebenarnya saat diawal awal cerita ini membuatku terkesan karena ff ini memiliki jalan cerita yang Bagus. Tapi entah karena otakku yang lambat dan sulit memahami jadi aku merasa semakin ke sini ceritanya hanya seperti prolog, sangat banyak part yang membuatku sulit mengerti jalan ceritanya. Saya harap kamu tidak tersinggung dg apa yang saya katakan, jika kamu merasa tidak nyaman saya bisa menghapusnya.
rhina_ELF #7
Chapter 17: Pnsran euy next chap gmn yah...soalnya itu siwon ama kibum knpa yah next chap slalu dtgu authir nim
d-april #8
Chapter 17: well, apa yang terjadi setelah Kibum menculik Kyu?
aku masih sedikit bingung dengan cerita antara Siwon & Kibum ^^
sujado
#9
thank you
kyuona #10
Chapter 17: 2 chapter lagi end?? Seperrjnya setelah itu saya akan baca ulang lagi... Karna klo bacanya pas ingoing itu sering lupanya jadi gak greget klo gak baca ulang.. Next chapter situnggu yaa